Anda di halaman 1dari 13

Tugas Seminar Akuntansi

SAK ETAP

Disusun Oleh:

Rumintang Tiur Maida Habeahan 219420097


Rehulina Ibrena br Tarigan 219420094
Olivia Paskah Febrina br Sembiring 219420147
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban suatu entitas kepada pihak-pihak yang


berkepentingan, mengenai manajemen dan pemanfaatan sumber daya perusahaan, dan
capaian yang diperoleh pada periode tertentu. Hal ini berarti bahwa, suatu entitas atau
organisasi bisnis memiliki kewajiban menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi para
stakeholders, utamanya untuk kepentingan evaluasi manajerial dan penilaian kinerja
organisasi. Dalam hal ini, informasi yang disampaikan kepada para stakeholder harus
disajikan secara transparan, akurat dan reliabel.

Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK
ETAP) pada Juli 2009. SAK ETAP ini rencananya akan diberlakukan secara efektif untuk
penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 1 Januari 2011.
Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas publik.
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
(perusahaan tertutup) dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pihak eksternal. Entitas memiliki akuntabilitas
publik apabila suatu entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dll. Entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, diharuskan membuat pernyataan
penuh dan secara eksplisit mengenai kepatuhan, yang disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Apabila perusahaan menggunakan SAK ETAP, maka auditor yang akan
melakukan audit di perusahaan tersebut tentunya juga akan mengacu kepada SAK ETAP.

Secara praktek, SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan


dibandingkan dengan SAK umum. Hal ini dikarenakan ketentuan pelaporan dalam SAK
umum lebih kompleks. Penerbitan SAK ETAP diharapkan dapat membantu perusahaan kecil
dan menengah terkait dengan penyajian laporan keuangan yang relevan & andal. Entitas yang
mempunyai tanggung jawab publik juga dapat menggunakan SAK ETAP apabila entitas
tersebut telah memperoleh ijin dari pihak regulator.
BAB II

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (ETAP)

A. PENGERTIAN SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional International
Financial Reporting Standards (IFRS) baik untuk etentitas yang berakuntabilitas publik (SAK
IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Penerapannya
relatif rumit (karena masalah kebiasaan) sehingga banyak perusahaan yang terdaftar di bursa
efek (listing) melakukan delisiting karena sulit menerapkan SAK IFRS dan memilih untuk
menerapkan SAK ETAP. Jadi, SAK ETAP sangat penting.

SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih
sederhana antara lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.


2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

B. RUANG LINGKUP SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas
publik adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal.

Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:


1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi. Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan
oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE
No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.

C. KARAKTERISTIK SAK ETAP


1. Tidak mengacu ke SAK Umum
2. Mayoritas menggunakan historical cost concepts
3. Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah
4. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum
5. Standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone)

D. MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP

SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern yakni
menginginkan usahanya terus berkembang, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah
perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan menyusun dan
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan
keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen perusahaan untuk
memperoleh berbagai kemudahan.

Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menegah, mampu untuk:

- menyusun laporan keuangannya sendiri,


- dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

Sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya


dari Bank) untuk pengembangan usaha.

E. IMPLEMENTASI SAK ETAP

PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini harus
konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apabila sudah memutuskan untuk menggunakan
PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya tidak boleh
merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP. Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara
retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP secara prospektif. Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi
yang baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya.
Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak
tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara prospektif
artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.
ISI SAK ETAP adalah sebagai berikut :

F. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP

Adapun kerangka dasar penyusunan laporan keuangan SAK ETAP adalah sebagai berikut :

1. Tujuan laporan keuangan


Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

a. Dapat Dipahami f. Transaksi, peristiwa, dan


b. Relevan kondisi lain dicatat dan
c. Materialitas. disajikan.
d. Keandalan g. Pertimbangan sehat
e. Substansi Mengungguli Bentuk h. Ketidakpastian yang tidak
dapat diabaikan
i. Kelengkapan
j. Dapat Dibandingkan l. Tepat Waktu
k. Pengguna harus dapat
membandingkan laporan
keuangan entitas antar periode

3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban


a. Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari persitiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan dihatapkan akan diperoleh
oleh entitas.
b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari
sumberdaya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi kewajiban. Ekutitas
disubklasifikasikan dalam neraca.
d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan
dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
e. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan asset, atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi kepada
penanaman modal.
f. Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.
SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi asset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos
tersebut merupakan hasil dari penerapan matching concept.
4. Persyaratan pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
a. Persyaratan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
Kriterianya : (1) ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan
pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan (2) pos tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,
1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan: Konsep probabilitas digunakan
dalam kriteria pengakuan mengacu kepada pengertian derajat ketidakpastian
bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir ke atau dari dalam entitas.
2. Keandalan Pengukuran: Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah
adanya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
3. Pengukuran unsur laporan keuangan (biaya historis dan nilai wajar):
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan untuk
mengukur asset, kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuangan.
5. Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan
menggunakan dasar akrual. Dasar akrual pos-pos diakui sebagai asset, kewajiban,
ekuitas, penghasilan, dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk pos-pos tersebut.
6. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban atau penghasilan dengan
beban, kecuali disyaratkan oleh SAK ETAP.
G. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP

Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan
keuangan. Terdiri dari:

1. Penyajian Wajar
Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan
asset, kewajiban, penghasilan, dan beban.
2. Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas
kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan
SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan
kelangsungan usahanya.
4. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi
komparatif) minimum satu tahun sekali.
5. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
a. Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.
b. SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
c. Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara
prospektif.
d. Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
6. Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP.
7. Materialitas dan Agregasi
8. Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan. Perubahan periode laporan keuangan sehingga
periode laporan berbeda, maka ETAP mengungkapkan:
a. Fakta tersebut.
b. Alasan penggunaan periode yang lebih pendek atau lebih panjang.
c. Fakta bahwa jumlah informasi komparatif dalam laporan keuangan yang
terkait tidak dapat diperbandingkan.
d. Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
e. Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
f. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan
periode terakhir;
g. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
h. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang
Pelaporan;
i. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Catatan laporan keuangan:
j. Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar;
k. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas Utama.

