Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1 PKD

Peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan desa


Berdasarkan pasal 72 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa, Desa
mempunyai sumber pendapatan Desa yang terdiri atas; Pendapatan Asli Desa (PAD), bagi hasil pajak daerah
dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh Kabupaten/Kota, alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bantuan
keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa pasal 37- 42, Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa
kepada Bupati/ Walikota setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APB Desa terdiri dari; pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa dilampiri:
1. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan:
2. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; dan
3. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke Desa.
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa, disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah akhir tahun anggaran berkenaan
Pelaporan pengelolaan keuangan desa
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran yang selanjutnya disebut LPPD
akhir tahun anggaran adalah laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada Bupati atau Walikota sebagai
bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi meliputi laporan semua kegiatan desa berdasarkan
kewenangan desa yang ada serta tugas tugas dan keuangan dari pemerintah pusat pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten atau kota selama satu tahun anggaran. LPPD akhir masa jabatan adalah proses kegiatan
melaporkan kepala desa kepada Bupati atau Walikota melalui Camat sebelum pengakhirannya masa jabatan
meliputi laporan penyelenggaraan pemerintahan desa selama enam tahun.
LKPJ akhir tahun anggaran adalah proses kegiatan pelaporan kepala desa kepada rakyat melalui badan
permusyawaratan Desa atau BPD sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi meliputi
keterangan selama proses pelaksanaan peraturan peraturan desa termasuk anggaran pendapatan dan belanja
desa / APBD. Pada paparkan diatas diatur dalam peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan
pelaksanaan undang undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa pasal 48 - 52 tercantum bahwa dalam
pelaksanaan tugasnya kewenangan hak dan kewajibannya Kepala Desa wajib:
1. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/Walikota
2. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatan kepada
Bupati/Walikota
3. Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan
Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa paling sedikit memuat:
1. Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa
2. Pertanggungjawaban pelaksanaan Pembangunan
3. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan
4. Pelaksaan pemberdayaan Masyarakat
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatannya paling sedikit memuat:
1. Ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya
2. Rencana penyelenggaraan pemerintahan desa dalam jangka waktu 5 bulan sisa masa jabatan
3. Hasil yang dicapai dan yang belum dicapai
4. Hal yang dianggap perlu perbaikan
KONSEP PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Pengelolaan Keuangan Desa (PKD) adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa yang dilaksanakan dalam satu tahun
anggaran, terhitung mulai 1 Januari – 31 Desember.
Pengelolaan keuangan desa meliputi:
• Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban
Tugas pelaksanaan teknis pengelolaan keuangan desa (PTKPD). No. 113 tahun 2014 tentang PKD Pasal 3-7
dijelaskan bahwa.
1. Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa
dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan
2. PTPKD berasal dari unsur perangkat desa
3. Sekretaris desa selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa
4. Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya
5. Bendahara Desa dijabat oleh staf pada Urusan Keuangan, yang mempunyai tugas;
• menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menata usahakan, dan mempertanggungjawabkan
penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa.
Ada tiga cakupan APB Desa dalam pengelolaan keuangan yaitu :
1. Pengelolaan pendapatan desa, meliputi semua penerimaan uang (dana) melalui rekening keuangan
desa
2. Pengenaan Belanja Desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa
3. Pengelolaan Pembiayaan Desa, meliputi semua penerimaan yang dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang diterima Kembali
Tahapan pengelolaan desa pengelolaan keuangan desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban, serta adanya pembinaan dan pengawasan.
Ada 2 aspek dan karakteristik Akuntansi Keuangan yaitu: Aspek Fungsi dan Aspek Aktivitas.
Karakteristik penting akuntansi :
a. Pengidentifikasian, pengukuran, dan mengkomunikasikan informasi keuangan
b. Suatu sistem dengan input data dengan output informasi dan laporan keuangan
c. Informasi keuangan terkait suatu entitas
d. Informasi dikomunikasikan untuk pemakai dalam pengambilan keputusan
Ada 4 pihak yang berkepentingan dalam informasi keuangan desa yaitu: Pihak Internal, Badan
Permusyawatan Desa (BPD), Pemerintah, dan Pihak Lainnya.
