Anda di halaman 1dari 21

Akuntansi Perpajakan

PENDAHULUAN

Tujuan Instruksi Umum (TIU) Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai Mahasiswa mampu mencatat transaksi yang berhubungan
akuntansi perpajakan, yang merupakan aplikasi akuntansi dengan pajak,
sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.

AKUNTANSI
Definisi Akuntansi
Menurut Wild & Kwok (2011:4-7) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan. Akuntansi mengacu pada 3 (tiga) aktivitas dasar yaitu mengindentifikasi,
merekam dan mengomunikasikan kejadian ekonomi yang terjadi pada organisasi
untuk kepentingan pihak pengguna. Pengguna laporan keuangan terdiri dari pengguna
internal dan pengguna eksternal. Contoh, pengguna internal adalah individu-individu
di dalam perusahaan yang berkepentingan untuk merencanakan, mengoordinasikan,
dan menjalankan kegiatan bisnis perusahaan, seperti manajer, supervisor, direktur,

J
Akuntansi Perpajakan Bab 1 ■Pendahuluan

internal audit dan karyawan perusahaan. Contoh, pengguna eksternal adalah individu
dan organisasi di luar perusahaan yang membutuhkan informasi keuangan mengenai
perusahaan, seperti Kantor Akuntan Publik (KAP), pemegang saham, pelanggan, dan
pemerintah.

A se t, K e w a jib a n , d a n Eku itas

i-----h-----1 i
A SET = Kewajiban + EKUITAS

M odal saham - Dividen + Penghasilan - Beban

Sumber: Wild & Kwok (2011:13)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6-7), aset, kewajiban, dan ekuitas
didefinisikan sebagai berikut. Sumber: Wild & Kwok (2011:110).

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan mempunyai manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan akan Ikatan Akuntan Indonesia (LAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk
diperoleh perusahaan. perusahaan kecil dan menengah, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
b. Kewajiban merupakan obligation masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). SAK-ETAP ini diterapkan untuk penyusunan laporan
penyelesaiannya diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar dari sumber daya keuangan yang dimulai pada atau setelah I Januari 2011. Sebelum disahkan menjadi
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. SAK-ETAP ini, berasal dari exposure draft (ED) PSAK UKM yang mengacu pada 1FRS
c. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua fo r SMEs yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (LASB).
kewajiban. Dalam Bab 1 SAK-ETAP mengenai ruang lingkup, mengatur bahwa standar ini
digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik
adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
S ik lu s A k u n ta n si pengguna eksternal.
Siklus akuntansi dilakukan mulai dari: Dalam SE-06/BL/2010 Tanggal 30 Desember 2010 diatur mengenai entitas yang
1. menganalisis transaksi-transaksi yang dipersiapkan untuk jurnal; menggunakan SAK-ETAP dan entitas yang tidak dapat menggunakan SAK-ETAP.
2. mencatat akun-akun, termasuk debit dan kredit dalam jurnal; Penggunaan SAK-ETAP ditujukan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
3. mentransfer debit dan kredit dari jurnal ke buku besar; signifikan dan entitas tersebut menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
4. meringkas akun buku besar disesuaikan dan jumlah; pengguna eksternal. Sedangkan entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan
5. mencatat penyesuaian untuk membawa saldo rekening up to date; menjurnal dan tidak dapat menggunakan SAK-ETAP, yaitu:
posting penyesuaian; a. entitas yang melakukan kegiatan di pasar modal;
6. menyesuaikan akun buku besar dan jumlah; b. entitas yang menghimpun dana masyarakat melalui Penawaran Umum Efek di
7. menggunakan neraca saldo setelah disesuaikan untuk mempersiapkan laporan Pasar Modal (emiten);
keuangan; c. entitas yang menjadi wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
8. menjurnal dan posting entry untuk menutup akun sementara; masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio investasi;
9. tes keakuratan dari prosedur penutupan; d. entitas yang merupakan perusahaan publik; dan
10. jurnal pembalik dalam periode berikutnya (pilihan). e. lembaga keuangan nonbank.
Akuntansi Perpajakan Bab 1 • Pendahuluan

Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dapat juga Kewajiban jangka pendek • Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
menggunakan SAK-ETAP jika diizinkan oleh regulator. Contohnya, Bank Perkreditan operasi entitas;
• Dimiliki untuk dijual;
Rakyat (BPR) yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK-ETAP mulai • Diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
1 Januari 2010 sesuai dengan SE-11/37/DKBU Tanggal 31 Desember 2009. pelaporan; atau
• Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

L a p o ra n K eu a n g a n Kewajiban jangka Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban


panjang jang ka panjang.
Pengukuran laporan keuangan menurut SAK-ETAP masih menggunakan dimensi
waktu masa lalu yang berbasis biaya historis. Dari proses pembuatannya maka laporan
keuangan terbagi menjadi: D. Laporan Arus Kas
Laporan yang menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,
A. Laporan Laba Rugi
yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari
Laporan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode yang aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas terdiri atas tiga bagian
merupakan kinerja keuangannya. Laporan ini didasarkan pada konsep penandingan, yaitu:
yaitu suatu konsep yang menandingkan beban dengan penghasilan yang dihasilkan i. arus kas dari aktivitas operasi, merupakan arus kas dari transaksi yang memengaruhi
selama periode terjadinya beban tersebut. laba neto dan aset lancar serta kewajiban lancar;
ii. arus kas dari aktivitas investasi, merupakan arus kas dari transaksi yang memengaruhi
B. Laporan Perubahan Ekuitas investasi dan aset tidak lancar;
Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode iii. arus kas dari aktivitas pendanaan, merupakan arus kas dari transaksi yang
waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ini dibuat setelah laporan laba memengaruhi kewajiban tidak lancar dan ekuitas.
rugi tetapi sebelum neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus
dilaporkan di neraca. E. Catatan atas Laporan Keuangan
Berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
C. Neraca Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
Informasi yang menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada tanggal disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria
tertentu. Misalnya, pada akhir bulan atau akhir tahun. Ada dua bentuk neraca yaitu bentuk pengakuan dalam laporan keuangan.
akun dan juga bentuk laporan, menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 22) pengungkapan Dalam SAK-ETAP (2009: 14-18) penyajian laporan keuangan adalah sebagai
neraca untuk entitas berbentuk perseroan terbatas mengungkapkan antara lain hal-hal berikut.
sebagai berikut: (a) untuk setiap kelompok modal saham terdiri dari jumlah saham Wajar Penyajian ju ju r atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang
modal dasar; jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh; nilai nominal saham; sesuai dengan definisi.

ikhtisar perubahan jumlah saham beredar; hak, keistimewaan, dan pembatasan yang Kelangsungan usaha Asum si pihak manajemen mampu m elanjutkan kelangsungan usaha.
Apabila, pihak manajemen m enyadari ketidakpastian, maka entitas harus
melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran m engungkapkan ketidakpastian tersebut, dan alasannya.
kembali atas modal; (b) penjelasan mengenai cadangan dalam ekuitas. Frekuensi pelaporan M inimum satu tahun sekali.
Dalam SAK-ETAP (2009: 20) klasifikasi neraca adalah sebagai berikut. Tetapi, apabila disajikan dengan periode yang lebih panjang atau
lebih pendek dari satu tahun harus diungkapkan, termasuk fakta dan
A se t lancar • Diperkirakan akan direalisasi atau dim iliki untuk dijual atau alasannya.
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; Konsistensi Prinsip klasifikasi pos harus konsisten.
• Dimiliki untuk diperdagangkan; Tetapi, apabila ada perubahan yang signifikan atau perubahan penyajian/
• Diharapkan akan direalisasi dalam jang ka waktu 12 bulan setelah pengklasifikasian pos-pos, maka entitas harus mereklasifikasi jum lah
akhir periode pelaporan; atau kom paratif dengan m engungkapkan sifat, jumlah pos yang direklasifikasi
• Berupa kas atau setara kas. dan alasannya.
A set tidak lancar Entitas m engklasifikasikan semua aset lainnya sebagai aset tidak lancar. Kom paratif Inform asi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelum nya, yaitu informasi naratif dan deskriptif.
Akuntansi Perpajakan Bab 1 • Pendahuluan

