Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANGGARAN PENDAPATAN dan BELANJA DESA (APBDes)

CONTOH LAPORAN APBDes

Di Susun Oleh

“Kelompok 1”

1. Alfirandi (162001022)
2. Asti Puspita (162001019)
3. Samsira (162001018)
4. Sumarni (162001014)
5. Mutmainah Lukman (162001013)
6. Muhammad Irfan (162001004)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

20022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatuallahi wabarokatu

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah swt atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah MANAJEMEN
KEUANGAN DESA.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan


kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusunan, untuk itu, masukkan
yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenahi
kekurangannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pembimbing mata
kuliah MANAJEMEN KEUANGAN DESA, kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat berguna, sebagai karya dari kami dan untuk semua.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatu

Baubau, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.................................................................

B. Contoh Laporan APBDes........................................................................................

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................

B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, atau biasa disebut APBDesa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri ( Permendagri) Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa.
Pemerintah desa dalam menyusun APBDesa harus dimusyawarahkan dengan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) sebagaimana tertuang dalam pasal 73 ayat 2 Undang-undang
No.16 tahun 2014 Tentang Desa, yaitu rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa
diajukan oleh kepala desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Desa
(Undang-undang, 2014). Musyawarah yang dilakukan desa seperti yang terdapat dalam pasal
54 ayat 1 merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat desa untuk memusyawarahkan hal yang
bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Struktur keuangan desa disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa terdiri dari :
Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan Desa. Pendapatan desa yang dimaksud
meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa, pendapatan desa yang dimaksud teridi
atas

1. Pendapatan Asli Desa (PADESA) yang terdiri dari atas hasil usaha yaitu dari hasil
BUMNDES dan tanah kas desa. Hasil aset antara lain tambatan perahu, pasar desa,
tempat pemandian umum, jaringan irigasi. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong
adalah membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat
berupa tenaga, barang yang dinilai dengan uang. Lain-lain pendapatan asli desa
sebagaimana dimaksud antara lain hasil pungutan desa.
2. Transfer, terdiri atas jenis : Dana Desa, Bagian dari Hasil Pajak Daerah
Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah, Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan
Keuangan dari APBD Provinsi, dan Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
3. Kelompok pendapatan lain-lain terdiri atas jenis: Hibah dan Sumbangan dari pihak
ketiga yang tidak mengikat adalah pemberian berupa uang dari pihak ke tiga, dan
Lain-lain pendapatan Desa yang sah antara lain pendapatan sebagai hasil kerjasama
dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.

Belanja desa yang dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa. Klasifikasi Belanja Desa terdiri atas kelompok:
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Belanja Tak Terduga.

Didalam Undang-undang No.16 tahun 2014 tentang desa dan Permendagri No.113
tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan Desa merupakan upaya pemerintah dalam
meningkatkan pembangunan nasioanal yang memfokuskan pada pembanguan Desa. Dimana
desa merupakan salah satu ujung tombak organisasi pemerintah dalam mencapai keberhasilan
urusan pemerintah yang besumber dari pemerintah pusat, karena desa lebih dekat dengan
masyarakat sehingga program dari pemerintah pusat lebih cepat tersampaikan dan desa
dituntut untuk melakukan pengelolaan dengan sebaik mungkin(Rahmi Fajri, 2015). Sejalan
dengan teori tersebut desa sebagai daerah otonom yang berada pada tingkatan terendah secara
otomatis akan menjadi objek berlangsungnya sistem disentralisasi fiskal yang diperoleh dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sistem desentralisasi fiskal yang berlangsung
dengan melibat desa sebagai sasaran distribusinya melahirkan implikasi pada kebijakan
transfer dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada pemerintah desa, yang
secara nyata memberikan dampak catching-up bagi daerah-daerah yang sebelumnya sangat
tertinggal (Martowardojo, 2012), Desentralisasi fiskal bertujuan

1. Meningkatkan efisiensi pengalokasian sumber daya nasional maupun kegiatan pemda,


2. Memenuhi aspirasi daerah, memperbaiki struktur fiskal, dan memobilisasi pendapatan
secara regional maupun nasional,
3. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan di tingkat daerah,
4. Memperbaiki keseimbangan fiskal antar daerah dan memastikan adanya pelayanan
masyarakat yang berkualitas di setiap daerah, dan
5. Menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat (Sidik, 2002). Pelaksanaan
desentralisasi fiskal akan berjalan baik apabila terdapat keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan dalam melakukan pungutan pajak dan retribusi Daerah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa?
2. Bagaimana Contoh Laporan APBDes?

C. TUJUAN
1. Agar Pembaca dapat memahami apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
2. Agar Pembaca dapat Mengetahui Laporan APBDes
BAB 2

PEMBAHASAN

A. ANGGARAN PENDAPATAN dan BELANJA DESA

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah peraturan desa yang
memuat sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu
tahun. APB Desa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan.
Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.

