Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA DALAM MENGHADAPI

WABAH COVID-19 DI KABUPATEN BINTAN

Alamandha Meiuthia Putri Renovisasrie1), Indra Setiawan2), Iqbal Ramadhana3), Riska


Erviolita4)
Email : alamandhamanda@gmail.com
Email : wenchai_huang@yahoo.com
Email : iqbalramadhanaa16@gmail.com
Email : riskaerviolita@gmail.com
ABSTRACT
Village funds are funds sourced from the State Revenue and Expenditure Budget allocated for villages
that are transferred through the district / city regional expenditure budget and are used to finance
government administration, development implementation, community development and community
empowerment. The basic philosophy of the village fund is an effort to improve the welfare and equitable
development of the village through improving public services in the village, advancing the village
economy, addressing development disparities between villages and strengthening rural communities as
subjects of development. In 2020, the Riau Islands should receive a village fund allocation of IDR
273,346,665,000. However, due to the COVID-19 pandemic, there was a budget adjustment of Rp 2.97
billion so that the total village funds for the Riau Islands changed to Rp 270,374,740,000. Bintan Regency
received an allocation of village funds for the 2020 fiscal year amounting to IDR 39,552,622 which was
mostly used as reallocation and refocusing for handling the pandemic and the impact of COVID-19.
Key words: village funds; utilization of village funds; development; community development, pandemic COVID-19

ABSTRAK
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan
bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat. Filosofi dasar dari dana desa adalah upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa,
memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Pada tahun 2020, Kepulauan Riau seharusnya
menerima alokasi dana desa sebesar Rp 273.346.665.000. Namun, dikarenakan pandemi COVID-19
terjadi penyesuaian anggaran sebesar Rp 2,97 miliar sehingga total dana desa untuk Kepulauan Riau
berubah menjadi Rp 270.374.740.000. Kabupaten Bintan menerima alokasi dana desa tahun anggaran
2020 sebesar Rp 39.552.622 yang sebagian besar digunakan sebagai realokasi dan refocusing untuk
penanganan pandemi dan dampak COVID-19 .
Kata kunci: dana desa; pemanfataan dana desa; pembangunan; pemberdayaan masyarakat, pandemi COVID-19

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 1
PENDAHULUAN
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembina-an
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan dana ini, maka diharapkan desa mempunyai
kapasitas secara anggaran dalam melakukan pem-bangunan dan pemberdayaan khususnya. Dengan
besarnya dana desa ini bisa menjadi momentum bagi desa untuk tumbuh dan berkembang, serta dana desa
harus menjadi pemicu bagi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Pada tahun 2019, Kepulauan Riau menerima anggaran dana desa sebesar Rp 261.333.056 dimana
Kabupaten Bintan mendapat Rp 36.845.062 dan pada tahun 2020, Kepulauan Riau menerima anggaran
dana desa sebesar Rp 273.346.665.000 dimana Kabupaten Bintan mendapat dana desa sebesar Rp
39.552.622.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMD
Dukcapil) Provinsi Kepri, Sardison mengatakan, penerimaan dana desa Kepri tahun 2020 mengalami
kenaikan 4,6% dari tahun sebelumnya. Kenaikan alokasi dana desa untuk Kepri tersebut,
dipengaruhi oleh meningkatnya total alokasi dana desa secara nasional pada 2020 sebesar Rp72
triliun. Lalu, beliau mengungkapkan bahwa dana desa 2020 ini untuk peningkatan pelayanan
publik, pengentasan kemiskinan, memajukan perekonomian desa dan mengatasi kesenjangan
pembangunan antar desa.

Selanjutnya, saat pandemi COVID-19 terdampak di Indonesia, alokasi anggaran dana desa
Provinsi Kepulauan Riau di APBD 2020 dipangkas Rp 2,97 miliar. Pemangkasan anggaran dana
desa itu disebabkan adanya refocusing anggaran pandemi COVID-19. Menurut pak Sardison,
untuk tahun 2020 total anggaran dana desa Provinsi Kepri sebesar Rp 273,34 miliar. Namun
akibat terkena refocusing anggaran, maka totalnya saat ini menjadi Rp 270,37 miliar untuk 275
desa se-Kepri.

