Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIK PENGANGGARAN PARTISIPATIF DALAM PEMANFAATAN DANA

DESA DI KECAMATAN BRATI KABUPATEN GROBOGAN

PARTICIPATORY BUDGETING PRACTICES IN THE UTILIZATION OF VILLAGE


FUNDS IN BRATI SUB-DISTRICT GROBOGAN

Wildansyah Firdaus Adiguna1) & Novia Arismawati2)


1)
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Email: wildansyahfirdausadiguna@gmail.com
2)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Email: arismawati.novia@gmail.com
Diterima: 24 Januari 2020, Direvisi: 2 April 2020, Disetujui: 20 Mei 2020

ABSTRAK

Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan


masyarakat. Pembangunan nasional dilakukan dari unit terkecil yaitu pembangunan desa.
Pemerintah menunjang dan mendorong percepatan pembangunan desa melalui Alokasi Dana Desa
(ADD) dan Dana Desa. Dalam pembangunan nasional maupun desa diperlukan partisipasi aktif
masyarakat. Salah satu bentuk pelibatan dan partisipasi masyarakat adalah dalam hal penganggaran
kegiatan dan program prioritas desa. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan praktik partisipasi
masyarakat di setiap tahapan penganggaran untuk pembangunan desa dalam rangka pemanfaatan
dana desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif yang dilakukan dengan memberikan interpretasi terhadap data-data yang
diperoleh. Adapun langkah-angkah yang dilakukan dalam analisis ini dengan reduksi data,
penyajian data dengan bagan dan teks yang kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil
analisis, disimpulkan bahwa praktik penganggaran partisipatif dalam pemanfaatan dana desa di
Kecamatan Brati pelaksanaannya masih belum optimal melibatkan masyarakat, terutama pada tahap
perencanaan anggaran.

Kata-kata kunci: penganggaran partisipatif, dana desa, Kecamatan Brati

ABSTRACT

National development is the government effort in achieving prosperity for the community
who live in a city or a village. National development done from the smallest unit is developing
village. The government stimulates rural development by Village Funds Allocation (ADD) and
Village Funds. In this development context, community participation is needed. An example of the
community involvement is giving some relevant suggestion related to budgeting and programming.
The aim of this research is to explain the practices of community participation at each stage of
budgeting for village development. The villages in the Sub District of Brati, the Regency of
Grobogan is the research taken place. The method used in this study is a qualitative method
performed by providing interpretation of the data obtained. The steps undertaken in this analysis
starting with data reduction, data presentation with charts and text and then drawn some
conclusions. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the practice of
participatory budgeting in the using of village funds in Brati Sub District was still less than the
maximum by involving the community, especially at the budgeting stage.

Keywords: participatory budgeting, village funds, Brati Sub District


Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 65
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
PENDAHULUAN bersumber dari APBN yang diperuntukkan
Pembangunan nasional merupa- bagi desa yang ditransfer melalui APBD
kan upaya pemerintah untuk mewujudkan kabupaten/kota dan digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan membiayai penyelenggaraan pemerintah-
nasional diupayakan dengan berbagai an, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kebijakan pemerintah salah satunya adalah kemasyarakatan, dan pemberdayaan
otonomi daerah. Otonomi daerah masyarakat. Pemerintah memiliki kewajib-
merupakan kebijakan pemerintah pusat an untuk meningkatkan taraf hidup
kepada pemerintah daerah dalam bentuk masyarakat dengan mengeluarkan dan
kewenangan mengatur daerah berdasarkan melaksanakan kebijakan peningkatan
potensi dan masalah yang ada di daerah kesejahteraan masyarakat (Matridi et al.,
tersebut. Kebijakan ini dimaksudkan agar 2015). Dalam pelaksanaannya, penyeleng-
terwujud pembangunan nasional yang garaannya harus diperhatikan pada saat
lebih merata antar daerah sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksana-
keunikan masing-masing daerah. an dan pengawasan dalam rangka
Pembangunan nasional dilakukan keberlanjutan kegiatan (Suharyadi dan
dari unit terkecil yaitu pembangunan desa. Insani, 2016). Secara umum, Dana Desa
Desa merupakan bagian terdepan dari merupakan dana yang diberikan kepada
upaya pembangunan yang berasal dari desa untuk pembangunan fisik desa serta
inisiatif masyarakat untuk mencapat tujuan pemberdayaan masyarakat desa untuk
kesejahteraan dan kemakmuran, juga kesejahteraan masyarakat desa.
keadilan memperoleh manfaat dan Secara spesifik, pengelolaan
berkesinambungan (Purnamasari dan keuangan desa telah diatur dengan
Ramdani, 2018). Pembangunan desa diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam
merupakan upaya yang dilakukan baik Negeri (Permendagri) Nomor 37 Tahun
oleh pemerintah maupun masyarakat 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara
untuk meningkatkan kualitas hidup Pelaporan dan Pertanggungjawaban
masyarakat perdesaan (Sutoro, E. et al., Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
2014). Undang-undang Nomor 6 Tahun Dalam peraturan tersebut dijelaskan
2014 tentang Desa menjelaskan bahwa bahwa, keuangan desa adalah semua hak
untuk mendukung berjalannya pemba- dan kewajiban dalam rangka penyeleng-
ngunan desa dilakukan melalui pemberian garaan pemerintahan desa yang dapat
ruang masyarakat untuk berpartisipasi dinilai dengan uang termasuk didalamnya
aktif dan secara berkelanjutan melakukan segala bentuk kekayaan yang behubungan
pemberdayaan kepada masyarakat desa. dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
Pemerintah menunjang dan mendorong Sumber keuangan desa pada umunya
percepatan pembangunan desa melalui berasal dari Pendapatan Asli Desa (PAD),
Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana dana dari Pemerintah, dan hasil dari
Desa. Alokasi Dana Desa (ADD) BUMDes. Adapun pelaksanaan urusan
merupakan stimulan dana yang dikelola pemerintah daerah oleh pemerintah desa
oleh Kementerian Dalam Negeri yang akan didanai dari APBD, sedangkan
dimanfaatkan untuk belanja aparatur, pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang
operasional pemerintahan desa, adminis- diselenggarakan oleh pemerintah desa
trasi desa dan perawatan aset desa. didanai oleh APBN.
Sedangkan, dana desa adalah dana yang

