Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2018

DOSEN PENGAJAR
Dwi Risma Deviyanti S.E, M.Si
DISUSUN OLEH
1. Sabina Azzahra 2101036192
2. Renova Ramadina 2101036251
3. Wulan Ramadhana 2101036252
4. Aisyah Insani Romadloni 2101036086
5. Nur Fauziatul Khalifah 2101036106
6. Eva Dama Yanti 2101036266
7. Christina Ayu Putri Andini 2101036249
8. Serli Amanda Putri 2101036005
9. Desi Nurhidayah 2101036123
10 Husnul Khotimah 2101036010
11. Rizki Noor Amalia 2101036129
12. Dela Marlinda 2101036210
13. Rifa Julia Maetsa 2101036242
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamuailaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga bisa menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Serta salam penulis
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu di antara tugas mata kuliah di program
studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dwi Risma Deviyanti S.E, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda 18 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5


A. Definisi Keuangan Desa .......................................................................................... 5
B. Azas Pengelolaan Keuangan Desa .......................................................................... 5
C. Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa .............................................................. 6
D. Pembiayaan Desa .................................................................................................... 7
E. Penatausahaan Keuangan Desa ............................................................................... 8
F. Pelaporan & Pertanggungjawaban Keuangan Desa ................................................ 8
G. Pembinaan & Pengawasan Keuangan Desa ............................................................ 9
H. Bentuk & Contoh laporan Keuangan Desa ............................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan konstruksi
menggabungkan fungsi selfgoverning community dengan local self
government, diharapkan kesatuan masyarakat hukum adat yang selama ini
merupakan bagian dari wilayah Desa, ditata sedemikian rupa menjadi
Desa dan Desa Adat. Desa dan Desa Adat memiliki fungsi pemerintahan,
keuangan Desa, pembangunan Desa, serta mendapat fasilitasi dan
pembinaan dari pemerintah Kabupaten / Kota. Desa dan Desa Adat dapat
melakukan perubahan wajah Desa dan tata kelola penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif, pelaksanaan pembangunan yang berdaya guna,
serta pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di wilayahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Permendagri No. 20 Tahun 2018?
2. Apa saja pengelolaan keuangan Desa?
3. Bagaimana bentuk laporan keuangan Desa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Permendagri No. 20 Tahun 2018
2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan Desa
3. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan Desa

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keuangan Desa


Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

B. Azas Pengelolaan Keuangan Desa


Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan,
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan Desa dalam masa 1
(satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
Pengelola keuangan desa, yaitu :
1. Kepala Desa
2. Sekretaris Desa
3. Bendahara Desa
4. Kepala Urusan Desa
5. Kepala Seksi Desa

Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah Desa dalam


kepemilikan kekayaan milik Desa yang dipisahkan. Pelimpahan
sebagian kekuasaan PKPKD Kepada PPKD ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa. Sekretaris Desa bertugas sebagai
koordinator PPKD. Kaur keuangan melaksanakan fungsi
kebendaharaan. Dalam melaksanakan fungsi tersebut kaur
keuangan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.
Kaur keuangan mempunyai tugas yakni menyusun RAK Desa.
Kaur dan Kasi bertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran.

Pengelolaan keuangan Desa meliputi :

5
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penatausahaan
4. Pelaporan
5. Pertanggungjawaban

Pengelolaan keuangan Desa dilakukan dengan Basis Kas. Basis


Kas merupakan pencatatan transaksi pada saat kas diterima atau
dikeluarkan dari rekening kas Desa.[1]

C. Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa


Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan perencanaan
penerimaan dan pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran
berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa. Sekretaris Desa
mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa berdasarkan RKP
Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB Desa yang diatur
dengan Peraturan Bupati / Wali Kota setiap tahun. Rancangan APB Desa
yang telah disusun merupakan bahan penyusunan rancangan Peraturan
Desa tentang APB Desa.

Pendapatan Desa, yaitu :


1. Bagian Dari Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Kabupaten / Kota
2. Alokasi Dana Desa (ADD)
3. Bantuan Keuangan Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Provinsi
4. Bantuan Keuangan Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kabupaten / Kota

Belanja Desa yaitu semua pengeluaran yang merupakan kewajiban


Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran. Klasifikasi belanja dibagi

6
dalam sub bidang dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan Desa
yang telah dituangkan dalam RKP Desa.

Jenis Belanja Pegawai, yaitu :

1. Pegawai
2. Barang / Jasa
3. Modal
4. Tak Terduga [2]

D. Pembiayaan Desa
Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan, mencakup SiLPA
tahun sebelumnya pencairan dana cadangan dan hasil penjualan kekayaan
Desa yang dipisahkan. Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari pembentukan
dana cadangan dan penyertaan modal. Pelaksanaan pengelolaan keuangan
Desa merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan
melalui rekeningkas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati / Wali Kota.
Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda
tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan. Desa yang belum memiliki
pelayanan perbankan di wilayahnya, rekeningkas Desa dibuka di wilayah
terdekat yang dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda tangan
kepala Desa dan Kaur Keuangan. Rekening kas Desa dilaporkan kepala
Desa kepada Bupati/ Wali Kota. Bupati/ Wali Kota melaporkan daftar
rekening kas Desa kepada Gubernur dengan tembusan Menteri melalui
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa.

