Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

Oleh :

Putu Desya Srinadi Putri (1907531242)


Vanessa Pricilla Angkouw (1907531104)
I Made Artha Sucita (1907531093)
Muhamad Nabil (1907531119)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1.1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari


penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini meliputi
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit,
serta pertanggungjawaban organisasi sektor public seperti pemerintah pusat, pemerintah
daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.

1. Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi :

1. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor


2. Penyusun laporan keuangan
3. Auditor, seperti BPK dan KAP,
4. Para pemakai laporan keuangan sector public

Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sector publik.
Kerangka konseptual ini sebagai acuan bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan
sector public dalam pengembangan standar akuntansi keuangan sector public dimasa depan,
dan dalam peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan sector public yang
berlaku, akan mengurangi konflik tersebut.

2. Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta
pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi
sektor publik ini akan meliputi:

1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban public

3. Tujuan Laporan Keuangan Sektor Publik

Tujuan umum pelaporan keuangan sektor publik:

1. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dan mendemostrasikan


akuntabilitas entitas,
2. Info mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya finansial,
3. Info mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi persyaratan
kasnya,
4. Info yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas untuk mendanai aktivitasnya
dan kewajiban,
5. Info tentang kondisi keuangan dan perubahan didalamnya,
6. Info yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas atas hal biaya jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.
Elemen-elemen dalam laporan keuangan sektor publik:
1. Aktiva,
2. Kewajiban,
3. Aktiva/ekuitas neto,
4. Pendapatan,
5. Biaya-biaya,
6. Arus kas

4. Asumsi Dasar
a. Dasar Akrual
Laporan keuangan sektor publik meliputi berbagai transaksi masa lalu dan peristiwa
terkait yang mempengaruhi pengambilan keputusan secara ekonomi.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan sektor publik disusun atas dasar kelangsungan usaha entitas saat
sekarang dan masa depan.

5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik


a. Dapat dipahami
Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi, bisnis, dan akuntansi, serta mempunyai kemauan untuk belajar tentang
informasi yang disampaikan.
b. Relevan
Dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai laporan.
c. Keandalan
Bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk
mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan.
Karakteristik lainnya:
a. Materialitas
Dapat diinterprestasikan sebagai ambang batas hasil penerapan informasi sesuai
dengan salah satu karakteristik kualitatif pokok.
b. Penyajian jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
c. Subtansi mengungguli bentuk
Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak
dari bentuk hukum.
d. Netralitas
Informasi harus dapat diarahkan pada kebutuhan umum pemakai.
e. Pertimbangan sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu.
f. Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.

A. ELEMEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


1. Aktiva
Sumber yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu. Dari
sumber-sumber tersebut, manfaat ekonomi masa depan atau jasa potensial yang mengalir
masuk ke entitas, diharapkan ada. 
2. Kewajiban
Hutang masa kini daru suatu entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu. Dengan demikian,
penyelesaian hutang itu merupakan arus keluar sumber-sumber yang dimiliki suatu entitas
dengan manfaat masa depan atau jasa potensial.
3. Ekuitas
Hak residual aktiva pemerintah pusat/daerah setelah dikurangi semua kewajiban.

B. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI


SEKTOR PUBLIC
1. Pengukuran unsur laporan keuangan
Pengakuan ini dapat dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam laporan kata-
kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkan ke dalam laporan posisi keuangan atau
kinerja keuangan. Persyaratan pengakuan pos yang memenuhi definisi suatu unsur kalau :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dgn pos tersebut akan
mengalir dari ke dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dgn andal
2. Probabilitas manfaat ekonomi masa depan

Konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat


ekonomi masa depan yang berkaitan dgn pos tersebut akan mengalir dari atau kedalam
entitas.

3. Kendala pengukuran

Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat
diukur dgn tingkat keandalan tertentu. Suatu pos dapat memenuhi syarat untuk di akui di
masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
4. Pengakuan aktiva

Aktiva diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar msanfaat ekonominya
di masa depan atau jasa potensialnya akan diperoleh entitas dan aktiva tersebut mempunyai
nilai dan dapat diukur dgn andal. Aktiva tidak diakui , bila pengeluaran terjadi dan manfaat
ekonominya tidak mungkin mengalir ke dalam entitasnya setelah periode akuntasi berjalan.

5. Pengakuan kewajiban

Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dgn andal.

6. Pengakuan pendapatan

Pendapatan diakui kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang terkait dgn
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal

7. Pengakuan biaya

Biaya diakui kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan telah terjadi dapat diukur dgn
andal. Biaya diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos
pendapatan tertentu yang diperoleh.

8. Pengukuran unsur laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap
unsur laporan keuangan sektor publik dalam posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.

C. PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASIS KAS DAN AKUNTANSI BERBASIS


AKRUAL
1. Basis Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar.Rekening keuangan
akhir akan dirangkum dalam buku kas.Dalam kasus ini,laporan keuangan tisak bisa
dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban.Data yang ada hanyalah
perimbangan kas.Penjualan hanya dicatat saat kas diterima,sehingga tidak ada pos
piutang.Pembelian dicatat saat kas dibayarkan,sehingga tidak ada hutang.
Keuntungan utama basis kas yaitu mudah dipahami dan juga ditafsirkan,Akibat
kesederhanaannya tidak membutuhkan biaya yang banyak dan keahlian akuntansi yang
tinggi.
2. Basis Akrual
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah sebagai
berikut: “Penerimaan dan biaya bertambah(diakui karena diperoleh atau dimasukan tidak
sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau
dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan”.
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakn, seperti
penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan.Terkait dengan itu,penerapan
basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan
debitor.Sehingga system akuntansi yang bangun dapat dipilah yang berorientasi hutang atau
yangberorientasi piutang.

2.2 Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan
pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas
informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik. Adapun Karakteristik Kualitatif
Akuntansi Sektor Publik ini yaitu:

1. Relevan

Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan


pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang
hasil atau konsekuensi tindakan atau kejadian. Dalam kerangka konseptual, informasi
yang relevan dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lainnya untuk
mengevaluasi kondisi masa lalu, saat inidan masa depan untuk mengoreksi harapan
utama (umpan balik). Unsur kualitas yang terdapat pada relevan ini adalah unsur tepat
waktu, nilai prediktif dan nilai umpan balik.

2. Keandalan/Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya. Keandalan/reliabilitas informasi ini bergantung pada derajat
kejujuran ketika menyajikan kejadian. Unsur kualitas yang terdapat pada reliabilitas
ini adalah unsur teruji, netralitas, dan menggambarkan kejujuran.
3. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif.
Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi
tersebut melebihi biayanya. Oleh karnanya, sebelum mempersiapkan dan
mendeseminasikan informasi keuangan, manfaat serta biaya penyiapan informasi itu
harus dibandingkan.
4. Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang
informasi yang signifikan dan berdampak besar pada keputusan yang diambil.

Adapun beberapa kualitas mengenai Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik,


yaitu :

A. Kualitas perencanaan publik


Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag
sangat penting dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem
kualitas perencanaan diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang
dimaksud dengan kualitas perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefenisikan
kualitas terkait dengan tugas ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi
kualitas yang disyaratkan. Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali
menjadi halangan seperti:
I. Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di sekitar
area organisasi.
II. Kurangnya dukungan manajemen terhadap system perencanaan. Pimpinan
kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
III. Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.

Outcomer dari proses perencanaan publik adalah dokumen perencaan yang


mayoritas terbagi menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun),
dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan
jangka panjang (dua puluh lima tahun). Karakteristik kualitatif dari kualitas output
perencanaan publik yaitu Dapat dipahami dan Relevan.

B. Kualitas Penganggaran Publik


Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah
pemikiran manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas
organisasi.manajemen tidak mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada
jika tidak ada kualitas anggaran. Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi
kewenangan organisasi didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja
organisasi. Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan
berikut:
I. Berdasarkan program.
II. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat
investasi.
III. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
IV. Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.

Outcome dari penganggaran publik ini adalah Rencana kerja anggaran,


Raperda RAPBD, Nota RAPBD, Pera APBD, Surat Keputusan Kepala Daerah
Tentang enjabaran APBD, Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran
public yaitu dapat dibandingkan

C. Kualitas Realisasi Anggaran Publik


Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan
yang harus diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh
pada saat produk organisasi telah secara tuntas dikembangkan/dibangun, diuji,
diterima, dilaksanakan, dan dialihkan menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses
pencatatan dilaksanakan secara akurat. Kualitas realissi anggaran merupakan hasil
pencapaian kinerja organisasi. Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang
dapat menjadi penentu kualitas pelaksanaan realisasi anggaran public adalah sebagai
berikut:
I. Pengembangan kasus usaha
II. Menentukan prioritas
III. Menyediakan pembenaran biaya
IV. Menemukan manfaat
V. Mengukur kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung

Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran publik yaitu
dapat dipahami dan terandalkan.

D. kualitas pengadaan Barang dan Jasa Publik


Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan
total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang
benar, pada waktu yang tepat , dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat
secara langsung.
I. Tahapan pengadaan barang dan jasa
II. Pengumpulan informasi
III. Hubungan penyedia
IV. Review latar belakag
V. Nogosiasi
VI. Pemenuhan
VII. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
VIII. Pembaharuan
E. Kualitas Pelaporan Sektor publik
“Kualitas pelaporan keuangan”, pustaka-pustaka sebelumnya telah focus pada
hal-hal seperti pengelolaan pendapatan, uraian keuangan, dan kecurangan yang secara
jelas menjadi penghalang tercapai laporan keuangan yang berkualitas serta telah
menggunakan factor-faktor tersebut sebagai bukti penurunan konsep dalam proses
pelaporan keuangan. Secara khusus, pustaka-pustaka sebelumnya telah memeriksa
peran berbagai pelaku dalam jajaran tata pemerintahan (seperti dewan, komite audit,
serta auditor internal dan eksternal) dan jangkauan yang baik secara individu maupun
kolektif telah berpengaruh terhadap pencapaian laporan keuangan yang lepas dari
salah ungkap dan salah saji.
Outcome  pelaporan akuntansi sektor publik ini adalah Laporan posisi
keunagan(neraca), Laporan kinerja keuangan, Laporan perubahan aktiva, Laporan
arus kas, Kebijakan akuntansidan catatan atas laporan keuangan, Karakteristik
kualitatif pelaporan sektor publik, Dapat diperbandingkan, Tepat waktu,
Keseimbangan antara biaya dan manfaat, Keseimbangan antara karakteristik dan
kualitatif, Penyajian yang wajar.
F. Kualitas audit sektor publik
Ditujukan untuk menguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas Outcome
audit akuntansi sektor publik.
I. Pendekatan yang diambil oleh manajemn
II. Kontribusi yang dibuat oleh komite audit
III. Peran ”shareholder” dan kometator
IV. Peran orang yang mengajukan perkara
V. Pendekatan regulasi
VI. Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.

Karakteristik kualitaif kualitas output audit sektor publik ini adalah Dapat
dipahami, Relevan, Keandalan, Dapat dibandingkan.
G. Kualitas pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utam
organisasi,inisiatif utama untuk mmebwa misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi
tanggung jawabnya.

Outcome pertanggungjawaban publik ini adalah :

 Mempersiapkan dan menyusun rencana strategi.


 Merumuskan visi, misi, faktor-faktorkunci keberhasilan, tujuan,sasaran,
strategi organisasi publik.
 Merumuskan indikator kinerja organisasi publik dengan berpedoman pada
kegiatan yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi pencapaian visi
dan misiorganisasi sektor publik.
 Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokokdsn fungsi dengan
seksama
 Mengukur pencapian kerja

Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik ini adalah


Dapat dipahami dan Relevan.

2.3 Standar Akuntansi Pemerintah

Akuntansi merupakan bentuk pengelolaan dan pencatatan keuangan yang menjadi


dasar atas timbulnya standar pelaporan keuangan pemerintah untuk pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam pemerintahan, pelaporan keuangan untuk pihak-pihak yang terkait
tersebut dikenal dengan istilah Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan


dalam tindak penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah. Laporan bisa berupa
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).

Standar tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan transparansi dan akuntabilitas


penyelenggaraan akuntansi pemerintahan sekaligus untuk memberikan peningkatan kualitas
dari LKPP dan LKPD. Secara umum, SAP berbentuk Pernyataan yang memiliki judul,
nomor, dan tanggal efektif berlaku standar tersebut. Selain itu, SAP memiliki Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang menjadi rangka penyusunan.

Prinsip  Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana tertuang dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengemukakan delapan prinsip yang digunakan
dalam akuntansi dan pelaporan keuangan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi Basis akuntansi,
Prinsip nilai historis, Prinsip realisasi, Prinsip substansi mengungguli bentuk formal, Prinsip
periodisitas, Prinsip konsistensi, Prinsip pengungkapan lengkap, dan Prinsip penyajian wajar.

1. Basis Akuntansi

Pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), basis akuntansi digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah dalam bentuk basis laporan operasional, akrual, untuk pengakuan
pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundang-undangan
mewajibkan agar basis akuntansi disajikan bersama laporan keuangan dengan basis kas. 

Basis akrual untuk laporan operasional sebagai petunjuk bagi pendapatan yang diakui ketika
hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi meskipun kas belum diterima pada
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. 

2. Nilai Historis (Historical Cost)

Nilai historis dapat berupa aset yang dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara dengan kas
yang dibayar. Aset yang dicatat juga bisa sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration)
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Nilai historis lebih dapat diandalkan
daripada penilaian yang lain karena lebih objektif dan dapat diverifikasi dengan mudah. 

3. Realisasi (Realization)

Pendapatan basis kas tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah pada
suatu periode akuntansi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Biasanya digunakan
untuk membayar utang dan melakukan belanja dalam periode tersebut. Mengingat Laporan
Realisasi Anggaran (LRA)adalah laporan yang wajib disusun, maka pendapatan basis kas
harus diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah maupun mengurangi
kas.

4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)

Prinsip ini sebagai Informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka dari itu, segala bentuk harus dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya
saja. Jika substansi transaksi tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka harus
diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Periodisitas (Periodicity)

Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan,
maka kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus dibagi menjadi
beberapa periode pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan, meskipun
dikehendaki pula periode bulanan, triwulan, dan semester. 

6. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan tersebut bukan berarti tidak
boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain, namun
metode akuntansi yang dipakai dapat diganti dengan syarat. Adapun syarat tersebut adalah
metode yang baru diterapkan harus mampu memberikan informasi yang lebih baik daripada
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode tersebut diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus  dapat ditempatkan pada lembar muka
laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan bagi
penyusun laporan keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi ketidakpastian
pada peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan
hakikat dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat tersebut dapat mengandung unsur kehati-hatian sehingga dalam laporan
keuangan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. 

Akuntansi dasar merupakan faktor lahirnya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Maka dari
itu, perlu dipahami bahwa adanya pencatatan akuntansi yang baik akan memudahkan
pengolahan dan pelaporan bagi keperluan pemerintah maupun dalam membantu UKM dalam
merapihkan pembukuan bisnisnya.

Basis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

1. SAP Berbasis Kas


Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.

Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti pendapatan diakui pada saat kas di
terima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui
pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan
(PP No.71 tahun 2010).

2. SAP berbasis  Akrual


SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas
dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.

Basis Akrual untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada
saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar
(PP No.71 tahun 2010).

SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).
Kronologi Anggaran Lem Aibon: Dibongkar PSI hingga Bikin Menkeu Turun
Tangan

Jakarta - Rencana anggaran 2020 DKI Jakarta belakangan ini jadi sorotan. Salah satu
yang menyita perhatian munculnya anggaran lem Aibon untuk sekolah senilai Rp 82 miliar.

Dirangkum detikcom, Rabu (6/11/2019), anggaran lem Aibon ini pertama kali
dibongkar anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana. Wiliam mem-
posting tangkapan layar apbd.jakarta.go.id. Di dalam anggaran itu ditulis Suku Dinas
Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat menganggarkan lem Aibon untuk kegiatan Biaya
Operasional Pendidikan Sekolah Dasar Negeri. Total anggarannya senilai Rp 82,8 miliar.

Anggaran yang dilampirkan di website APBD DKI itu sempat hilang dan tidak bisa
lagi diakses oleh siapa pun. "Ditemukan anggaran aneh pembelian lem Aibon 82 miliar lebih
oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid
setiap bulanya. Buat apa?" tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara. Dia merasa sistem anggaran DKI
Jakarta saat ini sudah digital tapi tidak smart. Akibatnya masih ada masalah penganggaran
selama bertahun-tahun.

"Iya, jadi sistemnya sekarang ini sudah digital, but not a smart system. Itu hanya
digital aja, mengandalkan orang untuk me-review. Itu sudah berjalan bertahun tahun. Karena
itu ini akan diubah, tidak akan dibiarkan begitu saja. Let's do it in a smart way," ucap Anies
Baswedan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Menurut Anies, sistem yang smart bisa mengoreksi kesalahan memasukkan data.
Dengan demikian, kemungkinan munculnya anggaran yang aneh akan bisa dikurangi.

"Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi. Dia bisa menguji. Ini
sistem digital tetapi masih mengandalkan manual," ucap Anies.

Keanehan anggaran ini tak cuma lem Aibon senilai Rp 82 miliar di Suku Dinas
Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat. Ada pula anggaran ballpoint Rp 124 miliar jadi
pertanyaan PSI. Selain ballpoint, ada juga anggaran kertas Rp 213 miliar, tinta printer Rp 400
miliar, stabilo Rp 3 miliar, penghapus Rp 31 miliar dan Rp 31 miliar kalkulator.

Kontroversi anggaran ini menyita perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Saat ditanyakan mengenai kejanggalan anggaran lem Aibon, dia mengatakan akan
menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk meningkat kualitas dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Kita nanti akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri di dalam
meningkatkan kualitas dari APBD tentunya," katanya di Kementerian Keuangan Jakarta,
Jumat (1/11/2019).
Dia menambahkan, berbagai hal akan dikoordinasikan untuk menunjang hal tersebut.

"Dan berbagai hal nanti akan kita koordinasikan bersama," tambahnya.

Buntut kegaduhan tersebut, William Aditya Sarana dilaporkan ke Badan Kehormatan


(BK) DPRD oleh warga Jakarta bernama Sugiyanto. William dilaporkan karena membongkar
rancangan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Bapak William Aditya Sarana diduga melanggar kode etik karena mengunggah
rencana KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara) ke
media sosial. Sedangkan rencana KUA-PPAS itu belum dibahas di forum DPRD atau masih
dalam pembahasan dalam rapat-rapat komisi atau rapat Banggar DKI Jakarta," ucap
Sugiyanto saat dalam keterangannya, Senin (4/11) kemarin.

Kesan dan pesan dari kelompok kami :

Menurut kelompok kami APBN Indonesia masih kurang transparan. Kurangnya


keterbukaan anggaran negara ini kepada masyarakat menghasilkan ketidak percayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Dana yang sudah tidak wajar tersebut malah ditutup-tutupi
dan diberikan penjelasan yang tidak masuk akal. Bila masalah tersebut berasal dari sistem
digital yang tidak baik dan sudah berjalan selama bertahun-tahun, berarti pemerintah tidak
serius dalam penggunaan APBN. Keikut sertaan Mentri Keauangan dan Kementerian Dalam
Negeri dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan kualitas APBD tersebut berarti
sudah mencangkup ruang lingkup masalah nasional, sehingga dapat dibuktikan seberapa
buruknya pemerintah daerah dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Dana APBN yang digunakan hanya untuk bantuan perlengkapan sekolah atau siswa
tersebut sangat tidak efektif. Penggunaan dana yang tidak wajar tersebut seharusnya dapat
digunakan lebih efektif seperti digunakan untuk membangun sekolah baru, merenovasi
sekolah, meningkatkan gaji guru hingga beasiswa. Untuk masalah sistem tersebut sudah
seharusnya ditingkatkan, sistem digital seharusnya dapat membantu kegiatan administrasi
dengan mempercepat proses kerja. Bila sistem ini masih ditinggali tentu memperlambat
perkembangan daerah hingga negara
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/29536573/KERANGKA_KONSEPTUAL_AKUNTANSI
_SEKTOR_PUBLIK
 https://www.harmony.co.id/blog/standar-akuntansi-pemerintah-pengertian-dan-
prinsip-yang-diterapkan
 https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-dan-standar-akuntansi-
pemerintah/#:~:text=Standar%20Akuntansi%20Pemerintahan%20(SAP)
%20adalah,Keuangan%20Permerintah%20Daerah%20(LKPD).
 http://parlinsetiabudi.blogspot.com/2015/10/ukuntansi-sektor-publik-semester-5.html
 https://feriyanto16.wordpress.com/2013/10/30/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor-
publik/
 http://efsir.blogspot.com/2013/03/kerangka-konseptual-akuntansi-sektor.html
 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4774768/kronologi-anggaran-lem-
aibon-dibongkar-psi-hingga-bikin-menkeu-turun-tangan

Anda mungkin juga menyukai