66 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


Menurut Kementerian Desa, Partisipasi masyarakat diperlukan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan dalam pembangunan nasional maupun
Transmigrasi (2016), bidang pembangun- desa. Partisipasi masyarakat akan
an desa ini berguna untuk meningkatkan meningkatkan tata kelola kawasan dan
kesejahteraan masyarakat desa dan mendorong keterbukaan sosial dan
kualitas hidup manusia serta transparansi (Daniel, 2014). Kerjasama
penanggulangan kemiskinan. Prioritas yang baik antara masyarakat dengan
penggunaan Dana Desa diarahkan untuk pemerintah desa dapat mewujudkan
pelaksanaan program dan kegiatan tatakelola yang baik. Tata kelola
pembangunan desa. Selain untuk kelembagaan di tingkat desa memiliki
membiayai pembangunan fisik desa, Dana keterkaitan erat antara politik, ekonomi
Desa juga digunakan untuk membiayai dan kemasyarakatan yang mampu
kegiatan dan program bidang pemberda- mendorong pembangunan perdesaan
yaan masyarakat desa. Kegiatan dan selain dari kelembagaan desa juga dalam
program pemberdayaan masyarakat ini pemanfaatan sumber daya alam
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas (Bebbington et al., 2006). Pemerintah desa
masyarakat desa dalam pengembangan memiliki andil dalam mengatur
wirausaha, peningkatan pendapatan, serta pembangunan infrastruktur dengan
perluasan skala ekonomi individu atau memanfaatkan dana desa. Adanya
kelompok masyarakat dan desa. pemerintah lokal yang baik menjadi kunci
Dalam pemanfaatan Dana Desa memotivasi orang yang terkait dan juga
untuk pembangunan infrastruktur desa perlu dukungan dari pemerintah lokal
selain harus dilakukan sesuai dengan untuk memberikan sokongan pendanaan
ketentuan, pembangunan infrastruktur juga. (Chong et al., 2016). Partisipasi aktif
yang dilakukan harus mampu menerapkan masyarakat diperlukan mulai dari
prinsip pembangunan desa, agar perencanaan, pengaturan, implementasi,
pembangunan dapat dinikmati dan dan pengawasan kegiatan.
dimanfaatkan masyarakat desa dengan Pendekatan pembangunan yang
baik. Haeruman dalam Wahidi (2015) menekankan keikutsertaan masyarakat
menjelaskan bahwa pembangunan berupa kegiatan pemberdayaan menjadi
perdesaan adalah sebuah proses natural sebuah usaha untuk meningkatkan manfaat
yang berporos pada potensi yang dimiliki dari pembangunan tersebut, agar dapat
oleh masyarakat perdesaan itu sendiri. memenuhi kebutuhan masyarakat melalui
Pendekatan ini meminimalkan adanya asas-asas partisipasi dan keadilan oleh
campur tangan pihak luar dalam masyarakat (Mardikanto dan Soebiato,
mengintervensi setiap program pemba- 2013). Sumodiningrat dalam Oleh (2014)
ngunan yang berlaku di daerah tersebut. menjelaskan bahwa pemberdayaan yang
Menurut Hanifah dan Praptoyo (2015), dilakukan dilaksanakan dengan tujuan
dalam melaksanakan pemerintahan di masyarakat mampu mandiri hingga
desa, pemerintah desa wajib mengelola mampu dilepas agar memiliki inisiatif
keuangan desa secara transparan, sendiri, sehingga kegiatan pemberdayaan
akuntabel dan partisipatif. Transparan tersebut tidak bersifat selamanya. Dilihat
diartikan dengan mengelola secara dari pendapat tersebut bahwa proses
terbuka, akuntabel berarti dipertanggung- belajar dalam rangka pemberdayaan
