Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Pemerintahan Desa

1. Pengertian Tentang Desa

Secara administratif Indonesia, desa adalah pembagian wilayah administratif

yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin oleh kepala desa. Sebuah desa secara

administratif terdiri dari beberapa kampung, dusun, banjar, serta jorong. Dalam

bahasa Inggris, “desa” disebut village.8

Definisi desa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

nomina (kata benda) yang berarti:

a. Sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampung, dusun.

b. Udik atau dusun (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota).

c. Kl tempat, tanah, daerah.9

Pengertian desa menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, khususnya Pasal 1, ayat (1) dinyatakan bahwa :

“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Para ahli dalam bidang desa memberikan pengertian atau batasan yang berbeda-

beda mengenai desa, namun demikian dari berbagai definisi tersebut mempunyai inti

8
Ani Sri Rahayu, “Pengantar Pemerintahan Desa”, (Malang: Sinar Grafika, 2018) halaman 178.
9
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2004), halaman
68.

13
dan tujuan yang sama. Berikut beberapa definisi yang diungkapkan oleh para pakar

tentang pengertian desa :

a. Menurut R. Bintarto, desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,

ekonomi, politik, serta kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan

pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

b. Menurut Rifhi Siddiq, desa adalah suatu wilayah yang mmpunyai tingkat

kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat

homogen, bermata pencaharian di bidang agraris serta mampu berinteraksi dengan

wilayah lain di sekitarnya.

c. Menurut Paul H. Landis, desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari

2.500 jiwa, dengan ciri-ciri antara lain memiliki pergaulan hidup yang saling

mengenal satu sama lain (kekeluargaan), ada pertalian perasaan yang sama

tentang kesukaan terhadap kebiasaan, serta cara berusaha bersifat agraris dan

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, seperti iklim, keadaan alam, dan

kekayaan alam.

d. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, desa dalah suatu kesatuan hukum dan di

dalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa menadakan

pemerintahan sendiri.10

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa desa

adalah suatu kepadatan rendah yang terdiri dari beberapa kampung, dusun banjar,

serta jorong yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin oleh kepala desa.

10
Ani, Op.Cit., halaman 179.

14
2. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan Desa

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat dan

menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.11 Sedangkan

Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam

menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan Negara sendiri; jadi

tidak diartikan sebagai Pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja,

melainkan juga meliputi tugas- tugas lainnya temasuk legislatif dan yudikatif.12

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa, pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Sedangkan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintah desa.

Melalui Undang-Undang Nomor Republik Indonesia 6 Tahun 2014 tentang

Desa, Pasal 1 ayat (3), bisa diartikan bahwa pemerintah desa adalah kepala desa dan

perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.13

Selanjutnya, menurut Peraturan Menteri Desa Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017, Pasal 1

Angka 6 dan Angka 7, pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan

11
Wikipedia,”Pemerintah”, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah, diakses 21 Januari
2020), 2020.
12
Irwan Sahaja, ”Semua Tentang Pendidikan”, (Online),
(https://irwansahaja.blogspot.com/2015/02/pengertian-pemerintahan.html, diakses 21 Januari 2020),
2020.
13
Ani, Op.Cit., halaman 181.

15
nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Sedangkan, pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.14

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa adalah unsur

penyelenggara urusan pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa dan

dibantu perangkat desa. Sedangkan pemerintahan desa adalah pelayan publik yang

memiliki kewenangan dan kekuasaan serta tugas dan kewajiban dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

3. Kewenangan Desa

Kewenangan adalah merupakan hak menggunakan wewenang yang dimiliki

seorang pejabat atau intitusi menurut ketentuan yang berlaku, dengan demikian

kewenangan juga menyangkut kompetisi tindakan hukum yang dapat dilakukan

menurut kaedah-kaedah formal, jadi kewenangan merupakan kekuasaan formal yang

dimiliki pejabat atau institusi. Kewenangan memiliki kedudukan yang penting dalam

kajian hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Begitu pentingnya

kedudukan kewenangan ini, sehingga F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek menyebut

sebagai konsep ini dalam hukum tata negara dan hukum administrasi negara.15

Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan

14
Peraturan Menteri Desa Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2018, Pasal 1 Angka 6 dan Angka 7.
15
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2013, hal 99.

16
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan adat istiadat desa.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa Pasal 19, kewenangan desa meliputi :16

a. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul.


b. Kewenangan lokal berskala desa.
c. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kewenangan desa

adalah kewenangan yang dimiliki oleh desa untuk melaksanakan penyelenggaraan

pembangunan desa berdasarkan hak adat istiadat atau asal-usul desa tersebut.

B. Tinjauan Umum tentang Keuangan Desa

1. Pengertian Keuangan Desa

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai

dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.17

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keuangan desa

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan uang dan barang yang digunakan

untuk melaksanakan hak dan kewajiban desa.

2. Pegelolaan Keuangan Desa

16
Op.Cit.,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 19.
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 71 ayat (1).

17
Pengelolaan Keuangan adalah perencanaan, pengarahan, pemantauan,

pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya moneter dari sebuah organisasi

yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.18

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

keuangan desa.19

Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Dalam

melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud, Kepala Desa menguasakan

sebagian kekuasaannya kepada perangkat desa.20

Berdasarkan pengertian tersebut dpat disimpulkan bahwa pengelolaan

keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan dimana kepala desa memiliki

kekuasaan penuh untuk mengelola keuangan desa.

3. Aset Desa

Aset desa dapat berupa tanah kas desa, tanah ulayat, pasar desa, pasar hewan,

tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian,

hutan milik desa, mata air milik desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik

desa.

Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 76 ayat (2) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, Aset lainnya milik desa antara lain :

18
Pengertian Menurut Para Ahli, “ Pengertian Pengelolaan Keuangan Menuut Para Ahli” , (Online),
(https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-pengelolaan-keuangan-menurut-para-ahli/,
diakses 21 Januari, 2020), 2020.
19
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Pasal
1 Angka 6.
20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 75 ayat (1) dan (2).

18
a. Kekayaan desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan Belanja Desa.
b. Kekayaan desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang
seenisnya.
c. Kekayaan desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/ kontrak
dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Hasil kerja sama desa.
e. Kekayaan desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.21

Pengelolaan kekayaan milik desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan

umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas,

akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi. Pengelolaan kekayaan milik desa

dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta

meningkatkan pendapatan desa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan aset desa adalah kekayaan yang

dimiliki desa yang berasal dari berbagai macam sumber, baik dari desa itu sendiri

maupun dari pemerintah desa.

4. Sumber Keuangan Desa

Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang

merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali

oleh desa. Menurut UU Desa, pasal 72 ayat (1) pendapatan desa bersumber dari:

a. Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa.
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota.
d. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota.
e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

21
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 76.

19
g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.22

Pendapatan Asli Desa adalah pendapatan yang berasal dari kewenangan Desa

berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal Desa. Yang dimaksud dengan

“hasil usaha” termasuk juga termasuk hasil BUM Desa dan tanah bengkok.

Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bersumber dari Belanja Pusat

dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

Anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

tersebut adalah anggaran yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang

ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, serta

pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa ditentukan 10%

(sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (On top) secara bertahap.

Merujuk pada "besaran dana" yang akan diterima oleh desa. Komitmen

pemerintah untuk alokasi DD adalah 10% dari dana transfer. Tetapi pemerintah tidak

langsung memberikan 10% dana tersebut melainkan tergantung pada kemampuan

keuangan nasional di satu sisi dan kemampuan desa dalam mengelola keuangan

desa.23

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sumber keuangan desa berasal

dari pendapatan asli desa, hibah dan sumbangan tidak mengikat dari warga atau

22
Ibid., Pasal 72 ayat (1).
23
Infodesa, “Sumber Keuangan Desa”. (https://risehtunong.blogspot.com/2015/12/darimanakeuangan-
desa-diperoleh.html, diakses 6 Mei 2018) 2018.

20
pihak ketiga serta Anggaran Pendapatan Belana Daerah (APBD) dan Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN).

C. Tinjauan Umum tentang Pembangunan Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Siagian menjelaskan bahwa, pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu

bangsa, negara dan pemerintah, menuju modrnitas dalam rangka pembinaan bangsa

(nation building).24

Pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan

untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan desa

bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup

manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi

ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan.25

Pembangunan desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat desa

dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber

daya alam desa.

Berdasarkan uraian pengertian tersebut dapat disimpulkan pembangunan desa

adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas

hidup manusia untuk menanggulangi kemiskinan.

24
Mohammad Ikbal Bahua, Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat, (Gorontalo: Ideas
Publishing, 2018), hal.8.
25
Op.Cit., Pasal 78.

21
2. Tahapan Pembangunan Desa

Desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya

dengan mangacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Dokumen

rencana pembangunan desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di

desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.26

Perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan

masyarakat desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa.

Perencanaan pembangunan desa meliputi rencana pembangunan jangka menengah

desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan rencana pembangunan tahunan desa

atau yang disebut dengan rencana kerja pemerintah desa, merupakan penjabaran

dari rencana pembangunan jangka menengah desa jangka waktu 1 (satu) tahun.

Musyawarah perencanaan pembangunan desa menetapkan prioritas, program,

kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa yang di danai oleh Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat desa, dan/atau Anggaran

Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan

masyarakat desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke desa diinformasikan

kepada Pemerintah Desa dan diintegrasikan dengan rencana pembangunan desa.

Berdasarkan uraian pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan

pembangunan desa dilaksanakan dengan cara menyusun rencana pembangunan

desa dengan melibatkan masyarakat desa dimana rencana pembangunan tersebut

meliputi rencana pembangunan jangka menengah dan rencana pembangunan

tahunan desa.

26
Ibid., Pasal 79.

22
3. Pengawasan Pembangunan Desa

Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan pemantauan

mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan desa. Masyarakat berhak

melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan desa. Masyarakt desa

melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan

pembangunan desa kepada pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.

Pemerintah desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan

rencana pembangunan jangka menengah desa, rencana kerja pemerintah desa, dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa kepada masyarakat desa melalui layanan

informasi kepada umum dam melaporkannya dalam musyawarah desa paling

sedikit 1 (satu) tahun sekali. Masyarakat desa berpartisipasi dalam musyawarah

desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan desa.27

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan

desa masyarakat dapat ikut serta melakukan pengawasan dan memantau terhadap

pelaksanaan pembangunan desa dan pemerintah desa wajib menginformasikan

kepada masyarakat desa terkait dengan pembangunan desa.

27
Ibid., Pasal 82.

23

Anda mungkin juga menyukai