Anda di halaman 1dari 7

RESUME AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DESA


Disusun oleh kelompok II Akuntansi Syariah 2
Zaitun (225240041)
Indah Sricahayani Mazri (225240042)
Qarirah Raniah Hanafi (225240086)
Fausiyah Tulfadillah (225240087)
Masniati (225240088)
Sahrul (225240098)

Sejalan dengan tuntutan dan dinamika pembangunan bangsa, dalam UU No. 6 Tahun
2014 dijelaskan bahwa perlu dilakukan pembangunan kawasan pedesaan. Pembangunan
kawasan pedesaan merupakan perpaduan pembangunan antardesa dalam satu kabupaten/kota
sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat desa di kawasan pedesaan melalui pendekatan pembangunan
partisipatif. Oleh karena itu, rancangan pembangunan kawasan pedesaan dibahas bersama
oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan
pemerintah desa. Secara dokumentatif, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Perencanaan dan penganggaran keuangan desa merupakan proses yang terintegrasi sehingga
output dari perencanaan keuangan desa adalah penganggaran. Proses perencanaan arah dan
kebijakan pembangunan desa tahunan dan rencana anggaran tahunan (APBDesa) pada
hakikatnya merupakan perencanaan instrumen kebijakan publik sebagai upaya meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena pentingnya anggaran tersebut maka perencanaan
anggaran/penyusunan anggaran menjadi sesuatu yang penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa.

1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDESA)


RPJM Desa disusun oleh tim penyusun RPJM Desa yang telah ditetapkan. Menurut
Permendagri Nomor 114 tahun 2014 pasal 4 Perencanaan Pembangunan Desa Jangka
Menengah atau RPJM Desa adalah perencanaan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan
ditetapkan dengan peraturan desa.Rancangan RPJM Desa dibahas dan disepakati bersama

1
oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk ditetapkan menjadi
Peraturan Desa tentang RPJM Desa.RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan kades terpilih. Ardi Hamzah (2015)
menyatakan kalau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) bertujuan
untuk :
a) Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan keadaan setempat.
b) Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program
pembangunan di desa.
c) Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di desa.
d) Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan
di desa.

Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, berikut beberapa rencana kegiatan
yang dapat dimasukkan dalam rancangan RPJMDesa.

1) Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa


2) Bidang pelaksanaan pembangunan desa
3) Bidang pembinaan kemasyarakatan
4) Bidang pemberdayaan masyarakat
2. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDesa)
Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa) merupakan penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang memuat kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan
yang dimuktahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan
serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMDesa. RKP Desa berdasarkan Permendagri
Nomor 114tahun 2014 mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan
dan RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September
tahun berjalan. Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat
desa. Penyusunan RKPDesa dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
1) Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa
2) Pembentukan tim penyusun RKPDesa

2
3) Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa
4) Pencermatan ulang dokumen RPJMDesa
5) Penyusunan rancangan RKPDesa
6) Penyusunan RKPDesa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa
7) Penetapan RKPDesa
8) Perubahan RKPDesa
9) Pengajuan daftar usulan RKPDesa
3. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)
Setelah RKP Desa ditetapkan maka dilanjutkan proses penyusunan APBDesa.
Rencana biaya dan rencana anggaran biaya yang telah ditetapkan dalam RKP Desa
dijadikan pedoman dalam proses penganggaran dalam APBDesa. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah
desa.APBDesa disusun dengan memerhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa tahun
sebelumnya.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah instrumen penting
dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan
pemerintah desa.Pengelolaan APBDesa didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi,
dan akuntabilitas serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, sehingga akan
mendorong dan memastikan bahwa pemerintahan desa akan dikelola dengan baik. Berikut
fungsi-fungsi APBDesa menurut Ardi Hamzah (2015)
1) Fungsi otorisasi
2) Fungsi perencanaan.
3) Fungsi pengawasan
4) Fungsi alokasi
5) Fungsi distribusi
6) Fungsi akuntabilitas
4. STRUKTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan APBDesa terdiri dari pendapatan
desa, belanja desa, dan pembiayaan desa. Pendapatan desa diklasifikasikan menurut
kelompok dan jenis. Belanja desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.
Pembiayaan diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.
a) Pendapatan Desa