Berikut akumulasi dana desa diperoleh masing-masing kabupaten setelah refocusing :


1. Kabupaten Bintan sebesar Rp 39,16 miliar untuk 36 desa.
2. Kabupaten Karimun mendapatkan alokasi Rp 44 miliar yang diperuntukan bagi 42 desa.
3. Kabupaten Natuna sebesar Rp 64,93 miliar yang akan disebar ke 70 desa.
4. Kabupaten Lingga sebesar Rp 69,77 miliar yang dibagi ke 75 desa.
5. Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar Rp 52,45 miliar untuk 52 desa.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


a. Bagaimana prioritas pemanfaatan dana desa tahun 2020 di Kabupaten Bintan?
b. Bagaimana kontribusi dana desa dalam menghadapi pandemi COVID-19?

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 2
Asas Pengelolaan Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik.
Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun
2014 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran,
dengan uraian sebagai berikut:
 Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa
dan unsur masyarakat desa;
 Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau
pedoman yang melandasinya.

Dari asas yang digunakan dalam pengelolaan keungan desa ini merujuk pada prinsip-prinsip tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance). Banyak lembaga yang membuat indicator dari tata
pemerintahan yang baik. UNDP merekomendasikan beberapa karakteristik governance, yaitu
legitimasi politik, kerjasama dengan institusi masyarakat sipil, kebebasan berasosiasi dan
berpartisipasi, akuntabilitas birokratis dan keuangan (financial), manajemen sektor publik yang efisien,
kebebasan informasi dan ekspresi, sistem yudisial yang adil dan dapat dipercaya.

World Bank mengungkapkan sejumlah karakteristik good governance adalah masyarakat sipil
yang kuat dan partisipatoris, terbuka, pembuatan kebijakan yang dapat diprediksi, eksekutif yang
bertanggung jawab, birokrasi yang profesional dan aturan hukum. Masyarakat Transparansi Indonesia
menyebutkan sejumlah indikator seperti: trans- paransi, akuntabilitas, kewajaran dan kesetaraan, serta
kesinambungan. Asian Development Bank sendiri menegaskan adanya konsensus umum bahwa good
governance dilandasi oleh 4 pilar yaitu (1) accountability, (2) transparency, (3) predictability, dan (4)
participation.
Jelas bahwa jumlah komponen atau pun prinsip yang melandasi tata pemerintahan yang baik
sangat bervariasi dari satu institusi ke institusi lain, dari satu pakar ke pakar lainnya. Namun paling
tidak ada sejumlah prinsip yang dianggap sebagai prinsip- prinsip utama yang melandasi good
governance, yaitu (1) Akuntabilitas, (2) Transparansi, dan (3) Partisipasi Masyarakat.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 3
Dalam pengelolaan dana desa, partisipasi masyarakat menjadi unsur yang penting untuk menentukan
efektif dan efisiennya dana tersebut. Dana desa diberikan pemerintah kepada daerah untuk memberikan
manfaat bagi masyarakat desa khususnya dalam hal pembangunan dan pem- berdayaan masyarakat.
Prioritas Pemanfaatan Dana Desa

Pada tahun 2015 melalui Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2015. Pada Peraturan tersebut seperti yang tertuang pada pasal 5; Prioritas Penggunaan Dana Desa
untuk pembangunan Desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan Desa yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan, melalui;
 Pemenuhan kebutuhan dasar.
 Pembangunan sarana dan prasarana desa.
 Pengembangan potensi ekonomi lokal, dan;
 Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Sementara untuk tahun 2018 berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2018, prioritasnya untuk membiayai pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa, serta prioritas
penggunaan Dana Desa diutamakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
bersifat lintas bidang.
Kontribusi Dana Desa
Kata kontribusi berasal dari bahasa Inggris dengan asal kata contribute, contribution yang artinya
adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Maka dari pemaknaan ini
kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kontribusi
diartikan dengan sumbangan. Dalam Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan
bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.
Maka merujuk dari pengertian di atas kontribusi dapat simpulkan merupakan sumbangan, sokongan
atau dukungan terhadap sesuatu kegiatan. Dalam kajian ini kontribusi dimaknai sejauh mana perubahan
penambahan sarana fisik dasar dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang terjadi setelah
pengalokasian dana desa.
Maka dalam kajian ini setelah desa di Kabupaten Bintan mendapatkan dana desa dan dimanfaatkan,
bagaimana hasil dari pemanfataan tersebut terhadap penambahan dan pemanfaatan sarana fisik dasar,
pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bintan. Hal inilah yang dilihat dari kontribusi dana desa.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 4
PEMBAHASAN
Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui RKUN
ke RKD dan tercatatkan di RKUD dan diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan public di desa, mengentaskan
kemiskinan, memajukan perekonomian desa, serta mengatasi kesenjangan pembangunan
antardesa.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19,pemerintah Indonesia mengupayakan tindakan untuk
membantu perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi corona covid-19. Salah satunya
dengan mengganti mekanisme pengalokasian dana desa dimasa pendemi. Dana Desa merupakan
dana yang dialokasikan dalam APBN yang diperuntukkan bagi desa melalui APBDes.
Dengan diterbitkannya Perpres Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian
APBN 2020, Kementrian Keuangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35 Tahun 2020 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Dalam Rangka
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) dan/atau menghadapi ancaman
yang membahayakan perekonomian nasional. Dana desa tahun anggaran 2020 secara nasional
turun dari 72 triliun menjadi 71,19 triliun atau turun 810 milyar. Penurunan Dana Desa
diperhitungkan pada nilai alokasi dasar per desa, dari 662,806 jt menjadi 651,999 jt atau turun
10,807 jt per desa di alokasi dasar masing-masing desa.
Kementerian Desa telah melakukan sejumlah langkah untuk memutus mata rantai penyebaran
Virus Corona ini dan mencegahnya masuk ke desa. Terdapat 3 kebijakan yang disiapin oleh
Kementerian Desa mengenai penggunaan Dana Desa untuk penanganan dan pencegahan
penyebaran virus corona atau Covid-19.
1. Upaya pencegahan, yakni mengeluarkan surat edaran agar desa-desa membentuk relawan
lawan Covid-19 dengan berbagai kegiatan yang harus dilakukan seperti edukasi dan
penanganan yang dikonsultasikan dengan pihak berwenang (puskesmas, rumah sakit, dan
yang lainnya),
2. Mengadakan Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Pekerja yang terlibat dalam
program tersebut tidak akan terlalu menekankan kemampuan pekerja. Program PKTD
akan menyasar pekerja yang berasal dari keluarga miskin , penganggur, setengah
penganggur serta anggota masyarakat marjinal lainnya. Kemudian upah bagi para pekerja
akan diberikan harian dan dalam pelaksanaan PKTD harus tetap mengedepankan
protokol kesehatan seperti jaga jarak (physical distancing) dan yang lainnya.
3. Kementrian Keuangan menerbitkan PMK 50 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa.
Dana desa difungsikan sebagai Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sasaran dari BLT ini
adalah keluarga miskin non-PKH (Program Keluarga Harapan) atau BPNT (Bantuan
Pangan non-Tunai) dan non-penerima Kartu Prakerja. Adapun penerbitan PMK oleh
Kementerian Keuangan yakni mengatur besaran dan lama BLT DD di salurkan, dimana
besaran BLT DD dibayarkan selama 6 bulan dengan ketentuan :

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 5
 Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai dengan bulan
ketiga per keluarga penerima manfaat;
 Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk bulan keempat sampai dengan bulan
keenam per keluarga penerima manfaat.

