Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pengguna Anggaran : Ir. H. Entah Ismanto, SH., MM

SKPD : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah


Nama PPK : Abdul Rahman, SH., MM

Nama Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Penelitian Kajian Analisis Dampak Dana Desa
Untuk Kesejahteraan Masyarakat

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH


KABUPATEN BEKASI
Tahun Anggaran 2022

1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat

1. Latar Belakang Wilayah Indonesia umumnya masih merupakan berbentuk desa atau
yang disebut dengan nama lain, setidaknya hal tersebut tercermin dari
kenyataan bahwa masih sekitar 70% warga Indonesia hidup dan mencari
nafkahnya di desa. Bagaimanapun potretnya saat ini,desa merupakan bagian
wilayah terkecil dari Negara Indonesia yang mutlak harus diayomi oleh
pemerintah Negara Repulik Indonesia. Desa atau yang disebut dengan nama
lain berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang yuridikasi, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dana bentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
kabupaten/kota.
Strategi pembangunan di Indonesia adalah peningkatan pemerataan
pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan
sektoral dan kinerja masyarakat terutama di pedesaan. Pembangunan desa
merupakan sebagai subjek pembangunan, dan sebagai gerakan masyarakat
dalam melaksanaan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Diketahui bahwa hampir semua
penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Dengan jumlah penduduk
dan komponen alam yang potensial akan mendapatkan asset melalui alokasi
dana desa (ADD), pengelolaan keuangan desa tentang anggaran desa dan
lembaga desa dilakukan oleh kepala desa tentang anggaran dan pendapatan serta
belanja daerah, ini diharapkan kesejahteraan dan pembangunan didesa dapat
menjadi kenyataan apabila alokaisi dana desa diaktifkan secara intensif dan
efektif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyrakat desa, maka
pembangunan pedesaan sebagai sasaran pembangunan, guna untuk mengurangi
berbagai kesenjangan desa dan kota akan dapat lebih diwujudkan.
Alokasi Dana Desa (ADD) akan mendorong terlaksananya otonomi
desa, sekaligus sebagai upaya pemberdayaan pemerintah desa dan masyarakat
desa. pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator,
memfasilitasi masyarakat desa agar mampu melaksanakan pembangunan
desanya. Merealisasikan tujuan pembangunan tersebut, maka segenap potensi
alam harus digali, dikembanagkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.begitu
pula dengan potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya maka
pengetahuan dan keterampilannya, harus ditingkatkan sehingga mampu
menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi sistem secara maksimal,
dan pelaksanaan program pembangunan tercapai. Ekonomi Daerah seperti yang

2
telah rencanakan oleh pemerintah di terapkan dapat mempercepat pertumbuhan
dan pembangunan di desa. Awal pelaksanaan otonomi daerah aspek
kemandirian dan terkesan diabaikan, namun dengan seriusnya pemerintah pusat
hingga kabupaten melaksanakan tugas otonomi daerah, kepentingan-
kepentingan desa mulai diperhatikan. Bukti bahwa pemerintah pusat mulai
memberikan titik berat pada prioritas pemantapan penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan desa tercermin dari semakin banyaknya perangkap peraturan
pelaksanaan, yaitu Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri dalam Negri
(Permendagri) maupun keputusan Menteri Dalam Negri (Kepmendagri) yang
mengatur tentang desa, baik itu PP, Permendagri dan Kepmendagri yang
dimaksud merupakan peraturan pelaksanaan pengaturan mengenai desa yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Penyelenggaraan atau keuangan merupakan faktor vital dalam
mendukung penyelenggaraan otonomi desa. Untuk mengatur rumah tangganya
sendiri desa memerlukan dana/biaya yang memadai untuk melaksanakan semua
kewenangan yang dimilikinya,sejak tahun 1999 yaitu sejak penerapan Undang-
Undang Nomor 2 tahun 1999 yang dilanjutkan dengan Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,pemerintah menerapkan kebijakan
pemberian dana segar ke desa-desa melalui program kebijakan Alokasi Dana
Desa (ADD). Diharapkan alokasi dana desa yang disalurkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pembanguna pedesaan secara
gotong-royong. Pembangunan masyarakat desa ini diarahkan untuk
memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam dan pembangunan
sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas hidup, keterampilan dan
prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari pemerintah. Kesejahteraan
masyarakat merupakan tolak ukur dalam menilai keberhasilan pembangunan di
Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, tentang
kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
Pada tahun 2022 pemerintah mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp. 68
Triliun yang diperuntukkan untuk 74.960 desa pada 434 kabupaten/kotamadya
di seluruh Indonesia. Total alokasi Dana Desa dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2022 telah mencapai Rp. 468,9 Triliun. Berdasarkan penganggaran Dana
Desa, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan
melakukan penghitungan rincian Dana Desa setiap daerah kabupaten/kota.
Rincian Dana Desa setiap daerah kabupaten/kota dialokasikan secara merata
dan berkeadilan berdasarkan Alokasi Dasar, Alokasi Afirmasi, Alokasi Kinerja,
dan Alokasi Formula.

