Pengertian Umum
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usuk, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.
Pemerintahan desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Rencana pembangunan jangka menengah desa atau RPJM Desa, adalah rencana kegiatan pembangunan desa
untuk jangka waktu 6 tahun.
Rencana kerja pemerintah desa atau RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa dalam waktu 1 tahun.
Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa dan dibeli atau diperoleh atas beban
APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
Badan Permusyawaratan Desa atau BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
Surplus anggaran desa adalah selisih lebih antara pendapatan desa dan belanja desa.
Defisit anggaran desa adalah selisih kurang antara pendapatan desa dan belanja desa.
Sisa lebih penghitungan anggaran atau SiLPA, adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran
anggaran selama satu periode anggaran.
Jumlah SiLPA sama dengan jumlah kas di bendahara desa ditambah rekening kas desa.
Konsep Dasar Akuntansi
Aspek Fungsi
Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu entitas untuk melakukan tindakan yang efektif dan efisien. Pihak
yang membutuhkan informasi akuntansi desa, antara lain sebagai berikut.
1) Pihak internal, yaitu pihak yang berada dalam struktur organisasi desa, yaitu kepala desa, sekretaris desa,
bendahara desa, dan kepala urusan/kepala seksi.
2) Badan Permusyawaratan Desa (BPD), yaitu badan yang memiliki tugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan APB Desa
3) Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, mengingat anggaran desa berasal
dari APBN dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan keuangan.
4) Pihak lainnya, yaitu para pihak lain yang memungkinkan melihat laporan keuangan desa, seperti Lembaga
swadaya Desa, RT/RW, dan lain sebagainya.
Prinsip akuntansi merupakan nilai-nilai yang dijadikan panutan dan dipatuhi oleh pembuat standar akuntansi.
a. Prinsip harga perolehan, artinya harga perolehan dari harga (aset) sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak yang bertransaksi. Harga perolehan bernilai objektif sesuai dengan nilai uang yang dibayarkan dari
kas/bank.
b. Prinsip realisasi pendapatan, artinya menentukan cara mengukur dan menentukan nilai pendapatan yang
diperoleh. Pendapatan diukur dari penambahan harta (aset) dan berkurangnya utang atau bertambahnya
kas.
c. Prinsip objektif, artinya mengacu padalaporan keuangan desa yang didukung bukti transaksi yang ada.
Pengawasan dan pengendalian pihak internal diperlukan untuk menghindari terjadinya kecurangan untuk
memanipulasi bukti transaksi.
d. Prinsip pengungkapan penuh, artinya pembuatan laporan keuangan desa hendaknya mengungkapkan
informasi penuh yang tersaji dengan baik secara kualitatif yang dapat memengaruhi pengambilan
keputusan.
e. Prinsip konsistensi, artinya pembuatan laporan keuangan desa harus mempunyai nilai konsistensi untuk
menggunakan metode, pedoman, serta standar pembuatannya. Laporan keuangan desa harus mempunyai
nilai banding, yaitu dapat dibandingkan dengan pemerintah desa lain di dalam periode sama.