Pendapatan desa merupakan penghasilan yang diperoleh desa yang bersumber dari
pendapatan asli desa (PAD), pendapatan transfer ataupun pendapatan lain-lain desa.
Pendapatan Transfer Desa Binangun berasal dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa
(ADD), Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR) dan Bantuan Keuangan Kabupaten (BKK).
Dana desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa, pengelolaannya dilakukan dalam
kerangka pengelolaan Keuangan Desa. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas
transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat mengetahui dan


mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa.

Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan


pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Partisipatif, yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan


desa dan unsur masyarakat desa.

Tertib dan disiplin anggaran, yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan
atau pedoman yang melandasinya.

Belanja desa merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh desa baik melalui
rekening kas desa ataupun langsung dibayar ke supplier yang merupakan kewajiban dalam 1
tahun anggaran dan tidak diperoleh pembayaran kembali serta diprioritaskan untuk
memenuhi kebutuhan desa yang disepakati dalam musyawarah yang meliputi 5 bidang, yakni
1. penyelenggaraan pemerintah desa,
2. pelaksanaan pembangunan desa,
3. pembinaan kemasyarakatan desa,
4. pemberdayaan masyarakat desa, dan
5. penanggulangan bencana, keadaan mendesak dan darurat desa. (RE/BIN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES) merupakan rencana keuangan


tahunan pemerintahan Desa. Secara yuridis APBDES merupakan produk hukum desa berupa
Peraturan Desa, dimana merupakan produk kesepakatan antara Badan Permusyawaratan Desa
dengan Kepala Desa dalam musyawarah desa. Secara substansi APBDES merupakan produk
perencanaan yang disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES).
Peraturan desa tentang APBDES tersebut ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran sebelumnya.

Dari aspek struktur atau komponen, APBDES terdiri dari pendapatan, belanja dan
pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa. Pendapatan yang terdiri dari
Pendapatan Asli Desa, Hasil Transfer dan Pendapatan Lainnya:

a. Pendapatan asli Desa

Pendapatan asli Desa adalah penerimaan Desa yang diperoleh atas usaha sendiri
sebagai pelaksanaan kewenangan Desa, baik dalam bentuk hasil usaha Desa, hasil aset,
swadaya partisipasi dan gotong royong, dan pendapatan asli desa lain. Pendapatan Asli Desa
dapat diperoleh dari :

o Hasil usaha : Hasil usaha adalah seluruh hasil usaha milik Desa yang dikelola
secara terpisah berdasarkan Peraturan Desa berpedoman pada Peraturan
Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Salah satu hasil usaha yang
menimbulkan penerimaan bagi pendapatan Desa dari hasil usaha Desa, antara
lain hasil BUM Desa.
o Hasil aset : Hasil aset adalah seluruh hasil dari barang milik Desa yang berasal
dari kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah. Seperti; tanah kas Desa, pasar desa, pasar
hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan yang dikelola oleh
Desa, pelelangan hasil pertanian, hutan milik desa, mata air milik Desa,
pemandian umum, wisata Desa dan lain-lain kekayaan asli Desa sesuai dengan
Peraturan Desa tentang Pengelolaan Aset Desa yang berpedoman pada
Peraturan Bupati Buleleng Nomor 80 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Aset
Desa.
o Swadaya, partisipasi dan gotong royong : Swadaya, partisipasi dan gotong
royong masyarakat adalah penerimaan yang berasal dari sumbangan
masyarakat Desa. Penganggaran penerimaan swadaya, partipasi dan gotong
royong harus dihitung secara cermat dan riil dalam bentuk uang yang masuk
ke rekening kas Desa untuk mendukung pelaksanaan suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa.
o Pendapatan asli Desa lain : Pendapatan asli Desa lain adalah penerimaan Desa
yang diperoleh antara lain dari hasil pungutan Desa sesuai dengan
kewenangan Desa yang ditetapkan dan diatur dalamPeraturan Desa.
Pemerintah Desa dilarang melakukan pungutan Desa di luar yang ditetapkan
dan diatur dalam Peraturan Desa dan penyusunan rancangan Peraturan Desa
tentang pungutan Desa wajib mendapat evaluasi dari Bupati.

b. Transfer
o Dana Desa : Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.Dana Desa dianggarkan sesuai
Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa,
Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng
Tahun Anggaran 2020. Apabila Peraturan Bupati tersebut belum ditetapkan,
penganggaran pendapatan dari Dana Desa didasarkan pada tahun sebelumnya atau
informasi atas alokasi sementara Dana Desa yang akan diterima masing-masing Desa
di Kabupaten Buleleng.
o Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah : Bagian dari hasil pajak paerah
dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan Desa yang berasal dari
bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten. Bagian dari Hasil pajak
daerah dan retribusi daerah dianggarkan sesuaiPeraturan Bupati tentang Tata Cara
Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak
dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2020. Apabila Peraturan
Bupati tersebut belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari bagian hasil pajak
daerah dan retribusi daerah kabupaten didasarkan pada tahun sebelumnya atau
informasi atas alokasi sementara bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten yang akan diterima masing-masing Desa di Kabupaten Buleleng.
o Alokasi Dana Desa (ADD) : Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah
bagian dari dana perimbangan/dana alokasi umum yang diterima kabupaten dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten setelah dikurangi dana alokasi
khusus yang selanjutkan dialokasikan ke Desa. ADD dianggarkan sesuaiPeraturan
Bupati tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa, Alokasi
Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng Tahun
Anggaran 2020. Apabila Peraturan Bupati tersebut belum ditetapkan, penganggaran
pendapatan dari ADD didasarkan pada tahun sebelumnya atau informasi atas alokasi
sementara ADD yang akan diterima masing-masing Desa di Kabupaten Buleleng.
o Bantuan keuangan dari APBD Provinsi : Adalah bantuan keuangan dari pemerintah
Provinsi Bali kepada Desa yang merupakan upaya untuk mendukung Pemerintah
Desa 9 dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Desa. Bantuan Keuangan dapat bersifat khusus dan bersifat umum. Bantuan keuangan
dianggarkan apabila sudah ada dasar hukum atau ketetapan yang sahyang dikeluarkan
oleh Pemerintah Provinsi Bali atau berdasarkan informasi yang diberikan oleh
Pemerintah Provinsi Bali.
o Bantuan keuangan dari APBD Kabupaten : Adalah bantuan keuangan dari pemerintah
Kabupaten Buleleng kepada Desa yang merupakan upaya untuk mendukung
Pemerintah Desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa. Bantuan keuangan dapat bersifat khusus dan bersifat umum.
Bantuan keuangan dianggarkan apabila sudah ada dasar hukum atau ketetapan yang
sah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng atau berdasarkan
informasi yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Bantuan keuangan
bersifat khusus dikelola dalam APB Desa, tetapi tidak masuk dalam perhitungan
belanja penggunaan paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) untuk belanja
pembangunan dan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) untuk belanja
operasional.

c. Pendapatan lain

Pendapatan lain adalah pendapat Desa yang terdiri atas :

1. Penerimaan dari hasil kerja sama Desa;


2. Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa;
3. Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ke tiga;
4. Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang mengakibatkan
penerimaan di Kas Desa pada tahun anggaran berjalan;
5. Bunga bank;
6. Hadiah lomba yang diikuti oleh Pemerintah Desa; dan
7. Pendapatan lain Desa yang sahpendapatan asli desa, transfer dan pendapatan lainnya.

Sedangkan belanja desa terdiri dari belanja : bidang pemerintahan desa, bidang
pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan desa, bidang
pemberdayaan masyarakat dan bidang penanggulangan bencana keadaan darurat mendesak
desa. Jenis belanja terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang/jasa, belanja modal dan
belanja tak terduga. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban
Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa. Adapun
pembiayaan desa terdiri dari : penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun anggaran berikutnya. Yang termasuk penerimaan pembiayaan adalah :
SILPA tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan desa yang
dipisahkan kecuali tanah dan bangunan. Sedangkan termasuk pengeluaran pembiayaan adalah
: pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal. Ada parameter atau ukuran untuk
menentukan sejauhmana APBDES dinilai baik atau berkualitas yaitu disusun dan ditetapkan
tepat waktu, materi yang disusun singkron dengan perencanaan kegiatan di
Kecamatam,Kabupaten, Provinsi maupun arah kebijakan nasional serta kegiatan yang telah
ditetapkan memiliki nilai-nilai inovasi dalam peningkatan kualitas pelayanan, berupa
pengadaan aplikasi yang memudahkan pelaksanaan sikronisasi penginputan data Desa ke
Kecamatan

B. CONTOH LAPORAN APBDes


BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah peraturan desa yang
memuat sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu
tahun. APB Desa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan.
Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Keuangan
desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin anggaran.

Pendapatan desa yang terdiri dari pendapatan asli desa, Hasil Tranfer dan Pendapatan
Lainnya.

- Pendapatan asli Desa diperoleh dari Hasil Usaha, Hasil Aset, Swadaya, Pendapatan
Asli Desa Lain.
- Tranfer : Dana Desa, Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah, Alokasi
Dana Desa (ADD), Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi, Bantuan Keuangan dari
APBD Kabupaten.
- Pendapatan Lain : Penerimaan dari hasil kerja sama Desa, Penerimaan dari bantuan
perusahaan yang berlokasi di Desa, Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak
ke tiga.

B. SARAN

Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://gerokgak.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/58-pendapatan-dan-belanja-desa

https://images.app.goo.gl/akquAPgcxYrNtFWQ8

Anda mungkin juga menyukai