3
Namun realita yang terjadi dalam pembangunan di Indonesia saat ini
adalah adanya masalah kesejahteraan masyarakat yang belum merata baik
secara materil maupun spiritual serta masalah kesenjangan pembangunan antar
desa, antar wilayah dan antar kota. Paradigma membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan melalui peningkatan pelayanan publik, memajukan perkonomian,
mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat
sebagai subjek dari pembangunan.
Oleh karena itu, kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk
Kesejahteraan Masyarakat merupakan bagian dari perencanaan pembangunan.
Setiap rencana yang dihasilkan dalam perencanaan ini merupakan
program/kegiatan yang terkait dengan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
yang dimasukkan dalam perencanaan pembangunan daerah.

2. Maksud dan Maksud dari Penyusunan Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk
Tujuan Kesejahteraan Masyarakat adalah menyusun dokumen hasil kajian yang memuat
arahan atau rekomendasi untuk kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Penyusunan Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk
Kesejahteraan Masyarakat adalah mengkaji secara mendalam kegiatan Analisis
Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat dengan indikator
penurunan tingkat kemiskinan.

3. Sasaran Sasaran dari Penyusunan Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk
Kesejahteraan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Terkumpulnya data eksisting terkait dengan pertumbuhan Alokasi Dana
Desa menurut Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
2. Terkumpulnya data eksisting terkait dengan tingkat kemiskinan menurut
Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
3. Menganalisis seberapa besar Dampak Alokasi Dana Desa terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat menurut Desa di Kabupaten
Bekasi.
4. Terumuskannya masukan, saran atau ide terkait dengan pelaksanaan
Alokasi Dana Desa terhadap Peningkatan Masyarakat menurut Desa di
Kabupaten Bekasi.

4. Lokasi Pekerjaan Lokasi kegiatan dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Bekasi.

5. Sumber Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya belanja jasa konsultansi
berorientasi layanan jasa studi penelitian dan bantuan teknik sebesar Rp.

4
Pendanaan …………………. (……………. Juta Rupiah) bersumberkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2022 pada Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bekasi.

6. Nama Organisasi Nama Pengguna Anggaran : Ir. H. Entah Ismanto, SH., MM


dan Pejabat SKPD : Badan Penelitian dan
Pembuat Pengembangan Daerah
Komitmen Kabupaten Bekasi

Pejabat Pembuat Komitmen : Abdul Rahman, SH., MM

7. Data Dasar Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultansi
terlebih dahulu dengan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mendapatkan
konfirmasi mengenai data informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Data yang dimaksud seperti :

a. Usulan-usulan teknis dari sumber-sumber yang dapat dipercaya


b. Data Sekunder yang diperlukan dan dianggap penting dalam proses
penelitian.

8. Standar Teknis Secara umum persyaratan penyedia mengacu pada ketentuan dalam Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia, yang meliputi :

a. Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Jasa Konsultansi


Nonkonstruksi Badan Usaha, meliputi:
1) Memiliki pengalaman:
a) Pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi Nonkonstruksi paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak;
b) Pekerjaan yang serupa (similar) berdasarkan jenis pekerjaan,
kompleksitas pekerjaan, metodologi, teknologi, atau karakteristik
lainnya yang bisa menggambarkan kesamaan, paling kurang 1
(satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak; dan
c) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh
persen) nilai HPS/Pagu Anggaran.

5
2) Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun atau Penyedia untuk Agen Pengadaan dari unsur Jasa
Konsultansi Nonkonstruksi Badan Usaha dan belum memiliki
pengalaman dikecualikan dari ketentuan butir 1) huruf a) sampai
dengan huruf c) untuk nilai paket pengadaan sampai dengan paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3) Memiliki sumber daya manusia:
a) Manajerial; dan
b) Tenaga kerja (jika diperlukan).

9. Studi-studi Sebagai bahan referensi kajian dilihat dari beberapa penelitian terdahulu
terdahulu diantaranya yaitu :
a. Dampak Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Cileles
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jurnal Pembangunan
Pemberdayaan Pemerintah,Volume 6, Nomor 1, Juni 2021
b. Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Kemiskinan Dan Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Solimandungan Baru Kecamatan
Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow, Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Volume 9 Nomor 1, 2021
c. Pengaruh Pengelolaan Dana Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat Di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara,
Jambura Journal of Administration and Public Service, Volume 2 Nomor
1, 2021
d. Pengelolaan Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
Tumaratas Satu Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa, Jurnal
Politico, 2021
e. Study lainya terkait Analisis Dampak Dana Desa Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat.

10. Referensi Hukum a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


b. Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2014 ttg Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 111/2014 tentang
PedomanTeknisPeraturan di Desa
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 112/2014 tentang PemilihanKepala
Desa
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113/2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114/2014 Tentang Pedoman

6
Pembangunan Desa
g. Peraturan Menteri Desa No.1/205 tentang Pedoman Kewenangan Lokal
Berskala Desa
h. Peraturan Menteri Desa No.2/2015 tentang Musyawarah Desa
i. Peraturan Menteri Desa No.3/2015 tentang Pendampingan Desa
j. Peraturan Menteri Desa No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengelolaan,dan Pembubaran BUMDes
k. Peraturan Menteri Desa No.19/2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa TA 201
l. Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN.
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.07/2015 tentang Tata
Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan terhadap
Daerah Yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa (ADD)
n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tatacara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi
Dana Desa
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.07/2017

11. Ruang Lingkup Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pekerjaan diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk dokumen yang
komperhensif sehubungan dengan Dana Desa di Kabupaten Bekasi. Sebagai
acuan dalam kegiatan ini meliputi beberapa hal pokok yang menjadi ruang
lingkup kajian, sebagai berikut ::
1. Analisa Studi Literatur dan Studi Lain
Pengumpulan berdasarkan studi-studi literatur, dan studi-studi lainnya yang
serupa/mirip, melakukan analisis studi berkaitan dengan Analisis Dampak
Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat dan kebijakan pemerintah
untuk memperoleh gambaran tentang arahan dalam Analisis Dampak Dana
Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat.
2. Analisa Data Sekunder
Pengumpulan semua data yang ada berkaitan dengan kondisi fisik,
sumberdaya, sosial, ekonomi, dan kebijakan pemerintah untuk selanjutnya
dianalisis guna memperoleh gambaran tentang Kajian Analisis Dampak
Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat.
3. Survey Lapangan dan Analisa Data
Survey lapangan dan analisa data dilaksanakan dalam rangka pengumpulan

7
data primer, verifikasi terhadap data sekunder dan analisisnya, diantaranya
untuk ;
a) Terkumpulnya data eksisting terkait dengan pertumbuhan Alokasi Dana
Desa menurut Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
b) Terkumpulnya data eksisting terkait dengan tingkat kemiskinan
menurut Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
c) Menganalisis seberapa besar Dampak Alokasi Dana Desa terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat menurut Desa di Kabupaten
Bekasi.
4. Tahap pekerjaan penyusunan Kajian Analisis Dampak Dana Desa Untuk
Kesejahteraan Masyarakat., antara lain menyusun:
a) Penyusunan gambaran umum kondisi yang berkaitan dengan kajian
Analisis Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat.
b) Terkumpulnya data eksisting terkait dengan pertumbuhan Alokasi Dana
Desa menurut Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
c) Terkumpulnya data eksisting terkait dengan tingkat kemiskinan
menurut Desa minimal 3 tahun ke belakang di Kabupaten Bekasi.
d) Menganalisis seberapa besar Dampak Alokasi Dana Desa terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat menurut Desa di Kabupaten
Bekasi.
e) Terumuskannya masukan, saran atau ide terkait dengan pelaksanaan
Alokasi Dana Desa terhadap Peningkatan Masyarakat menurut Desa di
Kabupaten Bekasi.

12. Keluaran Hasil atau keluaran dari kegiatan penyusunan kajian Analisis Dampak Dana
Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat, adalah dokumen hasil kajian Analisis
Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

13. Peralatan, Material, a. Kebutuhan Tim Teknis terdiri dari Unsur Balitbangda, Unsur Dinas
Personel dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Fasilitas dari b. Fasilitas Penunjang yang disediakan oleh PPK yaitu Ruang Rapat dan
Pejabat Pembuat Proyektor (In Foccus).
Komitmen

14 Peralatan dan a. Komputer atau Laptop dan Alat Tulis Kantor


Material dari b. Kendaraan Bermotor untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian
Penyedia Jasa
Konsultansi

15. Lingkup a. Melakukan Konsultasi dengan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna


Kewenangan Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

8
Penyedia Jasa untuk membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan perencanaan atau analisis.
b. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin apabila dianggap perlu, karena
terdapat permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan.

16. Jangka Waktu Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan ini adalah 2
Pelaksanaan (dua) bulan atau 60 (enam puluh) Hari Kalender sejak Surat Perintah Kerja
Kegiatan diterbitkan.

Jumlah
17. Personel Posisi Tenaga Ahli Kualifikasi Tenaga Ahli
Org/Bln
Team Leader/ Ahli S1/ Ilmu Akuntansi 1 org/3 bln
Akuntansi Pengalaman Min 2 tahun
(Non Sertifikat)
Ahli Statistik/Sarjana S1/ Ilmu Statistika, 1 org/3 bln
Pengalaman Min 2 tahun.
Statistika. (non sertifikat)

Untuk melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli yang


berpengalaman dibidang masing-masing dan dibantu beberapa tenaga
pendukung (supporting staff). yang memenuhi kualifikasi sekurang-
kurangnya sebagai berkut :

Tenaga Pendukung
1. Operator Komputer : Membantu tim dalam pelaksanaan kegiatan.
Pendidikan minimal SLTA/sederajat, pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun.

2. Surveyor : Membantu mengumpulkan data terkait


pelaksanaan kegiatan. Pendidikan minimal
SLTA/Sederajat 3 dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun. .

18. Jadwal Tahapan Tahapan kegiatan meliputi:


Pelaksanaan a. Persiapan
Pekerjaan b. Penyusunan Laporan Pendahuluan
c. Pembahasan Draft Laporan Pendahuluan
d. Pengumpulan Data
e. Pengolahan dan Analisa Data
f. Penyusunan Laporan Akhir

9
g. Pembahasan Draft Laporan Akhir dan Perbaikan
h. Penyerahan Laporan
Bulan
Uraian
1 2
Persiapan
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Draft Laporan
Pendahuluan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan Laporan Akhir
Pembahasan Draft Laporan Akhir dan
Perbaikan
Penyerahan Laporan

19. Laporan Laporan ini berisikan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Pendahuluan pemahaman konsultan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dengan
metodologi yang digunakan, tinjauan pustaka, data-data sekunder awal yang
sudah diperoleh terkait dengan studi, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan jadwal
penugasan tenaga ahli sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta uraian
penugasan tenaga ahli sesuai dengan keahlian yang dimiliki dalam
melaksanakan pekerjaan nantinya.

Laporan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah


ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pemberi Tugas.
Jumlah laporan sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar.

20. Laporan Akhir Laporan yang harus diserahkan adalah:


a. Laporan Akhir

Laporan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah kegiatan


dimulai sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar.
Laporan akhir merupakan suatu kesatuan dengan penyesuaian Draf
Laporan Akhir karena merupakan hasil perbaikan dari Konsep Laporan
Akhir tersebut. Laporan AKhir menjadi output akhir tahapan Kajian
Analisis Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Isi dari
Laporan Akhir memuat keseluruhan hasil annalisis dari ruang lingkup
kegiatan. Adapun produk laporan yang harus diserahkan adalah sebanyak
5 (lima) laporan dalam bentuk hard copy serta CD yang berisi produk
laporan.
b. Buku Eksekutif Summary dan Policy Brief
Buku ini berisikan ringkasan hasil kegiatan. Buku Eksekutif Summary
diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah kegiatan dimulai
sebanyak 5 (lima) eksemplar.

10
c. Pembuatan Laporan dalam Soft File dan Laporan dengan format jurnal
ilmiah.
Semua materi yang merupakan bagian kegiatan dikumpulkan dalam format
softcopy, disamping itu penyedia jasa harus membuat hasil laporan
penelitian dalam format jurnal ilmiah dalam bentuk flashdisk sebanyak 1
(satu) buah yang diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan.

21. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus menggunakan
Negeri produksi dalam negeri dan dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia.

22. Pedoman Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:


Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data
Lapangan
Berdasarkan pada jenis dan sumber data yang diperlukan, maka teknik
pengumpulan data yang diperlukan meliputi :

 Teknik Pengumpulan Data Sekunder; terkait dengan topik dan


permasalahan.
 Teknik pengumpulan data primer : Observasi, Teknik Wawancara dan
Penyebaran Kuesioner; digunakan untuk menggali data primer yang
berasal dari narasumber langsung, dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait pokok materi sehingga data yang terkumpul lebih
akurat dan terpercaya.
 Teknik Dokumentasi; digunakan untuk menggali data sekunder, dimana
data yang diperoleh berasal dari dinas/instansi terkait serta dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kegiatan ini.
 Teknik Kajian Pustaka; mengkaji beberapa kepustakaan yang dianggap
relevan dengan kegiatan ini.
b. Teknik Analisis

Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif terhadap hasil observasi,


wawancara dan kuesioner serta analisis kuantitatif sesuai dengan pemecahan
masalah yang harus dilakukan.
23. Alih Pengetahuan Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan
dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen.

24. Penutup Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dipergunakan
sebagai arahan dan acuan dalam pelaksanaan Kegiatan Kajian Analisis
Dampak Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

11
Cikarang Pusat, 2022
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

ABDUL RAHMAN, SH., MM


NIP. 19650415 199503 1 002

12

Anda mungkin juga menyukai