Adapun penerima BLT yakni keluarga miskin dan warga yang terdampak pandemi
Covid-19 dan selama ini tidak menerima bantuan program BPNT, Program Keluarga
Harapan (PKH), bantuan dari pemerintah provinsi maupun bantuan dari pemkab. Berikut
adalah mekanisme pendataan BLT Dana Desa:
 Mekanisme pendataan BLT Dana Desa yang pertama akan dilakukan oleh
Relawan Desa Lawan Covid-19. Setelah data terkumpul, selanjutnya pendataan
akan fokus pada lingkup RT, RW, dan Desa.
 Kemudian, hasil pendataan sasaran keluarga miskin akan dilakukan musyawarah
Desa Khusus, atau musyawarah insidentil. Dalam musyawarah ini akan
membahas agenda tunggal, yaitu validasi dan finalisasi data.
 Setelah dilakukan validasi dan finalisasi, mekanisme pendataan BLT Dana Desa
selanjutnya akan dilakukan penandatanganan dokumen hasil pendataan oleh
Kepala Desa.
 Hasil verifikasi dokumen tersebut, selanjutnya akan dilaporkan kepada tingkat
yang lebih tinggi yaitu Bupati atau Wali Kota melalui Camat.
 Terakhir, program BLT Dana Desa bisa segera dilaksanakan dalam waktu
selambat-lambatnya 5 hari kerja per tanggal diterima di Kecamatan.

Selain pendataan, pemerintah juga telah menyusun metode perhitungan penetapan jumlah
penerima manfaat BLT DD tiap desa mengikuti rumus :
 Desa penerima Dana Desa kurang dari Rp 800.000.000 mengalokasikan BLT-
Dana Desa maksimal sebesar 25% dari jumlah Dana Desa.
 Desa penerima Dana Desa Rp 800.000.000 sampai dengan Rp 1.200.000.000
mengalokasikan BLT-Dana Desa sebesar maksimal sebesar 30% dari jumlah
Dana Desa.
 Desa penerima Dana Desa lebih dari Rp 1.200.000.000 mengalokasikan BLT-
Dana Desa sebesar 35% dari jumlah Dana Desa.
 Khusus Desa yang jumlah KK miskin lebih besar dari anggaran yang dialokasikan
dapat menambah alokasi setelah mendapatkan Persetujuan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten
 Penyaluran dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan metode Non Tunai (casles)
dan atau tunai setiap bulan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 6
Pemanfaatan Dana Desa Kabupaten Bintan
Menurut kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bintan bahwa dana
desa di daerah Bintan mengalami kenaikan yang fantastis dalam 6 tahun terakhir dari 24 miliar
ditahun 2015 menjadi 155 miliar ditahun 2020 ini. Dan saat ini lebih dari 30 Badan Usaha Milik
Desa di Bintan telah meningkatkan secara signifikan Pendapatan Asli Daerah.

Pemerintahan Kabupaten Bintan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa berhasil


membangun dan memajukan seluruh desa yang terdapat di Kabupaten Bintan. Tercatat dalam
waktu 5 tahun terakhir Bintan tidak menemukan lagi desa yang menyandang status sebagai desa
yang tertinggal atau tidak maju. Dari 36 desa yang tersebar di 9 Kecamatan 25 desa sudah
menyandang status sebagai desa yang berkembang dan sisa nya sudah menyandang sebagai desa
yang maju. Bupati Bintan. Apri Sujadi mengatakan selama 5 tahun ia menjabat sekitar Rp.500
Miliyar dana yang telah ia keluarkan untuk memajukan desa yang ada, dari total tersebut Rp.300
Miliyar diantaranya merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Bintan
yaitu minimal 10% dari Dana Alokasi Khusus ditambah lagi Dana Bagi Hasil setiap tahunnya.
Kemudian sisanya Rp.200 Miliyar merupakan Dana Desa yang bersumber dari APBN.
Pertumbuhan ekonomi pembangunan dinegara ini sudah 5,32%, khusus Provinsi Kepulauan Riau
sendiri sudah berada di angka 6,66% di kuartal ke-II pada tahun 2020 ini. Maka dari itu pada saat
situasi wabah Covid 19 saat ini hal yang paling penting dilakukan oleh warga desa yang ada di
Bintan adalah mewujudkan program pemulihan ekonomi (Recorvery Economy) dan juga padat
karya. Jadi bagaimana pemerintah termasuk pemerintah desa kedepan sebaiknya dapat
memberikan stimulus untuk perekonomian pada warga sekitar.

