Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAN ASET DESA

( Studi kasus Desa Andonsari )

Bagus eko
Muhammad ilham
Muhammad irjik ibnu h

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
TAHUN 2019
BAB 1

1.1 Latar belakang

Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil yang telah ada dan
tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai wujud
pengakuan Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan
kewenangan desa, serta memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek
pembangunan, diperlukan kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa yang
diwujudkan dengan lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sebenarnya
pembangunan desa dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, jikalau pembangunan
tersebut memperhatikan potensi desa yang ada dan mendasarkan pada kebutuhan masyarakat
desa. Akan lebih baik lagi kalau semuanya itu dilaksanakan secara terpadu (integral),

Desa adalah merupakan wilayah terpencil atau wilayah memiliki lahan yang cukup luas
dengan ini banyak warga atau masyarakat yang memilik lahan yang lua, dengan aneka
tanaman dan produk pertanian yang cukup sebagai roda prekonomian desa.

Peraturan perundang-undangan tentang desa diawali dengan diundangkannya Undang-


undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dan diatur lebih lanjut dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diperbarui dengan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang menyatakan bahwa “Desa adalah
desa dan desa adat atau disebut dengan nama lain, selanjutnya desebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Desa sebagaimana dalam praturan pemerintah yang meliputi tentang pemberdayaan


dan pembuatan infratruktur, ada juga pemasukan anggaran Dana yang mensuprot sebagai
pemasukan Desa selain Dana Desa yaitu Pajak masyarakat yang memiliki lahan sawah atau
kebun, Dengan adanya pemasukan Dana 20 % dari pihak masyarakat yang memiliki lahan
luas dan aset desa. Dengan menjadikan sumber pemasukan di Desa Andongsari akan
meningkat. Meningkatnya pendapatan desa yang diberikan masyarakat secara sukarela untuk
meningkatkan semua hal dari aspek taraf hidup masyarakat desa juga. Tetapi dengan adanya
Dana Desa dan sumbangan sukarela masyarakat juga menambah pemasukan Kas Desa dalam
pengelolaan, pemerintah desa diharapkan dapat mengelola sesuai dengan, peraturan
perundang-undangan secara efisien, ekonomis,efektif serta transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikanrasakeadilan dan kepatuhan serta mengutamakan kepentingan
masyarakat (Ferina, Burhanuddin, danLubis 2016). Dengan ada tambahan 20% dana segar
dari masyarakat yang meliki lahan luas maka pemerintah desa punya aturan sumbangan
sukarelawan dari masyarakat, yang pemanfaatannya diserahkan sepenuhnya pada manajemen
desa tersebut, maka Kepala Desa beserta masyarakat saling berkolaborasi dalam sinergi
pembangunan yang pengelolan anggaran Dan Desa dan Dana Pemasukan dari para petani
akan lebih leluasa dalam membangun desanya.

Desa Sebagai penyelenggara pengelola angagaran, pemerintah desa tidak hanya


mengelola dana desa yang bersumber dari APBN dan pemasukan anggaran desa dari iuran
para petani sawah yang mempunyai lahan. Alokasi dana yang dihimpun dari petani yang
mempunyai lahan nantinya sebagian besar digunakan untuk pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintah desa dan pembangunan infastruktur juga. dalam
perkembangannya, kini desa telah berkembang menjadi berbagai bentuk pemberdayaan
sehingga menjadi desa yang mandiri, maju, dan kuat untuk mencapai masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera. Pengelolaan dan iuran petani harus dilaksanakan secara terbuka
melalui musyawarah desa dan hasilnya dituangkan dalam Peraturan Desa (Perdes). Ketentuan
tersebut menunjukkan komitmen dari pengambil keputusan bahwa pengelolaan keuangan
desa harus mematuhi kaidah good governance yang harus dilaksanakan oleh para pelaku dan
masyarakat desa. Pengelolaan alokasi dana yang telah diberikan oleh pemerintah ataupun
petani yang mempunyai lahan sawah agar sesuai dengan tujuannya seyogyanya perlu adanya
penerapan fungsi fungsi manajemen pada setiap proses pengelolaan. Pengelolaan anggaran
pemasukan dari petani di Desa Andongsari Kecamatan Ambulu.

Kekayaan desa atau yang biasa disebut asset desa merupakan harta yang dimiliki oleh
desa dan hal itu yang membedakan antara desa dengan kelurahan. Pengelolaan asset desa
yang baik dilakukan ini berdasarkan pada peraturan yang berlaku dan memiliki pedoman
dalam pengelolaannya. Menurut Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 pengertian dari
pengelolaan itu sendiri adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindah tanganan,
penatausahaan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Selain berkenaan dengan pemasukan dan aset desa dan iuran para petani untuk
pemasukan desa dengan terbuka, pemerintah juga melakukan pemanfaatan dan pengendalian
terhadap keuangan pemasukan desa dari pemerintah pusat maupun dari sumbangan dari
petani tiap tahun sekali panen dengan melibatkan para petani sebagai tambahan pemasukan
kas desa. Di peruntukan dana yang di hiumpun dari petani untuk pembangunan desa yakni
sebesar 20% dari sumbangan untuk pembangunan infarstruktur persawahan desa. Hal ini
tentunya juga berkaitan agar masyarakat turut serta sinergi pembangunan terhadap kinerja
dari pemerintah sendiri agar dalam pengeloaan anggaran yang masuk dari desa bisa di
optimalkan kembali untuk pembanguan petani juga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, secara umum yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana tatakelola keunagan dan pengeloalan aset desa

1. Apakah tatakelola keuanagan dan pengelolaan aset desa?


2. Apakah faktor penghambat dalam pengelolaan aset keuangan yang di kelola
pemerintah desa ?
3. Pemanfaatan anggaran yang diserap dari pengelolaan aset desa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan ini untuk mengetahui tingkat pengelolan penggunaan Dana masuk yang terhimpun
dari petani setiap tahun dimana dalam peraturan telah di cantumkan di perdes salah satu
contoh dalam penbangunan infrastruktur dengan ini pengelolaan pendanaan dana bisa
tercapai dengan maksimal dalam pembangunan infrastruktur.

1.4 Manfaat penelitian

1.Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa, penilliti atau mereka yang konsen
terhadap ide atau pemikiran tentang Pengelolaan Anggaran Dana dan aset Desa yang akan
direncanakan sebagai pembagunan infrastruktur jaklan para petani

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat desa


mengenai tingkat serapan pengelolaan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam
membantu pemerintahan desa andonsari dalam percepatan pembangunan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini memaparkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang sedang diteliti tentang tatakelola keuangan.
2.2. KAJIAN LITERATUR
1. Otonomi Desa
Hanif Nurcholis (2011:19) Otonomi Desa merupakan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri, yang hanya masyarakat desa yang
bersangkutan boleh mengatur dan mengurus urusannya. Orang-orang luar yang tidak
berkepentingan tidak boleh ikut campur mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
desa yang bersangkutan.
2. Desa
Pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 menjelaskan
desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal ususl, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.Pemerintahan Desa
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 mendefinisikan
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa
dan badan permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Keuangan Desa dan Kekayaan (Asset) Desa
a. Keuangan Desa Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa, APBD dan APBN.
b. Kekayaan (Asset) Desa Pada Peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 76
menerangkan bahwa Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, Pasar Desa, pasar
hewan, tambahan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan
milik Desa, mata air milik Desa, Pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa. Aset lainnya
milik Desa antara lain :
1) Kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
2) Kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis.
3) Kekayaan Desa yang diperoleh dari pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-
lain, sesuai dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Hasil kerja sama Desa
5) Kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah
5. Pengelolaan Keuangan Desa
Menurut Peraturan Menteri Dalam Neger Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa. Keuangan desa dikelola berdasarkan asasasas transparan, akuntabel
partisipatif, serta dilakukan dengan tata tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan
desa, dikelola dalam masa satu tahun anggara yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desamber. Pengelolaan keuangan desa tidak lepas dari Kepala Desa dan perangkat
Desa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai