SAK ETAP
Disusun Oleh:
A. LATAR BELAKANG
Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK
ETAP) pada Juli 2009. SAK ETAP ini rencananya akan diberlakukan secara efektif untuk
penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 1 Januari 2011.
Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas publik.
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
(perusahaan tertutup) dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pihak eksternal. Entitas memiliki akuntabilitas
publik apabila suatu entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dll. Entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, diharuskan membuat pernyataan
penuh dan secara eksplisit mengenai kepatuhan, yang disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Apabila perusahaan menggunakan SAK ETAP, maka auditor yang akan
melakukan audit di perusahaan tersebut tentunya juga akan mengacu kepada SAK ETAP.
SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih
sederhana antara lain:
SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern yakni
menginginkan usahanya terus berkembang, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah
perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan menyusun dan
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan
keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen perusahaan untuk
memperoleh berbagai kemudahan.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menegah, mampu untuk:
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini harus
konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apabila sudah memutuskan untuk menggunakan
PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya tidak boleh
merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP. Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara
retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP secara prospektif. Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi
yang baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya.
Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak
tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara prospektif
artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.
ISI SAK ETAP adalah sebagai berikut :
Adapun kerangka dasar penyusunan laporan keuangan SAK ETAP adalah sebagai berikut :
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan
keuangan. Terdiri dari:
1. Penyajian Wajar
Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan
asset, kewajiban, penghasilan, dan beban.
2. Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas
kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan
SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan
kelangsungan usahanya.
4. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi
komparatif) minimum satu tahun sekali.
5. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
a. Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.
b. SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
c. Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara
prospektif.
d. Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
6. Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP.
7. Materialitas dan Agregasi
8. Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan. Perubahan periode laporan keuangan sehingga
periode laporan berbeda, maka ETAP mengungkapkan:
a. Fakta tersebut.
b. Alasan penggunaan periode yang lebih pendek atau lebih panjang.
c. Fakta bahwa jumlah informasi komparatif dalam laporan keuangan yang
terkait tidak dapat diperbandingkan.
d. Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
e. Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
f. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan
periode terakhir;
g. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
h. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang
Pelaporan;
i. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Catatan laporan keuangan:
j. Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar;
k. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas Utama.
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Minimal mencakup pos-pos:
Menyajikan (1) laba rugi tahun berjalan, (2) pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas, (3) pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan,
(4)rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas
Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas
operasi hanya disajikan secara tidak langsung. Bunga dan dividen, baik dibayarkan atau
diterima, harus diungkap secara terpisah dan konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi,
atau pendanaan. Pajak penghasilan diungkapan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali
dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas operasi dan pendanaan. Transaksi non
kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas. Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk: (1)
arus kas aktivitas operasi dengan metoda tidak langsung, dan (2) arus kas mata uang asing
tidak diatur.
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijaklan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya. Memberikan informasi yang relevan walau tidak
disyarakatkan dan informasi tentang sumber Utama ketidakpastian estimasi.
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya. Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan yaitu:
a. pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
d. pengungkapan lain.
e. dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
f. kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.
Aturan akuntansi entitas harus sesuai dengan SAK-ETAP. Ketika ada yang belum diatur oleh
SAK ETAP dapat menggunakan:
1. Persyaratan lain yang serupa dan terkait.
2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran asset, kewajiban, pendapatan, dan
beban harus sesuai dengan Konsep dan Prinsip Pervasif.
3. Standar lain (Non ETAP) yang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
PSAK-ETAP merupakan standar akuntansi untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. PSAK
ini menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. Standar ini membantu
perusahaan kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan
andal dengan tanpa terjebak dalam kerumitan standar akuntansi berbasis IFRS yang akan kita
adopsi di dalam PSAK. SAK ETAP ini akan khusus digunakan untuk perusahaan tanpa
akuntabilitas publik yang signifikan.
Terdapat perbedaan mendasar antara SAK-ETAP dan SAK-Umum. Salah satunya dapat
dilihat dari Komponen laporan keuangan. SAK ETAP masih menggunakan istilah Neraca,
Laporan Laba rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas laporan
Keuangan. Sedangkan SAK-Umum, Neraca berganti nama dengan Laporan Posisi Keuangan,
disajikan pula Laporan Laba Rugi Komperehensif, selain juga menyusun LAK, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Calk. Penyajian Laporan Laba Rugi Komperehensif dianggap perlu
pada SAK-Umum, sedangkan tidak pada SAK-ETAP, mengingat SAK-ETAP adalah
penyederhanaan dari SAK-Umum.
Perbedaan inilah yang menjadikan SAK-ETAP menjadi lebih sederhana dan aplikatif bagi
perusahaan kecil. Bukan hanya perusahaan kecil, perusahaan besar yang tidak diharuskan
memiliki akuntabulitas publik juga diizinkan menggunakannya, tapi perlu diingat,
kesederhanaan penyajian ini banyak mengabaikan hal yang tidak relevan. Banyak pula,
informasi yang tidak di ungkapkan secara wajar Oleh karena itu, untuk penggunaan SAK-
ETAP benar tergantung pada kriteria perusahaan. Oleh karena itu, pakailah standar yang tepat
untuk kapasitas yang tepat untuk perusahaan yang lebih baik.