M aterialitas & agregasi Pos-pos yang material disajikan terpisah, sedangkan pos-pos yang tidak Je n is P ajak
m aterial dapat digabungkan sesuai dengan sifat/fungsi yang sejenis.
Kelalaian/kesalahan dalam menentukan ukuran m aterialitas dapat Pajak dapat dibagi menjadi beberapa menurut golongannya, sifatnya, dan lembaga
m em engaruhi keputusan pengguna laporan.
pemungutnya.
Lengkap Suatu entitas harus menyajikan minimum dua periode dari setiap laporan
keuangan yang disyaratkan dan catatan atas laporan keuangan yang 1. Menurut sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
terkait.
a. Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan
Identifikasi Setiap laporan keuangan harus m engidentifikasi nama entitas pelapor,
oleh pihak lain dan menjadi beban langsung Wajib Pajak (WP) yang
periode/tanggal pelaporan, mata uang pelaporan, dan pembulatan
angka. Sedangkan, pada catatan atas laporan keuangan harus bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
m engungkapkan dom isili dan bentuk hukum entitas, alam at kantornya
yang terdaftar, serta penjelasan sifat operasi dan aktivitas utamanya. b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan
kepada pihak lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
PERPAJAKAN_________________________________________________ 2. Menurut sasaran/objeknya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
D efin isi P ajak a. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya
Definisi pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut. yang dilanjutkan dengan mencari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan
1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. keadaan diri WP. Contoh: PPh.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang b. Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objek tanpa
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang memperhatikan keadaan diri WP. Contohnya: PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan
langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran Bangunan (PBB), dan Bea Meterai (BM).
umum. 3. Menurut pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
2) Prof. Dr. P. J. A Andriani a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah dan digunakan untuk
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh membiayai rumah tangga pemerintah pusat. Contohnya: PPh, PPN, PPnBM,
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat PBB, dan BM.
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk
digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah. Contohnya:
menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran, dan Pajak Kendaraan
2) Prof. Dr. MJH. Smeets
Bermotor.
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma
umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan secara individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran PEMBUKUAN/PENCATATAN BAGI WAJIB PAJAK________________
pemerintah.
P en g ertian P em bukuan/Pencatatan
Sedangkan pengertian pajak sesuai Pasal 1 angka 1 UU KUP menyebutkan bahwa
Menurut UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 angka 29, pembukuan adalah suatu
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara dan sebesar-besarnya
harga perolehan dan penyerahan barang/jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
kemakmuran rakyat”.
keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: (a) pajak dipungut
Laporan keuangan tersebut wajib dilampirkan dalam penyampaian SPT tahunan sesuai
berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya; (b)
dengan Pasal 4 ayat (4), (4a), (4b) UU KUP.
dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh
Sedangkan menurut UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (9), pencatatan
pemerintah; (c) pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah;
adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan
(d) pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila dari
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan
pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayaipublic investment;
yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
dan (e) pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak bujeter, yaitu fungsi mengatur.
Akuntansi Perpajakan
Bab 1 • Pendahuluan

K e w a jib a n P em b u ku an b. Permohonan izin kepada Menteri Keuangan harus dilampiri dengan:


Dalam UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (1) diatur bahwa Wajib Pajak • fotokopi SPT tahunan PPh badan tahun terakhir (WP yang telah berdiri lebih
(WP) orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas dan WP badan dari 1 tahun); dan
di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan. Hal ini dimaksudkan agar dengan • fotokopi NPWP dan fotokopi Akta Pendirian atau dokumen lainnya yang
melakukan pembukuan maka WP dapat menghitung besarnya pajak yang terutang. Selain serupa (WP BUT/WP yang baru berdiri dalam tahun berjalan).
dapat menghitung besarnya PPh maka besarnya pajak yang lain juga dapat diketahui.
Syarat menyelenggarakan pembukuan diatur dalam Pasal 28 ayat (3), (4), (5), dan Kepala Kanwil atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
(7) UU KUP adalah sebagai berikut. permohonan tersebut paling lama 1 bulan sejak permohonan dari WP diterima secara
1. Pembukuan haruslah diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan lengkap. Apabila lewat dari jangka waktu 1 bulan dan ternyata Kepala Kanwil belum
mencerminkan keadaan/kegiatan usaha yang sebenarnya (full disclosure). memberikan keputusan maka permohonan tersebut dianggap diterima dan Kepala
2. Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, Kanwil atas nama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin untuk
angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia/dalam menyelenggarakan pembukuan menggunakan bahasa Inggris dan satuan uang dolar
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. Amerika Serikat.
3. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas (consistency) dan stelsel Menurut UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 38-39, sanksi bagi WP yang dengan
akrual atau stelsel kas. sengaja tidak menyelenggarakan pembukuan adalah penghitungan pajaknya akan
4. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat dilakukan dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan ditambah
persetujuan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). sanksi kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar. Ada juga sanksi pidana bagi
5. Pembukuan yang diselenggarakan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan WP yang dengan sengaja tidak menyelenggarakan pembukuan atau menyelenggarakan
mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembukuan dengan tidak benar sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Sanksi
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. tersebut berupa pidana penjara paling sedikit 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam)
6. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan dokumen lain, tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak/kurang
termasuk hasil pengelolaan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik bayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak/kurang bayar.
atau secara program aplikasi Online, wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia,
yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal WP orang pribadi, atau di tempat
K ew ajiban Pencatatan
kedudukan WP Badan.
Sesuai dengan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 28 ayat (12) jo. PMK-197/
Namun, ada pengecualian dalam penyelenggaraan pembukuan, hal ini diatur PMK.03/2007, kewajiban yang melakukan pencatatan adalah WP orang pribadi yang
dalam Pasal 28 ayat (8) UU KUP jo. PMK-196/PMK.03/2007. WP yang dapat melakukan melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, untuk menghitung penghasilan neto
pembukuan dalam bahasa asing (bahasa Inggris) dan mata uang selain rupiah (USD) dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (yang peredaran bruto
yaitu: (a) WP dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang beroperasi berdasarkan dalam satu tahun kurang dari Rp4,8 miliar) dan WP orang pribadi yang tidak melakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan PMA; (b) WP dalam rangka Kontrak Karya kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
yang beroperasi berdasarkan ketentuan perundang-undangan pertambangan selain Apabila W P orang pribadi menginginkan menggunakan Norma Penghitungan
pertambangan minyak dan gas bumi; (c) WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) Penghasilan Neto, maka WP orang pribadi tersebut harus memberitahukan kepada DJP
yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Jika
minyak dan gas bumi; (d) BUT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU PPh tidak, maka WP orang pribadi tersebut dianggap melakukan pembukuan. Kewajiban
atau sebagaimana diatur dalam P3B terkait; dan (e) WP yang berafiliasi langsung dengan pencatatan untuk WP orang pribadi ini diatur dalam SE-1/PJ//2009 yang mulai berlaku
perusahaan induk di luar negeri. pada 1 Januari 2009.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan pembukuan dalam Syarat menyelenggarakan pencatatan adalah sebagai berikut.
bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar Amerika Serikat adalah sebagai berikut, 1. Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan
a. WP harus mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, dengan mengajukan surat yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang
permohonan kepada Kepala Kanwil paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia.
dengan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS dimulai atau sejak tanggal 2. Pencatatan dalam satu tahun harus diselenggarakan secara kronologis.
pendirian bagi W P baru untuk bagian tahun pajak/tahun pajak pertama.
Akuntansi Perpajakan Bab 1 • Pendahuluan

3. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan di tempat 1983 sampai sekarang. Peranan akuntansi atau pembukuan dalam perpajakan sejalan
tinggal WP/tempat kegiatan usaha/pekerjaan bebas dilakukan selama 10 tahun. dengan sejarah perpajakan di Indonesia.
4. Pencatatan harus dapat menggambarkan antara lain: Pada masa penjajahan Belanda, sistem perpajakan menekankan fungsinya pada
a. peredaran/penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima segi pemasukan keuangan untuk keperluan penjajah. Jumlah pajak terutang sepenuhnya
dan/atau diperoleh; dan ditentukan oleh aparat pajak yang memiliki wewenang yang sangat besar. Dengan
b. penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan demikian, peranan akuntansi atau pembukuan dalam perpajakan sangat lemah.
pajaknya bersifat final. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1967, diperkenalkan sistem pemungutan
5. WP yang mempunyai lebih dari 1 jenis usaha dan/atau tempat usaha, maka pajak yang dikenal sistem Menghitung Pajak Sendiri (MPS) dan Menghitung Pajak
pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis Orang Lain (MPO) dengan Undang-Undang Nomor 867 jo. PP 11 Tahun 1967. Sistem
usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan. pemungutan pajak dalam cara yang baru ini termasuk sistem selfassessment. Melalui Inpres
6. WP yang diwajibkan menyelenggarakan pencatatan diharuskan menyelenggarakan 6, Tahun 1979 yang dikenal dengan Paket 27 Maret 1979, dan KMK- 108/KMK/1979, WP
pencatatan atas aset dan kewajiban. diberikan keringanan dalam penetapan pajak apabila yang bersangkutan menggunakan
laporan pemeriksaan akuntan publik. Laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan publik
tidak dibenarkan dikoreksi, kecuali apabila laporan itu ternyata tidak benar. Peraturan
AKUNTANSI PERPAJAKAN_____________________________________ baru ini sekaligus membatas kewenangan aparat perpajakan dalam menetapkan jumlah
pajak yang harus dibayarkan oleh WP. Dengan demikian, sejak tahun 1979 peranan
P en d a h u lu a n akuntansi atau pembukuan semakin meningkat dalam perpajakan.
Akuntansi menyajikan informasi tentang keadaan yang terjadi selama periode tertentu Sejak tahun 1983, berlaku Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983, Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983. Dalam undang-
bagi manajemen atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan tujuan untuk menilai
undang perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:
kondisi dan kinerja perusahaan. Sedangkan dalam perpajakan menggunakan istilah
pembukuan/pencatatan, bukan menggunakan istilah akuntansi. Pembukuan/pencatatan L asas kegotongroyongan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk
membayar pajak;
sendiri memiliki lingkup yang lebih sempit dibandingkan dengan akuntansi.
2. asas keadilan, dalam pemungutan pajak kewenangan yang dominan tidak lagi
Akuntansi pajak, merupakan bagian dalam akuntansi yang timbul dari unsur
diberikan kepada aparat pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus
spesialisasi yang menuntut keahlian dalam bidang tertentu. Akuntansi pajak tercipta
dibayar;
karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam UU perpajakan dan pembentukannya
terpengaruh oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan 3. asas kepastian hukum, WP diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah
pemerintah. Tujuan dari akuntansi pajak adalah menetapkan besarnya pajak terutang dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis;
dan
berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan.
4. asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan penuh untuk
Akuntansi pajak tidak memiliki standar seperti akuntansi keuangan yang diatur
melaksanakan kewajiban perpajakannya, termasuk keaktifan pelaksanaan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
administrasi perpajakan.
Akuntansi pajak hanya digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan
perpajakan. Akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan SAK. Namun,
Dengan berlakunya undang-undang tersebut, sistem perpajakan Indonesia
untuk kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus disesuaikan dengan aturan
secara mutlak menganut sistem self assessment, dan kewenangan aparat pajak tidak lagi
perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, jika terdapat perbedaan antara
sebelumnya. Dengan pemberian kepercayaan penuh kepada WP, peranan pembukuan
ketentuan akuntansi dengan ketentuan perpajakan untuk keperluan pelaporan dan
dan akuntansi dalam perpajakan menjadi sangat besar.
pembayaran pajak, maka undang-undang perpajakan memiliki prioritas untuk dipatuhi
agar tidak menimbulkan kerugian material bagi WP yang bersangkutan.
Konsep D asar A ku n tan si Perpajakan
Peran an A ku n ta n si dalam Sejarah P erp ajakan di Indonesia 1. Pengukuran dalam Mata Uang
Satuan mata uang adalah pengukur yang sangat penting dalam dunia usaha.
Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu, pada masa
Alat pengukur ini dapat digunakan untuk besarnya harta, kewajiban, modal,
penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai tahun 1979, 1979 sampai tahun 1983, dan
penghasilan, dan biaya. Menurut Pasal 28 ayat 4 UU KUP Nomor 16 Tahun 2009
Akuntansi Perpajakan Bab 1 • Pendahuluan