Prinsip akuntansi adalah sebuah nilai-nilai yang dijadikan panutan dan dipatuhi oleh pembuat standar
akuntansi. Ada beberapa prinsip yang di gunakan, sebagai berikut.
• Prinsip Harga Perolehan, Prinsip Realisasi Pendapatan, Prinsip Objektif, Prinsip Pengungkapan Penuh,
dan Prinsip Konsistensi
Adapun unsur-unsur yang menyangkut pengelolaan keuangan desa, sebagai berikut
• Aset desa, kewajiban desa, kekayaan bersih desa, pendapatan desa, belanja desa, pembiayaan desa
Berdasarkan pasal 100 peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan undang ~
undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang di gunakan APB desa digunakan dengan ketentuan :
1. paling sedikit 70 % dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
2. paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk:
a. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa;
b. operasional pemerintah desa
c. tunjangan dan operasional badan permusyawaratan desa
d. intensif rukun tetangga (RT) rukun warga (RW)
Bupati/Walikota menetapkan besaran penghasilan tetap bagi kepala desa dan perangkat desa sebagai berikut :
1. kepala desa
2. sekretaris desa paling sedikit 70% dari penghasilan tetap kepala desa per bulan; dan
3. perangkat desa selain sekretaris desa paling sedikit 50% dari penghasilan tetap kepala desa per bulan.
Berikut prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa di desa sebagai berikut :
• efisien, efektif, transparan, pemberdayaan masyarakat, gotong royong, dan akuntanbel
dalam pasal 154 peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan undang ~ undang
nomor 6 tahun2014 tentang desa, camat melakukan tugas
• pembinaan dan pengawasan desa
• melakukan fasilitas pengelolaan keuangan desa
• pendayagunaan aset desa.

KELOMPOK 2 : Ruang lingkup pengelolaan keuangan Desa & Metodologi Penyusunan Keuangan
Desa
Ruang Lingkup Pengelolaan Keuangan Desa
1. Perencanaan Keuangan, Meliputi penyusunan rencana kerja dan anggaran belanja desa.
2. Pengelolaan Keuangan, Meliputi pengumpulan dan pendistribusian dana desa.
3. Pertanggungjawaban Keuangan, Meliputi laporan keuangan dan audit keuangan.
Metodologi Penyusunan Anggaran Desa
1. Perencanaan, Mengumpulkan data dan informasi untuk perumusan rencana dan anggaran desa.
2. Pembentukan Tim Anggaran, Membentuk tim untuk menyusun dan merumuskan konsep anggaran.
3. Penetapan dan Finalisasi Anggaran, Anggaran desa ditetapkan setelah musyawarah antara pemerintah
desa dan masyarakat desa.
Sumber Pendapatan Desa
Pajak dan retribusi, bagi hasil pajak, serta hibah dan sumbangan.
Klasifikasi Pendapatan Desa
Pendapatan asli, pendapatan transfer, dan dana perimbangan keuangan pusat-daerah.
Pengeluaran Desa
1. Pengeluaran Operasional, Meliputi operasional semua layanan pemerintah desa seperti listrik, air, dan
limbah.
2. Pengeluaran Investasi, Meliputi pengembangan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan.
3. Pengeluaran Program Sosial dan Pembangunan Desa, Meliputi bantuan sosial dan dana pengembangan
desa.
Audit Keuangan Desa
1. Audit Internal
Dilakukan oleh internal auditor untuk mengevaluasi pengolahan transaksi keuangan di pemerintahan
desa. Tujuannya adalah memastikan bahwa aturan dan prosedur yang berlaku sesuai.
2. Audit Eksternal
Dilakukan oleh auditor independen yang ditunjuk untuk mengevaluasi kebenaran, kewajaran, dan
akuntabilitas laporan keuangan desa.
Tantangan Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa
1. Tantangan Organisasi
Melekatnya birokrasi dan perilaku patrimonial yang sulit untuk diubah.
2. Tantangan Masyarakat
Minimnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa, dan masih banyak masalah seperti konflik
kepentingan dan perilaku oportunistis di desa.
3. Tantangan Keuangan
Keterbatasan sumber daya keuangan desa dan kurangnya pemahaman tentang teknik pengelolaan
keuangan desa.
KELOMPOK 3: Desa, Sejarah Dan Kedudukan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Pemerintahan Desa
Desa, Sejarah Dan Kedudukan
Bukti keberadaan desa, Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyebutkan bahwa “Dalam territori Negara Indonesia terdapat kurang lebih 250 “Zelfbesturende
landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, Dusun
dan Marga di Palembang, dan sebagainya.
Terdapat tiga jenis tipe atau kedudukan desa yaitu Desa Adat, Desa Otonomi, dan Desa Administratif. Satuan
pemerintahan terkecil NKRI sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat adalah pemerintah desa dan
kelurahan.
Kewenangan desa adalah kewenangan yang dimiliki desa. Kewenangan desa meliputi:
1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;
2. Kewenangan berskala desa;
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah
kabupaten/kota;
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah
daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat diamanahkan untuk menetapkan berbagai peraturan pelaksanaan UU Desa, baik dalam
bentuk Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri.
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Provinsi mempunyai peran pengawasan dan pembinaan terhadap desa sebagaimana diatur dalam
UU Desa Pasal 114, meliputi:
1. Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota yang mengatur desa;
2. Melakukan pembinaan kabupaten/kota dalam rangka pemberian Alokasi Dana Desa;
3. Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
4. Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa;
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pemerintah kabupaten/kota sesuai amanat Undang-Undang memiliki kewajiban untuk membina dan
mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. Pengaturan keuangan desa di tingkat kabupaten/kota
diantaranya yaitu :
1. Pengalokasian dan penyaluran dana yang ditransfer ke desa yang dialokasikan dalam APBD.
2. Penetapan Peraturan Pelaksanaan
Kecamatan
camat mempunyai peran dalam hal penyampaian Laporan Realisasi APB Desa dan Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa kepada bupati/Walikota.
Pemerintahan Desa
daftar kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa.
1. Kepala Desa Dan Perangkat Desa
2. Penghasilan Tetap
3. Badan Permusyawaratan Desa
4. Kelembagaan Masyarakat Desa
5. Desa Adat
KELOMPOK 4 AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA & STRUKTUR ORGANISASI
KEUANGAN PEMERINTAH DESA
AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
yaitu
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa.
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan
unsur masyarakat desa;
4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau
pedoman yang melandasinya
disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa yaitu: -
• Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai
untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja;
• Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APB Desa dan dilakukan melalui Rekening Kas Desa.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
• Kepala Desa
Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan mewakili pemerintah desa
dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Dalam hal ini, Kepala Desa memiliki
kewenangan:
1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa;
2. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);
3. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;
Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung tanggal pelantikan dan dapat
menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
• Sekretaris Desa
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APB Desa;
2. Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APB Desa, perubahan APB Desa dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;
3. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB Desa;
• Kepala Seksi
1. Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;
2. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah ditetapkan
di dalam APB Desa;
3. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan:
• Bendahara Desa
1. Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar;
2. Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya;
3. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir
bulan secara tertib;
4. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban
KELOMPOK 5: Perencanaan Keuangan Desa Proses dan Penganggaran Keuangan Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
Merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa untuk Periode enam tahun yang disusun secara
partisipatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terdapat empat ketentuan dalam penyusunan dari RPJM Desa:
1. Periode enam tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa,
kebijakan umum, dan program satuan kerja.
2. RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota, yang memuat visi dan misi Kepala Desa, rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
pemberdayaan masyarakat, dan arah kebijakan pembangunan Desa
3. RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan
kabupaten/kota
4. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak pelantikan kepala
Desa
Rencana Kerja Pemerintah Desa
Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan
penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat kerangka ekonomi desa dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimuktahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana
kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan RPJMDesa.
Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat desa. Penyusunan RKPDesa
dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
• Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa
• Pembentukan tim penyusun RKP Desa
• Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program / kegiatan masuk penyusun RKP Desa
• Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa
• Penyusunan rancangan RKP Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
Merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah desa APBDesa merupakan dokumen formal hasil
kesepakatan antara pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang berisi tentang belanja yang
ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah desa selama satu tahun dan sumber pendapatan yang
diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan
akan terjadi defisit atau surplus. APBDesa disusun dengan memerhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan
APBDesa tahun sebelumnya. Prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas serta dilakukan dengan tertib
dan disiplin anggaran, sehingga akan mendorong dan memastikan bahwa pemerintahan desa akan dikelola
dengan baik.
Fungsi-Fungsi APBDesa
• Fungsi Otorisasi
Menjadi target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan
pembiayaan yang diinginkan sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja desa pada
tahun yang bersangkutan
• Fungsi Perencanaan
APBDesa merupakan pernyataan kebijakan publik sebagai pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
• Fungsi Pengawasan
pedoman pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Fungsi Alokasi
harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian desa.
• Fungsi Distribusi
harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan masyarakat.
• Fungsi Akuntabilitas
memberi landasan penilaian kinerja pemerintah desa; hasil pelaksanaan anggaran yang dituangkan
dalam laporan keuangan pemerintah desa sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah desa
kepada publik.
Struktur Anggaran Pendapatan Desa Dan Belanja Desa (Apbdesa)
1. Pendapatan
pendapatan asli daerah: yaitu Hasil usaha, Hasil aset Swadaya, Partisipasi, dan gotong royong
pendapatan transfer: Dana desa, Bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah,
Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan keuangan dari APBD provinsi
2. Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah
dilakukan berdasarkan ketentuan: 60% dibagi secara merata kepada seluruh desa dan 40% dibagi
secara proporsional berdasarkan realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah masing-masing
desa.
3. Alokasi Dana Desa
mempertimbangkan: Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, serta Jumlah
penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa.
4. Belanja Desa
Klarifikasi belanja desa terdiri atas kelompok:
Penyelenggaraan pemerintahan desa, Pelaksanaan pembangunan desa, Pembinaan kemasyarakatan
desa, Pemberdayaan masyarakat desa, Belanja tak terduga
5. Pembiayaan Desa
Pembiayaan desa terdiri atas : Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Perubahan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) berdasarkan
Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat dilakukan apabila terjadi:
1. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antarjenis belanja.
2. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan.
3. Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan.
4. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan
sosial yang berkepanjangan.
5. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah.

KELOMPOK 6: STRUKTUR APBD DESA (PENDAPATAN DESA, BELANJA DESA,


PEMBIAYAAN, PERUBAHANAPBD DESA)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD Desa) adalah dokumen perencanaan keuangan yang disusun
oleh pemerintah desa untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran desa dalam satu tahun anggaran. Struktur
APBD Desa umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, seperti berikut :
• Pendapatan Desa, adalah sumber dana yang diperoleh pemerintah desa dari berbagai sumber untuk
membiayai kegiatan dan program pembangunan.
• Belanja Desa, adalah dana yang telah dianggarkan dalam APBD
• Dana Cadangan, Dana cadangan digunakan untuk mengatasi keadaan darurat atau keperluan mendesak
lainnya yang tidak terduga.
• Pendapatan lainnya, Pemerintah desa juga dapat mendapatkan pendapatan dari sumber-sumber lain,
seperti hibah, sumbangan, atau pendapatan dari investasi atau aset yang dimiliki oleh desa.
BELANJA DESA
Belanja Desa adalah penggunaan dana yang telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBD Desa) untuk membiayai berbagai program, kegiatan, dan pelayanan yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan desa. Struktur belanja desa dapat bervariasi tergantung pada
prioritas dan kebijakan pemerintah desa, namun umumnya melibatkan beberapa komponen utama, seperti
berikut:
1. Belanja Langsung: Komponen ini mencakup pengeluaran untuk program dan kegiatan yang langsung
mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa.
2. Belanja Tidak Langsung: Komponen ini mencakup pengeluaran untuk biaya operasional dan
administrasi pemerintahan desa.
3. Belanja Hibah: Komponen ini mencakup bantuan atau hibah kepada pihak-pihak tertentu atau
organisasi non-pemerintah dalam rangka mendukung program-program desa. Hibah ini dapat berupa
bantuan sosial, bantuan pendidikan, atau bantuan lainnya.
4. Dana Cadangan: Sebagian dari APBD Desa juga dapat dialokasikan sebagai dana cadangan untuk
mengatasi keadaan darurat atau keperluan mendesak lainnya yang tidak terduga.
PEMBIAYAAN
Pembiayaan APBD Desa dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:
1. Pendapatan Sisa Hasil Usaha: Jika desa memiliki usaha ekonomi seperti pasar desa, warung desa,
atau kegiatan lain yang menghasilkan pendapatan, pendapatan sisa hasil usaha ini dapat digunakan
untuk pembiayaan.
2. Dana Cadangan: APBD Desa biasanya mencakup dana cadangan yang dapat digunakan untuk
mengatasi keadaan darurat atau keperluan mendesak lainnya yang tidak terduga.
3. Pinjaman: Dalam beberapa kasus, desa dapat mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan
lainnya untuk mendukung proyek-proyek pembangunan yang memerlukan sumber dana tambahan.
Pinjaman ini harus dianggarkan dalam APBD Desa dan harus mempertimbangkan kemampuan desa
untuk melunasi pinjaman tersebut.
4. Hibah: Desa juga dapat menerima hibah atau bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau
lembaga donor lainnya. Hibah ini dapat digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu.
PERUBAHAN APBD DESA
Perubahan APBD Desa dapat terjadi ketika terjadi perubahan kondisi atau prioritas yang mempengaruhi
anggaran desa. Perubahan ini dapat berupa perubahan dalam pendapatan (misalnya, peningkatan dana desa
yang diterima), perubahan dalam belanja (misalnya, penambahan program baru atau perubahan dalam alokasi
belanja), atau perubahan dalam pembiayaan (misalnya, penambahan dana cadangan atau penggunaan sumber
pembiayaan tambahan).
Tahapan proses perubahan APBD
1. Evaluasi dan analisis
2. Musyawarah desa
3. Penyusunan rancangan perubahan
4. Pengajuan dan persetujuan
5. Pelaksanaan perubahan
KELOMPOK 7: Prinsip Pelaksanaan Keuangan desa, Pelaksanaan Pengeluaran / Belanja,
Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan, Pelaksanaan pembiayaan
PRINSIP PELAKSANAAN KEUANGAN DESA
• Transparansi, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, Efisiensi dan Efektivitas, Kepatuhan Hukum,
Kemandirian Keuangan, serta Pengawasan dan Pemantauan Independen
TUJUAN PELAKSANA DESA
• Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Lokal yang Berkelanjutan, Transparansi dan Akuntabilitas
LANGKAH-LANGKAH UTAMA DALAM PELAKSANAAN KEUANGAN DESA
1. Penyusunan Anggaran Desa
2. Pelaksanaan Program dan Proyek
3. Pelaksanaan Program dan Proyek
4. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
5. Audit dan Evaluasi
DAMPAK POSITIF PELAKSANAAN KEUANGAN DESA
• Peningkatan Infrastruktur, Pendidikan Dan Kesehatan Yang Lebih Baik, Pengentasan Kemiskinan,
Pemberdayaan Perempuan Dan Masyarakat Marginal
TAHAPAN UMUM DALAM PELAKSANAAN PENERIMAAN PENDAPATAN DESA
1. Penyusunan Anggaran Desa
2. Pengumpulan Pajak Dan Retribusi
3. Pengelolaan Dana Hibah
4. Pengawasan Dan Audit
5. Pelaporan Dan Transparansi
6. Partisipasi Masyarakat
DAMPAK PELAKSANAAN PENERIMAAN PENDAPATAN DESA
• penerimaan pendapatan desa dapat mendukung pembangunan lokal yang berkelanjutan, meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, dan mengurangi kemiskinan. Serta memperkuat pemberdayaan masyarakat
setempat dengan memberikan mereka suara dalam pengambilan keputusan dan akses terhadap layanan
publik yang lebih baik.
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
RAB adalah perkiraan perhitungan atas banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat dan upah, serta
biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek. RAB adalah rencana,
perkiraan, atau estimasi biaya, bukan anggaran sebenarnya yang berdasarkan pelaksanaan (actual cost).
PELAKSANAAN PEMBIAYAAN
Berikut langkah-langkah kunci yang terkait dengan pelaksanaan pembiayaan keuangan desa:
• sumber pendapatan desa adalah landasan utama dalam pembiayaan desa
• perencanaan keuangan yang matang adalah kunci dalam pelaksanaan pembiayaan desa
• transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa sangatlah penting
• partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan keuangan desa adalah kunci
• pengembangan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa adalah investasi penting

Anda mungkin juga menyukai