3
Pendapatan Desa : Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas desa yang
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali
oleh desa.
Pendapatan Desa terdiri dari:
1) Pendapatan Asli Desa (PADesa);
2) Transfer; dan
3) Pendapatan lain-lain.
b) Belanja Desa
Belanja Desa : Meliputi semua Pengeluaran yang merupakan kewajiban desa dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Dan dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Belanja Desa menurut kelompok :
1) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
2) Pelaksanaan Pembangunan Desa;
3) Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
4) Pemberdaayaan Masyarakat Desa;
5) Penanggulangan bencana, keadaan darurat & mendesak desa.

Belanja Desa menurut jenisnya :

1) Belanja pegawai
2) Belanja barang/jasa
3) Belanja modal
4) Belanja tak terduga
c) Pembiayaan Desa
Pembiayaan Desa : merupakan semua Penerimaan yg perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yg akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bisa maupun
pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Desa, merupakan semua penerimaan.
Pembiayaan Desa menurut kelompok meliputi:
1) Penerimaan Pembiayaan; dan
2) Pengeluaran Pembiayaan. (Psl. 24 ayat (2).
5. PROSES PENYUSUNAN RENCANA APBDESA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Anggaran

4
Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDesa), yang mana proses penyusunannya didasarkan
pada Permendagri No. 113 Tahun 2014.
1) SEKDES mengkoordinasikan penyusunan Ranc. APBDesa berdasarkan RKPDESA
tahun berkenaan dan Pedoman penyusunan APBDesa yg diatur oleh PerBup/Walkot
setiap tahun (pasal. 31 ayat (2) Permendagri No.20//2018);
2) Materi muatan PerBup/Walkot, paling sedikit memuat :
a) Sinkronisasi kebijakan Pemda Kab/Kota dengan kewenangan desa dan RKPDesa;
b) Prinsip penyusunan APBDesa;
c) Kebijakan penyusunan APBDesa;
d) Teknis penyusunan APBDesa;
e) Hal khusus lainnya.
3) Ranc APBDesa yg telah disusun merupakan bahan penyusunan Ranc PERDES ttg
APBDesa;
4) Ranc Perdes ttg APBDesa disampaikan Kades pada BPD utk disepakati bersama dlm
musyawarah desa, dan disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan;
5) BPD tidak menyepakati Ranc Perdes tentang APBDesa yg disampaikan KADES,
Pemdes hanya dapat melakukan kegiatan yg berkenaan dengan pengeluaran operasional
penyelng pemdes dengan menggunakan pagu tahun sebelumnya (pasal. 32 (3))
6) Atas dasar kesepakatan bersama, Kades dan BPD, selanjutnya KADES menyiapkan
Ranc PERKADES mengenai penjabaran APBDesa, dan penyusunannya di
koordinasikan oleh SEKDES;
7) Disepakati, KADES menyampaikan Ranc PERDES pada Bupati/Walikota melalui
Camat untuk dievaluasi, paling lambat 3 (tiga) hari setelah disepakati.
6. PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA)
Perubahan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat dilakukan apabila terjadi
:
a) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antarjenis belanja.
b) Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.
c) Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan.
d) Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan.

5
e) Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah.

Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran. Pemdes Dapat melakukan Perubahan APBDesa apabila terjadi :

 Penambahan dan/atau pengurangan dlm pendapatan desa pd thn anggaran berjalan;


 Sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan thn berjalan yg akan
digunakan dlm thn berkenaan.
 Pegeseran antar bidang antar sub bidang,antar kegiatan,dan antar jenis belanja;
 SiLPA thn sebelumnya digunakan utk thn anggaran berjalan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., CA. & Rusmianto, S.E., M.Si. (2016). Akuntansi
Desa.salemba Empat.Jln. Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610

Baihaqi, Ratih Pelita Sari, Dri Asmawanti. (2017). PROSES PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN KEUANGAN DESA. Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356 Vol. 7,
No.1

A.Gani Manik,SH.MM.2018 Perencanaan keuangan desa.Kemendagri.

Anda mungkin juga menyukai