Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA DESA (STUDI KASUS DESA


PENEROKAN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN
BATANGHARI TAHUN 2022)

Oleh:

M.DONI SAPUTRA
(105200024)

Dosen Pengampu:

Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si., MSHS

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SYAIFUDIN JAMBI

1444 H / 2022
A. Latar belakang
Pembangunan di Indonesia selain masih memiliki kesenjangan antara desa dan kota,
juga menimbulkan permasalahan pembangunan di desa itu sendiri. Adapun beberapa
masalah diantaranya ; (1) Tingkat kesejahteraan masyarakat desa masih terpuruk, (2)
Pelaksanaan tata kelola keuangan desa yang harus menyesuaikan pada Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2014 mengenai Desa, (3) Pengembangan potensi desa yang
kurang maksimal (Soleh, 2017). Permasalahan yang ada tersebut menjadikan
pemerintah pusat harus lebih mengoptimalkan pembangunan yang berbasis desa.
Dengan hal tersebut, maka pemerintah meluncurkan sebuah program yaitu dana desa.
Dana desa dibentuk pada tahun 2014. Sebelum muncul peraturan perundang-
undangan tentang dana desa, pemerintah mengatur mengenai keuangan desa pada
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Untuk memperjelas mengenai
dana desa, dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber pada APBN. Dengan kata lain, dana desa merupakan transfer dari
pemerintah pusat yang diberikan untuk pemerintah desa dalam rangka melakukan
pembangunan.
Realisasi penyerapan dana desa di Provinsi Jambi per 21 Juli 2021 mencapai 47,02
persen dari pagu anggaran sebesar Rp 1,22 triliun atau Rp 574,65 miliar. "Hingga 21
Juli 2021, realisasi dana desa Provinsi Jambi mencapai 47,02 persen atau sebesar Rp
574,65 miliar," Kemudian, Kabupaten Sarolangun yang sudah mencapai 66,41 persen
atau Rp 74,01 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 111,45 miliar. Kabupaten
Merangin 65,35 persen atau Rp 77,87 persen dari pagu anggaran Rp 119,11 miliar,
Kabupaten Tanjab Barat 48,8 persen atau Rp 53,29 miliar dari pagu anggaran sebesar
Rp 109,19 miliar, dan Kabupaten Batanghari 44,62 persen atau Rp 45,23 miliar dari
pagu anggaran sebesar Rp 101,35 miliar.1

1
Adam Nurfaizi Rosyan, Amni Zarkasyi Rahman, Kismartini, Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam Pengelolaan
Dana Desa Di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Temabalang, Kota Semarang,
Hlm. 1
Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Jambi
B.TEORI
Pengertian APBDes
Secara struktur APBDes menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa, dimana pada pasal 8 ayat 1 APBDes
terdiri dari atas:
 Pendapatan Desa.
Pada pasal 9 ayat (1) sudah jelas bahwa pendapatan desa meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 tahun
anggaran yang tidak dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa bersumber dari
PADesa (Pendapatan Asli Desa), transfer dan lain-lain.
 Belanja desa.
Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan
kewajiban desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa. Belanja pada pemerintah desa meliputi biaya
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
 Pembiayaan desa.
Pembiayaan desa merupakan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayan desa
terdiri atas penerimaan pembiayaan yang mencakup:
a). SilPA (sisa lebih perhitungan anggaran) tahun sebelumnya,
b). Pencairan Dana cadangan, dan
c). Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.
Berikut pembiayaan desa terdiri dari pengeluaran yang mencakup:
a). pembentukan Dana cadangan,
b). penyertaan modal desa.2
Kebijakan Dana Desa
Menurut Ramdhani, & Ramdhani (2017) dalam Sunardi, N., & Lesmana, R.
(2020) “menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah penerapan suatu
peraturan program, aksi dan tindakan serta tindakan dalam suatu aturan yang
menyatu pada suatu sistem tertentu.