Dalam menanggulangi pandemi Covid-19 ini ,pemerintahan Kabupaten Bintan sudah


menyiapkan dana desa khusus untuk bantuan masyarakat yang berdampak langsung terhadap
wabah Covid 19 ini. Dalam melakukan relokasi anggaran proyek fisik untuk percepatan
penanganan kasus wabah Covid 19 ini, harus memangkas proyek fisik sebesar 67 Miliyar.
Anggaran tersebut memang diprioritaskan untuk penyelamatan masyarakat seperti
penanggulangan kesehatan bahkan pada masalah ekonomi juga. Bertujuan untuk mengatasi
dampak ekonomi yang disebut recovery untuk masyarakat melalui pemberian insentif bagi warga
yang mengalami masalah ekonomi yang menurun akibat wabah Covid 19 ini.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 7
Tabel 1

Rincian Perhitungan Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2020

NO NAMA DESA ALOKASI ALOKASI ALOKASI TOTAL PEMBULATAN


DASAR KINERJA FOMULA PAGU
680.496.060
1 Gunung Kijang 1.058.549.427 86.321.000 1.825.366.487 1.825.366.000

2 Malang Rapat 1.058.549.427 680.496.060 87.887.000 1.826.932.487 1.826.932.000

3 Teluk Bakau 1.058.549.427 680.496.060 89.089.000 1.828.134.487 1.828.134.000

4 Lancang 90.036.000
Kuning 1.058.549.427 - 1.148.585.427 1.148.585.000

5 Bintan Buyu 1.058.549.427 680.496.060 84.955.000 1.824.000.487 1.824.000.000

6 Pangkil 1.058.549.427 680.496.060 45.376.000 1.784.421.487 1.784.421.000

7 Penaga 1.058.549.427 680.496.060 66.499.000 1.805.544.487 1.805.544.000

8 Pengujan 1.058.549.427 680.496.060 50.505.000 1.789.550.487 1.789.550.000

9 Tembeling 1.058.549.427 680.496.060 45.469.000 1.784.514.487 1.784.514.000

10 Batu Lepuk 1.058.549.427 - 40.588.000 1.099.137.427 1.099.137.000

11 Kampung Hilir 1.058.549.427 - 68.369.000 1.126.918.427 1.126.918.000


12 Kampung
Melayu 1.058.549.427 - 46.748.000 1.105.297.427 1.105.297.000
13 Pulau
Mentebung 1.058.549.427 - 48.612.000 1.107.161.427 1.107.161.000

14 Pulau Pinang 1.058.549.427 - 46.189.000 1.104.738.427 1.104.738.000

15 Kukup 1.058.549.427 - 49.878.000 1.108.427.427 1.108.427.000

16 Pengikik 1.058.549.427 - 46.418.000 1.104.967.427 1.104.967.000

17 Berakit 1.058.549.427 - 123.245.000 1.181.794.427 1.181.794.000

18 Ekang Anculai 1.058.549.427 680.496.060 105.148.000 1.844.193.487 1.844.193.000

19 Pengudang 1.058.549.427 680.496.060 98.472.000 1.837.517.487 1.837.517.000

20 Sebong Lagoi 1.058.549.427 680.496.060 138.981.000 1.878.026.487 1.878.026.000

21 Sebong Pereh 1.058.549.427 - 103.541.000 1.162.090.427 1.162.091.000

22 Sri Bintan 1.058.549.427 680.496.060 92.901.000 1.831.946.487 1.831.947.000

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 8
NO NAMA DESA ALOKASI ALOKASI ALOKASI TOTAL PAGU PEMBULATAN
DASAR KINERJA FOMULA

23 Toapaya 1.058.549.427 - 65.154.000 1.123.703.427 1.123.704.000

24 Toapaya 47.384.000 1.786.429.487 1.786.430.000


Utara 1.058.549.427 680.496.060

25 Toapaya 680.496.060 157.203.000 1.896.243.353 1.896.244.000


Selatan 1.058.549.427

26 Mantang 680.496.060 43.145.000 1.782.190.487 1.782.191.000


Baru 1.058.549.427

27 Mantang - 60.691.000 1.119.240.427 1.119.241.000


Besar 1.058.549.427

28 Mantang - 46.939.000 1.105.488.427 1.105.489.000


Lama 1.058.549.427

29 Dendun 1.058.549.427 680.496.060 45.580.000 1.784.625.487 1.784.626.000

30 Kelong 1.058.549.427 84.961.000 1.143.510.427 1.143.511.000

31 Mapur 1.058.549.427 - 59.961.000 1.118.510.427 1.118.511.000

32 Numbing 1.058.549.427 - 86.929.000 1.145.478.427 1.145.479.000

33 Air Gelubi 1.058.549.427 680.496.060 44.436.000 1.783.481.487 1.783.482.000

34 Busung 1.058.549.427 680.496.060 74.500.000 1.813.545.487 1.813.546.000

35 Teluk Sasah 1.058.549.427 680.496.060 179.036.000 1.918.081.487 1.918.082.000

36 Kuala 680.496.060 70.843.362 1.809.888.489 1.809.889.800


Sempang 1.058.549.427

TOTAL 38.107.779.372 13.609.921.200 2.721.989.362 54.439.684.800 54.439.684.800

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 9
Tabel 2

Penetapan Besaran Penyaluran Per Triwulan Alokasi Dana Desa 2020

PAGU ADD PAGU PENYALURAN


NO DESA 2020 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

1 Gunung 435.833.510 435.833.510 435.833.510


Kijang 1.825.366.000 517.865.470

2 Malang Rapat 1.826.932.000 518.133.470 436.266.177 436.266.177 436.266.176

3 Teluk Bakau 1.828.134.000 518.461.970 436.557.343 436.557.343 436.557.344


4 Lancang
Kuning 1.148.585.000 338.163.503 270.140.499 270.140.499 270.140.499

5 Bintan Buyu 1.824.000.000 517.084.470 435.638.510 435.638.510 435.638.510

6 Pangkil 1.784.421.000 506.651.220 425.923.260 425.923.260 425.923.260

7 Penaga 1.805.544.000 512.382.470 431.053.843 431.053.843 431.053.844

8 Pengujan 1.789.550.000 508.007.470 427.180.843 427.180.843 427.180.844

9 Tembeling 1.784.514.000 506.589.720 425.974.760 425.974.760 425.974.760

10 Batu Lepuk 1.099.137.000 312.534.003 262.200.999 262.200.999 262.200.999

11 Kampung Hilir 1.126.918.000 317.843.753 269.691.415 269.691.415 269.691.417


12 Kampung
Melayu 1.105.297.000 313.715.253 263.860.582 263.860.582 263.860.583
13 Pulau
Mentebung 1.107.161.000 317.326.753 263.278.082 263.278.082 263.278.083

14 Pulau Pinang 1.104.738.000 314.611.253 263.375.582 263.375.582 263.375.583

15 Kukup 1.108.427.000 317.895.503 263.510.499 263.510.499 263.510.499

16 Pengikik 1.104.967.000 311.727.003 264.413.332 264.413.332 264.413.333

17 Berakit 1.181.794.000 339.901.503 280.630.832 280.630.832 280.630.833

18 Ekang Anculai 1.844.193.000 510.072.220 444.706.926 444.706.926 444.706.928

19 Pengudang 1.837.517.000 525.627.220 437.296.593 437.296.593 437.296.594

20 Sebong Lagoi 1.878.026.000 530.076.970 449.315.343 449.315.343 449.315.344

21 Sebong Pereh 1.162.091.000 331.260.253 276.943.582 276.943.582 276.943.583

22 Sri Bintan 1.831.947.000 518.745.220 437.733.926 437.733.926 437.733.928

23 Topaya 1.123.704.000 327.459.753 265.414.749 265.414.749 265.414.749


1.786.430.000
24 Toapaya Utara 507.321.470 426.369.510 426.369.510 426.369.510
25 Toapaya
Selatan 1.896.244.000 536.331.436 453.304.188 453.304.188 453.304.188