jawabkan secara hokum, dan partisipatif masyarakat akan berlangsung secara
bermakna melibatkan masyarakat dalam bertahap.
prosesnya.
Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 67
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
Upaya untuk mewujudkan melalui rangkaian pertemuan tahunan
kesejahteraan masyarakat salah satunya yang rutin dijalankan oleh pemerintah
adalah dengan adanya pelibatan terkait. Dalam model ini, masyarakat
masyarakat dalam proses penganggaran memegang kendali atas keputusan dan
yang terdiri dari tahap perencanaan, hasil dari musyawarah yang dilaksanakan.
pelaksanaan, hingga pengawasan program. Pemanfaatan dana desa ini juga
Pelibatan masyarakat harus mampu berlaku di Kecamatan Brati. Pembangunan
mewadahi semua golongan, sehingga fisik desa diarahkan pada pemberdayaan
pengambilan keputusan terkait prioritas masyarakat melalui pembangunan infra-
program dan prioritas anggaran struktur desa. Kecamatan Brati terbagi
merupakan hasil kesepakatan bersama dan menjadi 9 desa. Dalam pelaksanaannya,
manfaatnya dapat dirasakan oleh semua mucul beberapa masalah terkait
kalangan. Sehubungan dengan peng- pengelolaan Dana Desa. Beberapa
anggaran pembangunan desa, menurut permasalahan yang dihadapi oleh masing-
Waskitoaji, et al (2016) muncul tantangan- masing desa antara lain:
tantangan dalam pengelolaan dana desa  Belum baiknya tata kelola dana desa
yang melingkupi: untuk pengembangan desa.
 Kualitas perencanaan pembangunan  Rendahnya partisipasi masyarakat
desa yang masih rendah, untuk pembangunan desa, misalnya
 Tingginya ketergantungan desa ketika Musrenbangdes dalam penyu-
terhadap supra desa, sunan RPJMDes, RKPDes dan
 cara pandang dan keterbatasan APBDes yang diikuti oleh pemerintah
pemahaman, desa bersama-sama dengan Tim
 kondisi geografis, Pelaksana Desa, lembaga kemasyara-
 struktur dan budaya masyarakat, katan desa dan masyarakat.
 minimnya pengarusutamaan gender di  Masyarakat kurang dilibatkan dalam
dalam penganggaran partisipatif, serta proses penyusunan rencana pemba-
 rendahnya komitmen dalam ngunan dan rencana penganggaran.
keterbukaan informasi dan Kurangnya pelibatan masyarakat
akuntabilitas. dalam perencanaan menyebabkan
Salah satu bentuk pelibatan dan rawannya manipulasi. Hal ini
partisipasi masyarakat adalah dalam hal berdampak APBDesa yang disusun
penganggaran kegiatan dan program tidak sepenuhnya menggambarkan
prioritas desa. Perencanaan dan pengang- kebutuhan yang diperlukan desa.
garan partisipatif merupakan pendekatan  Musyawarah hanya dilakukan sebagai
yang memastikan adanya pelibatan aktif formalitas, sehingga rawan terjadi
dari masyarakat dalam mengidentifikasi tindakan manipulatif terhadap hasil
prioritas pembangunan, kebijakan dan musyawarah.
kegiatan yang memerlukan alokasi  Terjadi inkonsistensi antara RKPDes
anggaran maupun sumber daya (Dakelan, dengan APBDes.
et al., 2016). Penganggaran partisipatif  Terlalu berorientasi pada pemba-
menurut Goldfrank dalam Grillos (2017) ngunan fisik, sehingga kurang
adalah sebuah proses pelibatan masyarakat memperhatikan kebutuhan untuk
untuk pengambilan keputusan atau pemberdayaan masyarakat miskin dan
berkontribusi menjadi bagian dari perempuan.
pengambilan keputusan anggaran publik

68 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


 Kurangnya keterwakilan perempuan maupun Badan Perwakilan Desa (BPD)
dan kelompok miskin. dan juga partisipasi dari masyarakat desa.
Adanya partisipasi aktif dari Proses pengumpulan data dalam penelitian
masyarakat dapat meningkatkan efektifitas ini diperoleh dengan melakukan survei
musyawarah, dimana masyarakat dapat lapangan, melalui observasi serta melalui
memberikan masukan dan usulan dalam teknik wawancara dan kuesioner.
pengambilan kebijakan. Selain itu, Wawancara ditujukan kepada pihak
masyarakat dapat melakukan intervensi pemerintah desa, sedangkan kuesioner
pengambilan kebijakan, agar kebijakan menyasar responden masyarakat di seluruh
yang diimplementasikan dapat tepat guna desa di Kecamatan Brati. Metode
di masyarakat. Setelah itu, dilakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan
perbandingan terhadap intensitas partisi- menyelidiki, mengamati serta
pasi masyarakat serta upaya pengajuan mengumpulkan data, informasi maupun
dana desa dan pengelolaan dana desa di fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.
masing-masing desa di Kecamatan Brati.
Hal inilah yang menjadi rumusan masalah HASIL
dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana 1. Gambaran Umum Wilayah
praktik penganggaran partisipatif oleh Kecamatan Brati merupakan salah
masyarakat dalam pemanfaatan Dana Desa satu kecamatan di Kabupaten Grobogan
di Kecamatan Brati?” Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan ini
Tujuan penelitian ini untuk memiliki luas ± 5.489,6 Ha. Secara
menjelaskan praktik partisipasi masyara- administratif, Kecamatan Brati terdiri dari
kat di setiap tahapan penganggaran untuk 9 desa, yaitu Kronggen, Katekan,
pembangunan desa dalam rangka Tegalsumur, Karangsari, Tirem, Temon,
pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Lemahputih, Jangkungharjo, dan
Brati Kabupaten Grobogan. Ruang Menduran. Kecamatan Brati berbatasan
lingkup wilayah dari penelitian ini yaitu langsung dengan Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Kecamatan Purwodadi, Kecamatan
yang melingkupi 9 desa, yaitu Kronggen, Penawangan, dan Kecamatan Klambu.
Katekan, Tegalsumur, Karangsari, Tirem, Pusat kecamatan ini berada di Desa
Temon, Lemahputih, Jangkungharjo, dan Kronggen berjarak sekitar 12 Km dari
Menduran. Kecamatan Brati terletak di ibukota Kabupaten Grobogan.
sebelah utara Kecamatan Purwodadi yang Perekonomian di Kecamatan Brati
menjadi ibu kota Kabupaten Grobogan. ditopang dari sektor primer yakni
pertanian. Berdasarkan data BPS tahun
METODE 2018, mayoritas komoditas pertanian yang
Metode kualitatif dilakukan dengan di produksi adalah padi, jagung, kacang
memberikan interpretasi dari data-data hijau, dan kedelai. Pada tahun 2018, luas
yang diperoleh. Adapun langkah-angkah total lahan sawah di Kecamatan Brati
yang dilakukan dalam analisis ini dengan adalah 2.404,4 Ha atau 43,8 persen dari
reduksi data, penyajian data dengan bagan total luas Kecamatan Brati. Dengan
dan teks yang kemudian ditarik ditopang oleh sektor pertanian, mayoritas
kesimpulan. Penelitian ini menafsirkan penduduk bermata pencaharian dari sektor
dan menuturkan data yang sesuai dengan pertanian. Separuh lebih penduduk
realita yang terjadi, dari sisi kelembagaan Kecamatan Brati menggantungkan
baik pemerintah desa, Lembaga hidupnya dari sektor pertanian tanaman
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) pangan. Selain itu, banyaknya warung,
Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 69
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
toko dan kios menjadi sarana lapangan administratif desa dan juga luas wilayah
usaha masyarakat. Pembagian wilayah dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1: Peta Wilayah Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan


Sumber: Diolah dari Data Peta RTRW Kabupaten Grobogan Tahun 2010-2030

2. Praktik Penganggaran Partisipatif antara bulan Januari hingga Juni. Hasil


dalam Pemanfaatan Dana Desa dari jaring pendapat ini kemudian dibawa
Sebelum dilaksanakan Musya- ke forum Musyawarah Dusun (Musdus).
warah Perencanaan Pengembangan Desa Hasil musyawarah dusun menjadi
(Musrenbangdes), terdapat beberapa acuan dalam Musrenbangdes, masyarakat
tahapan yang dilaksanakan baik oleh memberikan usulan secara tertulis tidak
masyarakat maupun aparatur desa. dilakukan secara lisan. Semua usulan dari
Pelaksanaan pra Musrenbangdes ini masyarakat ditampung oleh desa untuk
menjadi bahan acuan dalam pelaksanaan direkapitulasi dan ditentukan prioritas
Musrenbangdes. Musyawarah juga program pembangunan. Dalam
dilakukan di tingkat Rukun Tetangga Musrenbangdes, partisipasi masyarakat
(RT), namun pelaksanaan ini dilakukan dalam pengambilan kebijakan terbatas
bukan dalam forum resmi yang pada pengusulan program. Pelaksanaan
dilaksanakan dengan pembahasan yang Musrenbangdes dilaksanakan pada Bulan
khusus untuk membahas pembangunan Juli. Setelah itu dilakukan pelaporan
desa, melainkan dilakukan bersama kepada kecamatan untuk dilakukan
dengan acara-acara keagamaan rutin tiap verifikasi pada bulan Agustus. Tahapan
minggu, seperti yasinan. Musyawarah ini pelaksanaan dari musyawarah tingkat
dilaksanakan sebelum Musrenbangdes, dusun hinggan musyawarah di tingkat

70 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


desa dilaksanakan di seluruh desa. Variasi kondisi dan budaya di dusun masing-
pelaksanaan terjadi di forum musyawarah masing. Pelaksanaan Musrenbangdes
tingkat dusun, yang disesuaikan dengan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2: Kegiatan Pengusulan Program oleh Masing-masing Dusun


Sumber: Hasil Observasi

Hasil dari Musrenbangdes menjadi masyarakat memberikan usulan Rencana


acuan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RAB) untuk
Pemerintah Desa (RKPDes). Penyusun pembangunan infrastruktur. Namun, besar
RKPDes merupakan tim yang dibentuk biaya yang diusulkan dihitung berdasarkan
oleh kepala desa yang terdiri dari 7 hingga perkiraan dan tidak berdasarkan hitungan
11 orang. Pelibatan masyarakat dalam yang tepat sesuai dengan volume
penyusunan RKPDes ini tidak ada, pekerjaan. Hal ini menyebabkan usulan di
sehingga semua dilaksanakan oleh kepala masyarakat lebih bersifat placation,
desa, aparatur desa, tim penyusun dan dimana saran/usulan dari masyarakat
Badan Perwakilan Desa (BPD). ditampung namun tidak selamanya usulan
Penyusunan RKPDes dilaksanakan bulan tersebut diterima. Pada kasus lain, karena
September. perhitungan anggaran hanya berdasarkan
Penyusunan Rancangan Angga-ran perkiraan, masyarakat lebih ditempatkan
Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) pada fungsi consultation, dimana usulan
didahului dengan musyawa-rah anggaran yang ditampung tidak menjadi
yang dilaksanakan oleh tim penyusun, pertimbangan dalam pengambilan
aparatur desa dengan BPD. Penganggaran keputusan. Sebab, perhitungan RAB akan
sebenarnya sudah dapat dilaksanakan pada dilaksanakan pada penyusunan RKPDes
tahap Musrenbangdes, ketika masyarakat dengan perhitungan volume fisik
memberikan usulan program. Di beberapa bangunan.
desa seperti Katekan dan Temon,
Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 71
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
Pelibatan masyarakat pada tahap hasil keputusan. Setelah RAPBDes selesai,
ini hanya terjadi di Desa Karangsari dan selanjutnya dilaksanakan pengesahan
Tegalsumur, itupun hanya perwakilan RAPBDes menjadi Anggaran Pendapatan
masyarakat. Pada musyawarah ini dan Belanja Desa (APBDes) oleh kepala
masyarakat tidak dilibatkan dengan desa dengan BPD. Pihak yang terkait
pertimbangan penghematan anggaran serta dengan penyusunan APBDes seperti
menghindari konflik antar dusun karena dalam bagan pada Bagan 1 berikut:

Bagan 1: Pihak yang Terkait dalam Penganggaran Desa di Kecamatan Brati


Sumber: Hasil Analisis

Alur waktu penyusunan rencana memanfaatkan dana desa dapat dilihat


dan anggaran pembangunan desa pada Bagan 2 di bawah ini:

Bagan 2: Alur Waktu Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Desa


Sumber: Hasil Analisis

Sedangkan proses pelaksanaan menjadi Perdes beserta tingkat partisipasi


perencanaan dari Musyawarah Dusun masyarakat dapat dilihat pada bagan
(Musdus) hingga pengesahan APBDes Bagan 3 berikut:

72 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


Masyarakat terlibat
secara penuh

Masyarakat terlibat
terbatas/perwakilan

Bagan 3: Bagan Pelaksanaan Penganggaran Partisipatif di Kecamatan Brati


Sumber: Hasil Analisis

PEMBAHASAN pembahasan RAPBDes. Adapun


Kegiatan penganggaran partisipa- penjelasannya sebagai berikut:
tif di Kecamatan Brati diawali dengan - Tipe perwakilan BPD
kegiatan Musyawarah Dusun (Musdus), Tipe ini dalam pelaksanaannya hanya
Musyawarah Perencanaan Pembangunan melibatkan perangkat desa dan BPD
Desa (Musrenbangdes), penyusunan sebagai wakil dari masyarakat. pada
RKPDes, penyusunan RAPBDes dan musyawarah ini masyarakat tidak
pengesahan APBDes. Pada tahap kegiatan dilibatkan dengan pertimbangan
Musdus dan Musrenbangdes, masyarakat penghematan anggaran serta
dilibatkan secara mutlak. Sedangkan menghindari konflik antar dusun
dalam penyusunan RKPDes dan karena hasil keputusan. Fungsi BPD
penyusunan RAPBDes, hanya terdapat 2 menjadi penyalur antara masyarakat
desa, yaitu Desa Karangsari dan Desa desa dengan setiap proses yang
Tegalsari. berjalan di desa, sehingga BPD
Proses penganggaran partisipatif di merupakan perwakilan masyarakat di
Kecamatan Brati dapat dibedakan menjadi dalam musyawarah Anggota BPD
2 tipe, yaitu tipe perwakilan BPD dan tipe sebagai wakil masyarakat desa
pelibatan masyarakat di dalam tahapan diharapkan dapat menjadi “jembatan”
antara proses-proses yang terjadi di

Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 73
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
tingkat desa dengan kepentingan dan Menduran. Model penyusunan
warga. Praktik ini dilaksanakan di RAPBDes ini dapat dilihat pada
Desa Kronggen, Katekan, Tirem, Bagan 4 berikut.
Temon, Lemahputih, Jangkungharjo

Bagan 4: Penganggaran Partisipatif dengan Perwakilan BPD


Sumber: Diadopsi dari Waskitoaji, et al, 2016

- Tipe pelibatan masyarakat di dalam model ini, musyawarah pembahasan


tahapan pembahasan RAPBDes RAPBDes dibuka bagi keterlibatan
Secara garis besar, model ini unsur masyarakat. Pada model ini,
mempunyai kesamaan alur dan unsur masyarakat bersama dengan
tahapan dengan model perwakilan pemerintah desa dan BPD akan
BPD. Akan tetapi hal yang berbeda di membahas RAPBDes yang telah
sini adalah siapa yang hadir dan disusun oleh Sekretaris Desa. Desa
terlibat di dalam musyawarah Tegalsumur dan Karangsari merupa-
pembahasan RAPBDes. Jika di dalam kan desa yang melibatkan masyarakat
model perwakilan BPD, musyawarah dilibatkan melalui perwakilan
pembahasan RAPBDes hanya dihadiri masyarakat. Model penyusunan
oleh pemerintah desa dan BPD dan RAPBDes ini dapat dilihat pada
tidak dibuka untuk umum. Pada Bagan 5 berikut.

74 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


Bagan 5: Penganggaran Partisipatif dengan Pelibatan Masyarakat dalam Pembahasan
Sumber: Diadopsi dari Waskitoaji, et al, 2016