Penerimaan Desa disetor ke rekening kas Desa dengan cara :

1. Disetor Langsung Ke Bank Oleh Pemerintah


2. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota
3. Disetor Melalui Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan Dan
Kantor Pos Oleh Pihak Ketiga

7
4. Disetor Oleh Kaur Keuangan Untuk Penerimaan Yang Di
Peroleh Dari Pihak Ketiga [3]

E. Penatausahaan Keuangan Desa


Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai
pelaksana fungsi kebendaharaan. Penatausahaan dilakukan dengan
mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.
Pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan. [4]

F. Pelaporan & Penanggungjawaban Keuangan Desa


Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa
semester pertama kepada Bupati/Wali Kota melalui camat. Laporan
sebagaimana dimaksud adalah laporan pelaksanaan APB Desa dan
realisasi kegiatan. Kepala Desa Menyusun laporan sebagaimana dimaksud
dengan cara menggabungkan seluruh laporan paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun berjalan. Bupati / Wali Kota menyampaikan laporan
konsolidasi pelaksanaan APB Desa kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal Bina Pemerintahan Desa paling lambat minggu kedua Bulan
Agustus tahun berjalan.

Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi


pelaksanaan APB Desa kepada Bupati / Wali Kota melalui camat setiap
akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa. Laporan Pertanggungjawaban
merupakan bagian dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir
tahun anggaran. Bupati / Wali Kota menyampaikan laporan konsolidasi
realisasi pelaksanaan APB Desa kepada Menteri melalui Direktur Jenderal
Bina Pemerintahan Desa paling lambatminggu kedua Bulan April tahun

8
berjalan. Laporan diinformasikan kepada masyarakat melalui media
informasi.

G. Pembinaan & Pengawasan Keuangan Desa


Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan yang di
koordinasikan oleh Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa dan
Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan tugas dan
fungsi. Pemerintah Daerah Provinsi melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana
Desa, bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten / kota,
dan bantuan keuangan kepada Desa. Bupati / Wali Kota melakukan
pembinaan dan pengawasan yang dikoordinasikan dengan APIP
Kabupaten / Kota. [5]

H. Bentuk & Contoh Laporan Keuangan Desa


Laporan keuangan, terdiri atas :
1. Laporan Realisasi APB Desa
2. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
3. Laporan Realisasi Kegiatan

Daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya


yang masuk ke Desa.

Proses penyusunan laporan pertanggungjawaban :


1. Buku pembantu
2. BKU
3. Penyusunan kertas kerja
4. Laporan realisasi APBD
5. Catatan atas laporan keuangan (CALK)

9
Contoh Laporan Keuangan Desa

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam tahap pelaporan dan


pertanggungjawaban, bahwa kepala desa kepandean telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 dengan
menyampaikan pelaporan pelaksanaan APBDES sebagaimana yang
dimaksud pada ayat 1 Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan
APB Desa semester pertama kepada Bupati/Wali Kota melalui camat, dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa setiap
akhir tahun anggaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Widayanti, E. Masitoh, and A. Dwi, “Penerapan Azas Pengelolaan


Keuangan Desa: Tinjauan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 di Wilayah
Wonogiri Jawa Tengah,” J. FEB UNMUL Kinerja, vol. 16, no. 1, pp. 10–
21, 2019, [Online]. Available:
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA

[2] H. Husein and S. Warandi, “Implementasi Permendagri No.113 Tahun


2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,” J. Akunt., vol. 6, no. 2, pp. 72–
98, 2020.

[3] J. V. Mamuaya, H. Sabijono, and H. Gamaliel, “Analisis Pengelolaan


Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 (Studi
Kasus di Desa Adow Kecamatan Pinolosian Tengah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan),” Anal. Pengelolaan Keuang. Desa Berdasarkan
Permendagri No. 113 Tahun 2014 (Studi Kasus di Desa Adow Kec.
Pinolosian Teng. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan), Univ. Sam
Ratulangi, Manad., vol. 5, no. 2, pp. 1020–1030, 2017.

[4] J. Lestyowati, “Implementasi Penatausahaan Keuangan Desa di Kecamatan


Kalasan, Kabupaten Sleman: Evaluasi Praktik Akuntabilitas,” J.
Pemberdaya. Masy. Indones., vol. 1, no. 1, pp. 177–186, 2019, doi:
10.21632/jpmi.1.1.177-186.

[5] A. C. Pradana and M. F. Ma’ruf, “Pembinaan dan Pengawasan


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dalam Pengelolaan Keuangan
Pemerintah Desa,” Publika, vol. 9, no. 1, pp. 285–294, 2021, [Online].
Available:
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/37841

12

Anda mungkin juga menyukai