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 10
PAGU PENYALURAN
NO DESA PAGU ADD
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Mantang
26 Baru 1.782.191.000 505.911.220 425.426.593 425.426.593 425.426.594
Mantang
27 Besar 1.119.241.000 320.228.753 266.337.415 266.337.415 266.337.417
Mantang
28 Lama 1.105.489.000 313.042.003 264.148.999 264.148.999 264.148.999

29 Dendun 1.784.626.000 506.516.720 426.036.426 426.036.426 426.036.428

30 Kelong 1.143.511.000 327.338.753 272.057.415 272.057.415 272.057.417

31 Mapur 1.118.511.000 316.395.003 267.371.999 267.371.999 267.371.999

32 Numbing 1.145.479.000 331.655.503 271.274.499 271.274.499 271.274.499

33 Air Glubi 1.783.482.000 507.184.220 425.432.593 425.432.593 425.432.594

34 Busung 1.813.546.000 512.826.470 433.573.176 433.573.176 433.573.178


Teluk
35 1.918.082.000
Sasah 543.907.470 458.058.176 458.058.176 458.058.178
Kuala
36 Sempang 1.809.889.800 513.161.470 432.242.776 432.242.776 432.242.778

TOTAL 54.439.684.800 15.473.956.907 12.988.574.952 12.988.574.952 12.988.577.982

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 11
Sesuai instruksi Kementrian Desa bahwa Dana Desa dibagi untuk 2 bidang yang pertama
bidang pembangunan dan yang kedua bidang pemberdayaan masyarakat yang meliputi
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
pelayanan publik.

Dalam program administrasi desa bahwa pemerintahan desa akan mampu menyelenggarakan
administrasi kependudukan, administrasi keuangan dan administrasi pembangunan. Untuk
peningkatan kapasitas aparatur desa agar lebih memahami bidang perencanaan serta penggunaan
aplikasi siskeudes. Untuk pembangunan saran desa lebih menekankan pada pembangunan sarana
ibadah, jalan-jalan desa dan fasilitas umum masyarakat. Untuk program mengentaskan
kemiskinan desa lebih menekankan dengan program sadar Gotong Royong dan bersih
lingkungan serta mengedepankan peranan PKK Tingkat Desa dalam menciptakan ONE
VILLAGE ONE PRODUCT, dan juga penguatan pengembangan BUM Desa disetiap desa yang
berada di Bintan untuk membantu usaha dan sektor lapangan kerja..

Pemerintah Kabupaten Bintan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Kepulauan Riau mengadakan kegiatan acara seperti Workshop, Monitoring, dan Evaluasi
Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa di daerah Kabupaten Bintan tepatnya di Kantor Bupati
Bintan. Kegiatan ini mengambil tema Pengelolaan Dana yang Cepat, Tepat, dan Terpadu sebagai
upaya untuk menangani kasus wabah Covid 19. Dalam kegiatan workshop ini dijelaskan
bagaimana seharusnya dana desa yang diberikan kepada Kabupaten Bintan bisa digunakan serta
dimanfaatkan sebagai salah satu penopang untuk fokus memulihkan kembali ekonomi
masyarakat yang turun sejak masa pandemi ini, karena itu perlu pendampingan untuk
penggunaan dana desa agar penyalurannya dapat sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 12
PENUTUP

Wabah Covid-19 telah mempengaruhi seluruh aktivitas manusia di dunia, tidak terkecuali
dengan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ekonomi Pembangunan di Kabupaten
Bintan terkena dampak yang lumayan besar. Salah satu dampak yang terjadi adalah
meningkatnya jumlah penggangguran karena banyak masyarakat yang kehilangan mata
pencahariannya apalagi wilayah Kabupaten Bintan yang terkenal dengan wilayah pariwisata.
Dengan tidak datangnya turis-turis dari luar negeri yang menyebabkan banyaknya tempat
wisata di Kabupaten Bintan menjadi sepi dan harus mengurangi jumlah karyawannya demi
dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan.