Setelah RKPDes ditetapkan, maka yang dilakukan oleh pemerintah desa


dilanjutkan proses penyusunan APBDes. mengenai rencana penggunaan dana yang
APBDes merupakan rencana anggaran telah dirumuskan dari hasil usulan-usulan
tahunan pemerintah desa yang ditetapkan masyarakat pada Musrenbangdes yang
untuk menyelenggarakan program dan telah dilaksanakan. Infografis ini
kegiatan yang menjadi kewenangan desa. menjelaskan mengenai pendapatan
Berdasarkan Permendagri Nomor 114 keuangan desa dan rencana penggunaan
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemba- dana untuk belanja kegiatan pembangunan
ngunan Desa, dalam perancangan desa. Di Kecamatan Brati diwajibkan
anggaran, peran keterlibatan masyarakat membuat infografis oleh pihak kecamatan,
seharusnya menjadi faktor penting dalam namun beberapa desa juga belum
rangka: (1) Menumbuhkan rasa tanggung membuat infografis. Hingga sejauh ini,
jawab masyarakat atas segala hal yang desa yang sudah membuat transparansi
telah diputuskan dan dilaksanakan; (2) penggunaan dana APBDes baru 5 desa,
Menumbuhkan rasa memiliki, sehingga dimana 4 desa membuat infografis, yaitu
masyarakat sadar dan sanggup untuk Desa Kronggen, Tirem, Menduran dan
memelihara dan mengembangkan hasil Katekan serta 1 desa yang membuat tabel
pembangunan; dan (3) Memberikan penggunaan dana selama termin 1, yaitu
legitimasi atau keabsahan atas segala yang Desa Temon. Dengan adanya infografis
telah diputuskan. ini, harapannya masyarakat dapat
Ketika APBDes telah disahkan, melakukan fungsi kendali dalam
perlu adanya monitoring yang dilakukan pemanfaatan dana desa. Infografis yang
oleh masyarakat. Masyarakat perlu menjelaskan mengenai pendapatan desa
mengakses informasi terkait rencana dan besar dana yang dialokasikan untuk
pelaksanaan kegiatan sekaligus pengguna- pembangunan diharapkan dapat memberi-
an anggarannya. Untuk menjamin kan transparansi dari pemerintah desa
transparansi penggunaan dana dalam kepada masyarakat. Dokumentasi info-
pemanfaatan dana desa ini dilakukan grafis di masing-masing desa dapat dilihat
dengan pembuatan papan infografis. pada Gambar 2 berikut:
Infografis merupakan salah satu media

Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 75
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
Gambar 2: Infografis APBDes di Desa Menduran
Sumber: Hasil Observasi

Penatausahaan kelembagaan desa terdapat beberapa lembaga desa yang


meliputi kegiatan penyusunan rencana dilibatkan dalam proses perencanaan,
anggaran desa, pelaksanaan pembangunan, penganggaran dan implementasi dana
pencatatan keuangan dan pelaporan desa. Berikut bagan pengorganisasian
keuangan desa. Selain dari jabatan kepala dalam pengelolaan perencanaan dan
desa dan perangkat desa, dalam penganggaran dalam pemanfaatan dana
mewujudkan tata kelola kelembagaan desa desa pada Bagan 6 berikut:
yang baik dalam pengelolaan dana desa,

Bagan 6: Koordinasi Perencanaan dan Penganggaran dalam Pemanfaatan Dana Desa di


Kecamatan Brati
Sumber: Hasil Analisis

76 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


Pengembangan masyarakat dalam SIMPULAN
pelaksanaan dana desa secara fungsi Penganggaran partisipatif dalam
dilaksanakan oleh LPMD dan KPMD. pemanfaatan dana desa di Kecamatan
Namun karena kurang berjalannya tugas Brati dalam pelaksanaannya masih belum
dua lembaga tersebut, kegiatan optimal. Hal ini dapat dari keterlibatan
pemberdayaan dan penggerakan masyara- masyarakat pada masing-masing tahap
kat langsung dikelola oleh desa. Fungsi dalam penganggaran partisipatif. Pelibatan
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa masyarakat secara aktif terlaksana pada
diantaranya memberikan masukan dan tahap Musdus dan Musrenbangdes.
usulan pembangunan desa serta ikut serta Namun, pada tahap penyusunan RKPDes
dalam pelaksanaan pembangunan desa. dan RAPBDes, keterlibatan masyarakat
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) terbatas. Dalam menyusun RKPDes
merupakan unsur tim desa yang berfungsi dilaksanakan oleh pihak desa dengan
untuk membantu Kepala Desa dalam didasarkan hasil Musrenbangdes, tahap ini
pelaksanaan pengelolaan dana desa. TPK tidak melibatkan masyarakat pada
dibentuk oleh desa tanpa melibatkan pengambilan keputusannya. Pada tahap
masyarakat. Tim ini dipilih dari penyusunan RAPBDes, hanya di Desa
masyarakat yang dianggap mampu oleh Tegalsumur dan Desa Karangsari,
desa untuk mengelola keuangan desa. sedangkan di desa lainnya aspirasi
Berdasarkan hasil kuesioner, masyarakat masyarakat diwakilkan melalui BPD.
tidak mengetahui pembentukan TPK. Padahal, dalam Permendagri Nomor 114
Sehingga dalam pelaksanaan karena tidak Tahun 2014 menjelaskan pentingnya peran
melibatkan masyarakat, dikhawatirkan keterlibatan masyarakat dalam perencana-
pembentukan tim ini dekat dengan unsur an pembangunan dan penganggaran.
nepotisme karena tidak ada upaya kendali Wujud keterlibatan masyarakat dapat
dari masyarakat. TPK memiliki pekerjaan dilakukan dengan ikut serta bersama tim
mulai perencanaan volume bangunan pengelola dalam menyusun rencana
hingga pelaksanaan pembangunan. program dan anggaran dan aktif meminta
dan mengakses informasi dan melakukan
audit partisipatif.

Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 77
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati
DAFTAR PUSTAKA 2014), 189–197. http://doi.org/
Jurnal 10.1016/j.sbspro.2015.01.302
Bebbington, A., L. Dharmawan, E. Fahmi, Suharyadi, Heri & Insani, Aji. 2016.
dan S. Guggenheim. 2006. Local Manajemen Pemerintahan Dalam
Capacity, Village Governance, Program Unit Reaksi Cepat
and the Political Economy of Tambal Jalan Di Kota Bandung
Rural Development in Indonesia. Tahun 2015. Cosmogov: Jurnal
World Development 34: 1958– Ilmu Pemerintahan, 2(2)
1976. Purnamasari, Hanny & Ramdani,
doi.org/10.1016/j.worlddev.2005. Rachmat. 2018. Manajemen
11.025 Pemerintahan dalam Pembangun-
Chong, J., Abeysuriya, K., Hidayat, L., an Desa di Desa Lemahabang
Sulistio, H., & Willetts, J. 2016. Kecamatan Lemahabang Kabupa-
Strengthening Local Governance ten Karawang. Cosmogov: Jurnal
Arrangements for Sanitation: Ilmu Pemerintahan, 4(2), 160-172
Case Studies of Small Cities in Oleh, H. F. 2014. Pelaksanaan Kebijakan
Indonesia. Aquatic Procedia, 6, Alokasi Dana Desa ( ADD )
64–73. doi.org/10.1016/j.aqpro. dalam Memberdayakan
2016.06.008 Masyarakat Desa Cerme,
Daniel, M. M. 2014. Local and Kecamatan Grogol, Kabupaten
Community Driven Development Kediri. Jurnal Kebijakan Dan
approach in the provision of basic Manajemen Publik Universitas
facilities in Jos, Nigeria. Cities Airlangga, 2(1), 1–8
39: 99–108. doi.org/10.1016/ Buku
j.cities.2014.03.003 Badan Pusat Statistik Kabupaten
Grillos, T. 2017. Participatory Budgeting Grobogan. 2019. Kecamatan
and the Poor : Tracing Bias in a Brati dalam Angka 2019.
Multi-Staged Process in Solo , Grobogan: Badan Pusat Statistik
Indonesia. World Development, Kabupaten Grobogan
xx. doi.org/10.1016/j.worlddev. Dakelan, et al. 2016. Mewujudkan Desa
2017.03.019 Inklusif. Jakarta: Direktorat
Hanifah, Suci Indah & Praptoyo, S. 2015. Jenderal Pendidikan Islam
Akuntabilitas dan Transparansi Kementrian Agama Republik
Pertanggungjawaban Anggaran Indonesia
Pendapatan Belanja Desa Kementrian Desa, Pembangunan Daerah
(APBDes). Jurnal Ilmu & Riset Tertinggal dan Transmigrasi.
Akuntansi, 4(8) (2016). Pokok-Pokok Kebijakan
Matridi, R. A., Zuraidi, D., Setyadiharja, Prioritas Penggunaan Dana
R., Sanopaka, E., Effendi, D., & Desa Tahun 2016. Jakarta: Dirjen
Utari, D. S. 2015. An Evaluation Pembangunan dan Pemberdayaan
of P3DK (An Acceleration of Masyarakat Desa.
Development Village Program): Mardikanto, Totok dan Poerwoko
A Reviewing on Failure toward Soebiato. 2013. Pemberdayaan
Revolving Loan Fund System in Masyarakat dalam Perspektif
Kepulauan Riau Province, Kebijakan Publik. Bandung:
Indonesia. Procedia - Social and Penerbit Alfabeta
Behavioral Sciences, 169(August

78 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 18 Nomor 1 – Juni 2020


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Pengembangan Pembaharuan
37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Desa
Umum Tata Cara Pelaporan dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Pertanggungjawaban tentang Desa
Penyelenggaraan Pemerintahan Wahidi, R. 2015. Membangun Perdesaan
Desa Modern. Bogor: Indec
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Waskitoaji, Damar, et al. 2016. Model
114 Tahun 2014 tentang Proses Penganggaran
Pedoman Pembangunan Desa Pembangunan Desa secara
Sutoro, E, et al. 2014. Desa Membangun Partisipatif. Salatiga: Lembaga
Indonesia. Yogyakarta: Forum Percik

Praktik Penganggaran Partisipatif dalam Pemanfaatan Dana Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan– 79
Wildansyah Firdaus Adiguna, Novia Arismawati

Anda mungkin juga menyukai