Anda di halaman 1dari 30

KERANGKA KONSEPTUAL SAK IFRS

Kerangka dasar merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan


penyajian Laporan Keuangan bagi para pengguna eksternal. Tujuannya adalah
digunakan acuan bagi:

a) Komite Penyusunan Standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan


tugasnya;
b) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yan
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan; dan
d) Para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
e) Dikosongakan.
f) Dikosongkan.
g) Pihak lain yang tertarik dengan pekerjaan dari komite penyusun standar
akuntansi keuanganterkait informasi mengenai pendekatan penyusunan sandar
akuntansi keuangan.

Ruang Lingkup
Kerangka dasar ini membahas tentang:
a) Tujuan Laporan Keuangan;
b) Karakterisik Kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan;
c) Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentukLaporan
Keuangan; dan
d) Konsep Modal serta pemeliharaan modal

Pengguna Laporan Keuangan Meliputi:

a) Investor, Penanam Modal berisiko dan penasihat mereka berkepeningan


dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah mereka harus membeli, menahan, atau menjual
investasi tersebut. Pemgang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar
deviden.
b) Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas.
Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk menilai

1
kemampuan entitas dalam memberikan jasa, imbalan pasca kerja, dan
kesempatan kerja.
c) Pemberi pinjaman, tertaik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
d) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, tertarik dengan infrmasi yang
memungkinkan untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang kan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada entitas
dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman
kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsugan hidup entitas.
e) Pelanggan, berkepentingan mengenai kelangsungan hidup entitas,
terutama jika terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau
bergantung entitas.
f) Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas entitas, menetapakn kebijakan pajak,
dan sebagai dasar untuk menyuun statistik lainnya.
g) Masyarakat, Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

A. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambila
keputusan ekonomik. Keputusan ekonomik yang diambil pengguna laporan
keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan entitas dalam menghasilkan
kas (dan setara kas). Posisi keuangan entitas dipengaruhi oleh sumber daya
yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvablitas, serta
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi kinerja
entitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi
yang mungkin dikendaliakan di masa depan. Sedangakan informasi
perubahan posisi keuangan entitas bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan, dan operasi selama periode laporan keuangan.
Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian

2
dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan. Tetapi laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

B. Karakterisik Kualitatif Yang Menentukan Manfaat Informasi Dalam


Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat karakteristik pokok
yaitu:
a) Dapat dipahami
b) Relevan
c) Keandalan
d) Dapat diperbandingkan

C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Unsur-unsur yang Membentuk


Laporan Keuangan;
Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
besar menurut karakterstik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan
unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran
posisi keuangan adalah:
a) Aset, sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomik di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
b) Liabilitas, utang perusahaan masa kiniyang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapakan mengakibatkan arus kas keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Ekuitas, hak residual aas asset perusahaan setelah dikuangi semua
liabilitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan
laba rugi adalah:
a) Penghasilan, kenaikan manfaat ekonomik selama satu periode akuntansi
dalam bnetuk pemasukan atau penambahan asset atau penurunan liabitilas
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal
b) Beban, penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.

3
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan (recognition) merupakan proses
pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan
dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba
rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan, dan
b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Kelalaian untuk mengakui pos tidak dapat diralat melalui pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi
penjelasan.

Pengakuan Aset, diakui dalam neraca apabila besarkemungkinan bahwa


manfaat ekonomiknya di masa depan diperoleh perusahaan dan ase
tersebut mempunyai nilai atau biaya ang dapat diukur dengan andal
Pengakuan Liabilitas, diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiaban saat ini dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan penghasilan, diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset
atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal
Pengakuan Beban, diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat
ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau
kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andl.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan adalah proses penetapan jumah


uanga untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan daam
neraca dan laba rugi. Dalam laporan keuangan berbagai dasar pengukuran
adalah sebagai berikut:

a) Biaya historis, asset dicatat sebesar pengelluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau nilai wajar dari imbalan (consideraion) yang diberikan untuk
memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar
jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan
tertentu dalam kas (setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha yag normal.
b) Biaya kini (current cost), asset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara asset diperoleh
sekarang. Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas (atau setari kas) yang

4
tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesai kewajiban masa kini.
c) Nilai realisai/penyelesaian (realizable/settlement). Asset dinyatakan dalam
jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoeh sekarang dengan menjual
asset dalam pelepasan normal (orderlydisposal). Liabiitas dinyatakan
sebesar nilai penyelesaian yaitu: jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal
d) Nilai Sekarang (present value). Asset dinyatakan sebesar arus kas masuk
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang
diharapakan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Liabilitas dinyatakan sebesar ars kas keluar bersih dimasa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapakan akan diperlukan untuk
menyelesaikan libilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

D. Konsep Modal Serta Pemeliharaan Modal


Konsep Modal keuangan yang dianut oleh sebagaian besar perusahaan
dalam penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan,
modal adalah sinonim dengan asset bersih atau ekuitas entitas. Menurut
konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai
kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada, misalnya, unit output
per hari.
Konsep Model menciptakan dua konsep pemeliharaan:
a) Pemeliharaan Model Keuangan, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial
(atau uang) dari asset bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial
(atau uang) dari asset bersih pada awal periode dan dapat diukur dalam
satuan moneter nominal atau daya beli yang konstan.
b) Pemeliharaan Model Fisik, laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi
fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas
produktif fisik pada awal periode setelah memasukkan kembali setiap
distribusi dan mengeluarkan setiap kontribusi dari para pemilik selama
suatu periode.

5
KERANGKA KONSEPTUAL SAK ETAP

Definisi Sak ETAP yaitu Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik. ETAP adalah entitas yang:
a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
A. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.

B. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan:


Karakteristik kualitatif Informasi dalam Laporann Keuangan yaitu:
a) Dapat Dipahami
b) Relevan
c) Materialitas
d) Substansi Mengungguli Bentuk
e) Keandalan
f) Pertimbangan Sehat
g) Kelengkapan
h) Dapat Dibandingkan
i) Tepat Waktu
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Laporan Keuangan;


Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
besar menurut karakterstik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur
laporan keuangan. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah:

a) Aset, sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas.
b) Kewajiban, merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Ekuitas, hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban

6
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur laporan
keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba yaitu:
a) Penghasilan (income), kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
b) Beban (expenses), penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait
dengan distribusi kepada penanam modal.

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan


suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu
unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

pengakuan dalam laporan keuangan yaitu:


a) Aset, Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di
masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b) Kewajiban, Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.
c) Penghasilan, Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari
pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi
jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
secara andal.
d) Beban, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
e) Laba atau Rugi, Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara
penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur
terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak
diperlukan.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan

7
entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan
keuangan. Dasar pengukuran yang umum yaitu:
a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset
pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang
diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai
penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset,
atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
dengan wajar.

8
KERANGKA KONSEPTUAL SAK SYARIAH

Tujuan Kerangka Konseptual

Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

a) Penyusunan standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan


tugasnya
b) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan
syarih
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku
umum;dan
d) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan syariah.

Asas Transaksi Syariah

Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip:

a) Persaudaraan (ukhuwah)
b) Keadilan (adalah)
c) Kemaslahatan (maslahah)
d) Keseimbangan (tawazun)
e) Universalisme (syumuliyah)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:

1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat diperbandingkan

Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain


meliputi:

a) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial


1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi

9
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
b) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
1. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
2. Laporan sumber dan pengguanaan dana kebajikan
c) Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

Posisi Keuangan

Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah:

a. Aset
b. Kewajiban
c. Dana syirkah temporer
d. Ekuitas

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Suatu pos yang memilki karakteristik esensial suatu unsur tetapi tidak
dapat memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan,
materi penjelasan atau skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan
kalau pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan utuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah oleh
pemakai laporan keuangan.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Dasar pengukuran yang lazimnyaa digunakan entitas syariah dalam


penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan
dengan dasar pengakuan yang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan
sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih (lower of cost
or net realizeblevalue), atau akuntansi dana pensiun menilai aset tertentu
berdasarkan nilai wajar (fair value).

10
KERANGKA KONSEPTUAL SAP

Kerangka Konseptual dalam PP 71 Tahun 2010 yaitu merumuskan konsep


yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang selanjutnya dapat disebut standar.

Ruang Lingkup
Kerangka konseptual ini membahas tentang:
a) Tujuan kerangka konseptual;
b) Lingkungan akuntansi pemerintahan;
c) Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
d) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
e) Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta
dasar hukum;
f) Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi
dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi;
dan
g) Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
pengukurannya.

A. Tujuan Kerangka Konseptual


Tujuannya Kerangka Konseptual dalam Akuntansi Pemerintahan
adalah sebagai acuan bagi:
a) Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
b) Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar;
c) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan standar; dan
d) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

B. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan;


Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap
karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting
lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan
tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan antara lain:
a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasas Pancasila,
kekuasaan ada di tangan rakyat sesuai dengan sila keempat. Sejalan

11
dengan pendelegasian kekuasaan ini terdapat pemisahan wewenang di
antara eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara
lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga
Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem
pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
3) Pengaruh proses politik;
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat. untuk mewujudkan keseimbangan fiskal
dengan mempertahankan kemampuan keuangan negara yang
bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan keseimbangan
tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan
berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.
4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
Dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas
pelayanan yang diberikan, sebagian besar pendapatan pemerintah
bersumber dari pungutan pajak dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Jumlah pajak yang dipungut tidak berhubungan
langsung dengan pelayanan yang diberikan pemerintah kepada wajib
pajak.
b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
sebagai alat pengendalian;
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan
antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan
untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang
diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan
demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah
dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan
pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang
biasanya mencakup periode tahunan.
2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk asset
yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah,
seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan
reservasi. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat

12
yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang
memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak
dicapai.
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian;
dan
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah
yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga
masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu
menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau
transfer yang diterima.
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan
dalam kegiatan operasional pemerintahan.
Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis asset tertentu
seperti tanah, mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas.
Seiring dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset
dilakukan penyesuaian nilai.

C. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna;


Pengguna laporan keuangan pemerintah tidak terbatas pada:
a) masyarakat;
b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman; dan
d) pemerintah.
Kebutuhan Informasi para Pengguna Laporan Keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian,
laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan
spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Meskipun memiliki
akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan
keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.

D. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan;


Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang
mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan
akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
diselenggarakannya. Sedangkan entitas pelaporan merupakan unit

13
pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang
menurut ketentuan peraturan perundang undangan wajib menyajikan
laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan
umum, yang terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat;
d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

E. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan, Komponen Laporan


Keuangan, Serta Dasar Hukum;
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan untuk
mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan,
dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang
undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode
pelaporan untuk kepentingan:
a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya

14
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
e) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai
kinerja yang direncanakan.
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik
dengan:
a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang
telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Komponen laporan keuangan pokok terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

15
Dasar hukum pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan
pemerintah, antara lain:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
b) Undang-Undang di bidang keuangan negara;
c) Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah,
khususnya yang mengatur keuangan daerah;
e) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah;
f) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara/Daerah; dan
g) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan
pusat dan daerah.

F. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif yang Menentukan Manfaat


Informasi dalam Laporan Keuangan, Prinsip-Prinsip, Serta Kendala
Informasi Akuntansi; dan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah
adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu
dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
a) Asumsi kemandirian entitas;
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai
kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.
b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan
berlanjut keberadaannya.
c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan
yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan
a) Relevan;

16
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan:
1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
3) Tepat waktu
b) Andal;
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
2) Penyajian Jujur
3) Dapat Diverifikasi (verifiability)
4) Netralitas
c) Dapat dibandingkan; dan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih bergun jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
d) Dapat dipahami.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai
ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun
standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan
kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan
keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan
dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a) Basis akuntansi;
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, kewajiban,
dan ekuitas.
b) Prinsip nilai historis;
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset
tersebut pada saat perolehan.
c) Prinsip realisasi;
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan

17
digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut.
Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka
pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas
d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa
lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi
transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek
formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
e) Prinsip periodisitas;
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur
dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
f) Prinsip konsistensi;
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi
internal).
g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
h) Prinsip penyajian wajar.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi
penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian tidakdinyatakan terlalu rendah. Namun
demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset
atau pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban
atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi
tidak netral dan tidak andal.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap
keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam

18
mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan
andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan.
Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan
keuangan pemerintah, yaitu:
b) Materialitas;
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
c) Pertimbangan biaya dan manfaat;
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak
semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari
biaya penyusunannya.
d) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang
diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.
G. Unsur-unsur yang Membentuk Laporan Keuangan, Pengakuan, dan
Pengukurannya.
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan
anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan
pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan
finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK merupakan laporan
yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak
terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya
kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi
sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban,
ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban,
sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang
bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap
pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa
terkait. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau
peristiwa untuk diakui yaitu:
(a) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
(b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur atau dapat diestimasi dengan andal.

19
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan
keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata
uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

20
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS

IFRS adalah singkatan dari International Financial Reporting


Standards atau Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian
akuntansi internasional di mana untuk mengatur dan melaporkan informasi
keuangan.

Kerangka konseptual IFRS terbagi menjadi tiga level yaitu

1. Basic Objective
2. Qualitative Characteristics and Elements
3. Recognition, Measurement, and Disclosure Concepts

Basic Objective

Pada level pertama ini memberikan alasan dan tujuan tentang pentingnya
akuntansi yaitu memberikan informasi entitas pelapor yang berkaitan dengan
keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukan seperti investor saat ini ataupun
investor potensial dan kreditur, dimana hal tersebut berguna untuk pengambilan
keputusan dalam kapasitasnya sebagai penyedia modal.

Qualitative Characteristics and Elements

Qualitative Characteristics (Karakteristik kualitatif)

21
IASB telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif yag berhubungan
dengan informasi akuntansi untuk mengklasifikasikan informasi yang bermanfaat
dengan informasi yang kurang bermanfaat untuk keperluan pengambilan
keputusan.

1. Fundamental qualities
a) Relevance
Predictive value yaitu membantu meramalkan hasil yang akan
diperoleh dimasa yang akan datang.
Confirmatory value yaitu membantu mengkonfirmasi kebenaran
ekpetasi sebelumnya.
b) Faithful representation
Completeness yaitu menyajikan semua informasi yang penting sehingga
dapat memenuhi kriteria dalam penyajian secara wajar.
Neutrality yaitu informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
tidak dibuat berdasarkan kepentingan salah satu pihak.
Free from error yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan
harus terbebas dari kesalahan.
2. Enhancing qualities
a) Comparability yaitu laporan keuangan harus dapat dibandingakan dengan
laporan keuangan dari perusahaan lain yang memiliki bidang yang sama
atau dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
sehingga dapat dikatakan konsisten.
b) Verifiability yaitu laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh seluruh
akuntan dengan metode yang sama dan dapat diuji kebenarannya.
c) Timeliness yaitu laporan keuangan harus dibuat dan disajikan tepat waktu,
sebelum pengambilan keputusan oleh pihak berwenang.
d) Understandability yaitu laporan keuangan yang disajikan harus dapat dibaca
dan difahami oleh orang-orang yang mengerti akuntansi dan bisnis atau
orang-orang yang ingin mempelajari dan menganalisa informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan.
Elements (Unsur-unsur laporan keuangan)
1. Aset yaitu manfaat ekonomi dimasa yang akan datang
2. Kewajiban yaitu pengorbanan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang
3. Ekuitas yaitu nilai sisa antara selisih aset dan kewajiban
4. Pendapatan yaitu aliran masuk atau perluasan aset
5. Biaya yaitu aliran keluar atau penggunaan/penghabisan aset

Recognition, Measurement, and Disclosure Concepts

1. Asumsi dasar

22
a) Economic entity yaitu perusahaan merupakan sebuah entitas ekonomi yang
terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya
b) Going concern yaitu perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki
kelangsungan hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas
pembuatan laporan keuangan masa kini dan masa yang akan datang
dilaksanakan secara terus menerus
c) Monetary unit yaitu uang adalah common denominator
d) Periodicity yaitu untuk tujuan laporan keuangan maka sebuah entitas bisnis
dibagi kedalam periode-periode akuntansi
e) Accrual basis of accounting yaitu transaksi yang dilakukan dicatat dalam
periode dimana peristiwa terjadi
2. Prinsip dasar
a) Measurement
Cost yaitu penyajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk
barang yang akan diterima
Fair-value adalah jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara
pihak-pihak yang berpengetahuan dan bersedia dalam arms length
transaction
IASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan
untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset
keuangan dan kewajiban keuangan
b) Revenue recognition
Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat
dilakukan secara andal
c) Expense recognition
Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban selama
periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan
memberikan jasa
d) Full disclosure
Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat
memengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi
3. Constraint
a) Biaya : biaya dan penyediaan informasi harus mempertimbangkan manfaat
yang dapat ditimbulkan dari menggunakannya
b) Materialitas : suatu item yang dianggap material jika dimasukkannya atau
kelalaian memasukkannya akan memengaruhi atau mengubah penilaian dari
orang yang menggunakannya

23
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN

Tujuan dan Peranan


Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagaiacuan bagi:
a) Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan
tugasnya;
b) Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
d) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.

Ruang Lingkup
Kerangka dasar ini membahas:
a. Tujuan laporan keuangan
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan
c. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk
laporan keuangan; dan
d. Konsep modal serta pemeliharaan modal.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor.
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.

24
b. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka
juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau tergantung pada, perusahaan.
f. Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik.

Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk
tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang

25
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan.

Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan Posisi Keuangan


Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi
sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan perusahaan
dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk
memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara
kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk
memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana
penghasilan bersih (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan
kepada mereka yang memiliki hak di dalam perusahaan; informasi tersebut
juga berguna untuk memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil
meningkatkan lebih lanjutsumber keuangannya. Informasi likuiditas dan
solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di
masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi
tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan
untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Dalam penyusunan laporan perubahan
posisi keuangan, dana dapat didefinisikan dalam berbagai cara, seperti, seluruh
sumber daya keuangan, modal kerja, aktiva likuid atau kas. Kerangka dasar ini
tidak mendefinisikan dana secara spesifik.

Catatan dan Skedul Tambahan


Laporan keuangan juga menampung catatan dan skedul tambahan serta informasi
lainnya. Misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi tambahan
yang relevan dengan kebutuhan pemakai neraca dan laporan laba rugi. Mungkin

26
pula mencakupi pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi perusahaan dan setiap sumber daya dan kewajiban (obligation)
yang tidak dicantumkan dalam neraca (seperti cadangan mineral). Informasi
segmensegmen industri dan geografi serta pengaruhnya pada perusahaan akibat
perubahan harga dapat juga disediakan dalam bentuk informasi tambahan.

ASUMSI DASAR

Dasar Aktual
Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan.

Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu,
perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut
timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi


dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik
kualitatif pokok yaitu:
1. dapat dipahami
2. relevan
3. keandalan, dan
4. dapat diperbandingkan.

Unsur Laporan Keuangan


Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

27
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan
keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur
laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian,
kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi
keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan
laba rugi memerlukan proses subklasifikasi.

Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:
a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam
paragraf 83 dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan
menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan
mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi
kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk
mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau:
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Pengakuan Aktiva
Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui dalam neraca

28
kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan.

Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban {obligation) sekarang dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam praktek, kewajiban {obligations)
menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya,
kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak
diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan.

Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan
kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang
atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang
masih harus dibayar).

Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva
(misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva tetap). Beban diakui
dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul
dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut
pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini
melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan
yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa
lain yang sama; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban
pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada saat yang sama
sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.

29
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Berbagai dasar
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya historis.
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan {consideration) yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar
jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam
keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara
kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya kini (current cost).
Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar
bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan
(undiscounted) yang mungkinakan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau
setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang (present value).
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas
keluar bersih

30

Anda mungkin juga menyukai