2
Pebriyanto A. Hulinggi 1), Ismet Sulila 2), Rustam Tohopi 3), Transparansi Pengelolaan Dana Desa di
Kecamatan Lemito,Kabupaten Pohuwato, Universitas Negeri Gorontalo, Hlm. 3
Berdasarkan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa, Keuangan Desa
adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa. Adapun yang berhubungan dengan kebijakan pengelolaan
keuangan desa sudah diatur dalam Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2016
tentang dana desa, dimana Dana desa bersumber dari APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) yang pengelolaanya sudah diatur dalam Permendagri
nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa. Berdasarkan kebijakan
yang ada sudah jelas bahwa pengelolaan keuangan khususnya pengelolaan
keuangan desa sudah diatur sehingga tujuannya untuk pengelolaan Dana desa
yang tepat sasaran.
Adapun kebijakan pengelolaan dana desa di Kabupaten Pohuwato sudah diatur
dalam Peraturan Bupati Pohuwato nomor 46 tahun 2015 tentang pengelolaan
keuangan desa, dimana Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukan bagi Desa yang
ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Pohuwato
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Maka
sudah jelas bahwa 17 anggaran yang bersumber dari APBN tersebut harus
dipertanggungjawabkan oleh pemerintah desa dan juga pengelolaan Dana desa
harus transparan kepada masyarakat itu sendiri. Jelas pasal 3 ayat 2 menjelaskan
bahwa Asas transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip
keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan
akses informasi seluas-Iuasnya tentang keuangan desa.
Pelaksanaan Pengelolaan Dana
Desa Pengelolaan Dana desa menurut Thomas (2013) dalam Sunardi, N., &
Lesmana, R. (2020) adalah suatu proses atau suatu rangkaian pekerjaan yang
dilakukan oleh serangkaian kelompok orang di dalamnya terdapat perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan potensi
yang ada dalam mencapai tujuan tertentu. Dana desa juga sudah diatur dalam
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2016 dana desa yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) guna untuk pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan baik dari segi pembangunan serta pemberdayaan
masyarakat dan pembinaan masyarakat. Tujuan pemberian Dana desa disesuikan
dengan kebutuhan masing-masing desa.
Pelaksanaan pengelolaan dana desa dimana adanya tindakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok baik pemerintahan maupun swasta yang
diarahkan pada pencapaian tujuan maupun sasaran sebagaiamana yang
dikemukakan oleh Yudianto Noverman (2018) dalam Sunardi, N., & Lesmana, R.
(2020) menyatakan bahwa pelaksanaan pengeloaan Dana Desa adalah tindakan-
tindakan yang dilakaukan oleh individuindividu (dan kelompok) pemerintah dan
swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dari pengertian diatas dapat disimpulkan implementasi kebijakan terdiri dari tiga
hal, yaitu (1) tujuan atau sasaran kebijakan, (2) aktivitas atau kegiatan pencapaian
tujuan, dan (3) hasil kegiatan. Adapun empat variabel terkait dengan keberhasil
suatu kebijakan menurut Edwards III (1980) yaitu (1) 3komunikasi, (2) sumber
daya (3) disposisi, dan (4) struktur birokrasi.
Jelasnya sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 43 pasal 93 Tahun
2014 Pengelolaan Keuangan Desa adalah semua kegiatan yang meliputi:
(1) Perencanaan,
(2) Penganggaran,
(3) Penatausahaan,
(4) Pelaporan
(5) pertanggungjawaban, dan
(6) pengawasan keuangan desa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan Dana desa dilakukan
perencanaan dalam pelaksaan kegiatan yang menggunakan Dana desa, sehingga
sampai pada tahapan pertanggungjawaban dan pengawasan anggaran.
Transparansi Dana Desa
Bentuk transparansi dimaksud seperti yang dikemukakan oleh Talengkera,
dkk (2018) dalam Setyawati & Ferdinand (2020) transparansi dapat dirinci
menjadi beberapa indikator, antara lain:
1. Penyediaan dan akses informasi yang jelas tentang perencanaan, prosedur
pelaksanaan dan pertanggung jawaban.

