Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)adalah instrumen


penting yang sangat menentukan dalam rangka perwujudan tata pemerintahan
yang baik (good governance) di tingkat desa. Tata pemerintahan yang baik
diantaranya diukur dari proses penyusunan dan pertanggungjawaban APBDesa.
Memahami proses pada seluruh tahapan pengelolaan APBDesa (penyusunan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban) memberikan arti terhadap model
penyelenggaraan pemerintahan desa itu sendiri. Proses pengelolaan APBDesa
yang didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas akan
memberikan arti dan nilai bahwa pemerintahan desa dijalankan dengan baik.
APBDesa yang memadai juga dapat mendorong partisipasi warga lebih luas pada
proses-proses perencanaan dan penganggaran pembangunan. APBDesa dapat
menjawab partisipasi warga yang bersifat mikro dan mampu ditangani pada level
desa. Proses penguatan Pemerintahan Desa (Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa) perlu dilakukan dalam pengelolaan keuangan desa,
khususnya tahap penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBDesa,
agar APBDesa yang disusun berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa dan memenuhi prinsip-prinsip good governance seperti
transparansi, partisipasi, efektifitas dan akuntabilitas. Berdasar pemikiran-
pemikiran itulah modul ini dibuat sebagai sumbangsih kami dalam mewujudkan
Good Village Governance (Kepemerintahan Desa yang Baik).

BAB II
PEMBAHASAN

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan instrument


baru yang dikeluarkan oleh pemerintah pada awal tahun 2014 yang diikuti
dengann PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dan PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN.

Peraturan Mendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Keuangan Desa memberikan arah penyempurnaan atas Peraturan Mendagri
Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Struktur
pengelolaan telah diperjelas, begitupun alur pengelolaan keuangan desa dan
klasifikasi APBDesa telah diperbarui.

Sedangkan mengenai BUM Desa dan Prioritas Penggunaan Dana Desa


telah juga diatur melalui Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 dan Nomor 5 Tahun 2015.

1
i.Pengertian Anggaran Desa

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah pertanggungjawaban dari


pemegang manajemen desa untuk memberikan informasi tentang segala aktifitas
dan kegiatan desa kepada masyarakat desa pemerintah atas pengelolaan dana desa
dan pelaksanaan berupa rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang
desa. Dalam APBDesa berisi pendapatan, belanja dan pembiayaan desa.

ii.Fungsi Anggaran Desa

Anggaran desa mempunyai beberapa fungsi utama yaitu sebagai:

1. AlatPerencanaan
Anggaran merupakan alat pengendali manajemen desa dalam rangka
mencapai tujuan. Anggaran desa digunakan untuk merencanakan kegiatan
apa saja yang dilakukan oleh desa beserta rincian biaya yang dibutuhkan
dan rencana sumber pendapatan yang akan diperoleh desa. Anggaran
sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sejalan dengan
visi, misi dan sasaran yang sudah ditetapkan.
2. Merencanakan berbagai program, kegiatan, serta sumber
pendapatan.
3. Mengalokasikan dana untuk program dan kegiatan yang sudah
disusun.
4. Menentukan indikator kinerja dan pencapaian strategi.
2. Alatpengendalian
Anggaran berisi perencanaan detail atas pendapatan dan pengeluaran
desa, dimaksudkan dengan adanya anggaran, semua bentuk pengeluaran
dan pemasukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
adanya anggaran, desa akan sulit mengendalikan pengeluaran dan
pemasukan.
3. Alatkebijakanfiskal
Dengan mengunakan anggaran dapat diketahui bagaimana kebijaksanaan
fiskal yang akan dijalankan desa, dengan demikian akan mudah untuk
memprediksi dan mengestimasi ekonomi dan organisasi. Anggaran dapat
digunakan untuk mendorong, mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan
ekonomi masyarakat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Alatkoordinasidankomunikasi
Dalam menyusun anggaran, pasti antar unit kerja akan melakukan
komunikasi dan koordinasi. Dalam perencanaan dan pelaksanaan
anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh perangkat desa. Anggaran
publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
ikonsistensi suatu unit kerja di dalam pencapaian tujuan desa.
5. Alatpenilaiankinerja
Perencanaan anggaran dan pelaksanaannya akan menjadi penilaian
kinerja perangkat desa. Kinerja perangkat desa akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran serta pelaksanaan efisiensi anggaran.

