PENDAHULUAN
oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola
Indonesia, hal ini mudah dimengerti karena lebih dari delapan puluh persen
(2016).
mencapai tujuan dalam pembangunan dan kesejahteraan desa. salah satu sumber
pendapatan desa yang dapat berfungsi sebagai sumber dalam kegiatan operasional
desa dan untuk pemberdayaan masyarakat yang di atur pada pasal 72 ayat 1 huruf
d Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa ialah Alokasi Dana Desa
yang biasa disebut sebagai ADD, Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari
sebagaimana di maksud diatas paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana
Objek penelitian ini adalah Bungo Tanjung yang merupakan desa pecahan
dari desa Kauneran, desa Kauneran I merupakan salah satu desa dari 19 desa yang
dengan Kecamatan Tareran. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban yang ada,
setiap desa memerlukan sumber daya penunjang baik personil, dana dan juga
tahun 2005 tentang Desa telah mengatur sumber pembiayaan bagi Desa dalam
rangka memberikan pelayanan pada masyarakat antara lain dari sumber – sumber
Pendapatan Asli Desa, adanya kewajiban bagi Pemerintah dari pusat sampai
ataupun donasi. Salah satu bentuk transfer dana dari pemerintah adalah Alokasi
Dana Desa (ADD) yang telah ditetapkan sebesar 10% dari dana perimbangan
memberikan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Desa Kauneran I adalah salah satu
desa dari 19 (Sembilan belas) desa yang ada Kecamatan Sonder yang menerima
hasil observasi danwawancara awal dengan sekretaris desa Kauneran I, peran dan
tanggung jawab yang diterima oleh desa belum diimbangi dengan Sumber Daya
Manusia yang memadai dalam hal ini kualitas. Sebagai contoh dari hasil
desa dalam hal ini sekretaris desa tidak mengetahui dan kurang memperhatikan
tahap evaluasi RKP desa tentang APBDesa yang harusnya dilakukan oleh Bupati.
Padahal dalam hal ini dengan jelas ditulis dalam Permendagri 113 tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa sekretaris desa memegang peran yang sangat
Desa. Begitu pula dengan bendahara desa yang baru menjabat selama beberapa
bulan dalam prakteknya bendahara desa masih harus banyak belajar dan
bendahara desa juga belum mengetahui secara menyeluruh tentang keadaan desa
dan tugasnya sebagai bendahara desa. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan,
pengelolaan keuangan desa sudah sesuai dengan Permendagri no.113 tahun 2014
1. Secara praktisi
supaya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014.
2. Secara Teoritis
LANDASAN TEORI
2.2 Desa
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun
2014 Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
Otonomi Desa merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan
menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak istimewa, desa
Otonomi Desa merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan
hak asal-usul dan nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk
usul desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan Kabupaten atau Kota di
Indonesia dengan menekankan bahwa Desa adalah bagian yang tidak terpisahkan
adalah semuahak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang danbarang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai
d. Tertib dan disiplin anggaran artinya konsisten, tepat waktu, tepat jumlah dan
taat asas.
Menurut UU No. 6 tahun 2014 pasal 71, Pendapatan Desa bersumber dari:
1. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil asset, swadaya dan
4. Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang di
terima Kabupaten/Kota.
6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga, dan
paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari pajak dan retribusi daerah. Alokasi
dana desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari pajak dan retribusi daerah.
ADD mengandung makna bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
pelayanan publik didesa dan sebagai pendamping dalam proses perencanaan dan
berjangka meliputi:
rancangan dan penyusunan pembangunan desa yang disusun oleh Kepala Desa
terpilih secepatnya untuk mewujudkan apa yang telah disampaikan pada janji
kampanye pemilihan Kepala Desa dan menjabarkan visi dan misi. Irwan
Muhadi (2013:8).
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 Bab III Pasalnya yang 3 menyatakan
bahwa:
1). Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan
b. Menetapkan PTPKD
2). Kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh
PTPKD.
Pasal 4
PTPKD sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) berasal dari unsur
a. Sekretaris Desa,
c. Bendahara Desa
ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa
dimaksud dalam ayat (3) paling lambat bulan oktober tahun berjalan.
Pasal 21
(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (3) disampaikan oleh Kepala Desa
kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga)
dimaksud pada ayat (1) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya
(3) Dalam hal ini Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Peraturan Desa tersebut berlaku
dengan sendirinya.
(4) Dalam hal ini Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Desa
hasil evaluasi.
Pasal 22
(1) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan kepala desa
Keputusan Bupati/Walikota.
(2) Pembatalan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus
(3) Dalam hal pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa
Pemerintah Desa.
(tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala Desa bersama
2.7 APBDesa
Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
a. Pendapatan
b. Belanja Desa
c. Pembiayaan Desa
adalah:
APBDesa. Rencana Kegiatan dan Rencana anggaran biaya yang telah ditetapkan
Analisis Penerapan
2. Delyane Hasil dari penelitian
Permendagri No.113
Kadjudju1, Jenny Desa Motandoi dalam tahap
Tahun 2014 Dalam
Morasa2, Robert perencanaan dan
Perencanaan,
Lambey3 implementasi sudah sesuai
Pelaksanaan Dan
dengan
Pertanggungjawaba
Permendagri nomor 113
n Apbdes
tahun 2014, tetapi dalam
(Studi Kasus Desa
tahap pertanggungjawaban
Motandoi Dan
belum approriate dengan
Motandoi Selatan
Permendagri nomor 113
Kecamatan
tahun 2014, sedangkan Desa
Pinolosian Timur
Motandoi Selatan pada
Kabupaten Bolaang
perencanaan,
Mongondow Selatan)
implementasi, dan fase
pertanggungjawaban sudah
sesuai dengan Permendagri
nomor 113
tahun 2014.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian dalam penelitian ini yaitu di Desa Bungo Tanjung Kecamatan Pariaman
Timur Kota Pariaman. Waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini di
keuangan Desa yang berada pada Desa Bungo Tanjung Kecamatan Pariaman
Timur Kota Pariaman dan apakah perencanaan pengelolaan keuangan Desa pada
pengelolaan keuangan desa akan diwakili oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan
Bendahara Desa. Untuk kelengkapan data dalam penelitian ini, maka informan
Desember. dan Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintahan desa adalah pemegang
perangkat Desa. Permendagri No. 113 Tahun 2014 Peraturan yang diberikan oleh
Tahun 2014.
perbandingan antara elemen yang sama, sedangkan menurut Azwar (2011:8) pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.