3
Pebriyanto A. Hulinggi 1), Ismet Sulila 2), Rustam Tohopi 3), Transparansi Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan Lemito
Kabupaten Pohuwato, Universitas Negeri Gorontalo, Hlm. 1
2. Adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat.
3. Keterbukaan proses pengelolaan.
4. Keterbukaan informasi tentang dokumen pengelolaan Dana desa.
Jelas bahwa indikator transparansi pengelolaan Dana desa intinya pemerintah
desa perlu melakukan 18 penyampaian informasi kepada masyarakat,
memudahkan masyarakat mengakses informasi sudah masuk pada bentuk
peningkatan transparansi. Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh
Mahmudi (2016) dalam Amalia & Mahsuni (2020) transparansi adalah
keterbukaan dalam sebuah organisasi untuk memberikan informasi secara nyata
yang berkaitan dengan aktivitas pengelolaan terhadap sumber daya publik kepada
pihak yang membutuhkan dan menjadi pemangku juga pengelola kepentingan.
Kedua teori yang ada sudah jelas bahwa transparansi Dana desa merupakan
bentuk tanggungjawab yang paling utama dilakukan oleh pemerintah desa dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahapan evaluasi. Sehingga akan
berakibat pada pencapaian tujuan kebijakan yang sudah ditetapkan terkait dengan
pengelolaan anggaran desa dalam hal ini lebih kepada Dana desa.
B. Pembahasan
1. Tersedianya Informasi yang memadai tentang Dana Desa.
Keterbukaan informasi menjadi kewajiban pemerintah desa Sunggumanai sebagai
tanggung jawab atas pengelolaan pemerintah desa khususnya penggunaan dana desa.
Kewajiban untuk menjalankan keterbukaan informasi diatur oleh UU No. 14/2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dan peraturan menteri nomor 6
tahun 2018 Tentang Pelayanan Informasi Publik Dan Pengaduan Masyarakat di
Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Adapun hasil penelusuran yang dilakukan oleh penulis terkait dengan ketersediaan
informasi yang memadai di Desa Penerokan bahwa pemerintah Desa Penerokan telah
melakukan upaya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait
transparansi penggunaan 4Dana Desa diantaranya yakni, pemasangan papan informasi
berupa spanduk penggunaan Dana Desa secara umum. Selain itu, pemasangan papan
informasi penggunaan Dana Desa setiap kegiatan fisik maupun pengembangan
masyarakat juga sudah dilakukan pemerintah Desa Penerokan saat ini.

4
Umi Purwanti, Tranparansi Pengelolaan Dana Desa Di Desa Melilian Kecamatan Gelumbang Kabupaten
Muara Enim, Staf Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Sjakhyakirti, hlm. 9
2. Pengetahuan Masyarakat tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah
Pengetahuan masyarakat tentang dana desa menja5di salah satu tolak ukur
keberhasilan pemerintah desa dalam menerapkan prinsip transparansi. Pada dasarnya
seluruh kegiatan pemerintah desa yang berhubungan dengan dana desa dapat
diketahui oleh seluruh masyarakat desa. Dalam hal in pengetahuan masyarakat
tentang dana desa yakni dimana masyarakat senantiasa mengetahui berbagai program
pembangunan fisik dan non-fisik Pemerintah Desa serta berapa banyak dana desa
yang diterima. Masyarakat desa memperoleh berbagai informasi yang mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat dan diharapkan agar mampu berpartisipasi
dalam berbagai program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Penerokan.
Tingkat pengetahuan masyarakat desa Penerokan yang dinilai masyarakat di
sana cukup mengetahui dari segala pengalokasian anggaran dana desa yang
dialokasikan untuk pembangunan desa Penerokan. Bentuk pemberian pemahaman
yang dilakukan oleh pemerintah desa Penerokan berupa bentuk penyampaian
informasi melalui rapat-rapat bersama kepala dusun dan tokoh masyarakat setempat
dan juga dilakukan dalam bentuk penyampaian informasi melalui papan pengumuman
yang ada di kantor desa tentang rancangan program kegiatan desa berserta anggaran
yang dialokasikan untuk kegiatan.
3. Meningkatnya Kepercayaan Masyarakat tentang Pengelolaan Dana Desa
Terciptanya suatu pemerintahan yang baik khususnya pada pemerintah desa perlu
memperhatikan tingkat kepercayaan masyarakat agar dapat menjalan roda organisasi
secara efektif. Pemerintah desa pada dasarnya memiliki hubungan yang lebih dekat
dengan masyarakat melihat struktur pemerintah desa yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat. Hal inilah yang memberikan perbedaan terhadap pemerintah
pusat dan pemerintah desa. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah desa dalam mengelola Dana Desa mampu memberikan peluang kepada
pemerintah dalam menjalankan pemerintahan. dapun upaya pemerintah desa
sunggumanai dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat desa telah mampu
dilaksanakan dengan baik, sebab dengan adanya usaha pemerintah dalam
memberdayakan masyarkat desa Penerokan meningkatkan kepercayaan masyarakat
yang dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam program desa baik fisik maupun
nonfisik Pemerintah desa Penerokan memiliki kemapuan yang baik dalam