2
Anggaran merupakan alat yang efektif untuk melakukan pengendalian
dan penilaian kinerja.
6. Alatmotivasi
Anggaran dapat digunakan untuk memberi motivasi kepada perangkat
desa dalam bekerja secara efektif dan efisien. Dengan membuat anggaran
yang tepat dan dapat melaksanakannya sesuai target dan tujuan desa,
maka desa dikatakan mempunyai kinerja yang baik.

iii.Komponen akun-akun dalam Anggaran Desa

1.Pendapatan

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pendapatan Desa meliputi


semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan Desa
dapat berasal dari :

a) Pendapatan asli desa


1. Hasil usaha desa : Contoh, desa mempunyai badan usaha milik
desa (Bumdes) bidang usaha pembuatan batik, hasilnya masuk
dalam hasil usaha desa.
2. Hasil kekayaan desa : Contoh, tanah kas desa, pasar desa,
bangunan desa, pemandian desa, hutan desa, dll.
3. Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat adalah membangun
dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat
berupa tenaga atau barang yang dinilai dengan uang : Contoh,
urunan desa, urunan carik, iuran penitipan kendaraan.
4. Lain-lain pendapatan asli desa : Contoh, ganti ongkos cetak surat,
biaya legalasi surat-surat, sewa tanah desa.

b) Transfer
1. Dana desa adalah sumber dana yang berasal dari anggaran
pendapatan dan belanja negara ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan desa,
pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat.
2. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah.
Misalnya : bagi hasil pajak bumi dan bangunan.
3. Alokasi Dana Desa ( ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh
kabupaten untuk desa. Sumber ADD ini adalah dana perimbangan
pusat dan daerah yang diterima kabupaten untuk desa.
4. Bantuan keuangan APBD Pemerintah Ptovinsi, Kab/Kota.

c) Kelompok
1. Hibah dan sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat dapat
berbentuk hadiah, donasi, wakaf, hibah atau sumbangan lain.
Sumbangan yang berbentuk barang (bergerak maupun tidak

3
bergerak) dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa
sesuai UU, dapat juga berbentuk uang, tetapi tidak mengikat.
2. Lain-lain pendapatan desa yang sah, antara lain hasil kerjasama
dengan pihak ketiga, bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.

2.Belanja Desa

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 belanja desa meliputi


semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1
tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan
desa. Belanja desa terdiri dari :

a) Belanja bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa


Belanja ini meliputi beberapa jenis :
1. Penghasilan tetap dan tunjangan, ini terdiri dari belanja pegawai
(penghasilan tetap kepala desa, tunjangan kepala desa, tunjangan
BPD).
2. Operasional perkantoran terdiri dari : Belanja barang dan jasa dan
belanja modal.
b) Bidang pelaksanaan Pembangunan Desa
Belanja jenis ini merupakan belanja yang digunakan untuk pembangunan
desa, contoh : perbaikan saluran irigasi, pengaspalan jalan, dll.
c) Bidang pemberdayaan masyarakat
Belanja jenis ini digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa,
misalnya pendanaan untuk pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan
sampah mandiri.

d) Bidang pembinaan kemasyarakatan


Belanja jenis ini digunakan untuk pembinaan masyarakat desa, misalnya
pendanaan untuk pelatihan perangkat desa, pendanaan untuk kegiatan
taruna.
e) Bidang tak terduga
Belanja ini digunakan untuk hal-hal yang tidak terduga. Kegiatan dalam
keadaan darurat dianggarkan dalam belanja tidak terduga, misalnya
kegiatan sosial bencana.

3.Pembiayaan

Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pembiayaan Desa meliputi


semua penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan terdiri
dari :

a) Penerimaan bembiayaan

4
1. Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya.
2. Mencakup pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja,
penghematan belanja, sisa dana kegiatan lanjutan. Hal tersebut
seperti kelebihan penerimaan pendapatan asli desa, kelebihan
penerimaan lain-lain, kelebihan penerimaan pembayaran,
penghematan belanja. Silpa juga merupakan sisa lebih tahun
anggaran sebelumnya. Silpa menutupi deficit anggaran apabila
realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja,
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan, dan mendanai kewajiban
lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
3. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan
pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening
kas desa dalam tahun anggaran berkenaan. Dana cadangan tidak
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan diluar yang sudah
ditetapkan sebelumnya dalam peraturan desa tentang pembentukan
dana cadangan.
4. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk
menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.
5. Penerimaan pinjaman

b) Pengeluaran pembiayaan
1. Pembentukan dan penambahan dana cadangan digunakan untuk
membiayai kegiatan yang sudah ditetapkan dalam pembentukan
dana cadangan. Dana cadangan tidak dapat sekaligus dibebankan
dalam 1 tahun anggaran yang ditetapkan dalam peraturan desa.
Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan peraturan desa ,
paling sedikit memuat : penetapan tujuan pembentukan dana
cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan.
2. Penyertaan modal desa. Pemerintah desa dapat melakukan
investasi pada Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) atau badan
swasta lain. Penyertaan modal ini dilakukan oleh kepala desa dan
disetujui BPD setelah ada ketetapan peraturan desa. Penyertaan
modal desa masuk dalam pengeluaran pembiayaan dan digunakan
untuk menganggarkan kekayaan pemerintah desa yang
diinvestasikan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Pembayaran hutang. Pembayaran kewajiban desa yang timbul
akibat pinjaman desa pada pihak lain.

iv.Prinsip Penyusunan Penganggaran Desa

Penyusunan APBDesa harus berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

1. Anggaran Berbasis Kinerja

5
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar dari biaya
atau input yang telah ditetapkan. Selain itu harus mampu menumbuhkan
profesionalisme kerja disetiap unit yang terkait. Anggaran kinerja berorientasi
pada efisiensi pengelolaan internal program. Anggaran ini mengkaitkan belanja
dan pendapatan dengan beban kerja. Kelebihan penganggaran
kinerjamemperlihatkan kegiatan dan tingkat pelayanan yang diberikan. Anggaran
kinerja memberikaninformasi berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
produktivitas pelayanan yang diberikan olehpemerintah atau lembaga lainnya.
Disisi lain, anggaran kinerja memberikan informasi untukpengambilan keputusan
prioritas pelayanan. Anggaran berbasis kinerja memusatkan perhatian pada
pengukuran efisiensi hasil kerja dengan tujuan memaksimumkan output yang
dapat dihasilkan dari input tertentu.

Ciri-ciri anggaran berbasis kinerja:

a. Klasifikasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan.


b. Penekanan pada pengukuran hasil kerja.
c. Setiap kegiatan harus dilihat dari segi efisiensi dengan memaksimalkan
output
d. Memerlukan standar pengukuran hasil kinerja.

Keunggulan anggaran berbasis kinerja:

a. Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan.


b. Merangsang partisipasi motivasi aktif unit-unit operasional melaluiproses
usul dari bawah dan penilaian anggaran yang bersifat aktual.
c. Meningkatkan fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatankeputusan
pada setiap tingkat eksekutif.
d. Memungkinkan alokasi dana secara optimal karena setiap kegiatanselalu
dipertimbangkan dari segi efisiensi.
e. Dapat menghindarkan pemborosan.

Kelemahan anggaran berbasis kinerja:

a. Cenderung menurunkan peran badan legislatif dalam proses perumusan


kebijaksanaan dan penentuan anggaran.
b. Tidak terdapat kejelasan tentang penanggung jawab dan siapa yang
menanggung dampak dari setiap keputusan.
c. Tidak semua kegiatan dapat distandarkan dan diukur secara kuantitatif.

2. Keadilan Anggaran

Merencanakan anggaran bukan saja menentukan sumber pendapatan dan


pengeluaran untuk kepentingan pembangunan saja, tetapi menetapkan komposisi
dan beban yang harus ditanggung langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat.Retribusi Desa, dan pungutan desa lain yang dibebankan kepada

6
masyarakat harus mempertimbangkan tingkat kemampuan masingmasing warga
masyarakat untuk membayar. Sumber pendapatan melalui pungutan desa
jumlahnya sangat terbatas.Ditinjau dari kemampuan relatif terbatas, maka
anggaran harus ditetapkan untuk hal-hal yang bersifat prioritas menyangkut
kepentingan dan kebutuhan dasar masyarakat.Komposisi harus menggambarkan
keseimbangan dan keadilan.Pengeluaran tidak hanya untuk kepentingan individu,
pemerintah atau kelompok tertentu saja, tetapi harus proporsonal agar dapat
dinikmati masyarakat, terutama yang berkemampuan terbatas.Dengan demikian,
anggaran harus mampu menggambarkan nilai rasionalitas dalam menetapkan
prioritas dan tingkat pelayanan yang diterima masyarakat. Untuk
menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut, Pemerintah desa dapat melakukan
diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain
itu dalam mengalokasikan belanja desa juga harus mempertimbangkan keadilan
dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa
diskriminasi pemberian pelayanan.

3. Efektivitas dan Efisiensi

Prinsip ini meliputi tindakan pengendalianpembiayaan melalui optimalisasi


pemanfaatan, penghematan dan memperjelas kinerja program dalam mempercepat
target serta sasaran pembangunan tahunan. Proses yang benar dalam perencanaan
anggaran terlebih dahulu menetapkan pokok kegiatan atau program yang akan
dilaksanakan berdasarkan rencana strategis desa, selanjutnya ditetapkan jumlah
biaya yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Pada saat
inilah, masyarakat harus mampu menghitung rincian biaya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dengan mempertimbangkan kondisi keuangan desa.Artinya
dilakukan analisis tentang optimalisasi anggaran untuk mempertemukan tujuan
dan kemampuan pembiayaan desa, sehingga terhindar dari pemborosan. Tidak
seluruh kepentingan dan kebutuhan pembangunan harus dipenuhi tanpa
mempertimbangkan keterbatasan pengelolaan dan pembiayaan. Penganggaran
yang baik akanmenetapkan jenis dan skala prioritas dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan.Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat
mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, dalam perencanaan
perlu diperhatikan :

a. Penetapan tujuan dan sasaran secara jelas,hasil dan manfaat, serta indikator
kinerja yang ingin dicapai;
b. Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta
penetapan harga satuan yang rasional.

4. Surplus Dan Defisit Anggaran

Paling tidak terdapat dua sistem penganggaran desa yaitu sistem anggaran
berimbang dan defisit.Keduanya diterapkan sesuai dengan kemampuan desa
bersangkutan. Sistem anggaran berimbang artinya dalam menetapkan komponen
pendapatan dan pengeluaran atau belanja harus memperhatikan keseimbangan

7
antara pengeluaran rutin dan pembangunan dengan penerimaan keuangan desa.
Sistem anggaran defisit dalam penerapannya dilakukan dengan menetapkan
pengeluaran atau belanja pembangunan dengan kemampuan penerimaan desa
secara realistis baik yang bersumber dari pendapatan asli desa maupun dukungan
dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Jika target anggaran tidak berhasil
dicapai sesuai kebutuhan rencana pembangunan, maka perlu dilakukan perubahan
yang bersifat taktis dan strategis agar sasaran anggaran berjalan dapat tercapai. Di
sisi lain, kelebihan target penerimaan tidak harus selalu dibelanjakan, sehingga
antara penerimaan dan belanja terjadi surplus atau defisit. Apabila terjadi surplus,
desa dapat membentuk cadangan, sedangkan terjadi defisit anggaran, maka harus
ditutup sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya melalui
pinjaman desa atau sumber lain di mana pemerintah desa mampu
mengembalikannya.

5. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain
:
a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja
yang diizinkan. Artinya tidak dibenarkan pemerintah desa atau
pelaksanamenggunakan biaya untuk pelaksanaan proyek di luar batas pagu
dan pos anggaran yang telah ditetapkan.

b. Penganggaran pengeluaran harus didukung adanya kepastian tersedianya


penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan
kegiatan yang belum tersedia dan atau tidak mencukupi kredit
anggarannya dalam APBDesa/perubahan APBDesa.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang


bersangkutan harus dianggarkan dalam APBDesa dan dilakukan melalui
rekening kas desa.

6. Taat Asas

Penyusunan APBDesa sebagai kebijakan desa yang ditetapkan dengan


peraturan desa harus mengikuti asas-asas :

1. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih


tinggi mengandung arti bahwa apabila pendapatan, belanja dan pembiayaan
yang dicantumkan dalam rancangan peraturan desa tersebut telah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan, yang diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintahkan oleh
peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. Peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi yang dimaksud mencakup kebijakan yang
berkaitan dengan keuangan daerah.

8
2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum mengandung arti bahwa
rancangan peraturan desa tentang APBDes lebih diarahkan agar
mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat
(publik) dan bukan membebani masyarakat. Peraturan desa tidak boleh
menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan ketidakadilan,
menghambat kelancaran arus barang dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
pemborosan keuangan/memicu ketidakberdayaan masyarakat kepada
pemerintah desa dan menganggu stabilitas keamanan serta ketertiban
masyarakat yang secara keseluruhan menganggu jalannya penyelenggaraan
pemerintahan di desa.

3. Tidak bertentangan dengan peraturan desa lainnya mengandung arti bahwa


apabila kebijakan yang dituangkan dalam peraturan desa tentang APBDesa
tersebut telah sesuai dengan ketentuan peraturan desa sebagai penjabaran
lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan
memperhatikan cirri khas masing-masing desa. Sebagai konsekuensinya,
rancangan peraturan desa tersebut harus sejalan dengan pengaturannya
tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan desa.

7. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

APBDesa yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka,


jelas dan mudah diakses oleh masyarakat mengenai tujuan, sasaran, sumber
pendanaan pada setiap jenis objek belanja serta hubungan antara besaran anggaran
dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang
dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan masyarakat. APBDesa yang disusun
harus mampu menunjukkan informasi yanglengkap untuk kepentingan
pemerintah, pelaksanaan kegiatan, dan masyarakat.Penggunaan anggaran harus
dipertanggungjawabkan dan dikontrol melalui mekanisme pelaporan yang telah
ditetapkan.Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas
rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut. Transparansi dan pengetahuan
masyarakat yang memadai tentang prosespenyusunan dan penetapan pos-pos
anggaran akan mendorong kinerja dan kontrol publikterhadap pelaksanaan
pembangunan.Anggaran yang telah ditetapkan dan disetujui harus dilaksanakan
melalui mekanisme danprosedur yang jelas.Akuntabilitas perencanaan
danpelaksanaan anggaran merupakan keharusan sebagai wujud
pertanggungjawaban pemerintah desa kepada masyarakat.

8. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses


penyusunan dan penetapan APBDesa sedapat mungkin melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam
pelaksanaan APBDes.Penyusunan dan penetapan APBDesa bukan menjadi
tanggung jawab pemerintah desa dan BPD saja,melainkan melalui keterlibatan
masyarakat.Rencana pembangunan dan kebutuhan biaya pelaksanaan sangat erat

9
kaitannya dengan kepentingan masyarakat, sehingga dalam menentukan sumber
pendapatan dan pengeluaran harus dilakukan secara terbuka.Masyarakatharus
mampu membaca dan memahami fungsi anggaran dalam konteks rencana
jangkapanjang desa.

9. Kemandirian

Pada dasarnya rencana pembangunan desa merupakan prakarsa masyarakat


secara swadaya untuk mencapai tujuan dan harapan yang dicitacitakan. Demikian
halnya dalam menyusun anggaran, prinsip kemandirian menjadi pilar utama agar
desa mampu mewujudkan visi, misi dan tujuannya.Pemerintah desa harus mampu
meningkatkan pendapatan asli desa secara rasional dan tidak membebani
perekonomian masyarakat.Menggali sumber pendapatan desa secara optimal dan
penerapan efisiensi pengeluaran pembangunan, melaluistrategi pembiayaan yang
tepat, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pemerintah.

v.Manfaat Anggaran Desa

Anggaran desa disusun mempunyai dasar tujuan untuk memenuhi pembiayaan


pembangunan dan sumber-sumber dananya untuk pembangunan desa. Secara rinci
manfaat penyusunan Anggaran desa adalah:

1. Sebagai panduan bagi pemerintah desa dalam menentukan strategi


kegiatan operasional, dengan melihat kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya
2. Sebagai salah satu indikator untuk menentukan besarnya biaya pelayanan
yang akan dibebankan masyarakat
3. Bahan pertimbangan untuk menggali sumber pendapatan lain seperti
mengajukan pinjaman
4. Memberikan kewenangan pada pemerintahan desa dalam penyelenggaraan
administrasi desa
5. Memberi arahan bagi pemerintahan desa dalam penyelenggaraan dan
pengawasan pemerintahan desa
6. Menggambarkan kebijakan pembangunan desa dalam 1 periode anggaran
7. Melalui perencanaan yang matang dapat meningkatkan pelayanan
masyarakat

vi.Faktor yang Mempengaruhi Proses Penganggaran Desa

Sukasmanto (2004) dalam Wahjudin (2011) menjelaskan proses penganggaran


dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Transparansi
Menyangkut keterbukaan pemerintah desa kepada masyarakat
mengenai berbagai kebijakan atau program yang ditetapkan dalam rangka
pembangunan desa.

2. Akuntabilitas

10
Menyangkut kemampuan pemerintah desa
mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya
dengan masalah pembangunan dan pemerintah desa. Pertanggungjawaban
yang dimaksud terutama menyangkut masalah finansial.

3. Partisipasi Masyarakat
Menyangkut kemampuan pemerintah desa untuk membuka
peluang bagi seluruh komponen masyarakat untuk terlibat dan berperan
serta dalam proses pembangunan desa. Hal ini sesuai dengan prinsip
otonomi daerah yang menitikberatkan pada peran serta masyarakat.

4. Penyelenggaraan Pemerintah yang Efektif


Menyangkut keterlibatan masyarakat dalam penyusunan anggaran
desa.

5. Pemerintah Tanggap Terhadap Aspirasi yang Berkembang di


masyarakat

Menyangkut kepekaan pemerintah desa terhadap permasalahan


yang ada dalam kehidupan masyarakat dan apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan masyarakat.

6. Profesional
Menyangkut keahlian yang harus dimiliki oleh seorang aparatur
sesuai dengan jabatannya.

vii.Teknik Penganggaran Desa

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi


sehingga output dari perencanaan adalah penganggaran. Proses perencanaan arah
dan kebijakan pembangunan desa tahunan dan rencana anggaran tahunan
(APBDes) pada hakikatnya merupakan perencanaan instrumen kebijakan publik
sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena
pentingnya anggaran tersebut maka perencanaan anggaran/penyusunan anggaran
juga menjadi sesuatu yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
APBDesa merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk
menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.

Dalam proses perencanaan anggaran dikenal adanya siklus anggaran yang


meliputi tiga tahap sebagai berikut.

11
1. Tahap Persiapan Anggaran

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas


dasar taksiran pendapatan yang tersedia.Terkait dengan masalah
tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui
taksiran pengeluaran hendaknya terlebih dahulu dilakukan
penaksiran pendapatan secara lebih akurat.

2. Tahap Pelaksanaan Anggaran

Setelah APBDes disetujui, tahap berikutnya adalah pelaksanaan


anggaran.Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh pemerintah desa adalah dimilikinya sistem
informasi akuntansi dan pengendalian manajemen.

3. Tahap Pelaporan dan Evaluasi

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi


anggaran.Tahap persiapan dan pelaksanaan anggaran terkait
dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan
dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. APBDesa
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi
landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh
Pemerintah Desa untuk suatu periode tertentu.

12

Anda mungkin juga menyukai