Dosen Pengampu
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa termasuk di dalamnya
mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban merujuk pada Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah daerah. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa pendanaan pembanguna n
yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk didalamnya pemerintah desa menganut
prinsip Money Follows Function yang berarti bahwa pendanaan mengikuti fungsi
pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat
pemerintahan.
Dalam sistem pemerintahan saat ini, desa mempunyai peran yang strategis dalam
membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, termasuk
pembangunan. Semua itu dilakukan sebagai langkah nyata pemerintah daerah mendukung
pelaksanaan otonomi daerah diwilayahnya.
Pemberian ADD merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam rangka penyelengaraan
otonomi desa. ADD bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang di terima oleh kabupaten diluar dana alokasi khusus (DAK) setelah dikurangi
belanja pegawai. Sasaran ADD adalah seluruh desa yang ada dalam wilayah kabupaten
setempat. Penggunaan ADD 30% untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa
dan penguatan peran kelembagaan masyarakat desa, sedangkan 70% untuk mendukung
program pemberdayaan masyarakat desa.
B. Gambaran Objek
Randusari adalah desa yang terletak di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia. Pada desa randusari terdapat beberapa dusun. Dusun pada desa
Randusari antara lain sebagai berikut : Dusun Paduroso, Dusun Kotak Ombo, Dusun
Karang Tengah, Dusun Sirandu, Dusun margosari, Dusun Ngalian, dan Dusun Klepusari.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban dana
alokasi desa (ADD) di desa randusari Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo,
Provinsi Jawa Tengah, Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban
dana alokasi desa (ADD) di desa randusari Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo,
Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
E. Manfaat Penelitian
Untuk memberi manfaat kepada pembaca tentang Alokasi Dana Desa yang telah di
berikan/ditunjukkan oleh Desa Randusari Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo,
Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Desa
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan NKRI (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat 12). Dalam undang-undang yang lebih khusus
mengenai desa, menegaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 1). Dapat
disimpulkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat beserta urusan pemerintahan berdasarkan prakarsa, asal-usul dan adat
istiadat masyarakat setempat serta hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan NKRI.
Desa mempunyai beberapa kewenangan, desa dapat menjalankan urusan konkuren
yang di jalankan oleh Pemerintah daerah berdasarkan peraturan gubernur jika yang
memberikan tugas adalah pemerintah provinsi dan peraturan bupati/walikota jika
yang membrikan tugas adalah pemerintah kabupaten.
Pasal 18
Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatn Desa,, dan pemberdayaan masyarakat
Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
Yang di maksud dengan “hak asal usul dan adat istiadat Desa” adalah hak yang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 19
Kewenangan desa meliputi:
1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul
2. Kewenangan local berskala desa
3. Kewenangan yang dirugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, atau
Pemerintah Kabupaten dan
4. Kewenangan lain yang di tugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, atau
Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Struktur Organisasi Desa
Dalam sebuah desa dibutuhkan pemerintahan untuk menata dan mengurus
setiap hal yang berkaitan dengan desa. Struktur Pemerintahan Desa terdiri dari
beberapa tingkatan yang setiap tingkatannya memiliki porsinya sendiri. Pemerintah
desa ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk mengatur masyarakat pedesaan setempat
berdasarkan dengan undang-undang yang ada demi mewujudkan pembangunan
pemerintah diwilayah desa.
Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat
desa lainnya dalam mengurus setiap keperluan desa. Setiap jajaran memiliki fungsi
dan tugasnya masing-masing. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap jajaran bisa
memaksimalkan kinerjanya. Berikut Struktur Pemerintahan Desa yang ada beserta
tugas dan fungsinya :
1. Kepala Desa
Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3 kepala desa adalah pemerintahan
desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Bertugas untuk menyelenggarakan pemerintah dan
pemberdayaan desa.
2. Badan Pemerintah Desa
Badan pemerintahan desa adalah lembaga yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa yang ditetapkan secara demokratis berdasarkan kewilayahan. Fungsi
dari BPD adalah membahas dan menyepakati rencana peraturan desa bersama kepala
desa, menampung dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat, dan mengawasi kinerja
kepala desa.
3. Sekretaris Desa
Sekretaris desa adalah perangkat yang membantu kepala desa menjalankan tugasnya.
Fungsi sekretaris meliputi menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi
desa, membantu persiapan penyusunan peraturan desa dan bahan untuk laporan
penyelenggara pemerintah desa serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala
desa.
4. Pelaksan Teknis Desa
a. Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM)
Bertugas untuk membantu kepala desa dalam mengelola administrasi dan perumusan
bahan kebijakan desa. Berfungsi melaksanakan kegiatan berkaitan dengan
kependudukan, pertanahan, pembinaan ketentraman, dan ketertiban masyarakat.
b. Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN)
Bertugas untuk membantu kepala desa dalam menyiapkan teknis pengembangan
ekonomi desa serta mengelola administrasi pembangunan dan layanan
masyarakat. Berfungsi untuk melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan,
menyiapkan analisa dan kajian perkembangan ekonomi masyarakat serta
mengelola tugas pembantuan.
c. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)
Bertugas membantu kepala desa mempersiapkan perumusan kebijakan teknis
penyusunan program keagamaan dan melaksanakan program pemberdayaan dan
sosial kemasyarakatan. Berfungsi melaksanakan hasil persiapan program
keagamaan, pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
d. Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)
Berfungsi untuk membantu sekretaris desa mengelola sumber pendapatan,
administrasi keuangan, penyusunan APB desa dan laporan keuangan desa. Serta
melakukan tugas lain yang diberikan sekretaris.
e. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)
Fungsinya untuk membantu sekretaris dalam mengelola arsip desa, inventaris
kekayan desa, dan administrasi umum. Dan juga sebagai penyedia, pemelihara
dan perbaikan peralatan kantor. Serta pelaksana tugas lain yang diberikan oleh
sekretaris desa.
5. Pelaksana Kewilayahan
1. Kepala Dusun
Kepala dusun atau kadus bertugas untuk membantu kepala desa melaksanakan
tugasnya di wilayah dusun. Berfungsi membantu kinerja dan melaksanakan kegiatan
yang diselenggarakan pemerintah desa di kawasan dusun dalam mensejahterakan
masyarakat.
2. Administrasi Desa
Administrasi desa adalah kegiatan pencatatan data dan informasi penyelenggaraan
pemerintah desa pada buku administrasi desa. Jenis dan bentuknya menurut peraturan
mentri dalam negeri ada 5 yaitu :
Menurut Perbup Nomor 8 Tahun 2017 tentang tata cara dan penetapan rincian
dana desa Kabupaten Wonosobo, alokasi dana desa dihitung secara merata dan
berkeadilan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi formula yang dihitung dengan
memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks
kesulitan geografis masing-masing desa. Untuk tahun 2017, alokasi dasar setiap desa
di Kabupaten Wonosobo adalah sebesar Rp191.496.626(serratus Sembilan puluh satu
juta empat ratus Sembilan puluh enam ribu enam ratus dua puluh enam pupiah).
Sedangkan alokasi formula setiap Desa di KabupatenWonosobo dihitung dengan
rumus :
W =[ ( 0,25 ×Z 1 ) + ( 0,35 × Z 2 ) + ( 0,10 × Z 3 )+(0,30 × Z 4) ×( DDkab− ADkab) ]
Keterangan :
W Dana Desa setiap Desa yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah dan IKG Desa
Z1 Rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa se
Kabupaten
Z2 Rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total penduduk miskin
Desa se Kabupaten
Z3 Rasio luas wilayah Desa setiap Desa terhadap total luas wilayah Desa se
Kabupaten
Z4 Rasio IKG Desa terhadap total IKG desa se kabupaten
DDkab Pagu Dana Desa kabupaten
ADkab Besaran Alokasi Dasar untuk setiap Desa dikalikan jumlah Desa dalam
kabupaten
G. Pengelolaan Alokasi Dana Desa
1. Perencanaan ADD
Sebelum merencanakan Alokasi Dana Desa, terlebih dahulu dilakukan
penentuan besaran ADD. Penentuan besarnya ADD yang akan diterima setiap desa
di Kabupaten Wonosobo ditentukan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi formula.
Alokasi dasar merupakan dana yang dialokasikan untuk ADD yang dibagi secara
merata kepada seluruh desa se-Kabupaten Wonosobo, sedangkan alokasi formula
ditentukan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas
wilayah, dan indeks kesulitan geografis masing-masing desa yang ditentukan dan
dirumuskan oleh Tim Fasilitasi Kabupaten serta ditetapkan dalam Keputusan Bupati.
Pada tahap perencanaan penggunaan ADD didahului dengan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dengan melibatkan BPD, LPMD,
dan tokoh masyarakat lainnya. Selanjutnya berdasarkan hasil Musrenbangdes,
Kepala Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk dibahas bersama-sama dengan BPD.
RPJMDes juga memuat Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) tahunan yang
menjadi dasar bagi Kepala Desa dalam menyusun rancangan Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Rencana pengalokasian dana ADD wajib
dituangkan dalam rancangan APBDesa tahun berkenaan dan dicatat dalam
pendapatan dan belanja desa.
2. Pelaksanaan ADD
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa
dilaksanakan oleh tim pelaksana Alokasi Dana Desa yang terdiri dari Tim Pengarah,
tim pendamping, dan tim fasilitasi. Tim pengarah berasal dari unsur pemerintahan
daerah yang bertugas memberikan arahan berupa kebijakan pelaksanaan ADD. Tim
fasilitas teknis, berasal dari unsur pemerintah daerah yang tugas pokoknya
berkenaan dengan masalah teknis keuangan, seperti perhitungan ADD. Dan tim
pendamping yang bertugas membantu pelaksana dalam menyusun rencana teknis
penggunaan ADD.
Pola penyaluran dana desa dilakukan dengan metode :
a. Kepala Dispermades mengajukan permohonan transfer dana kepada Bupati c.q.
Kepala BPPKAD dengan dilampiri Surat Pernyataan Tanggung Jawab
b. Bendahara pengeluaran PPKD membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
kemudian menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan kepada
BUD/Kuasa BUD untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan
melakukan transfer ke rekening Pemerintah Desa.
c. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap, dimana tahap pertama paling
cepat pada Bulan Maret sebesar 60% dan tahap kedua paling cepat pada Bulan
Agustus sebesar 40%. Penyaluran dana tersebut dilakukan melalui
pemindahbukuan dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa.
3. Pengawasan ADD
Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas SiLPA Dana Desa. Jika
ditemukan SiLPA Dana Desa lebih dari 30%, maka Bupati akan meminta penjelasan
kepada kepala Desa mengenai SiLPA Dana Desa tersebut dan meminta aparat
pengawas fungsional daerah untuk melakukan pemeriksaan. Kepala Desa wajib
menganggarkan kembali Sisa Dana Desa dalam RAPBDes tahun anggaran
berikutnya ebagai dasar penggunaan Sisa Dana Desa tersebut dan digunakan sesuai
dengan peruntukkannya pada tahun anggaran berikutnya.
4. Pertanggungjawaban ADD
a. Kepala Desa wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana desa
setiap tahap kepada Bupati. Laporaan realisasi yang dimaksudkan adalah
laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya yang
disampaikan paling lambat minggu keduan bulan Februari tahun anggran
berjalan dan laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I paling lambat
minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan.
Selain laporan realisasi penggunaan Dana Desa, Kepala Desa melalui Camat
mengirimkan kepada Bupati/ Kepala Dispermades fotokopi dokumen/bukti-bukti
pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
paling lambat tanggal 31 Januari 2018; Camat memfasilitasi percepatan
penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa.
BAB III
PEMBAHASAN
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Randusari, seluruh kegiatan yang didanai
oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara
terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Seluruh kegiatan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum. Alokasi Dana Desa
(ADD) dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.
Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat terbuka
untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat berupa pemenuhan kebutuhan
dasar, penguatan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan masyarakat
desa yang diputuskan melalui musyawarah desa. Alokasi Dana Desa (ADD) harus
dicatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) dan proses
penganggarannya mengikuti mekanisme yang berlaku.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dana alokasi dana desa di lakukan dengan tahap realisai dari seluruh
rencana kegiatan dan digunakan untuk biaya penyelenggara pemerintah yang di
serahkan pada masing-masing pos dan untuk biaya pemberdayaan masyarakat.
Alokasi Dana Desa dilaksanakan oleh tim pelaksana Alokasi Dana Desa. Dana desa
yang di keluarkan tentunya sudah di lakukan seseuai perencanaan seperti
pembangunan posyandu, pembangunan insfrastruktur, penyelenggara infprmasi desa,
perawatan gedung desa, dan pemberdayaan masyarakat.
3. Pengawasan
Di desa Randusari ini ada tim khusus untuk melakukan pengawasan alokasi dana
desa, yaitu tim badan pengawas daerah. Ketika SPJ sudah muncul atau telah di buat,
bupati biasanya akan melakukan evaluasi terhadap setisp desa. Apakah ada dana desa
yg tersisa atau tidak. Jika ada dana tersebut harus di kembalikan kembali. Jika alokasi
dana desa sisa, uang sisa alokasi dana desa tersebut bisa di masukkan ke kas desa.
Namun jika ditemukan SiLPA Dana Desa lebih dari 30%, maka Bupati akan meminta
penjelasan kepada Kepala Desa Sumberarum mengenai SiLPA Dana Desa tersebut
dan meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan pemeriksaan.
Kepala Desa wajib menganggarkan kembali Sisa Dana Desa dalam RAPBDes tahun
anggaran berikutnya sebagai dasar penggunaan Sisa Dana Desa tersebut dan
digunakan sesuai dengan peruntukkannya pada tahun anggaran selanjutnya
4. Pertanggung jawaban
Di sebuah organisasi desa tentunya ada seorang kaur atau bendahara desa, bendahara
desa bertanggung jawab atas seluruh aktivitas dana desa, bendahara desa mencatat,
meyimpan, menerima, membayar dan bertanggung jawab atas keseluruhan keuangan
desa Randusari. Laporan yang di buat dan di sajikan oleh bendahara nanti akan di
terima oleh kepala desa dan kemudian akan di sampaikan ke bupati sebagai tanggung
jawab dari desa.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Peraturan Perundang-Undangan :
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=bagaimana-mekanisme-penyaluran-dana-desa
(17 JULI 2019 JAM 23:10)
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/apa-itu-alokasi-dana-desa-dan-isu-isu-yang-
menyertainya-66 (17 JULI 2019 JAM 23:40)
http://www.berdesa.com/5-struktur-pemerintahan-desa-beserta-tugas-dan-fungsinya/ ( 17
JULI 2019 JAM 23:52
LAMPIRAN