5
Umi Purwanti, Tranparansi Pengelolaan Dana Desa Di Desa Melilian Kecamatan Gelumbang Kabupaten
Muara Enim, Staf Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Sjakhyakirti, hlm. 9
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa dan hal tersebut
merupakan suatu kemajuan dalam menjalankan roda pemerintahan di Desa
Penerokan. Hal tersebut juga mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
menjalankan setiap program desa yang telah direncanakan.
Dengan adanya upaya pemerintah yang memfokuskan pada keterbukaan
informasi termasuk transparansi penggunaan dana desa, pemerintah memberikan
peluang kepada masyarakat untuk lebih memahami dalam peenyelenggraan
pemerintahan tentunya hal itu bertujuan agar masyarakatnya dapat memberikan
kepercayaan.
4. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Dana Desa.
Partisipasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu
pemerintahan yang baik. Salah satu hal yang meningkatkan pembangunan yang ada di
Desa yakni partisipasi masyarakat khususnya masyarakat desa. Masyarakat yang
memiliki kesadaran terhadap pentingnya pembangunan desa akan senantiasa berupaya
dalam mewujudkan keinginan pemerintah desa dalam mengembangkan desanya.
Untuk itu pemerintah pada dasarnya harus memiliki langkah yang cepat dalam
mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat.
Pemerintah desa Penerokan telah berupaya dalam mewujudkan prinsip
transparansi mengenai partisipasi masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi
masyarakat akan sejalan dengan terlaksananya pembangunan desa yang meningkat
serta tercapai tata keloala pemerintahan desa yang baik. Masyarakat di Desa
Penerokan telah berpartisipasi dengan baik atas segala pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah desa, hal ini nampak dari adanya partisipasi masyarakat dengan
terlibat pada kegiatan musyawarah yang membahas perancangan program kegiatan
pembangunan desa serta keterlibatan pada tahap pelaksanaan pembangunan.
Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pembangunan pemerintah desa dapat
diindikasikan pula bahwa pemerintah desa Penerokan cukup berhasil untuk
mengayomi dan mengikutsertakan masyarakatnya dan hal ini sebagai bentuk
partisipatif yang dilakukan oleh pemerintah desa Penerokan di dalam menjalankan
tugas pemerintahanya.
C. Daftar Pustaka
Umi Purwanti, Tranparansi Pengelolaan Dana Desa Di Desa Melilian Kecamatan
Gelumbang Kabupaten Muara Enim, Staf Dosen Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Sjakhyakirti,
Pebriyanto A. Hulinggi 1), Ismet Sulila 2), Rustam Tohopi 3), Transparansi
Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan Lemito
ejournal3.undip.ac.id https://ejournal3.undip.ac.id › ...PDF akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan dana desa
researchgate.net https://www.researchgate.net › 3517...Transparansi Pengelolaan
Dana Desa di Kecamatan Lemito Kabupaten ...
Adam Nurfaizi Rosyan, Amni Zarkasyi Rahman, Kismartini, Akuntabilitas Dan
Transparansi Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang, Temabalang, Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai