PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
1
i.Pengertian Anggaran Desa
1. AlatPerencanaan
Anggaran merupakan alat pengendali manajemen desa dalam rangka
mencapai tujuan. Anggaran desa digunakan untuk merencanakan kegiatan
apa saja yang dilakukan oleh desa beserta rincian biaya yang dibutuhkan
dan rencana sumber pendapatan yang akan diperoleh desa. Anggaran
sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sejalan dengan
visi, misi dan sasaran yang sudah ditetapkan.
2. Merencanakan berbagai program, kegiatan, serta sumber
pendapatan.
3. Mengalokasikan dana untuk program dan kegiatan yang sudah
disusun.
4. Menentukan indikator kinerja dan pencapaian strategi.
2. Alatpengendalian
Anggaran berisi perencanaan detail atas pendapatan dan pengeluaran
desa, dimaksudkan dengan adanya anggaran, semua bentuk pengeluaran
dan pemasukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
adanya anggaran, desa akan sulit mengendalikan pengeluaran dan
pemasukan.
3. Alatkebijakanfiskal
Dengan mengunakan anggaran dapat diketahui bagaimana kebijaksanaan
fiskal yang akan dijalankan desa, dengan demikian akan mudah untuk
memprediksi dan mengestimasi ekonomi dan organisasi. Anggaran dapat
digunakan untuk mendorong, mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan
ekonomi masyarakat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Alatkoordinasidankomunikasi
Dalam menyusun anggaran, pasti antar unit kerja akan melakukan
komunikasi dan koordinasi. Dalam perencanaan dan pelaksanaan
anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh perangkat desa. Anggaran
publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
ikonsistensi suatu unit kerja di dalam pencapaian tujuan desa.
5. Alatpenilaiankinerja
Perencanaan anggaran dan pelaksanaannya akan menjadi penilaian
kinerja perangkat desa. Kinerja perangkat desa akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran serta pelaksanaan efisiensi anggaran.
2
Anggaran merupakan alat yang efektif untuk melakukan pengendalian
dan penilaian kinerja.
6. Alatmotivasi
Anggaran dapat digunakan untuk memberi motivasi kepada perangkat
desa dalam bekerja secara efektif dan efisien. Dengan membuat anggaran
yang tepat dan dapat melaksanakannya sesuai target dan tujuan desa,
maka desa dikatakan mempunyai kinerja yang baik.
1.Pendapatan
b) Transfer
1. Dana desa adalah sumber dana yang berasal dari anggaran
pendapatan dan belanja negara ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan desa,
pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat.
2. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah.
Misalnya : bagi hasil pajak bumi dan bangunan.
3. Alokasi Dana Desa ( ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh
kabupaten untuk desa. Sumber ADD ini adalah dana perimbangan
pusat dan daerah yang diterima kabupaten untuk desa.
4. Bantuan keuangan APBD Pemerintah Ptovinsi, Kab/Kota.
c) Kelompok
1. Hibah dan sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat dapat
berbentuk hadiah, donasi, wakaf, hibah atau sumbangan lain.
Sumbangan yang berbentuk barang (bergerak maupun tidak
3
bergerak) dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa
sesuai UU, dapat juga berbentuk uang, tetapi tidak mengikat.
2. Lain-lain pendapatan desa yang sah, antara lain hasil kerjasama
dengan pihak ketiga, bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
2.Belanja Desa
3.Pembiayaan
a) Penerimaan bembiayaan
4
1. Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya.
2. Mencakup pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja,
penghematan belanja, sisa dana kegiatan lanjutan. Hal tersebut
seperti kelebihan penerimaan pendapatan asli desa, kelebihan
penerimaan lain-lain, kelebihan penerimaan pembayaran,
penghematan belanja. Silpa juga merupakan sisa lebih tahun
anggaran sebelumnya. Silpa menutupi deficit anggaran apabila
realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja,
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan, dan mendanai kewajiban
lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
3. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan
pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening
kas desa dalam tahun anggaran berkenaan. Dana cadangan tidak
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan diluar yang sudah
ditetapkan sebelumnya dalam peraturan desa tentang pembentukan
dana cadangan.
4. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk
menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.
5. Penerimaan pinjaman
b) Pengeluaran pembiayaan
1. Pembentukan dan penambahan dana cadangan digunakan untuk
membiayai kegiatan yang sudah ditetapkan dalam pembentukan
dana cadangan. Dana cadangan tidak dapat sekaligus dibebankan
dalam 1 tahun anggaran yang ditetapkan dalam peraturan desa.
Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan peraturan desa ,
paling sedikit memuat : penetapan tujuan pembentukan dana
cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan.
2. Penyertaan modal desa. Pemerintah desa dapat melakukan
investasi pada Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) atau badan
swasta lain. Penyertaan modal ini dilakukan oleh kepala desa dan
disetujui BPD setelah ada ketetapan peraturan desa. Penyertaan
modal desa masuk dalam pengeluaran pembiayaan dan digunakan
untuk menganggarkan kekayaan pemerintah desa yang
diinvestasikan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Pembayaran hutang. Pembayaran kewajiban desa yang timbul
akibat pinjaman desa pada pihak lain.
5
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar dari biaya
atau input yang telah ditetapkan. Selain itu harus mampu menumbuhkan
profesionalisme kerja disetiap unit yang terkait. Anggaran kinerja berorientasi
pada efisiensi pengelolaan internal program. Anggaran ini mengkaitkan belanja
dan pendapatan dengan beban kerja. Kelebihan penganggaran
kinerjamemperlihatkan kegiatan dan tingkat pelayanan yang diberikan. Anggaran
kinerja memberikaninformasi berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
produktivitas pelayanan yang diberikan olehpemerintah atau lembaga lainnya.
Disisi lain, anggaran kinerja memberikan informasi untukpengambilan keputusan
prioritas pelayanan. Anggaran berbasis kinerja memusatkan perhatian pada
pengukuran efisiensi hasil kerja dengan tujuan memaksimumkan output yang
dapat dihasilkan dari input tertentu.
2. Keadilan Anggaran
6
masyarakat harus mempertimbangkan tingkat kemampuan masingmasing warga
masyarakat untuk membayar. Sumber pendapatan melalui pungutan desa
jumlahnya sangat terbatas.Ditinjau dari kemampuan relatif terbatas, maka
anggaran harus ditetapkan untuk hal-hal yang bersifat prioritas menyangkut
kepentingan dan kebutuhan dasar masyarakat.Komposisi harus menggambarkan
keseimbangan dan keadilan.Pengeluaran tidak hanya untuk kepentingan individu,
pemerintah atau kelompok tertentu saja, tetapi harus proporsonal agar dapat
dinikmati masyarakat, terutama yang berkemampuan terbatas.Dengan demikian,
anggaran harus mampu menggambarkan nilai rasionalitas dalam menetapkan
prioritas dan tingkat pelayanan yang diterima masyarakat. Untuk
menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut, Pemerintah desa dapat melakukan
diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain
itu dalam mengalokasikan belanja desa juga harus mempertimbangkan keadilan
dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa
diskriminasi pemberian pelayanan.
a. Penetapan tujuan dan sasaran secara jelas,hasil dan manfaat, serta indikator
kinerja yang ingin dicapai;
b. Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta
penetapan harga satuan yang rasional.
Paling tidak terdapat dua sistem penganggaran desa yaitu sistem anggaran
berimbang dan defisit.Keduanya diterapkan sesuai dengan kemampuan desa
bersangkutan. Sistem anggaran berimbang artinya dalam menetapkan komponen
pendapatan dan pengeluaran atau belanja harus memperhatikan keseimbangan
7
antara pengeluaran rutin dan pembangunan dengan penerimaan keuangan desa.
Sistem anggaran defisit dalam penerapannya dilakukan dengan menetapkan
pengeluaran atau belanja pembangunan dengan kemampuan penerimaan desa
secara realistis baik yang bersumber dari pendapatan asli desa maupun dukungan
dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Jika target anggaran tidak berhasil
dicapai sesuai kebutuhan rencana pembangunan, maka perlu dilakukan perubahan
yang bersifat taktis dan strategis agar sasaran anggaran berjalan dapat tercapai. Di
sisi lain, kelebihan target penerimaan tidak harus selalu dibelanjakan, sehingga
antara penerimaan dan belanja terjadi surplus atau defisit. Apabila terjadi surplus,
desa dapat membentuk cadangan, sedangkan terjadi defisit anggaran, maka harus
ditutup sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya melalui
pinjaman desa atau sumber lain di mana pemerintah desa mampu
mengembalikannya.
5. Disiplin Anggaran
Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain
:
a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja
yang diizinkan. Artinya tidak dibenarkan pemerintah desa atau
pelaksanamenggunakan biaya untuk pelaksanaan proyek di luar batas pagu
dan pos anggaran yang telah ditetapkan.
6. Taat Asas
8
2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum mengandung arti bahwa
rancangan peraturan desa tentang APBDes lebih diarahkan agar
mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat
(publik) dan bukan membebani masyarakat. Peraturan desa tidak boleh
menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan ketidakadilan,
menghambat kelancaran arus barang dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
pemborosan keuangan/memicu ketidakberdayaan masyarakat kepada
pemerintah desa dan menganggu stabilitas keamanan serta ketertiban
masyarakat yang secara keseluruhan menganggu jalannya penyelenggaraan
pemerintahan di desa.
8. Partisipasi Masyarakat
9
kaitannya dengan kepentingan masyarakat, sehingga dalam menentukan sumber
pendapatan dan pengeluaran harus dilakukan secara terbuka.Masyarakatharus
mampu membaca dan memahami fungsi anggaran dalam konteks rencana
jangkapanjang desa.
9. Kemandirian
1. Transparansi
Menyangkut keterbukaan pemerintah desa kepada masyarakat
mengenai berbagai kebijakan atau program yang ditetapkan dalam rangka
pembangunan desa.
2. Akuntabilitas
10
Menyangkut kemampuan pemerintah desa
mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya
dengan masalah pembangunan dan pemerintah desa. Pertanggungjawaban
yang dimaksud terutama menyangkut masalah finansial.
3. Partisipasi Masyarakat
Menyangkut kemampuan pemerintah desa untuk membuka
peluang bagi seluruh komponen masyarakat untuk terlibat dan berperan
serta dalam proses pembangunan desa. Hal ini sesuai dengan prinsip
otonomi daerah yang menitikberatkan pada peran serta masyarakat.
6. Profesional
Menyangkut keahlian yang harus dimiliki oleh seorang aparatur
sesuai dengan jabatannya.
11
1. Tahap Persiapan Anggaran
12