H. LAPORAN KEUANGAN LENGKAP SAK ETAP


Identifikasi laporan keuangan: nama entitas, tanggal atau cakupan periode, mata uang
pelaporan, pembulatan, domisili atau bentuk hukum, sifat operasi, dan aktivitas
Utama.
1. Neraca (Posisi Keuangan)
Informasi yang disajikan dalam Neraca dengan disertai catatan dalam CALK :
a. kelompok aset tetap;
b. jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
c. rincian persediaan;
d. kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;
e. rincian kelompok ekuitas seperti modal dasar, modal disetor, tambahan modal
disetor, agio saldo laba dan pendapatan – beban yang diakui langsung ke
ekuitas;
f. PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan cadangan ekuitas;
g. Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara dengan PT
Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP.
h. kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;
i. rincian kelompok ekuitas seperti modal dasar, modal disetor, tambahan modal
disetor, agio saldo laba dan pendapatan beban yang diakui langsung ke ekuitas
j. PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan cadangan ekuitas;
k. Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara dengan PT

Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Minimal mencakup pos-pos:

a. kas dan setara kas, f. aset tidak berwujud,


b. piutang usaha dan piutang lain-lain, g. utang usaha dan utang lainnya,
c. persediaan, h. aset dan kewajiban pajak,
d. properti investasi, i. kewajiban diestimasi
e. aset tetap, j. ekuitas

2. Laporan Laba Rugi


Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan
selama periode tersebut. Pos minimal: (1) pendapatan, (2) beban keuangan, (3) bagian laba
atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan (4) laba rugi neto.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Menyajikan (1) laba rugi tahun berjalan, (2) pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas, (3) pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan,
(4)rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas

4. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas
operasi hanya disajikan secara tidak langsung. Bunga dan dividen, baik dibayarkan atau
diterima, harus diungkap secara terpisah dan konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi,
atau pendanaan. Pajak penghasilan diungkapan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali
dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas operasi dan pendanaan. Transaksi non
kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas. Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk: (1)
arus kas aktivitas operasi dengan metoda tidak langsung, dan (2) arus kas mata uang asing
tidak diatur.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijaklan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya. Memberikan informasi yang relevan walau tidak
disyarakatkan dan informasi tentang sumber Utama ketidakpastian estimasi.

Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya. Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan yaitu:
a. pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
d. pengungkapan lain.
e. dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
f. kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

I. KEBIJAKAN AKUNTANSI SAK ETAP


Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik
tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau
keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun, jika dampak
tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. Jika
transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan
menggunakan judgementnya mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi:
1. relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan
2. andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas
3. mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya,
serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya

Acuan dalam membuat pertimbangan:


1. persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan
terkait
2. definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dan prinsip-prinsip pervasif.
3. PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan SAK ETAP

Aturan akuntansi entitas harus sesuai dengan SAK-ETAP. Ketika ada yang belum diatur oleh
SAK ETAP dapat menggunakan:
1. Persyaratan lain yang serupa dan terkait.
2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran asset, kewajiban, pendapatan, dan
beban harus sesuai dengan Konsep dan Prinsip Pervasif.
3. Standar lain (Non ETAP) yang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.

J. PERBEDAAN SAK UMUM DAN SAK ETAP

Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS


1. PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan
2. PSAK ETAP hanya menggunakan metoda tidak langsung untuk laporan arus kas
3. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan menggunakan
metode ekuitas untuk anak perusahaan,
4. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
5. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset tidak berwujud, dan
property investasi dan tidak boleh menggunakan model revaluasi.
BAB III PENUTUP

PSAK-ETAP merupakan standar akuntansi untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. PSAK
ini menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. Standar ini membantu
perusahaan kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan
andal dengan tanpa terjebak dalam kerumitan standar akuntansi berbasis IFRS yang akan kita
adopsi di dalam PSAK. SAK ETAP ini akan khusus digunakan untuk perusahaan tanpa
akuntabilitas publik yang signifikan.

Terdapat perbedaan mendasar antara SAK-ETAP dan SAK-Umum. Salah satunya dapat
dilihat dari Komponen laporan keuangan. SAK ETAP masih menggunakan istilah Neraca,
Laporan Laba rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas laporan
Keuangan. Sedangkan SAK-Umum, Neraca berganti nama dengan Laporan Posisi Keuangan,
disajikan pula Laporan Laba Rugi Komperehensif, selain juga menyusun LAK, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Calk. Penyajian Laporan Laba Rugi Komperehensif dianggap perlu
pada SAK-Umum, sedangkan tidak pada SAK-ETAP, mengingat SAK-ETAP adalah
penyederhanaan dari SAK-Umum.

Perbedaan inilah yang menjadikan SAK-ETAP menjadi lebih sederhana dan aplikatif bagi
perusahaan kecil. Bukan hanya perusahaan kecil, perusahaan besar yang tidak diharuskan
memiliki akuntabulitas publik juga diizinkan menggunakannya, tapi perlu diingat,
kesederhanaan penyajian ini banyak mengabaikan hal yang tidak relevan. Banyak pula,
informasi yang tidak di ungkapkan secara wajar Oleh karena itu, untuk penggunaan SAK-
ETAP benar tergantung pada kriteria perusahaan. Oleh karena itu, pakailah standar yang tepat
untuk kapasitas yang tepat untuk perusahaan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai