Anda di halaman 1dari 56

PENGELOLAAN DANA DESA DAN LAPORAN KEUANGAN

DANA DESA

Oleh :

I Made Artha Sucita (1907531093)


Vanessa Pricilla Angkouw (1907531104)
Muhamad Nabil (1907531119)
Putu Desya Srinadi Putri (1907531242)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
15.1 Regulasi Pengelolaan Keuangan Dana Desa

Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan pengelolaan keuangan dengan tertib dan


sesuai dengan ketentuan. Maka dari itu, pemerintah desa perlu menyusun berbagai peraturan
di tingkat desa dalam bentuk peraturan desa. Amanat dari regulasi untuk menyusun Peraturan
Desa adalah sebagai berikut :

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor


6 Tahun 2014 Pasal 73.
2) RPJM Desa, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 79.

3) RKP Desa, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 79; PP
Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 58 dan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Pasal 29.
4) Pendirian BUM Desa, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014,
Pasal 88; PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 132.
5) Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa, sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 37.
6) Pengelolaan Kekayaan Milik Desa, sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 43
Tahun 2014 Pasal 110.
7) Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pendayagunaan Aset Desa dan Tata Ruang Dalam
Pembangunan Kawasan Perdesaan, sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 43
Tahun 2014 Pasal 125.
8) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa, sebagaimana diamanatkan dalam PP
Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 150.
9) Pembentukan Lembaga Adat Desa, sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 43
Tahun 2014 Pasal 152.
10) Pembentukan Dana Cadangan, sebagaimana diamanatkan dalam Permendagri Nomor
113 Tahun 2014 Pasal 19.
Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Pembangunan Desa, sebagaimana
diamanatkan dalam PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 83.
15.2 Siklus Keuangan Desa

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dilakukan dengan Basis Kas (Cash
Basis). Basis Kas merupakan pencatatan transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari
Rekening Kas Desa. Artinya, pencatatan baru dilakukan ketika terjadi transaksi dimana uang
benar-benar sudah diterima atau dikeluarkan. Dalam bahasa yang lain, Basis Kas adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembayaran. Basis Kas (Cash) berbeda dengan Basis Akrual (Accrual Basis). Dalam basis
akrual transaksi sudah dapat dicatat walaupun uang belum benar-benar diterima atau
dikeluarkan.

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan Desa. Berikut
penjelasannya :

1. Perencanaan. Perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan perencanaan


penerimaan dan pengeluaran pemerintah desa pada tahun anggaran berkenan yang
dianggarankan dalam APB Desa.

2. Pelaksanaan. Pelaksanaan pengelolaan keuangan desa merupakan penerimaan dan


pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank yang
ditunjuk Bupati/Wali Kota. Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan
spesimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan. Dalam kondisi Desa yang
belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, rekening kas Desa dibuka di
wilayah terdekat.

3. Penatausahaan. Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai


pelaksana fungsi kebendaharaan. Penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap
penerimaan pengeluaran dalam buka kas umum (BKU) yang ditutup setiap akhir
bulan. Dalam penatausahaan keuagan, Kau Keuangan Desa diwajibkan membuat
Buku Pembantu Kas Umum yang terdiri dari:

a) Buku pembantu bank merupakan buku catatan penerimaan dan pengeluaran


melalui rekening kas Desa.
b) Buku pembantu pajak merupakan buku catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak, dan 

c) Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban


uang panjar.

4. Pelaporan. Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksana APBDes semester pertama


kepada Bupati/Walikota melalui camat, yang terdiri dari laporan pelaksanaan APBDes
dan laporan realisasi kegiatan. Kepala Desa menyusun laporan dengan cara
menggabungkan seluruh laporan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
berjalan. 

5. Pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling lambat 3


(tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa. Peraturan Desa disertai dengan laporan keuangan, laporan realisasi dan daftar
program sektoral, program daerah dan program lainnya yang masuk ke Desa. Laporan
pertanggungjawaban merupakan bagian dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa akhir tahun anggaran. Selain laporan pertanggungjawaban kepada
Bupati/Walikota, pemerintah Desa berkewajiban menginformasikan kepada
masyarakat melalui media informasi.

15.3 Asas Pengelolaan Keuangan Desa


Asas adalah nilai-niliai yang menjiwai Pengelolaan Keuangan Desa, yang dimaksud
melahirkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dan harus tercermin dalam setiap tindakan
Pengelolaan Keuangan Desa. Asas dan prinsip tidak berguna bila tidak terwujud dalam tindakan.
Sesuai Permendagri No. 20 Tahun 2018, Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas, yaitu:
1. Transparan
Terbuka – keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain yang
berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi (disembunyikan) atau
dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa, melakukan apa serta bagaimana
melaksanakannya. Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian
bahwa informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat.
Fungsinya, untuk memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya.
Pengelolaan tersebut dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang- undangan. Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dapat
dilihat dari tidak tertatanya administrasi keuangan dengan tertib dan baik. Adanya
aliran dana tertentu (non budgeter/dana taktis/dana yang tidak masuk dalam
anggaran), yang hanya diketahui segelintir orang, merahasiakan informasi, dan
ketidaktahuan masyarakat akan dana-dana tersebut. Hal itu memberikan keleluasaan
terjadinya penyimpangan /penyelewengan oleh oknum aparat yang berakibat fatal
bagi masyarakat maupun aparat yang bersangkutan.
Dengan demikian, asas transparan menjamin hak semua pihak untuk mengetahui
seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses semua pihak terhadap
informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan demikian, Pemerintah Desa
pro aktif dan memberikan kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk mengakses
/mendapatkan/ mengetahui informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa.
2. Akuntabel
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga
dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan akan pertanggungjawaban. Dengan
demikian, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran harus dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses perencanaan hingga
pertanggungjawaban. Asas ini menuntut Kepala Desa mempertanggungjawabkan dan
melaporkan pelaksanaan APBDesa secara tertib, kepada masyarakat maupun kepada
jajaran pemerintahan di atasnya, sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Partisipatif
Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Pengelolaan Keuangan Desa. Sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan masyarakat para pemangku
kepentingan di desa serta masyarakat luas. Utamanya, kelompok marjinal sebagai
penerima manfaat dari program/kegiatan pembangunan di Desa.
4. Tertib dan disiplin anggaran
Mempunyai pengertian bahwa anggaran harus dilaksanakan secara konsisten
dengan pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di
desa. Hal ini dimaksudkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

15.4 Struktur Pemerintahan Desa


Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan merupakan
lembaga perpanjangan dari pemerintah pusat yang memiliki peran atau strategi untuk mengatur
masyarakat yang ada di perdesaan demi mewujudkan pembangunan pemerintah. Berdasarkan
perannya tersebut, maka diterbitkanlah peraturan-peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pemerintahan desa yang mengatur pemerintahan Desa, sehingga roda pemerintahan
berjalan dengan optimal.
A. Struktur Organisasi Desa

1) Kepala Desa. Kepala desa adalah pemerintah desa  yang dibantu perangkat desa
sebagai unsur dari penyelenggara pemerintahan desa (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1
Ayat 3). Tugas dari Kepala desa yaitu menyelenggarakan pemerintahan desa, serta
pemberdayaan desa tersebut (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 1)Struktur
Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan.Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan. Kewajiban dari seorang kepala
desa yaitu:

Kewajiban dari seorang kepala desa menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 4
adalah:

 Memegang dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Desa


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

 Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa

 Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan

 Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender

 Melaksanakan prinsip untuk tata pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan,


professional, efektif dan efisien, bersih serta bebas dari kolusi,korupsi dan
nepotisme

 Menjalin kerja sama serta koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di


desa

 Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik


 Mengelola keuangan dan aset desa

 Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

 Menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa

 Mengembangkan perekonomian masyarakat desa

 Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa

 Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa

 Mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada dan melestarikan lingkungan
hidup

 Memberikan informasi kepada masyarakat desa.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan dan mengatur
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa. Berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokrasi (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat
4 membahas tentang UU Desa)Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap
Pedesaan.Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan. Fungsi BPD
yang bersangkutan dengan kepala desa yaitu (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 55) adalah:

1. Membahas dan menyepakati sebuah Rencana Peraturan Desa bersama kepala desa;
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan
3. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

3. Sekretaris

Merupakan perangkat desa yang bertugas untuk membantu kepala desa untuk
mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi desa, mempersiapkan bahan
penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintah desa.Struktur Organisasi Pemerintahan
Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan. Fungsi sekretaris desa adalah:

a) Menyelenggarakan sebuah kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk


kelancaran tugas kepala desa
b) Membantu dalam persiapan penyusunan Peraturan Desa
c) Mempersiapkan bahan untuk Laporan Penyelenggara Pemerintah Desa
d) Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan rapat rutin
e) Pelaksana tugas lain juga yang di berikan kepada seorang kepala desa.

4. Pelaksana Teknis Desa:

Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) Tugas Dari Kepala Urusan Pemerintahan
(KAUR PEM) adalah untuk membantu kepala desa melaksanakan pengelolaan administrasi
kependudukan. Administrasi pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
desa, mempersiapkan bahan untuk merumuskan kebijakan penataan, kebijakan dalam
penyusunan produk hukum Desa.Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap
Pedesaan. Sedangkan fungsi adalah:

Melaksanakan administrasi kependudukan.

a) Mempersiapkan bahan-bahan penyusunan untuk perencanaan peraturan desa dan


keputusan kepala desa
b) administrasi pertanahan
c) Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi desa
d) bantuan dan melaksanakan penataan kelembagaan untuk masyarakat serta
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa
e) Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan kegiatan masyarakat yang
berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat
dan pertahanan sipil di pedesaan
f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepada desa.

1. Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN) adalah membantu kepala desa


untuk mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi
masyarakat di desa.P engelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan
untuk masyarakat serta menyiapkan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas
pembantuan. Sedangkan fungsinya adalah:
a. Menyiapkan bantuan-bantuan untuk analisa dan kajian perkembangan ekonomi
masyarakat
b. Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan
c. Mengelola tugas pembantuan
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh seorang kepala desa.

B. Tugas Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN)

Tugas Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN) adalah membantu


kepala desa untuk mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan
ekonomi masyarakat di desa. Pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan
untuk masyarakat serta menyiapkan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas
pembantuan. Sedangkan fungsinya adalah:

a) Menyiapkan bantuan-bantuan untuk analisa dan kajian perkembangan ekonomi


masyarakat.
b) Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan
c) Mengelola tugas pembantuan
d) tugas lain yang diberikan oleh seorang kepala desa.

C. Kepala Urusan kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)

Kepala Urusan kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)Tugas Kepala Urusan


kesejahteraan Rakyat (KUR KESRA) adalah untuk membantu kepala desa untuk
mempersiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis. Penyusunan program keagamaan,
serta melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan. Struktur
Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan. Sedangkan fungsinya adalah:

 bahan dan melaksanakan program kegiatan keagamaan.


 melaksanakan program perkembangan kehidupan beragama
 Menyiapkan bahan dan melaksanakan program-program, pemberdayaan
masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
 tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa.

D. kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)

Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) adalah untuk membantu sekretaris desa
melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan desa, pengelolaan administrasi keuangan desa
dan mempersiapkan bahan-bahan penyusunan APB Desa, serta laporan keuangan yang
dibutuhkan desa. Sedangkan fungsinya adalah:

 Mengelola administrasi keuangan desa.


 Mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
 Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris desa.

E. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)

Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Tugas Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)
adalah untuk membantu sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha
dan kearsipan pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan
laporan. Sedangkan fungsinya adalah:

 Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta
pengendalian tata kearsipan untuk desa.
 Melaksanakan pencatatan inventarisasi kekayaan desa.
 pengelolaan administrasi umum.
 Sebagai penyedia, penyimpan dan pendistribusi alat tulis kantor serta pemeliharaan
dan perbaikan peralatan yang ada di kantor.
 Mengelola administrasi perangkat desa.
 Mempersiapkan bahan-bahan laporan.
 Melaksanakan tugas-tugas yang lain yang diberikan oleh sekretaris desa.
5. Pelaksanaan Kewilayahan

Kepala Dusun (KADUS) tugas kepala dusun adalah untuk membantu kepala desa
melaksanakan tugas dan kewajiban pada wilayah kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap
Pedesaan. Fungsi kepala dusun:

 Pelaksana dari tugas seorang kepala desa di wilayah kerja yang sudah ditentukan.
 Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
 Keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh seorang kepala desa tersebut.
 Membantu kepala desa melakukan kegiatan dalam pembinaan dan kerukunan warga
desa.
 Membina swadaya dan gotong royong masyarakat.
 Melakukan penyuluhan program pemerintah desa.
 Sebagai pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh seorang kepala desa.

B. Administrasi Desa

Administrasi Desa menurut Peraturan dari Menteri Dalam Negeri telah di jelaskan dalam
Nomor 2 Tahun 2006 adalah keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai penyelenggaraan pemerintahan Desa pada Buku Administrasi Desa.Struktur
Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan. Jenis dan bentuk Administrasi
Desa menurut peraturan dari Menteri Dalam Negeri telah di jelaskan dalam Nomor 32 Tahun
2006:

1. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan
pemerintahan Desa yang telah di lakukan dan di catat pada Buku Administrasi Umum,
terdiri dari:

 Peraturan Desa.
 Keputusan Desa.
 Data Inventaris Desa.
 Aparat Pemerintah Desa.
 Tanah milik Desa/Tanah Kas Desa.
 Tanah di Desa.
 Agenda.
 Ekspedisi.

2. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk
dan memindahkan data penduduk pada Buku Administrasi Penduduk, terdiri dari:

Buku Data Induk Penduduk Desa.

a) Mutasi Penduduk Desa.


b) Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir Bulan.
c) Penduduk Sementara.
3. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan suatu informasi mengenai
pengelolaan keuangan desa pada Buku Administrasi Keuangan yang ada, terdiri dari:

 Anggaran.
 Kas Umum.
 Buku Kas Harian Pembantu.
 Kas Pembantu Pajak.
 Pembantu Bank.

4. Administrasi pembangunan adalah sebuah kegiatan pencatatan data dan informasi


pembangunan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan pada Buku Administrasi Pembangunan,
terdiri dari:

 Rencana Pembangunan.
 Kegiatan Pembangunan.
 Inventaris Proyek.
 Kader-kader Pembangunan/Pemberdayaan masyarakat.

5. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan BPD adalah
senuah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai BPD, terdiri dari:

- Anggota BPD.
- Keputusan BPD.
- Kegiatan BPD.
- Data Agenda BPD.
- Ekspedisi BPD.

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PERANGKAT DESA.


DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan PerUndang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa
3. Peraturan Yang Di Tetapkan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun
2015 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja
Pemerintah Desa
4. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2015 tentang Desa
5. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Desa
6. Peraturan Dari Desa Ciharashas Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintah Desa
7. Peraturan Dari Kepala Desa Ciharashas Nomor 2 Tentang Uraian Tugas Pokok dan
Fungsi Perangkat Desa.

TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIS DESA

1) Sekretariat Desa dipimpin oleh Seorang Sekretaris Desa dibantu oleh unsur para staf
sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang Administrasi
Pemerintahan.
2) Sekretaris Desa mempunyai fungsi membantu Kepala Desa Yaiyu :

- Melaksanakan urusan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan
ekspedisi
- Urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa, penyediaan perangkat
desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan untuk umum
- Urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-
sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan
administrasi penghasilan dari seorang Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan
lembaga pemerintahan desa lainnya
- Perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan pembelanja desa,
menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan
evaluasi suatu program, serta penyusunan laporan.
Sekretaris Desa mempunyai tugas :

o Memberikan saran dan pendapat kepada seorang Kepala Desa

o pemimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan mengawasi semua unsur/kegiatan


sekretariat desa

o Selalu Memberikan informasi mengenai suatu keadaan sekretariat desa dan keadaan
umum yang ada di desa

o Merumuskan program kegiatan seorang Kepala Desa

o Membantu Kepala desa dalam menyusun rapat desa.Melaksanakan urusan surat


menyurat, kearsipan, evaluasi dan laporan

o Mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil-hasil dari rapat
tersebut rapat

o Membantu Kepala Desa dalam Menyusun suatu rumuskan rancangan mengenai suatu
Peraturan Desa

o Mengumpulkan dan menganalisa sumber-sumber penghasilan yang baru


k.Melaksanakan administrasi kepegawaian Perangkat Desa tersebut

o Penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor serta pemeliharaan


dan perbaikan suatu kantor tersebut

o Mengusahakan ketertiban dan kebersihan lingkungan bangunan lain milik desa

o Administrasi kependudukan, administrasi pembangunan dan administrasi


kemasyarakatan
o Menyusun suatu laporan penyelenggaraan pemerintahan desa, laporan keterangan
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberian informasi penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada masyarakat

o Melaksanakan tugas Kepala Desa apabila Kepala Desa berhalangan

o Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Desa dan tugas lain sesuai
peraturan prundang –undangan.

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA URUSAN TERBAGI MENJADI 3 YAITU:

a. Kepala Urusan Keuangan

b. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum

c. Kepala Urusan Perencanaan

Kepala Urusan Keuangan dalam membantu Sekretaris Desa


mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi dan wewenang dalam melaksanakan urusan
keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan.

b. Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi


keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan
lembaga pemerintahan desa lainnya.Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di
Setiap Pedesaan

Kepala Urusan Keuangan

Sekretaris Desa mempunyai tugas beberapa tugas yaitu:

 Mempelajari peraturan perundang-undangan kebijakan teknis, dan petunjuk teknis bahan


yang lainnya yang berhubungan dengan tugasnya;
 Mengelola keuangan desa dan sumber-sumber keuangan lainnya
 Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah serta menyajikan data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya tersebut;
 Melaksanakan penatausahaan keuangan desa;

 Mencatat dan melakukan kegiatan administrasi pajak, BKU, SPJ serta administrasi lain
yang berkaitan dengan keuangan desa;
 Melaksanakan dan mencatat pengadministrasian penghasilan Kepala Desa, Perangkat
Desa serta tunjangan BPD desa  dan lembaga lainnya juga;
 bahan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi program peningkatan penggalian dan
pengembangan sumber- sumber pendapatan;
  bahan pengendalian program kerja desa;

 konsep Rencana Peraturan Desa tentang Pungutan Desa serta Peraturan-peraturan Desa
yang lainnya sesuai bidang dan tugasnya masing-masing;
 Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat;

 Menyusun laporan pelaksanaan seluruh kegiatan sesuai bidang tugasnya;

 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris Desa mengenai kebijakan-


kebijakan dan tindakan yang akan diambil;
 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh seorang Kepala Desa dan tugas lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.

Kepala Urusan Tata Usaha

Kepala Urusan Tata Usaha dalam membantu Sekretaris Desa

Mempunyai fungsi melaksanakan urusan-urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi


surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan
prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi,
perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

Kepala Urusan Tata Usaha dalam membantu Sekretaris Desa mempunyai tugas beberapa tugas
yaitu:
 Mempelajari peraturan tentang perundang-undangan kebijakan teknis serta bahan lainnya
yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
 Menyusun rencana, melaksanakan dan mengendalikan suatu program kerja urusan
umum;
 Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah serta menyajikan data-data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya masing-masing;
 Melakukan tugas administrasi surat menyurat serta pelayanan umum;

  tugas administrasi kearsipan, dokumentasi, data dan kepustakaan;

 Melakukan tugas perlengkapan dan rumah tangga Pemerintahan Desa;

 Melaksanakan tugas menyelenggarakan dan melaksanakan ketatausahaan Kepala Desa;

  tugas administrasi dan menyiapkan sarana perjalanan dinas;

 Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman sesuai bidang tugasnya;

 Pemantauan, evaluasi pelaksanaan kebijakan dan pedoman sesuai bidang tugasnya;

 Fasilitasi terhadap pelaksanaan dan/atau permasalahan sesuai bidang tugasnya;

Kepala Urusan Perencanaan

Kepala Urusan Perencanaan dalam membantu Sekretaris Desa mempunyai fungsi


mengkoordinasikan urusan-urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan
dan belanja desa.

data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Yang Ada Di Setiap Pedesaan.

Sekretaris Desa mempunyai Beberapa Tugas yaitu:

 Mempelajari peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk


teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
 Menyusun rencana anggaran pendapatan serta belanja desa;

 melaksanakan dan mengendalikan program kerja yang di jalankan;

 merencanakan dan membuat Review RPJMDes, RKPDes dalam menyusun RAPBDes.


 Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan desa,

 Melakukan monitoring dan evaluasi program, serta Penyusunan laporan yang sudah di
dapat.
 Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan program
perekonomian serta pembangunan masyarakat;
 Menginventarisir dan memantau pelaksanaan pembangunan serta administrasi
pembangunan di tingkat desa;
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
peningkatan sarana dan prasarana yang ada di desa;

15.5 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan desa merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, dalam
rangka tersebut maka pemerintah desa harus menyusun perencanaan pembangunan desa
berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memanfaatkan seluruh potensi atau
sumber daya yang dimiliki sesuai kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan kabupaten/kota.

Perencanaan pembangunan desa sebenarnya sudah menjadi agenda rutin yang harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa setiap tahunnya yang disusun secara berjangka. Perencanaan
pembangunan desa merupakan proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan unsur masyarakat secara
partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa yang berkelanjutan.

(PERMENDAGRI Nomor 114 Tahun 2014)

Apa itu RPJM Desa dan apa itu RKP Desa ?

Sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 79 bahwa Pemerintah Desa
menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya secara berjangka
meliputi :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
2. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

RPJM Desa maupun RKP Desa, keduanya ditetapkan dengan Peraturan Desa, yang merupakan
satu-satunya dokumen perencanaan dan menjadi dasar pedoman dalam penyusunan APB Desa.

RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah kepala desa dilantik,
sedangkan RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa mulai bulan Juli dan ditetapkan maksimal
akhir bulan September tahun berjalan.

 Selain RPJM Desa dan RKP Desa, ada lagi yang namanya Daftar Usulan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (DU RKP-Desa) yang merupakan penjabaran dari RPJM Desa dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun yang merupakan bagian dari RKP Desa yang akan diusulkan oleh
Pemerintah Desa kepada Pemerintah Kabupaten dengan mekanisme Perencanaan Pembangunan
Daerah.

RPJM Desa memuat visi dan misi Kepala Desa, arah kebijakan pembangunan desa, serta rencana
kegiatan yang meliputi Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa.

 TAHAPAN PENYUSUNAN

Bagaimana Tahapan Penyusunan RPJM Desa ?

Dalam penyusunan RPJM Desa, Kepala Desa mengikutsertakan unsur masyarakat Desa dengan
mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota.
Berikut ini tahapan penyusunan RPJM Desa :

Tahap 1    :    Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa

Tahap 2    :    Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota

Tahap 3    :    Pengkajian Keadaan Desa

Tahap 4    :    Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa
Tahap 5    :    Penyusunan Rancangan RPJM Desa

Tahap 6    :    Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa

Tahap 7    :    Penyempurnaan dan Penetapan Rancangan RPJM Desa

 Catatan :

Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa jika terjadi dalam hal :

1. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
2. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
3. Perubahan RPJM Desa dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa dan selanjutnya ditetapkan dengan peraturan Desa.

 Bagaimana Tahapan Penyusunan RKP Desa ?

Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa sesuai dengan informasi
dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkaitan dengan Pagu Indikatif Desa dan rencana
kegiatan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun
berjalan dan ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September tahun
berjalan yang nantinya akan menjadi dasar Pemerintah Desa dalam penetapan APB Desa. Dalam
menyusun RKP Desa, Kepala Desa mengikutsertakan masyarakat Desa. Adapun kegiatan dalam
penyusunan RKP Desa diantaranya adalah sebagai berikut :

Tahap 1    :    Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa

Tahap 2    :    Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa

Tahap 3    :    Pencermatan Pagu Indikatif Desa Dan Penyelarasan Program/Keg. Masuk ke Desa

Tahap 4    :    Pencermatan Ulang RPJM Desa

Tahap 5    :    Penyusunan Rancangan RKP Desa


Tahap 6    :    Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Tahap 7    :    Penetapan RKP Desa

Tahap 8    :    Perubahan RKP Desa

Tahap 9    :    Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa

(PERMENDAGRI Nomor 114 Tahun 2014)

 Demikian sekilas terkait dengan tahapan dan sistematika penyusunan RPJM-Desa dan RKP-
Desa, Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh
masyarakat Desa dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya yang ada di Desa.

Dasar Hukum :

1. UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa.


2. PP No.43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa.
3. PP No.47 Tahun 2014 tentang perubahan atas PP No.43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
4. PP No 11 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas PP No. 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
5. Permendagri No.114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.

15.6 Penganggaran Keuangan Desa (APB Desa)

Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah ditetapkan dalam RKP Desa dijadikan
pedoman dalam proses penganggarannya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
merupakan rencana anggaran keuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa. 

A. Proses Penyusunan APB Desa


Proses penyusunan APB Desa dimulai dengan urutan sebagai berikut:

1) Pelaksana Kegiatan menyampaian usulan anggaran kegiatan kepada Sekretaris Desa


berdasarkan RKP Desa yang telah ditetapkan.
2) Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa (RAPB
Desa) dan menyampaikan kepada Kepala Desa pada awal bula Oktober.

3) Kepala Desa selanjutnya menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk


dibahas dan disepakati bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
disepakati bersama paling lambat akhir bulan Oktober tahun berjalan antara Kepala
Desa dan BPD

4) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disepakati bersama
sebagaimana selanjutnya disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota
melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi

5) Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APB Desa paling lama 20


(dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa. Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu
maka Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Kepala Desa melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi.

6) Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran berjalan.

B. Struktur APB Desa


1. Pendapatan Desa
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang mel alui Rekening Kas Desa
yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri sesuai pasal 72 UU Desa bersumber dari :

 Pendapatan Asli Daerah

 Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Desa)

 Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota

 Alokasi Dana Desa


 Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota

 Hibah dan Sumbangan yang Tidak Mengikat dari Pihak Ketiga

 Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah.

Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan menurut kelompoknya terdiri dari :


a) Pendapatan Asli Desa (PADesa)
 Hasil Usaha: BUM Desa dan tanah kas desa.
 Hasil Aset : Pasar Desa.
 Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong : misalnya adalah membangun
dengan melibatkan peran sendiri serta masyarakat berupa tenaga dan barang
yang dinilai dengan uang.
 Pendapatan Asli Desa Lainnya : antara lain hasil pungutan desa.
b) Pendapatan Transfer Desa
1) Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD
kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun.
Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran
berjalan dengan ketentuan:
 Tahap I bulan April sebesar 40%.
 Tahap II bulan Agustus sebesar 40%.
 Tahap III bulan Oktober sebesar 20%.

Penyaluran dana setiap tahap dilakukan paling lambat pada minggu kedua.
Selanjutnya disalurkan paling lama 14 hari kerja setelah diterima kas daerah.

2) Alokasi Dana Desa


Alokasi Dana Desa merupakan bagian dari Dana Perimbangan yang
diterima Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus. Tata Cara pengalokasian ADD ditetapkan
dengan Peraturan Bupati/Walikota dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri. Pengalokasian ADD kepada setiap desanya mempertimbangkan:
 Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.
 Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan
tingkat kesulitan geografis desa.
3) Bagi Hasil pajak Dan Retribusi
Pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan Bagian dari Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota kepada desa paling sedikit 10% dari
Realisasi Penerimaan Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota.
Pengalokasian Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi kepada desa tersebut
ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota, berdasarkan ketentuan:
 60% dibagi secara merata kepada seluruh desa.
 40% dibagi secara proporsional real isasi penerimaan hasil pajak dan
retribusi dari desa masing-masing.
4) Bantuan Keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota
Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dapat memberikan bantuan
keuangan yang bersumber dari APBD provinsi/kabupaten/kota kepada desa
sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan.
Bantuan tersebut diarahkan untuk percepatan pembangunan desa. Bantuan
keuangan tersebut dapat bersifat umum dan khusus.
 Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada desa penerima bantuan
dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pemerintah daerah di desa.
 Bantuan Keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan
pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan
dalam rangka percepatan pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat. Bantuan Keuangan bersifat khusus yang dikelola dalam
APB Desa tidak diterapkan ketentuan penggunaan paling sedikit 70%
dan paling banyak 30%.
c) Pendapatan Desa Yang Sah Lainnya
Kelompok Pendapatan Desa yang Sah Lainnya berupa Hibah dan
Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat berupa pemberian berupa uang
dari pihak ke tiga, hasil kerjasama dengan pihak ketiga atau bantuan perusahaan
yang berlokasi di desa.
2. Belanja Desa
Belanja Desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan
kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka
mendanai penyelenggaraan kewenangan desa. Belanja Desa yang ditetapkan dalam
APB Desa sesuai pasal 100 PP Nomor 47 Tahun 2015 digunakan dengan ketentuan:
 Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.
 Paling banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan
untuk :
 Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa
 Operasional pemerintah desa
 Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa
 Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga yaitu bantuan
kelembagaan yang digunakan untuk operasional RT dan RW.
Penghasilan Tetap, operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan operasional
BPD serta insentif RT dan RW dibiayai dengan menggunakan sumber dana dari
Alokasi Dana Desa. Sedangkan Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk
membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
a) Kelompok Belanja
Belanja Desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis. Klasifikasi
Belanja Desa menurut kelompok terdiri dari:

1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa;


3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa;

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan

5. Bidang Belanja Tak Terduga

b) Jenis Belanja
 Belanja Pegawai
Belanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan
bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD yang pelaksanaannya
dibayarkan setiap bulan. Belanja Pegawai tersebut dianggarkan dalam kelompok
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dengan kegiatan Pembayaran Penghasilan
Tetap dan Tunjangan.
 Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan.
 Belanja Modal
Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan yang
digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa.
3. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi semua penerimaan yang perl u dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
a. Penerimaan Pembiayaan
1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.
SiLPA antara lain berupa pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja,
penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SilPA merupakan penerimaan
pembiayaan yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran apabila realisasi
pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja, mendanai pelaksanaan kegiatan
lanjutan, dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran
belum diselesaikan.
2) Pencairan Dana Cadangan
Pencairan Dana Cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan Dana
Cadangan dari rekening Dana Cadangan ke Rekening Kas Desa dalam tahun
anggaran berkenaan.
3) Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang Dipisahkan digunakan untuk
menganggarkan hasi l penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.
b. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari:

1) Pembentukan Dana Cadangan. Pemerintah Desa dapat membentuk Dana Cadangan


untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya
dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan Dana Cadangan dapat
bersumber dari penyisihan atas penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang
penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2) Penyertaan Modal Desa. Pemerintah Daerah dapat melakukan Penyertaan Modal
Desa, misalnya kepada BUM Desa.
C. Perubahan APB Desa
APB Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa dimungkinkan untuk
dilakukan perubahan. Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabi la terjadi:
 Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;
 Keadaan yang menyebabkan Sisa Lebi h Perhitungan Anggaran (SilPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
 Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun
berjalan; dan/atau
 Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,
dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
 Perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran. Tata cara pengajuan perubahan APB Desa secara umum sama dengan tata cara
penetapan APB Desa.
15.7 Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah rangkaian kegiatan untuk


melaksanakan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBDesa. Kegiatan pokok
dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah menjadi dua, yaitu: (1) Kegiatan yang
berkaitan dengan pengeluaran uang, dan (2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan


Desa, adalah:

 Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa
dilaksanakan melalui rekening kas desa (Pasal 24 ayat 1 Permendagri 113 Tahun
2014).
 Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah (Pasal 24 ayat 3 Permendagri 113 Tahun 2014).
 Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi peraturan desa.
Pengecualian untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional kantor yang
sebelumnya telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.(Pasal 26 ayat 1
Permendagri 113 Tahun 2014)
A. Tugas dan Tanggungjawab Pelaku (Pengelola) Keuangan Desa
1. Kepala Seksi :
- Menyusun RAB
- Mengajukan SPP
- Memfasilitasi pengadaan Barang dan Jasa
- Mengerjakan Buku Kas Pembantu Kegiatan
2. Sekretaris Desa
- Memverifikasi RAB
- Memverifikasi persyaratan pengajuan SPP
3. Kepala Desa
- Mengesahkan RAB
- Menyutujui SPP
4. Bendahara
- Melakukan pembayaran atau pengeluaran dengan menggunakan kas Desa
- Mencatat transaksi dan menyusun Buku Kas Umum
- Mendokumentasikan bukti-bukti pengeluaran
B. Rangkaian Kegiatan Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan
1. Penyusunan RAB
Adapun prosedur dan tatacara penyusunan RAB adalah sebagai berikut:
a) Pelaksana Kegiatan (Kepala Seksi) menyiapkan RAB untuk semua rencana
kegiatan
b) Sekretaris Desa memverifikasi RAB dimaksud
c) Kepala Seksi mengajukan RAB yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa
d) Kepala Desa menyetujui dan mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
(RAB).
2. Pengadaan Barang dan Jasa
Kepala Seksi (Pelaksana Kegiatan) memproses/memfasilitasi Pengadaan Barang dan
Jasa guna menyediakan barang/jasa sesuai kebutuhan suatu kegiatan yang akan
dikerjakan, baik yang dilakukan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga. Pengadaan
barang dan jasa dimaksud bertujuan untuk dan menjamin:
 Penggunaan anggaran secara efisien efisien
 Efektifitas pelaksanaan sebuah kegiatan
 Jaminan ketersediaan barang dan jasa yang sesuai (tepat jumlah, tepat waktu, dan
sesuai spesifikasi)
 Transparansi dan akuntabilitas dalam penyediaan barang/jasa
 Peluang yang adil bagi seluruh masyarakat atau pengusaha terutama yang berada
di desa setempat untuk berpartisipasi

Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa, sebagaimana diatur dalam PP No. 43


tahun 2014, diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, setiap Bupati/Wali Kota wajib
menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota yang mengatur tatacara dan menggariskan
ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa.

3. Pengajuan SPP
Kepala Seksi sebagai Koordinator Pelaksana Kegiatan mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:
a) Berdasarkan RAB tersebut, Pelaksana Kegiatan membuat Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa dilengkapi dengan Pernyataan Tanggung
Jawab Belanja dan Bukti Transaksi.
b) Sekretaris Desa melakukan verifikasi terhadap SPP beserta lampirannya.
c) Kepala Seksi mengajukan dokumen SPP yang sudah diverifikasi kepada Kepala
Desa.
d) Kepala Desa menyetujui SPP dan untuk selanjutnya dilakukan pembayaran.
4. Pembayaran

Prosedur dan tatacara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:

a) Kepala Seksi menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/disahkan Kepala Desa.
b) Bendahara melakukan pembayaran sesuai SPP.
c) Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi.
5. Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan
Kepala Seksi/Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan
pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan
mempergunakan Buku Kas Pembantu kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan didesa. Buku Kas Pembantu Kegiatan ini berfungsi untuk mencatat semua
transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan
oleh Pelaksana Kegiatan.

15.8 Pelaporan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa


Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajibannya dalam pengelolaan
keuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan.Laporan tersebut
bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke Bupati/Walikota dan ada juga
yang disampaikan ke BPD. Rincian laporan sebagai berikut:
A. Laporan kepada Bupati/Walikota (melalui camat):
 Laporan Semesteran Realiasasi Pelaksanaan APB Desa
 Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa kepada
Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.
 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa
B. Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa
Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa disampaikan kepada
Bupati / Walikota melalui camat, terdiri dari:
 Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli
tahun berjalan
 Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat pada akhir bulan
Januari tahun berikutnya.
Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa Semester Pertama menggambarkan
realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan selama semester I dibandingkan dengan
target dan anggarannya, sedangkan Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa Semester
Akhir Tahun mengambarkan Realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan sampai
dengan akhir Tahun, jadi bersifat akumulasi hingga akhir tahun anggaran.
Flowchart penyusunan Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa Semesteran
digambarkan sebagai berikut:

Penyusunan Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa Semesteran


Format LRA APB Desa Semesteran baik Semester Pertama dan Akhir Tahun adalah sesuai
Permendagri 113 Tahun 2014 sebagai berikut:

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA SEMESTER PERTAMA/AKHIR
TAHUN ….
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….

LEBIH/
ANGGARA
Re REALISASI KURAN
URAIAN N Ket.
k. (Rp.) G
(Rp.)
(Rp.)
1 2 3 4 5 6
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa
Hasil Usaha
Swadaya, Partisipasi dan Gotong
Royong
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
yang Sah

Pendapatan Transfer
Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak &
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Alokasi Dana Desa
Bantuan Keuangan Provinsi
Bantuan Keuangan Kab/Kota

Pendapatan Lain lain


Hibah dan Sumbangan dari pihak
ke-3 yang tidak mengikat
Lain-lain Pendapatan Desa yang
sah
JUMLAH PENDAPATAN

BELANJA
Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
Belanja Pegawai:
Penghasilan Tetap Kepala Desa
dan Perangkat
Tunjangan Kepala Desa
dan
Perangkat
Tunjangan BPD

Operasional Perkantoran
Belanja Barang dan Jasa
-Alat Tulis Kantor
-Benda Pos
-Pakaian Dinas dan Atribut
LEBIH/
ANGGARA
REALISASI KURAN
Kode Rek. URAIAN N Ket.
(Rp.) G
(Rp.)
(Rp.)
-Pakaian Dinas
-Alat dan Bahan Kebersihan
-Perjalanan Dinas
-Pemeliharaan
-Air, Listrik dan Telepon
-Honor
-dst…………………..
Belanja Modal
-Komputer
-Meja dan Kursi
-Mesin TIK
-dst……………………..

Operasional BPD
Belanja Barang dan Jasa
-ATK
-Penggandaan
-Konsumsi Rapat
-dst ………………………….

Operasional RT/ RW
Belanja Barang dan Jasa
-ATK
-Penggandaan
-Konsumsi Rapat
-dst ………………………….

Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
Perbaikan Saluran Irigasi
Belanja Barang dan jasa
-Upah Kerja
-Honor
-dst………………..
Belanja Modal
-Semen
-Material
-dst…………

Pengaspalan Jalan Desa


Belanja Barang dan Jasa :
-Upah Kerja
-Honor
-
dst…………………………………
..
Belanja Modal:
-Aspal
-Pasir
-dst ……………

Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan Ketertiban
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor Pelatih
-Konsumsi
Kode ek. URAIAN ANGGARA REALISASI LEBIH/ Ket.
N KURANG
R (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
-Bahan Pelatihan
-dst…………………

Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa
dan Perangkat
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor pelatih
-Konsumsi
-Bahan pelatihan
-dst…………………

Kegiatan………………………..

Bidang Tak Terduga


Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor tim
-Konsumsi
-Obat-obatan
-dst……………………

Kegiatan………………………

JUMLAH BELANJA

SURPLUS / DEFISIT

PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Desa
Yang dipisahkan
JUMLAH (Rp)

Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Desa
JUMLAH (Rp)
2. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Setiap Akhir Tahun
Anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat terdiri dari Pendapatan,
Belanja, dan Pembiayaan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa. Setelah Pemerintah
Desa dan BPD telah sepakat terhadap Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APB Desa dalam bentuk Peraturan Desa, maka Perdes ini disampaikan kepada
Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
sebagaimana tercantum dalam pada pasal 41 Permendagri 113/2014, disampaikan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berkenaan.

3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa


Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada bupati/walikota setiap
semester. Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan:
 Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran
berjalan.
 Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
Berdasarkan Laporan Dana Desa dari desa-desa yang ada di wilayah kabupaten/kota,
Bupati/Walikota menyampaikan Laporan Realisasi Penyaluran dan Konsolidasi Penggunaan
Dana Desa kepada Menteri keuangan dengan tembusan menteri yang menangani desa,
menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian terkait, dan gubernur paling
lambat minggu keempat bulan Maret tahun anggaran berikutnya.
Sampai dengan panduan ini selesai disusun, belum ada ketentuan yang mengatur tentang
format Laporan Dana Desa yang harus disampaikan oleh desa dan format kompilasi yang
harus disusun oleh pemerintah kabupaten/kota. Hal yang bisa menjadi acuan dalam
pengelolaan dana desa adalah Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.
Hal yang perlu menjadi perhatian terkait penggunaan Dana Desa adalah SiLPA Dana
Desa.Bupati/walikota memberikan sanksi administrasi berupa pengurangan Dana Desa jika
SilPA-nya tidak wajar (± 30%), yang dikarenakan penggunaan tidak sesuai dengan prioritas
atau penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.
4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa merupakan laporan yang
disampaikan secara periodik kepada BPD terhadap pelaksanaan APB Desa yang telah disepakati
di awal tahun dalam bentuk Peraturan Desa. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APB Desa dilampiri:
• Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Tahun Anggaran
berkenaan;
• Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; dan
• Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang Masuk ke Desa.
Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Realiasi Pelaksanaan APB Desa
tidak dilakukan evaluasi sebagaimana proses peraturan desa untuk penetapan APB Desa. Hal ini
didasarkan pada Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di
Desa pada pasal 14 dimana dinyatakan hanya 4 (empat) jenis Rancangan Peraturan Desa yang
telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPD yang dilakukan evaluasi oleh
Bupati/Walikota melalui camat yaitu tentang:
• APB Desa,
• Pungutan,
• Tata Ruang, dan;
• Organisasi Pemerintah Desa.
Laporan ini disampaikan kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran (PP 43/2014 pasal 51).Flowchart penyusunan laporan
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
Flowchart Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Berikut disajikan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa yang


diserahkan kepada BPD :

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….

Kode ek URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/ Ket.


KURAN
R . (Rp.) (Rp.) G
(Rp.)
1 2 3 4 5 6
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa
Hasil Usaha
Swadaya, Partisipasi dan Gotong
Royong
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa
yang Sah

Pendapatan Transfer
Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak &
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Alokasi Dana Desa
Bantuan Keuangan Provinsi
Bantuan Keuangan
Kabupaten/Kota

Pendapatan Lain lain


Hibah dan Sumbangan dari Pihak
Ketiga yang Tidak Mengikat
Lain-Lain Pendapatan Desa yang
Sah

JUMLAH PENDAPATAN

BELANJA
Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
Belanja Pegawai:
Penghasilan Tetap Kepala Desa
dan Perangkat Desa
Tunjangan Kepala Desa
dan
Perangkat Desa
Tunjangan BPD

Operasional Perkantoran
Belanja Barang dan Jasa
-Alat Tulis Kantor
-Benda Pos
LEBIH/ Ket.
Kode ANGGARAN REALISASI
URAIAN KURANG
Rek. (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
-Pakaian Dinas dan Atribut
-Pakaian Dinas
-Alat dan Bahan Kebersihan
-Perjalanan Dinas
-Pemeliharaan
-Air, Listrik dan Telepon
-Honor
-dst…………………..
Belanja Modal
-Komputer
-Meja dan Kursi
-Mesin TIK
-dst……………………..

Operasional BPD
Belanja Barang dan Jasa
-ATK
-Penggandaan
-Konsumsi Rapat
-dst ………………………….
Operasional RT/ RW
Belanja Barang dan Jasa
-ATK
-Penggandaan
-Konsumsi Rapat
-dst ………………………….

Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
Perbaikan Saluran Irigasi
Belanja Barang dan jasa
-Upah Kerja
-Honor
-dst………………..
Belanja Modal
-Semen
-Material
-dst…………

Pengaspalan Jalan Desa


Belanja Barang dan Jasa :
-Upah Kerja
-Honor
-
dst…………………………………..
Belanja Modal:
-Aspal
-Pasir
-dst ……………

Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan Ketertiban
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor Pelatih
LEBIH/ Ket.
Kode ek ANGGARAN REALISASI
URAIAN KURANG
R . (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
-Konsumsi
-Bahan Pelatihan
-dst…………………

Kegiatan…………………….

Bidang Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan Pelatihan Kepala Desa
dan Perangkat
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor pelatih
-Konsumsi
-Bahan pelatihan
-dst…………………

Kegiatan………………………..
Bidang Tak Terduga
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Belanja Barang dan Jasa:
-Honor tim
-Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………

Kegiatan………………………

JUMLAH BELANJA

SURPLUS / DEFISIT

PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Desa
Yang Dipisahkan
JUMLAH (Rp)

Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Desa
JUMLAH (Rp)

-Pembiayaan Netto (Penerimaan


Pembiayaan – Pengeluaran
Pembiayaan)
-SILPA Tahun Berjalan (Selisih
Antara Pembiayaan Netto
Dengan Hasil Surplus/Defisit)

5. Tata Cara Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa


Salah satu lampiran dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB
Desa adalah Laporan Kekayaan Milik Desa (Laporan KMD).Laporan KMD mengambarkan
akumulasi Kekayaan Milik Desa per tanggal tertentu.Laporan KMD disajikan secara komparatif
dengan tahun sebelumnya untuk melihat kenaikan/penurunannya.
Laporan KMD merupakan hal yang baru bagi desa.Peraturan sebelumnya belum
mengamanatkan laporan ini, sehingga sebagai langkah awal penyusunan Laporan KMD harus
dilakukan inventarisasi.UU Desa pasal 116 ayat 4 mengamanatkan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan inventarisasi Aset Desa paling lambat 2 (dua) tahun sejak UU
Desa berlaku.
Inventarisasi desa merupakan hal yang penting dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota
dalam mengimplementasikan UU Desa untuk memberi kejelasan jumlah Kekayaan Milik Desa.
Tata cara inventarisasi Kekayaan Milik Desa yang dilakukan bersama antara pemerintah
kabupaten/kota dan pemerintah desa akan dibahas secara lebih rinci dalam Panduan Pengelolaan
Kekayaan Milik Desa

PEMERINTAH DESA .......


LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20...

TAHUN N TAHUN N-1


URAIAN (Tahun Periode (Tahun
Pelaporan) Sebelumnya)
I.ASET DESA
A.ASET LANCAR
1. Kas Desa
a. Uang Kas di Bendahara Desa
b. Rekening Kas Desa
2. Piutang
a. Piutang Sewa Tanah
b. Piutang Sewa Gedung
c. dst......
3. Persediaan
a. Kertas Segel
b. Materai
c. dst......
JUMLAH ASET LANCAR
B. ASET TIDAK LANCAR
1. Investasi Permanen
- Penyertaan Modal Pemerintah Desa
2. Aset Tetap
- Tanah
- Peralatan dan Mesin
- Gedung dan Bangunan
- Jalan, Jaringan dan Instalasi
- Aset Tetap Lainnya
3. Dana Cadangan
- Dana Cadangan

4. Aset Tidak Lancar Lainnya


JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH ASET (A + B)

II.KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


-Utang Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEKAYAAN BERSIH (I – II)

Untuk penyusunan Laporan KMD tahun berjalan, cara pengisiannya saldo akunnya
adalah sebagai berikut:
a. Akun Uang Kas di Bendahara Desa, saldonya diambil dari BKU di
akhir tahun setelah ditutup, sedangkan Akun Rekening Kas Desa
diambil dari Buku Bank setelah sebelumnya dilakukan rekonsiliasi
dengan rekening koran.
b. Akun Piutang, pengisiannya dengan melakukan inventarisasi atas hak
Desa yang belum diterima sampai dengan tanggal pelaporan. Hak Desa
diketahui misalnya dari dokumen perjanjian sewa, dimana pihak ketiga
sudah menikmati jasa/pelayanan yang diberikan desa, namun belum
membayar kewajibannya. Contoh lainnya terkait pendapatan transfer
misalnya terdapat pendapatan berupa dana transfer yang telah
ditetapkan dalam surat keputusan (Dana Desa, ADD, dll) sehingga
sudah menjadi hak, namun hingga akhir tahun belum diterima.
c. Persediaan, Dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan yang
masih ada per tanggal laporan, dengan menggunakan nilai pembelian
terakhir. Contohnya: Materai, ATK, Kertas Segel.
d. Penyertaan Modal adalah Akumulasi jumlah uang yang diberikan
kepada BUM Desa dengan mengacu Peraturan Desa.
e. Aset Tetap berupa Tanah; Bangunan dan Gedung; Peralatan dan Mesin;
Jalan, Jaringan dan Irigasi; diambil dari hasil rekonsiliasi antara Buku
Inventaris Pengurus Barang dan Laporan Progres Kegiatan dari
Pelaksana Kegiatan.
f. Dana Cadangan, dilakukan inventarisasi atas rekening bank yang
menampung Dana Cadangan yang dimiliki oleh pemerintah desa.
g. Kewajiban Jangka Pendek, dilakukan inventarisasi atas kewajiban
pemerintah desa contohnya adalah Pendapatan Diterima Dimuka, Pajak
yang sudah dipungut/dipotong namun belum disetor, dll.
h. Kekayaan Bersih merupakan selisih antara Nilai Aset Desa dengan
Kewajiban Jangka Pendek.

6. Laporan Program Sektoral dan Program Daerah


Laporan Program Sektoral dan Program Daerah yang masuk ke desa adalah informasi
atas program/kegiatan yang dilaksanas akan di wilayah desa yang pelaksanaannya tidak
diserahkan ke desa. Atas program yang masuk ke desa ini diinformasikan kepada pemerintah
desa oleh pelaksana kegiatan dari pemerintah supra desa yang bersangkutan. Format Laporan
Program Sektoral dan Program Daerah yang Masuk ke Desa disajikan sebagai berikut:

PROGRAM SEKTORAL DAN PROGRAM DAERAH YANG MASUK KE DESA


Tanggal :
………

Desa :
………

Kecamatan :
………

Kabupaten :
………

Jenis Lokasi Rincian Sumber Jumlah


No. Volume Satuan
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Dana (Rp)

Su b Total Jenis Kegiatan (1) Rp.

Su b Total Jenis Kegiatan (2) Rp.

Su b Total Jenis Kegiatan (3) Rp.

Sub Total (4) Rp.


Total (1 s/d 4) Rp.

........., tanggal...................
Kepala Desa

(.............................)

7. Informasi Kepada Masyarakat


Pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah harus
diinformasikan termasuk keuangannya kepada masyarakat.Hal itu sebagai wujud trasparansi yang
merupakan asas dari pengelolaan keuangan desa. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APB Desa sesuai ketentuan dan keterbukaan publik diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, antara
lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya.
 Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
Untuk  mencegah terjadinya korupsi dibentuklah aplikasi Sistem Keuangan Desa
(Siskeudes). Siskeudes sendiri merupakan hasil MoU (Memory of Understanding) antara
Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
dengan nomor Nota Kesepahaman 9001627115J dan MOU-16/D4/2015 tanggal 6
November 2015 tentang Peningkatan Pengelolaan Keuangan Desa. Siskeudes dibuat
dalam rangka mewujudkan pengelolaan Keuangan Desa yang transparan, akuntabel, dan
partisipatif, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Siskeudes yang berbasis aplikasi ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Desa dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan desa.Aplikasi ini diberikan kepada seluruh desa secara
cuma-cuma atau tanpa dipungut biaya.Aplikasi Siskeudes ini diberlakukan di seluruh
desa secara bertahap mulai tahun 2016 untuk membantu desa dalam melaksanakan tata
kelola keuangan secara efektif dan efisien.
Pembentukan aplikasi Siskeudes dilakukan karena berdasarkan data Satgas Dana
Desa, bahwa dalam pemantauan oleh satgas Dana Desa setidaknya sudah ada 9 ribu
laporan aduan terkait dengan akses politik Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
Berdasarkan pengawasan yang dilakukan satgas Dana Desa di berbagai Desa di Indonesia
ada beberapa yang menjadi potensi terjadinya korupsi alam pengelolaan Dana Desa yaitu:
a) Lemahnya dokumentasi administrasi dalam dokumen perencanaan desa. Seperti
dokumen berita acara musyawarah dusun, pramusdes, musdes, dan lain-lain.
b) Proses perencanaan pembangunan terkadang tidak disesuaikan dengan kondisi di desa
atau wilayah sekitar. Seperti satuan harga material sebagai basis penyusunan rencana
anggaran belanja per kegiatan yaitu harus adanya kecermatan dalam proses
administrasi pengadaan barang dan jasa.
c) Proses penyusunan laporan kegiatan. Seperti laporan 30 kegiatan dijadikan satu
laporan dan akhirnya menjadi campur aduk. Seharusnya laporan kegiatan itu satu
laporan untuk satu kegiatan.

Adapun yang menjadi latar belakang hadirnya aplikasi Siskeudes yaitu Direktur
Presiden, Permintaan DPR-RI saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rekomendasi KPK-
RI, dan Peran BPKP sebagai auditor internal Pemerintah. Selain itu yang menjadi dasar
pengembangan aplikasi Siskeudes yaitu:
1. Pasal 24 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
2. Pasal 52 PP Nomor 43 Tahun 2014 juncto PP Nomor 47 Tahun 2017 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3. Pasal 2 PP Nomor 60 Tahun 2014 juncto PP Nomor 22 Tahun 2015 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari APBN.
4. Pasal 63 Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 junto Permendagri Nomor 20 Tahun
2017 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
5. Pasal 59 Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.
6. Pasal 25 PMK Nomor 247 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,
Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.

Sehingga dengan adanya aplikasi Siskeudes ini akan membantu perangkat desa
dalam hal dokumentasi administrasi yang menjadi salah satu potensi terjadinya korupsi.

15.9 Laporan Keuangan Melalui Sistem Keuangan Desa (SISKEU-DES)

Sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, Kepala Desa menyusun laporan
pelaksanaan APBDesa Semester Pertama kepada Bupati/Walikota melalui Camat.Selain itu,
Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa setiap akhir Tahun
Anggaran. Laporan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Desa yang disertai dengan Laporan
Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APB Desa dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pada aplikasi Siskeudes terdapat modul untuk menyajikan laporan-laporan tersebut, yaitu:

1. Laporan Realisasi Anggaran dihasilkan melalui modul penatausahaan dengan jurnal


otomatis dari dalam sistem aplikasi.
2. Menu Saldo Awal digunakan untuk mencatat saldo aset dan kewajiban dalam rangka
menghasilkan Laporan Kekayaan Milik Desa/Laporan Aset Desa yang diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
3. Menu Penyesuaian digunakan untuk mencatat perubahan aset dalam tahun berjalan.
4. Menu Penyesuaian digunakan juga untuk melakukan koreksi pendapatan dan belanja
yang sudah dicatat secara definitif.

A. SALDO AWAL

Menu saldo awal digunakan untuk mencatat aset desa dengan bagan akun yang
sederhana.Dalam menginput Saldo awal agar memperhatikan data aset yang
dicatat/diadministrasikan di desa.Sebelum menginput saldo awal aset pada bagan akun
sederhana, setiap desa agar melakukan inventarisasi aset desa dan mengelompokkan hasil
inventarisasi dalam rekening yang sudah ditetapkan.

Untuk mengisikan daftar aset tersebut buka menu Data Entri >> Pembukuan >> Saldo
Awal sehingga tampak form sebagai berikut:

Isian saldo awal harus dicatat dalam jumlah total yang seimbang antara total debet
dengan total kredit.

B. PENYESUAIAN

Menu penyesuaian digunakan untuk mencatat mutasi penambahan atau pengurangan aset
dalam tahun berjalan, penyesuaian Laporan Aset Desa.Menu ini juga digunakan untuk
menyesuaikan pendapatan dan belanja yang sudah bersifat definitif, penyesuaian Laporan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Buka menu Data Entri >> Pembukuan >> Penyesuaian sehingga tampak form sebagai berikut:

Penyesuaian dan penambahan aset akan ditambahkan dalam laporan keuangan apabila
telah di-Posting.

C. LAPORAN PEMBUKUAN

Menu Laporan Pembukuan digunakan untuk mencetak laporan keuangan yang harus
disajikan oleh pemerintah desa, meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran Desa; menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan


penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah desa dalam satu
periode pelaporan.
2. Laporan Realisasi Anggaran Desa per Kegiatan; laporan yang menyajikan realisasi
anggaran berdasarkan kegiatan atau per kegiatan.
3. Laporan Realisasi Anggaran Desa Periodik (bulanan, triwulanan dan semesteran);
laporan yang menyajikan realisasi anggaran berdasarkan periode
4. Laporan Kekayaan Milik Desa; laporan posisi kekayaan (dan hutang) milik Pemerintah
Desa per tanggal akhir tahun anggaran/pelaporan
5. Laporan Realisasi Anggaran per Sumber Dana; laporan yang menyajikan realisasi
anggaran berdasarkan sumber dana yang digunakan dalam satu periode
6. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa; laporan yang berisis tentang data dan/atau
informasi Dana Desa mengenai perkembangan, kemajuan setiap penggunaan Dana
Desa
7. Laporan Penyerapan Dana Desa PMK 225
Untuk mencetak laporan pembukuan klik menu Laporan Pembukuan sehingga tampak tampilan
berikut:

Tahapan proses pencetakan laporan:

1. Pilih jenis laporan yang akan dicetak;


2. Pilih kode kecamatan dan desa;
3. Klik Cetak untuk menayangkan laporan;
4. Print
STUDI KASUS

KPK Tetapkan Delapan Tersangka Kasus Korupsi Proyek Air Minum

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan delapan tersangka dalam kasus


dugaan suap kepada pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
terkait proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Setelah pemeriksaan 1x24
jam dan gelar perkara, disimpulkan adanya dugaan tindak pidana korupsi menerima hadiah atau
janji oleh pejabat di Kementerian PUPR terkait proyek-proyek pembangunan SPAM tahun
anggaran 2017/2018. KPK meningkatkan status perkara ke penyidikan serta menetapkan 8 orang
tersangka," ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam konferensi pers yang digelar di
Gedung KPK.

Kedelapan tersangka terdiri dari, empat orang diduga sebagai pemberi suap yaitu,
Direktur Utama PT WKE Budi Suharto, Direktur PT WKE Lily Sundarsih, Direktur PT TSP
Irene Irma dan Direktur PT TSP Yuliana Enganita Dibyo. Empat orang lainnya diduga sebagai
penerima suap untuk mengatur lelang proyek yaitu, Kepala Satuan Kerja SPAM
Strategis/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SPAM Lampung Anggiat Partunggul Nahot
Simaremare, PPK SPAM Katulampa Meina Woro Kustinah, Kepala Satuan Kerja SPAM
Darurat Teuku Moch Nazar dan PPK SPAM Toba 1 Donny Sofyan Arifin.

Pihak pemberi dijerat dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 56 KUHP. Sementara itu, Pihak penerima dijerat dengan Pasal
12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Dalam pemberitaan sebelumnya, KPK menangkap sekitar 21 orang, terdiri dari pejabat
Kementerian PUPR, pihak swasta dan pihak-pihak lain, dalam OTT yang berlangsung sore
hingga malam, pada Jumat (28/12) kemarin. Saat OTT KPK menyita barang bukti awal sebesar
Rp500 juta dan 25 ribu dolar Singappura, serta satu kardus berisi uang yang masih dalam
penghitungan.

Uang tersebut diduga pemberian pihak swasta kepada pejabat Kementerian PUPR terkait
proyek SPAM Ditjen Cipta Karya tahun 2018, di sejumlah daerah. Lembaga antirasuah itu
menduga ada proyek yang terkait penyediaan air bersih di daerah bencana.  KPK juga
mendalami keterkaitan OTT tersebut dengan proyek pengadaan air minum di daerah terdampak
bencana. Proyek pengadaan air minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR itu
diketahui tersebar di sejumlah daerah.

Solusi :

Untuk kedepannya, pemerintah harus lebih ketat dalam mengawasi transaksi – transaksi
seperti contoh kasus ini. Melihat dari faktanya, instansi swasta banyak yang bekerja sama dengan
pejabat kementrian dengan sangat mudah atau gampang sekali seperti kasus yang saya bahas.

Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181229235642-12-357307/kpk-tetapkan-delapan-
tersangka-kasus-korupsi-proyek-air-minum
Daftar Pustaka

https://www.keuangandesa.info/

https://risehtunong.blogspot.com/2018/05/5-siklus-pengelolaan-keuangan-desa.html

https://www.keuangandesa.info/2016/07/apb-desa-penganggaran-keuangan-desa.html

https://risehtunong.blogspot.com/2018/05/5-siklus-pengelolaan-keuangan-
desa.html#:~:text=Pengelolaan%20Keuangan%20Desa%20adalah%20keseluruhan,pelaporan
%20dan%20pertanggungjawaban%20keuangan%20Desa.
https://www.simpeldesa.com/blog/memahami-asas-pengelolaan-keuangan-desa/2198/
https://www.berdesa.com/5-struktur-pemerintahan-desa-beserta-tugas-dan-fungsinya/

https://www.simpeldesa.com/blog/memahami-asas-pengelolaan-keuangan-desa/2198/

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/perencanaan-pembangunan-desa-83

https://www.desateke.web.id/artikel/2020/8/26/struktur-pemerintah-desa

Anda mungkin juga menyukai