A. Pengertian Desa
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area
perdesaan (rural). Istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di indonesia di bawah
kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa
unit permukiman kecil yang disebut kampung atau dusun.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya
di sumatera barat disebut dengan istilah nagari, dab di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan timur
disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala dan institusi di desa dapat disebut dengan
nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu
pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Paul H Landis
“Desa merrupakan suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa”
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris hanyabersifat sambilan.
Menurut Bintaro, ada 3 macam unsur-unsur desa yang saling terkait sehingga menjadi suatu
kesatuan. Ketiga unsur tersebut adalah :
1. Daerah , baik lahan produktif maupun non produktif termasuk luas, penggunaan, unsur
lokasi, dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
2. Penduduk , meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk.
3. Tata kelakuan, berupa pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan antar warga desa dan
menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
C. Potensi
Potensi fisik yang meliputi; tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna
Potensi non fisik yang meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan
aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan berkembang dan desa
akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota.
D. Fungsi Desa
Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
Menurut Syachbrani (2012) Alokasi Dana Desa (ADD) adalah bagian keuangan desa yang
diperoleh dari bagi Hasil Pajak Daerah dan bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah yang diterima oleh kabupaten. ADD dalam APBD Kabupaten/kota dianggarkan pada
bagian Pemerintah Desa. Dimana mekanime pencairannya dilakukan secara bertahap atau
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi pemerintahan daerag. Adapun tujuan dari alokasi
dana ini adalah sebagai berikut:
Alokasi Dana Desa dalam APBD kabupaten/kota dianggarkan pada bagian Pemerintahan Desa.
Pemerintah Desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk berdasarkan keputusan kepala
desa. Kepala desa mengajukan permohonan penyaluran ADD kepada bupati setelah dilakukan
verifikasi oleh tim pendamping kecamatan. Bagian pemerintahan desa pada setda kabupaten/kota
atau kepala badan pengelolaan keuangan daerah (BPKD) atau kepala badan pengelolaan
keuangan dan kekayaan asli daerah (BPKKAD). Kepala bagian keungan setda atau BPKD atau
kepala BPKKAD akan menyalurkan ADD langsung dari kas daerah ke rekening desa.
Mekanisme pencairan dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau disesuaikan sengan
kemampuan dan kondisi daerah kabupaten/kota (Nurcholis,2011).