Pemerintah Kabupaten Bintan pun tidak diam saja dalam melihat dampak negative dari
adanya wabah Covid-19 yang melanda masyarakat Kabupaten Bintan. Pemerintah Kabupaten
Bintan pun langsung menyiapkan dana desa khusus untuk bantuan masyarakat yang terkena
dampak langsung dari wabah Covid-19 ini. Dana desa khusus tersebut diprioritaskan dengan
tujuan dalam penyelamatan masyarakat seperti penanggulangan kesehatan masyarakat serta
mengatasi dampak ekonomi melalui pemberian insentif pada masyarakat yang mengalami
masalah ekonomi yang menurun akibat dari adanya pandemi Covid-19. Selanjutnya, saat
pandemi COVID-19 terdampak di Indonesia, alokasi anggaran dana desa Provinsi Kepulauan
Riau di APBD 2020 dipangkas Rp 2,97 miliar. Pemangkasan anggaran dana desa itu
disebabkan adanya refocusing anggaran pandemi COVID-19. Menurut pak Sardison, untuk
tahun 2020 total anggaran dana desa Provinsi Kepri sebesar Rp 273,34 miliar. Namun akibat
terkena refocusing anggaran, maka totalnya saat ini menjadi Rp 270,37 miliar untuk 275 desa
se-Kepri.

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penggunaaan dan penyaluran dana desa dalam
situasi Covid-19 adalah dengan melakukan pengawasan baik Pemerintah Kabupaten Bintan
dengan Badan Pengawasan dan Pembangunan Kepulauan Riau dalam penyaluran bantuan
dana desa kepada masyarakat supaya semua masyarakat Kabupaten Bintan bisa merasakan
bantuan dana desa tersebut. Adapun sosialisasi yang perlu dilakukan oleh Kabupaten Bintan
kepada masyarakat mengenai pemanfaatan dana insentif yang diberikan agar tidak terjadi
pemborosan atau penggunaan bantuan yang diberikan diluar kepentingan masyarakat itu
sendiri, mengingat bahwa masih belum mengetahui kapan berakhirnya dampak pandemi
Covid-19 yang dapat merugikan masyarakat Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Bintan.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 13
Dalam pengelolaan dana desa, partisipasi masyarakat menjadi unsur yang penting untuk
menentukan efektif dan efisiennya dana tersebut. Dana desa diberikan pemerintah kepada
daerah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat desa khususnya dalam hal pembangunan
dan pem-berdayaan masyarakat.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 14
DAFTAR PUSTAKA

Firman/Humas Kemendes PDTT. (2020). Ini 3 Kebijakan Penggunaan Dana Desa dalam
Wabah Covid-19. https://kemendesa.go.id/berita/view/detil/3244/ini-tiga-kebijakan-
penggunaan-dana-desa-selama-covid-19. Diunduh tanggal 5 Desember 2020.

Suparjo Ramalan. (2020). BLT Dana Desa Serap Anggaran Covid-19 paling banyak.
https://economy.okezone.com/read/2020/11/10/320/2307531/blt-dana-desa-serap-anggaran-
covid-19-paling-banyak?page=2. Diunduh tanggal 5 Desember 2020.

Redaksi WE Online/Ant. (2020). Ini 5 Prioritas Program Kabupaten Bintan.


https://www.wartaekonomi.co.id/read158482/ini-5-program-prioritas-pemkab-bintan .
Diunduh tanggal 8 Desember 2020.

Aditiawarman. (2020). Selama 5 Tahun Ditangan Apri Sujadi, Bintan Nihil Desa Tertinggal .
https://www.batamnews.co.id/berita-66444-selama-5-tahun-ditangan-apri-sujadi-bintan-nihil-
desa-tertinggal.html . Diunduh tanggal 8 Desember 2020

Pemerintah Kabupaten Bintan. (2020). Perubahan Atas Peraturan Bupati Bintan Nomor 4
Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pengalokasian Dan Penyaluran Alokasi Dana Desa di
Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2020.
http://jdih.bintankab.go.id/jdih21/index.php/jdih/detail/537 . Diunduh tanggal 5 Desember
2020.

Kelompok 2
Ekonomi Pembangunan 15

Anda mungkin juga menyukai