yang mewajibkan agar “pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan ayat 1 huruf c UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, yaitu “untuk menentukan besarnya
dengan menggunakan satuan mata uang rupiah". Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap tidak
2. Kesatuan Akuntansi boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan
Suatu usaha dinyatakan terpisah dari pemiliknya apabila transaksi yang terjadi piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
dengan perusahaan bukanlah transaksi perusahaan dengan pemiliknya. Harta kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan bukan harta pemilik. Kewajiban perusahaan bukan kewajiban pemilik. perusahaan anjak piutang”.
Pemilik dan perusahaan adalah dua lembaga yang terpisah sama sekali. Hal tersebut 9. Konsep Realisasi
sesuai ketentuan Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 “besarnya Menurut konsep ini, penghasilan hanya dilaporkan apabila telah terjadi transaksi
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap penjualan. Penambahan kekayaan yang masih belum terjadi, tidak dapat diakui
(BUT) tidak boleh dikurangkan biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk sebagai penghasilan. Hal tersebut sesuai Pasal 4 ayat 1 UU PPh Nomor 36 Tahun
kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota”. 2008, yaitu “yang menjadi objek p ajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
3. Konsep Kesinambungan kemam puan ekonomis yang diterima (cash basis) atau diperoleh (accrual basis)
Dalam konsep diatur bahwa tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
berkembang dan mempunyai kelangsungan hidup seterusnya. Hal ini mengacu dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk m enam bah kekayaan Wajib Pajak yang
konsep Pasal 25 ayat 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 “besarnya angsuran pajak bersangkutan, dengan nam a dana dalam bentuk apa pun”.
dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap 10. Konsep Mempertemukan Biaya dan Penghasilan
bulan adalah sebesar PPh yang terutang menurut SPT PPh tahun p ajak yang lalu". Laba neto diukur dengan perbedaan antara penghasilan dan beban pada periode
4. Konsep Nilai Historis yang sama, di mana mengacu pada Pasal 6 ayat 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008,
Transaksi bisnis dicatat berdasarkan harga pada saat terjadinya transaksi tersebut. yaitu “besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
Dengan konsep ini maka harta dicatat sebesar harga perolehannya; sesuai dengan usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk
Pasal 10 ayat 6 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 “persediaan dan pem akaian persediaan mendapatkan, menagih, dan mem elihara penghasilan”.
untuk perhitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh".
A kun-Akun A ku n tan si P erp ajak an
5. Periode Akuntansi
Periode akuntansi tersebut sesuai dengan konsep kesinambungan; di mana hal ini Nama-nama akun pada laporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi pajak adalah
mengacu pada Pasal 28 ayat 6 UU KUP Nomor 16 Tahun 2009. Tahun pajak adalah sebagai berikut.
sama dengan tahun takwim kecuali WP menggunakan tahun buku yang tidak sama a. Neraca
dengan tahun takwim. 1) Sisi Aset, terdapat nama-nama akun sebagai berikut.
6. Konsep Taat Asas Pajak Dibayar di Muka (Prepaid Tax)
Dalam konsep ini penggunaan metode akuntansi dari satu periode ke periode
Pajak dibayar di muka biasa disajikan sebagai Biaya Dibayar di Muka (Prepaid
berikutnya haruslah sama. Konsep ini mengacu pada Pasal 28 ayat 5 UU KUP
Expense) dalam aset lancar. Pajak dibayar di muka dapat terdiri dari:
Nomor 16 Tahun 2009 “pembukuan diselnggarakan dengan prinsip taat asas” dan
• PPh 22, PPh 23, PPh 24, PPh 25, dan PPh 28A (bila ada);
dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
7. Konsep Materialitas • PPh atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan;
Konsep ini diatur dalam Pasal 9 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, yaitu • Pajak Masukan.
“pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan m em elihara penghasilan yang 2) Sisi Kewajiban, terdapat nama-nama akun sebagai berikut.
mempunyai masa m anfaat lebih dari l(satu)tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan
Utang Pajak (Tax Payable)
sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau am ortisasi sebagaimana
Utang Pajak dapat terdiri atas:
dim aksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11 A”.
8. Konsep Konservatisme • PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh 29;
Dalam konsep ini penghasilan hanya diakui melalui transaksi, tetapi sebaliknya • Pajak Keluaran.
kerugian dapat dicatat walaupun belum terjadi. Hal ini mengacu pada Pasal 9 b. Laporan Laba Rugi
• Beban pajak penghasilan (income tax expense).
14 Akuntansi Perpajakan Bab 1 • Pendahuluan

• PBB, Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan Bea Meterai dicatat LATIHAN
sebagai beban operasional (operational expense).
1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi?
2. Jelaskan mengenai siklus akuntansi yang Anda ketahui.
P en tin g n ya A ku n tan si P erp ajak an (Tax Accounting) 3. Sebutkan 5 (lima) jenis laporan keuangan, dimulai dari yang pertama kali dibuat.
UU Perpajakan di Indonesia yang menganut sistem self assessment, di mana dalam sistem 4. Jelaskan dengan lengkap isi dari laporan keuangan.
ini WP diberikan keleluasaan dan kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan 5. Apakah yang dimaksud dengan pajak, menurut beberapa pakar di bidang
melaporkan pajaknya sendiri atas transaksi yang dilakukannya. Surat Pemberitahuan perpajakan?
(SPT) merupakan surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan penghitungan 6. Sebutkan jenis-jenis pajak menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutnya.
dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta 7. Apakah pembukuan atau pencatatan penting menurut perpajakan? Jelaskan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. jawaban Anda berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.
Dengan kepercayaan yang telah diberikan kepada WP dengan sistem self assessment 8. Jelaskan peranan akuntansi dalam sejarah perpajakan di Indonesia.
maka menimbulkan risiko yang tinggi bagi DJP dalam upaya memberikan kontribusi 9. Jelaskan akun akuntansi perpajakan dalam laporan keuangan.
penerimaan pajak terhadap APBN, apabila tingkat kepatuhan WP rendah. Oleh karena 10. Mengapa akuntansi perpajakan itu penting?
itu, DJP perlu mengadakan pengawasan terhadap kepatuhan WP dalam membayar
pajaknya. Pengawasan oleh aparat pajak tersebut dapat dilakukan melalui proses mapping,
profiling, benchmarking, dan counseling dengan menemukan kesalahan atau kejanggalan
data pada SPT yang akan berujung pada pemeriksaan. Pemeriksaan untuk menguji
SPT yang telah disampaikan WP ke KPP sudah atau belum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku (tax compliance).
Apabila WP sedang dilakukan pemeriksaan pajak maka WP harus dapat
membuktikan kepada aparat pajak bahwa WP telah menghitung dan membayar pajaknya
sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, untuk
mendokumentasikan (mencatat) transaksi kegiatan WP tersebut maka WP haruslah
mengadakan pembukuan atau pencatatan.
Pemeriksaan pajak adalah kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan
dan bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan
kepada WP.
Dari pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak di atas, maka akuntansi perpajakan
sangatlah penting, karena menekankan perlunya pemahaman perpajakan yang baik oleh
WP (terutama WP badan) agar jangan sampai terjadi kesalahan dalam perhitungan
pajaknya karena dapat saja sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan pajak oleh aparat
pajak/fiskus.
Akuntansi perpajakan juga penting untuk WP dalam melakukan perencanaan pajak.
Menurut Ompusunggu (2011:3), perencanaan pajak adalah suatu kapasitas yang dimiliki
oleh WP untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapatkan pengeluaran (beban)
pajak yang minimal. Secara teoretis, perencanaan pajak dikenal sebagai perencanaan
pajak yang efektif, yaitu seorang WP berusaha mendapat penghematan pajak melalui
prosedur penghindaran pajak secara sistematis sesuai ketentuan UU perpajakan.
Akuntansi Perpajakan

KAS DAN SETARA KAS

Tujuan Instruksi Um um (TIU) Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


Memberikan pemahaman kepada m ahasiswa mengenai M ahasiswa mampu menjelaskan dan mencatat transaksi
transaksi dalam kas dan setara kas dikaitkan dengan kas dan setara kas sesuai dengan SAK-ETAP dan ketentuan
ketentuan perpajakan yang berlaku. perpajakan yang berlaku.

AKUNTANSI
Kas ialah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada
urutan teratas dari aset. Aset yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran
yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening
giro di bank. Sedangkan bank ialah saldo rekening giro yang dapat digunakan secara
bebas untuk membiayai kegiatan usaha.
Kas dalam perusahaan umumnya dibagi atas kas kecil dan kas besar. Kas kecil
umumnya dipakai untuk pengeluaran yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya.
Sedangkan kas besar umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu
dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengeluaran pada kas
kecil dan biasanya uang tunai kas besar disimpan di dalam brankas.

17
18 Akuntansi Perpajakan Bab 2 • Kas dan Setara Kas 19

Menurut IAI (2009: 28) dalam SAK ETAP, setara kas adalah investasi jangka pendek Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan setiap saat terjadinya
dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan pengeluaran dana kas kecil.
untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan WP dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan semua itu diserahkan
sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau sepenuhnya kepada praktik pembukuan WP.
kurang sejak tanggal perolehan. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan Jurnal untuk membukukan transaksi kas kecil, adalah sebagai berikut.
tiga bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai Transaksi Im p rest Fund System Fluctuating Fund System
setara kas. Kas kecil xxx Kas kecil xxx
Pem bentukan kas kecil
Pengertian yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik menurut akuntansi Kas xxx Kas xxx
dan perpajakan adalah sebagai berikut. Bensin xxx
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau rollover Kas kecil xxx
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan Tol 8t parkir xxx
atau rollover, tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan Tidak ada jurnal.
Pengeluaran dengan dana kas Kas kecil xxx
sewaktu-waktu. kecil Hanya menyim pan bukti Alat tulis xxx
2. Perangko dan meterai dari pengeluaran tersebut.
Kas kecil xxx
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko dan meterai yang dapat Perangko xxx
dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas, Kas kecil xxx
sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila jumlahnya Bensin xxx
cukup besar, persediaan ini dapat digolongkan ke dalam persediaan perlengkapan Tol& parkir xxx
alat-alat kantor (supplies). Pengisian kembali kas kecil Alat tulis xxx Kas kecil xxx
3. Kas bon atau uang muka Kas xxx
Perangko xxx
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai dan tidak dapat
Kas xxx
digolongkan ke dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-
waktu sehingga tidak dapat dianggap sebagai uang tunai.
Seperti diketahui bahwa saldo bank yang dicatat oleh perusahaan sering kali
4. Cek mundur dan cek kosong
mempunyai saldo yang berbeda dengan jumlah saldo yang tertera pada rekening koran
Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya sehingga tidak
atau rekening giro, sehingga haruslah dibuatkan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank
memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur yang diterima untuk melunasi piutang,
merupakan proses menyesuaikan saldo bank pada pembukuan perusahaan dengan
belum mengurangi saldo piutang. Apabila cek tersebut dapat diuangkan karena tidak
saldo rekening koran atau rekening giro sehingga mempunyai saldo yang sama.
cukup dananya di bank, cek tersebut disebut cek kosong. Cek kosong sama sekali
Setiap bulan rekonsiliasi bank ini haruslah dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan,
tidak memiliki harga sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.
setelah itu barulah dibuatkan jurnal untuk mencatat transaksi pada rekonsiliasi bank
tersebut.
Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan, kas dan bank dilaporkan sebesar
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 319-323) perbedaan yang terjadi
nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan dan akuntansi
disebabkan oleh (a) time lags perbedaan waktu pencatatan antara pihak bank dengan
pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara
pihak perusahaan, dan (b) errors kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pihak bank
rinci mengenai teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik
atau pihak perusahaan. Secara lebih detail perbedaan tersebut terdiri atas berikut.
akuntansi yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat
1. Setoran dalam perjalanan setoran akhir bulan yang dicatat perusahaan pada
diikuti sepenuhnya.
suatu bulan, tetapi diterima dan dicatat oleh bank pada bulan berikutnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan
2. Cek beredar -> cek perusahaan yang dicatat pada saat pengeluaran, namun belum
pemisahan dana antara kas kecil (petty cash) dan kas besar (cash on hand). Kas kecil umumnya
dicatat oleh bank sampai bulan berikutnya.
dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya.
3. Jasa giro/pendapatan bunga -> penghasilan yang berasal dari bank yang belum
Menurut Wild dan Kwok (2011: 249) dalam kas kecil dikenal sistem berikut.
dicatat oleh perusahaan sampai diterimanya rekening koran.
a) Sistem dana tetap (imprestfund system)
4. Beban bank beban-beban yang dikeluarkan bank namun belum dicatat oleh
Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian perusahaan sampai rekening koran diterima perusahaan.
dana.
b) Sistem dana berfluktuasi (fluctuatingfund system).
Akuntansi Perpajakan Bab 2 • Kas dan Setara Kas

5. Kesalahan bank/perusahaan -> kesalahan pencatatan oleh pihak bank maupun c. bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh
pihak perusahaan. Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang
dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
Bentuk rekonsiliasi bank dapat dibuat dengan format sebagai berikut. UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun; dan
(nam a perusahaan) d. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan
Rekonsiliasi Bank rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, tanah kaveling siap bangun untuk
(periode)
rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan
Saldo m enurut Rekening Koran XXX
ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
Ditam bah: Setoran dalam perjalanan XXX

Kesalahan bank XXX XXX


Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secara
Dikurangi: Cek beredar XXX
fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan
Kesalahan bank XXX XXX
bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga.
Saldo Rekening Koran yang disesuaikan XXX

Contoh:
Saldo m enurut Pembukuan XXX
Pada tanggal 1 Januari 2012 PT Kaya mendapatkan bunga tabungan dalam tahapan
Ditam bah: Jasa giro/pendapatan bunga XXX *
sebesar Rp 1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong PPh final sebesar Rp200.000
Kesalahan perusahaan XXX * XXX
oleh pihak bank yang memberikan penghasilan.
Dikurangi: Biaya administrasi bank XXX *

Kesalahan perusahaan XXX * XXX


a. Metode bruto (gross method)
Saldo perusahaan yang disesuaikan XXX
Tanggal Keterangan Debit Kredit
‘ Dicatat dalam jurnal oleh perusahaan agar mendapatkan saldo bank yang benar. l-Jan -1 2 Bank 800.000
PPh Pasal 4 ayat (2) 200.000
Pendapatan Bunga 1.000.000
PERPAJAKAN________________________________________________
Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 jo. KMK-51/KMK.04/2001 penghasilan dalam bentuk PPh final diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam beban operasional
bunga yang didapat dari deposito/tabungan, yang ditempatkan pada bank yang didirikan (beban umum dan administrasi)
di dalam negeri maupun di luar negeri melalui cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro
serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kecuali WP orang pribadi yang seluruh b. Metode neto (nett method)
penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tidak melebihi Tanggal Keterangan Debit Kredit
PTKP dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto.
l-Jan-12 Bank 800.000
Penghasilan atas bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dipotong
Pendapatan Bunga 800.000
langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran/pembebanan biaya; pihak bank
tersebut yang akan membayar/menyetor PPh final tersebut ke kas negara dengan
Pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak
neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan
(KPP) dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
PPh final atas bunga dengan jumlah Rp800.000. Hal tersebut sesuai dengan Buku
Pemotong wajib menyetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa
Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama
Dikecualikan dari pemotongan PPh terhadap:
seperti perlakuan akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena penghasilan
a. bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan
ini terkena PPh final, maka harus dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada
tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp7.500.000 dan bukan merupakan
akhir tahun.
jumlah yang dipecah-pecah;
b. bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
Akuntansi Perpajakan
Bab 2 • Kas dan Setara Kas

LATIHAN________________ ________________________ ____________ Berikut ini adalah hal-hal yang menyebabkan perbedaan antara saldo kas menurut
1. Apakah yang dimaksud dengan kas dan bank? rekening koran dan saldo kas menurut perusahan.
2. Apakah yang dimaksud dengan setara kas menurut SAK-ETAP? Cek nomor 101 untuk pelunasan utang sebesar Rpl.375.000 dibukukan oleh
3. Sebutkan apa saja yang tidak termasuk dalam kas menurut akuntansi dan bagian akuntansi sebagai penerimaan pelunasan piutang sebesar Rp 137.500.
perpajakan. • P 1 Rainbow menerima bunga bank sebesar Rp762.500 dan secara otomatis
4. Apabila Anda memiliki deposito yang jatuh temponya 1 bulan dan ARO, dapatkah bank telah mendebit beban administrasi sebesar Rp 125.000.
dikategorikan sebagai setara kas? Berikan alasan jawaban Anda.
P T Yenti melunasi wesel bayar dengan nilai nominal Rpl5.000.000 kepada PT
5. Apakah perbedaan dari kas kecil (petty cash) dengan kas besar (cash on harui)?
Rainbow melalui Bank Pelangi dengan ditambah bunga akrual 12% p.a. Jangka
6. Jelaskan 2 sistem kas kecil termasuk pencatatan jurnalnya yang Anda ketahui.
waktu wesel bayar tersebut adalah 45 hari. Atas transaksi ini, Bank Pelangi
7. Jelaskan pengenaan pajak atas penghasilan bunga dari deposito/tabungan, dan jasa mengenakan beban sebesar Rp50.000.
giro menurut PP 131 Tahun 2000 jo. KMK-51/KMK.04/2001.
• Cek dari pelanggan sebesar Rp5.000.000 tidak ada dananya.
8. Jelaskan kewajiban perpajakan bagi pemotong penghasilan dalam hal memotong,
menyetor dan melaporkan PPh atas penghasilan bunga dari deposito/tabungan, • Setoran PT Rainbow sebesar Rp4.875.000 belum dimasukkan ke rekening
dan jasa giro menurut PP 131 Tahun 2000 jo. KMK-51/KMK.04/2001. koran perusahaan.
9. Pada tanggal 11 September 2011 perusahaan mendepositokan uangnya sebesar Bank salah mencatat cek nomor 104 untuk pelunasan utang senilai Rp2 500 000
Rp5.000.000 untuk 3 bulan dengan tingkat bunga 6%. Bagaimana pencatatan yang sebenarnya dibuat oleh PT Rachel sebagai cek yang dibuat oleh PT
transaksi penerimaan bunga deposito tersebut? Rainbow.
10. PT Apollo memil iki dana kas kecil dengan sistem imprest untuk membiayai kebutuhan Cek nomor 105 untuk pelunasan utang sebesar Rp9.125.000 dibukukan oleh
sehari-harinya. Perusahaan mengeluarkan uang tunai sebesar Rp3.500.000 untuk bank sebesar Rp 1.625.000.
membuat kas kecil pada tanggal 1 Juli 2012. Transaksi yang berhubungan dengan
• Cek nomor 102 senilai Rp5.500.000 dan cek nomor 103 senilai Rp7.125.000
kas kecil selama bulan Juli 2012 adalah sebagai berikut.
belum dicairkan oleh PT Garut dan PT Balawa.

3 Membeli tinta printer dan alat tulis untuk perlengkapan kantor sebesar Rp475.000.
Anda diminta membuat rekonsiliasi bank untuk PT Rainbow per 31 Maret 2012
6 M em bayar pengeluaran untuk bensin, tol dan parkir sebesar Rp625 000. beserta jurnal yang diperlukan.
9 M embeli m eterai sebesar Rp300.000.
11 M em bayar pengirim an barang sebesar Rp240.000.
13 M embeli perlengkapan toko sebesar Rp560.000.
16 M em bayar upah 6 orang pekerja m asing-m asing sebesar Rp200.000.
18 Mengisi kembali saldo kas kecil, di mana saldo kas kecil yang tersisa adalah Rp50.000.
20 M em bayar pengirim an barang sebesar R p l.500.000.
24 M em bayar pengeluaran untuk bensin dan parkir sebesar Rp400.000.
27 Menambah saldo kas kecil m enjadi Rp4.800.000
29 M em bayar upah 7 orang pekerja m asing-masing sebesar Rp300.000
31 Mengisi kembali saldo kas kecil, di mana saldo yang tersisa adalah Rp875.000

Anda diminta membuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi di atas.
11. Menurut rekening koran, saldo kas milik PT Rainbow di Bank Pelangi per tanggal 1
Maret 2012 menunjukkan saldo sebesar Rp21.500.000. Total mutasi debit dan mutasi
kredit selama bulan Maret 2012 adalah Rpl6.750.000 dan Rp28.000.000. Saldo kas
menurut buku PT Rainbow per tanggal 10 April 2012 adalah sebesar Rp21.650.000.
Total penerimaan dan pengeluran kas dari tanggal 1 April 2012 sampai dengan 10
April 2012 adalah Rp 19.800.000 dan Rp8.850.000.
Akuntansi Perpajakan

INVESTASI PADA EFEK


TERTENTU

Tujuan Instruksi Um um (TIU) Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


M emberikan pem aham an kepada mahasiswa mengenai M ahasiswa mampu menjelaskan dan mencatat transaksi
transaksi dalam investasi pada efek tertentu dikaitkan investasi efek utang dalam bentuk lancar atau tidak lancar
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. sesuai dengan SAK ETAP dan ketentuan perpajakan yang
berlaku.

AKUNTANSI__________________________________________________
Definisi
Dana kas menganggur {idle cash) ialah kelebihan kas yang tidak diperlukan dalam
waktu dekat. Biasanya kelebihan dana ini dimanfaatkan dengan cara membeli atau
menanamkannya dalam bentuk surat-surat berharga baik dalam efek utang atau efek
ekuitas. Investasi pada surat-surat efek harus memenuhi syarat-syarat aman, likuid, dan
menghasilkan.
Menurut IAI (2009: 43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
Akuntansi Perpajakan Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu 27
l' <1

efek. Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dapat diklasifikasikan dalam Jawab:
3 kelompok yaitu: (1) dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)-, (2) diperdagangkan a. Jurnal pembelian obligasi.
(trading); dan (3) tersedia untuk dijual (available fo r sale). Tanggal Keterangan Debit Kredit
Sementara itu, pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat 01-01-12 Investasi pada efek tertentu 92.278.000
diklasifikasikan dalam 2 (dua) jenis yaitu sebagai berikut. Kas/Bank 92.278.000
i. Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok investasi ekuitas yang diperdagangkan
(trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual (available fo r b. Daftar tabel amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah).
sale).
O bligasi 8% dibeli dengan tin g kat bunga 10%
ii. Aset Tidak Lancar, yang akan dibahas dalam Bab 7 Investasi pada Entitas Asosiasi
Penerim aan kas/ Pendapatan Am ortisasi Nilai tercatat
Tanggal
dan Entitas Anak. bank bunga diskonto obligasi
01-01-12 - - - 92.278
Obligasi ialah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu. Obligasi 01-07-12 4.000 4.614 614 92.892
dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi sebagai investasi 01-01-13 4.000 4.645 645 93.537
dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Pembayaran untuk bunga sehubungan dengan 01-07-13 4.000 4.677 677 94.214
obligasi yang diperoleh di antara tanggal pembayaran bunga harus dinyatakan terpisah 01-01-14 4.000 4.711 711 94.925
dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi 01-07-14 4.000 4.746 746 95.671
atau surat berharga semacam itu harus ditangguhkan dan diamortisasikan selama jangka 01-01-15 4.000 4.783 783 96.454
waktu yang ada. 01-07-15 4.000 4.823 823 97.277
01-01-16 4.000 4.864 864 98.141
01-07-16 4.000 4.907 907 - 99.048
Efek D im iliki H ingg a Jatuh Tem po (Held to M aturity— HTM) 01-01-17 4.000 4.952 952 100.000
40.000 47.722 7.722
Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga utang yang
diklasifikasi sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai niat untuk memiliki
c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan amortisasi
efek tersebut sampai dengan jatuh tempo.
diskonto).
Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh
tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok Tanggal Keterangan Debit Kredit
investasi dalam utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah 01-07-12 Kas/Bank 4.000.000
Investasi pada efek tertentu 614.000 _
amortisasi premi/diskonto. Premi/diskonto diamortisasi dengan effective-interest method, Pendapatan bunga - 4.614.000
kecuali straight-line-method menunjukkan hasil yang sama. 31-12-12 Piutang bunga 4.000.000 _
Investasi pada efek tertentu 645.000 _
Pendapatan bunga - 4.645.000
Contoh:
Pada 1 Januari 2012, PT Lita membeli obligasi dengan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai d. PT Lita melaporkan investasi obligasi per 31 Desember 2012 dalam laporan
jatuh temponya sebesar Rp 100.000.000 dengan harga Rp92.278.000. Bunga dibayarkan keuangan sebagai berikut.
setiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari. PT Lita menggunakan metode bunga efektif dalam
Neraca
mengalokasikan diskonto/premi yang belum diamortisasi. Obligasi ini dikategorikan Aset Lancar
dalam Held to Maturity. Tingkat bunga efektif yaitu 10%. Piutang bunga Rp 4.000.000
A set Tidak Lancar
Investasi pada efek tertentu Rp93.537.000
Diminta:
a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi. Laporan Laba Rugi
Pendapatan/Beban Lain-lain
b. Buatlah daftar amortisasi obligasi. Pendapatan bunga Rp 9.259.000
c. Buatlah jurnal untuk mencatat bunga yang diterima, amortisasi dan
penyesuaiannya.
d. Buatlah penyajian dalam Laporan Keuangan per 31 Desember 2012.
Akuntansi Perpajakan Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu

Apabila PT Lita menjual investasi obligasinya pada tanggal tanggal 1 November 2016 Efek "D ip erd ag an g kan " (Trading)
dengan kurs 99 34 ditambah bunga akrual maka:
Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 846, 850) surat berharga dalam bentuk
utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam periode
Nilai tercatat pada 1 Juli 2016 99.048.000
singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan hari). Perusahaan
+ Am ortisasi diskonto (1 Juli - 1 Novem ber 2016 = 4 bulan) ____________ 635.000*
melaporkan efek “trading” padaf air value, dengan unrealized holdinggain or losses sebagai
99.683.000
bagian dari laba neto.
Harga jual 99.750.000
Holdinggain or losses adalah perubahan neto antara nilai wajar dari satu periode ke
Laba penjualan atas investasi obligasi 67.000
periode lainnya, tidak termasuk dividen maupun bunga yang telah diakui tetapi belum
*4/6 x Rp952.000
diterima. Sama seperti kedua jenis investasi utang lainnya, premi/diskonto juga akan
diamortisasi.
Atas transaksi penjualan investasi obligasi tersebut, dibuatkan jurnal:

Tanggal Keterangan Debit Kredit Contoh:


01-11-16 Investasi pada efek tertentu 635.000 - Tanggal 31 Desember 2011, investasi pada efek utang PT Barat (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan bunga - 635.000
102.417.000 - adalah sebagai berikut.
Kas/Bank
Pendapatan bunga - 2.667.000
Investasi pada efek tertentu 99.683.000 Laba (Rugi) yang
Nilai tercatat N ilai wajar
Laba penjualan investasi obligasi - 67.000 belum direalisasi
Obligasi PT Apel, 10% 43.860 51.500 7.640
Obligasi PT Belim bing, 11% 184.230 175.200 (9.030)
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 44-45), entitas mungkin mengubah
Obligasi PT Cherry, 8% 86.360 91.500 5.140
maksudnya untuk memiliki investasi utang HTM dengan menjual atau mentransfer
Total 314.450 318.200 3.750
investasi utang tersebut. Penjualan atau transfer investasi utang tidak dianggap sebagai
perubahan dalam tujuan HTM, apabila perubahan maksud tersebut disebabkan oleh
Saldo awal surplus yang ditransfer ke laba rugi tahun berjalan 0
kondisi sebagai berikut.
• Terdapat bukti mengenai penurunan signifikan risiko kredit entitas penerbit Efek. Surplus yang ditransfer ke laba rugi tahun berjalan— Dr. 3.750

• Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau menaikkan tarif


pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang (tidak termasuk perubahan Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “trading” sebesar nilai
peraturan perpajakan yang merevisi tarif pajak atas bunga secara umum). wajar adalah sebagai berikut.
• Terjadi penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar, seperti penjualan Tanggal Keterangan Debit Kredit
segmen, yang mengakibatkan diperlukannya penjualan atau transfer Efek dalam 31-12-11 Surplus yang ditransfer ke laba rugi tahun berjalan 3.750.000
kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit entitas dan posisi risiko suku Laba/rugi yang belum direalisasi 3.750.000

bunga yang ada saat tersebut.


• Terjadi perubahan dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang secara Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009:46-47) investasi utang yang dikelompokkan
signifikan mengubah definisi investasi yang diizinkan atau tingkat maksimal investasi dalam kelompok “trading” diukur sebesar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang dibeli
yang diizinkan dalam jenis Efek tertentu, sehingga entitas harus melepaskan efek dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan dalam
dalam kelompok HTM. kelompok “trading”, Pengelompokkan ini biasanya ditunjukkan dengan frekuensi
• Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industri pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Tujuan dari investasi utang ini
tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya atau skala dimiliki adalah untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Laba/rugi
operasinya dan menjual Efek dalam kelompok HTM. yang belum direalisasi atas investasi utang “trading” harus diakui sebagai penghasilan.
• Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan bertambahnya
bobot risiko atas investasi Efek utang dalam perhitungan rasio tertentu, misalnya Efek "Tersedia untuk D iju al" (A vailable for S a le — AFS)
dalam perhitungan solvabilitas entitas asuransi atau perhitungan rasio kecukupan
Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 842-845,848-850) investasi dalam bentuk
modal perbankan.
utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS dilaporkan sebesar fa ir value
dalam neraca. Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi terkait dengan perubahan
Akuntansi Perpajakan i' . -
Bab 3 • Investasi pada EfekTertentu 31

fa ir value akan dicatat dalam akun unrealized gain or losses (bagian dari Laporan Laba
c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan amortisasi
Rugi -> dilaporkan dalam ekuitas). Perubahan fa ir value tidak akan dilaporkan sebagai premi).
bagian dari net income sampai investasi tersebut dijual.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01-07-12 Kas/Bank
Contoh 1: 5.000.000
Investasi pada efek tertentu _ 676.000
PT Galih membeli obligasi selama 5 tahun sebesar 10%, Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Pendapatan bunga 4 324 000
31-12-12 Piutang bunga
Januari 2012. Bunga diterima setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Obligasi dibeli dengan 5.000.000
Investasi pada efek tertentu _ 703.000
harga Rp 108.111.000. Kurs pasar 8%. Amortisasi premi/diskonto menggunakan bunga Pendapatan bunga
- 4.297.000
efektif dan dicatat bersamaan dengan tanggal bunga.
Apabila pada tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar obligasi tersebut adalah
Diminta: sebesar Rp 105.000.000 dan nilai tercatat sebesar Rp 106.732.000 maka PT Galih
a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi. akan mengakui laba/rugi yang belum direalisasi, dengan membuat jurnal sebagai
b. Buatlah daftar amortisasi obligasi. berikut.
c. Buatlah jurnal untuk mencatat bunga yang diterima, amortisasi dan
Tanggal Keterangan Debit Kredit
penyesuaiannya.
31-12-12 Laba/rugi yang belum direalisasi 1.732.000
d. Buatlah penyajian dalam Laporan Keuangan per 31 Desember 2012. Surplus yang ditransfer ke ekuitas 1.732.000

Jawab: Contoh 2:
a. Jurnal pembelian obligasi. Pada tanggal 31 Desember 2011 PT Debra mempunyai beberapa obligasi (dalam ribuan
Tanggal Keterangan Debit Kredit rupiah) yaitu:
01-01-12 Investasi pada efek tertentu 108.111.000
Kas/Bank 108.111.000 Nilai tercatat N ilai wajar Laba (Rugi) yang
belum direalisasi
O bligasi PT Watson, 8% 93.537 103.600 10.063
b. Daftar tabel amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah). O bligasi PT Anaconda, 10% 200.000 180.400 (19.600)
Total 293.537
O bligasi 10% d ibeli dengan kurs 8% 284.000 (9.537)
Penerim aan Pendapatan A m o rtisasi premi Nilai tercatat
Tanggal
kas/bank bunga obligasi Saldo awal Surplus yang ditransfer ke ekuitas
01-01-12 - - - 108.111 Surplus yang ditransfer ke ekuitas— Cr
01-07-12 5.000 4.324 676 107.435
01-01-13 5.000 4.297 703 106.732 Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “trading” sebesar nilai wajar
01-07-13 5.000 4.269 731 106.001 adalah:
01-01-14 5.000 4.240 760 105.241
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01-07-14 5.000 4.210 790 104.451
31-12-11 Laba/rugi yang belum direalisasi 9.537.000
01-01-15 5.000 4.178 822 103.629 Surplus yang ditransfer ke ekuitas 9.537.000
01-07-15 5.000 4.145 855 102.774
01-01-16 5.000 4.111 889 101.885
Apabila pada tanggal 1 Juli 2012 PT Debra menjual obligasi Watson seharga Rp90.000.000
01-07-16 5.000 4.075 925 100.960
dan nilai tercatat sebesar Rp94.214.000 maka jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut
01-01-17 5.000 4.040 960 100.000 adalah:
50.000 41.889 8.111
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01-07-12 Kas/Bank 90.000.000
Rugi penjualan investasi pada efek tertentu* 4.214.000
Investasi pada efek tertentu 94.214.000
*Rugi penjualan investasi pada efek tertentu termasuk dalam "Pendapatan Lain-lain"
Akuntansi Perpajakan
Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu 33

Apabila sampai pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada transaksi penjualan Tanggal Keterangan Debit
maupun pembelian obligasi lainnya, maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah Kredit
03-11-11 Investasi pada efek tertentu
sebagai berikut. 718.550.000
Kas/Bank
06-12-11 Kas/Bank 718.550.000
4.200.000
Pendapatan dividen
Tanggal Keterangan Debit Kredit 31-12-11 Laba/rugi yang belum direalisasi 4.200.000
35.550.000
31-12-12 Surplus yang ditransfer ke ekuitas 4.537.000 Defisit yang ditransfer ke ekuitas
23-01-12 Kas/Bank •35.550.000
Laba/rugi yang belum direalisasi 4.537.000 287.220.000
Laba penjualan investasi pada efek tertentu
27.520.000
Investasi pada efek tertentu
259.700.000
Sedangkan rincian obligasi yang dimiliki per 31 Desember 2012 (dalam ribuan Rupiah) 10-02-12 Investasi pada efek tertentu
256.850.000
menjadi seperti berikut. Kas/Bank
31-12-12 256.850.000
Surplus yang ditransfer ke ekuitas
••99.800.000
Laba (Rugi) yang Laba/rugi yang belum direalisasi
N ilai tercatat Nilai w ajar 99.800.000
belum d irealisasi
Obligasi PT Anaconda, 10% 200.000 195.000 (5.000)
Pada tanggal 31 Desember 2011, PT Roberto membuat jurnal penyesuaian untuk
transaksi investasi dalam ekuitas saham, dengan perhitungan sebagai berikut.
Saldo awal surplus yang ditransfer ke ekuitas (9.537)
Nilai Laba (Rugi) yang
Surplus yang ditransfer ke ekuitas— Dr. 4.537 Nilai wajar
perolehan belum direalisasi
Saham PT Utomo
259.700 103.600 15.300
Menurut LAI dalam SAK-ETAP (2009: 47) efek yang tidak diklasifikasikan dalam Saham PT Coklat
317.500 304.000 (13.500)
kelompok “trading” dan dalam kelompok HTM, maka harus diklasifikasikan kedalam Saham PT Regina
141.350 104.000 (37.350)
kelompok AFS. Laba/rugi yang belum direalisasi harus dimasukkan sebagai komponen
718.550 683.000 (35.550)
ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai
pada saat laba/rugi tersebut dapat direalisasi. Saldo awal surplus yang ditransfer ke ekuitas ^
Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga termasuk Surplus yang ditransfer ke ekuitas— Cr.
'(35.550)
amortisasi premi/diskonto yang timbul saat perolehan diakui sebagai penghasilan.
Sedangkan untuk laba/rugi yang telah direalisasi dalam efek “trading" dan HTM, juga
Pada tanggal 31 Desember 2012, PT Roberto membuat jurnal penyesuaian untuk
tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.
transaksi investasi dalam ekuitas saham, dengan perhitungan sebagai berikut.

Contoh: Nilai Laba (Rugi) yang


Nilai wajar
perolehan belum direalisasi
Tanggal Transaksi Saham PT Titus
256.850 278.350 21.500
03/11/11 PT Roberto m embeli 3 saham perusahaan, yaitu: PT Utomo sebesar Rp259.700.000, PT Saham PT Coklat
317.500 362.550 45.050
Co klat sebesar Rp317.500.000 dan PT Regina sebesar R pl41.350.000. Saham PT Regina
141.350 139.050 (2.300)
06/12/11 Ketiga perusahaan m elaporkan laba perusahaan. Dan PT Coklat mem bagikan dividen
sebesar Rp4.200.000. 715.700 779.950 64.250
23/01/12 PT Roberto menjual saham PT Utom o sebesar Rp287.220.000.
Saldo awal Surplus yang ditransfer ke ekuitas (35 55Q)
10/02/12 PT Roberto m embeli 20.000 lem bar saham PT Titus @ R p l2.750 dan komisi broker
R p l.850.000 . Surplus yang ditransfer ke ekuitas - Dr
**99.800

Atas transaksi di atas maka dibuatlah jurnal sebagai berikut.


P erubahan Kelom pok Investasi

Menurut IA! dalam SAK-ETAP (2009: 47-48) pemindahan Efek antarkelompok dicatat
sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok, laba/rugi yang belum
direalisasi harus dicatat sebagai berikut.
Akuntansi Perpajakan Bab 3 - Investasi pada Efek Tertentu

a) untuk Efek yang dipindahkan dari kelompok “trading”, maka laba/rugi yang belum dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (classified balance
direalisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagai penghasilan dan oleh karena sheet) harus melaporkan semua Efek dalam kelompok “trading” sebagai aset lancar. Efek
itu tidak boleh dihapus; dalam kelompok HTM dan Efek dalam kelompok AFS disajikan sebagai aset lancar atau
b) untuk Efek yang dipindahkan ke kelompok “trading”, maka laba/rugi yang aset tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk Efek utang dalam
belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan pada saat kelompok HTM dan kelompok AFS yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus
tersebut; dikelompokkan sebagai aset lancar.
c) untuk Efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok HTM, maka Sementara itu, pengungkapan untuk Efek dalam kelompok AFS dan kelompok
laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok ekuitas secara terpisah HTM, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
pada tanggal pemindahan kelompok; untuk setiap kelompok utama Efek, yaitu:
d) untuk Efek utang yang ditransfer dari kelompok AFS ke kelompok HTM, maka (a) nilai wajar agregat;
laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap dilaporkan dalam (b) laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek;
komponen ekuitas secara terpisah, namun harus diamortisasi selama masa manfaat (c) rugi belum direalisasi dari pemilikan efek; dan
efek dengan cara yang konsisten dengan amortisasi premi/diskonto. Amortisasi (d) biaya perolehan, termasuk jumlah premium dan diskonto yang belum
laba/rugi yang belum direalisasi tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi diamortisasi.
premi/diskonto terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.
Untuk Efek utang dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi mengenai
Dam pak Perpindahan Dam pak Perpindahan
Dasar Pengukuran pada Akun Ekuitas pada Laba Neto tanggal jatuh tempo efek utang tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
Laba/rugi yang Laba/rugi yang belum keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi tentang tanggal jatuh tempo dapat
Trading -> AFS Sekuritas ditransfer
atau sebaliknya sebesar nilai w ajar pada belum direalisasi direalisasi pada tanggal dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal neraca. Lembaga keuangan
tanggal transfer. pada tanggal transfer transfer akan diakui
akan m eningkatkan/ dalam pendapatan. harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek utang, termasuk diskonto
m enurunkan ekuitas. dan premium yang belum diamortisasi berdasarkan, sedikitnya 4 (empat) kelompok
Sekuritas ditransfer Sebagian komponen dari Tidak ada. tanggal jatuh tempo, yaitu:
HTM ->AFS
sebesar nilai w ajar pada ekuitas akan m eningkat/ • jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun;
tanggal transfer. menurun sebesar laba/
rugi yang belum direalisasi • jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun;
pada tanggal transfer • jatuh tempo dalam waktu antara 5 sampai 10 tahun; dan
AFS -» HTM Sekuritas ditransfer Laba/rugi yang belum Tidak ada. • jatuh tempo dalam waktu lebih dari 10 tahun.
sebesar nilai w ajar pada direalisasi pada tanggal
tanggal transfer. transfer yang dicatat
sebagai komponen dari Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek yang pembayarannya
ekuitas akan diam ortisasi
selama sisa umur dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah (tidak dialokasikan ke dalam beberapa
sekuritas, kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya dialokasikan, maka
Sumber: Kieso, Weygandt dan Warfield (2007: 848).
dasar alokasinya harus diungkapkan.
Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus mengungkapkan:
Untuk pengungkapan setiap penjualan/transfer efek dalam kelompok HTM harus (a) penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok AFS, laba dan rugi yang direalisasi
dari penjualan tersebut;
diungkapkan:
(a) jumlah akumulasi amortisasi diskonto/premium untuk efekyangdijual/dipindahkan (b) dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba/rugi yang direalisasi
ke kelompok lain; (misalnya, identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain);
(b) laba/rugi penjualan efek, yang telah direalisasi maupun yang belum direalisasi; (c) laba dan rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan
(c) kondisi yang mengakibatkan diambilnya keputusan menjual/memindahkan pengelompokkan efek dari kelompok AFS ke kelompok “trading”;
kelompok efek tersebut. (d) perubahan laba/rugi pemilikan yang belum direalisasi untuk efek dalam kelompok
AFS yang telah dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah selama
periode yang bersangkutan; dan
Pen yajian d an P en g u n g kap an Investasi p ad a Efek Tertentu
(e) perubahan dalam laba/rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 49-51) entitas menyajikannya dengan neraca tujuan trading yang telah diakui sebagai penghasilan dalam periode pelaporan.
yang asetnya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar, kewajibannya
Akuntansi Perpajakan Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu

Penilaian investasi pada Efek tertentu menurut perpajakan didasarkan pada nilai a) nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di Pasar Perdana/
perolehannya sesuai dengan penjelasan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat di Pasar Sekunder; atau
(6) ditentukan bahwa penilaian sekuritas hanya boleh menggunakan harga perolehan. b) harga jual di Pasar Sekunder dengan harga perolehan di Pasar Perdana/Pasar
Sedangkan keuntungan atau kerugian karena penjualan/pengalihan saham hendaknya Sekunder.
berpegang kepada ketentuan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), yaitu
Besarnya PPh adalah 20% dari diskonto SPN bagi WP dalam negeri dan BUT;
sebesar selisih antara harga jual dengan harga perolehan. Investasi surat berharga dalam
atau sesuai tarif ketentuan P3B yang berlaku bagi WP luar negeri. Pemotongan
valuta asing, sesuai dengan ketentuan perpajakan, harus dijabarkan ke dalam mata uang PPh tersebut dilakukan oleh:
rupiah. Penjabarannya dilakukan dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau kurs
• penerbit SPN (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayar,
tetap yang dilakukan secara taat asas.
atas diskonto SPN yang diterima pemegang SPN saat jatuh tempo; atau
• perusahaan Efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara maupun
PERPAJAKAN___________ ____________________ _________________ selaku pembeli, atas diskonto SPN yang diterima di Pasar Sekunder.

Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu
tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah tetap Tetapi apabila diskonto SPN diterima/diperoleh WP:
kepada investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. • bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU PPh menganggap bagian keuntungan tersebut Indonesia;
sebagai penghasilan. • dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh
Pada UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa “Yang Menteri Keuangan;
menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
• reksadana yang terdaftar pada Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal)
yang diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menam bah kekayaan WP yang bersangkutan,
usaha;
dengan nama dan dalam bentuk apa pun”. Hal ini juga mencakup penghasilan yang
tidak dilakukan pemotongan pajak final.
diterima/diperoleh dari transaksi investasi utang.
Jika dalam pembelian obligasi termasuk unsur bunga berjalan, maka bunga tesebut (2) Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 Tahun 2009 jo.
harus diperhitungkan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas bunga obligasi yang PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi; yang
mulai berlaku 1 Januari 2009.
tidak dijual di bursa efek tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak yang
dibayar di muka (PPh 23 dengan tarif 15% x penghasilan bruto). Sementara itu, bunga Besarnya PPh adalah sebagai berikut
obligasi di bursa efek dikenakan PPh final (PPh Pasal 4 ayat 2) sesuai dengan peraturan a. Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar:
pemerintah (PP). ■ 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan
Selain bunga tetap, penghasilan obligasi dapat berupa capital gain dan realisasi
■ 20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT;
diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat pelunasan
obligasi. Hanya bunga obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek yang diterima WP dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)
obligasi.
orang pribadi di mana tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
setahun dibebaskan dari pajak. b. Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar:
■ 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan

Surat U tang Negara ■ 20% atau sesuai tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT;

Surat Utang Negara (SUN) -> surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).
dan pokoknya oleh Negara RI sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri dari Surat c. Diskonto obligasi tanpa bunga (mm interest bearing debt securities) sebesar:
Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara. ■ 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan
(1) Penghasilan berupa diskonto SPN sesuai dengan PP 27 Tahun 2008 jo. PMK-63/ ■ 20% atau sesuai P3B bagi WP luar negeri selain BUT;
PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 April 2008.
dari selisih lebih harga jual aJau nilai nominal di atas harga perolehan
SPN berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga secara
obligasi.
diskonto. Diskonto SPN merupakan selisih lebih antara:
r'-:-.-. ■ .i
Akuntansi Perpajakan Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu

d. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP Tanggal Keterang an Debit Kredit
reksadana yang terdaftar pada Bapepam dan Lembaga Keuangan sebesar: 10 A gst 2011 Utang PPh 21 400
■ 0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010; Kas/Bank 400
■ 5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013; dan
■ 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya. Sesuai PP 16 Tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi berkewajiban
melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) oleh PT Noni sebagai pemberi penghasilan
Atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh WP berupa bunga obligasi
sebesar 15% x Rp6000 = Rp900. PPh ini bersifat final sehingga tidak dapat diperhitungkan
dikenai pemotongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu yaitu:
oleh PT Budi pada SPT Tahunan PT Budi.
i. dana pensiun yang pendirian/pembentukannya disahkan oleh Menteri
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Keuangan; dan
1 Okt 2011 Kas/Bank 5.100
ii. bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
PPh 23 dibayar di muka 900
Indonesia.
Pendapatan bunga - 6.000

Contoh:
Penyesuaian pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut.
Investasi dalam obligasi
Pada 1 Juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal Tanggal Keterangan Debit Kredit
RplO.OOO dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% per tahun dibayar setiap tanggal 31 Des 2011 Piutang bunga 3.000 -

1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp8.000. Obligasi akan dilunasi pada 31 Pendapatan bunga - 3.000
Desember 2015 (4,5 tahun lagi).
Pencatatan investasi obligasi oleh PT Budi tahun 2011 adalah sebagai berikut. Premi obligasi diamortisasi sebesar R p l.lll untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang
Kredit
dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga.
Tanggal Keterangan Debit

1 Juli 2011 Investasi pada efek tertentu 110.000 Tanggal Keterangan Debit Kredit
Pendapatan bunga 3.000 31 Des 2011 Pendapatan bunga 1.111 -
Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 1.500 Investasi pada efek tertentu - 1.111
Kas/Bank 111.500
Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut.
Sesuai PP 16 Tahun 2009, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh Pasal Tanggal Keterangan Debit Kredit
4 ayat (2) atas diskonto yang merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi 31 Des 2011 Pendapatan bunga 4.889 -
sebesar 15% x RplO.OOO = Rpl.500. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi Rugi-laba - 4.889
harus menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) yang telah dipotongnya ke kas negara:

Tanggal Keterangan Debit Kredit Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final,
10 A gst 2011 Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 1.500 sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan penggabungan dengan penghasilan lain
Kas/Bank 1.500 dan tidak dilakukan penghitungan kembali dalam SPT Tahunan PT Budi.

Sesuai Pasal 21 UU PPh, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh 21 Investasi dalam Saham
atas pembayaran komisi yang merupakan penghasilan bagi yang menerima sebesar 5% x
Rp8.000 = Rp400. PT Saturnus pada 1 Maret 2012 menjual saham PT Mars, yang dibelinya Rpl.000.000
dengan harga Rpl. 100.000 dan biaya penjualan (jasa pialang dan sebagainya) Rp20.000.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Laba neto PT Saturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp 80.000. Namun, untuk tujuan
1 Juli 2009 Beban komisi 8.000 -
perpajakan jumlah keuntungan itu dikesampingkan, dan PT Saturnus harus membayar
Utang PPh 21 - 400
pajak final sejumlah R p l.100 (0,1% x R p l.100.000).
Kas/Bank - 7.600
Demikian juga kalau sebaliknya terdapat kerugian, misalnya saham dijual dengan
Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan PPh 21 harga Rp950.000 dan jasa pialang sebesar RplO.OOO. Menurut peraturan perpajakan
yang telah dipotongnya ke kas negara.
Akuntansi Perpajakan
Bab 3 • Investasi pada Efek Tertentu

kerugian itu dikesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh sejumlah
Rp950 (0,1% x Rp950.000) tanpa mempertimbangkan adanya fakta kerugian. Hal ini
semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi perpajakan dan pemberian
kepastian kepada pembayar pajak.
furnal untuk membukukan transaksi tersebut oleh PT Saturnus adalah sebagai
berikut.
Apabila saham terjual dengan harga R pl.100.000
~0J <u
Tanggal Keterangan Debit Kredit
l-M ar-12 Kas/Bank 1.078.900 s I
PPh Pasal 4 ayat (2) 1.100
Laba penjualan investasi saham 80.000 'V
CT>>» S
<T3 CT>
Investasi pada Efek tertentu 1.000.000 > 3

Apabila saham terjual dengan harga Rp950.000


'z O
Tanggal Keterangan Debit Kredit
l-M ar-12 Kas/Bank 939.050
PPh Pasal 4 ayat (2) 950
Rugi penjualan investasi saham 60.000 c <u
<5 S 9i
Investasi pada Efek tertentu 1.000.000
E o. c
3cn —
oi

LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan investasi pada Efek tertentu?

Jurnal akuntansi pajak untuk investasi pada Efek ekuitas = Saham


2. Sebutkan 3 syarat yang harus dipenuhi untuk dikategorikan sebagai investasi pada
efek tertentu menurut SAK-ETAP.
3. Sebutkan 3 cara untuk menyajikan investasi pada efek tertentu pada neraca.
4. Pada tanggal 1 Maret 2012, PT Famous membeli 325 lembar obligasi dari PT
Popular dengan nilai nominal Rp2.400 per lembar, ditambah dengan biaya broker
Rp2.600. Obligasi tersebut berjangka waktu 4 tahun dengan tingkat bunga 9% p.a.
Bunga dibayar dua kali setahun yaitu setiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
Pada tanggal 1 September 2015, PT Famous menjual 125 lembar obligasi PT Popular
dan menerima uang tunai sebesar Rp297.500 dikurangi biaya broker sebesar
Rp750.
a) Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous pada tahun 2012.
b) Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous pada tanggal 1 September dan 31
Desember 2015.
c) Buatlah jurnal yang diperlukan PT Famous ketika obligasi jatuh tempo.
5. Pada tanggal 6 Januari 2012 PT Dimjati menjual saham PT Yesaya yang dibelinya
sebesar Rp3.000.000 dengan harga Rp2.100.000 dan biaya penjualan (jasa pialang
dan sebagainya) Rp20.000. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas.
6. Pada tanggal 22 Desember 2011 PT Edson menjual saham PT Matthew, yang
dibelinya sebesar Rp 1.000.000 dengan harga Rp2.000.000. Buatlah jurnal untuk
mencatat transaksi di atas.

Anda mungkin juga menyukai