Anda di halaman 1dari 11

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN ALOKASI

DANA DESA PADA PEMERINTAHAN DESA


DI KABUPATEN DONGGALA

Hasman Husin Sulumin


hsulumin@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The Objective of this research was to knowledge mechanism responsibility village regency
inside to use allocation donation village and supervision inside to use allocation donation village
because of responsibility regency. Based on the data analysis result, it can be concluded that the
mechanism responsibility vilage regency inside to use Allocation Donation Village begin from
planning, implementation, supervision end as responsibility employing allocation donation village
at village regency in Donggala regency already materialize law operate regency, which institution
manage to already understand the arrangement manage the finances of state which the
responsibility. Supervision inside to use allocation donation village begin regency already in a
ladder from intern efficient village because of the Discussion Village, Subdistrict Head, Secretariat
area village regency, Departement Accession Ricties and Assets Area end Inspetorate regency in
demand pass through supervison affix the refer at the arrage legistation which prevailk.
Keywords: The Responsibility, Allocation Donation Village.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun kekuasaan antara daerah dengan pusat,


2014 Tentang Desa, di jelaskan bahwa Desa sehingga daerah diberikan keleluasaan untuk
adalah desa dan desa adat atau yang disebut menghasilkan keputusan-keputusan politik
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah tanpa intervensi pusat. Perubahan
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki desentralisasi dalam otonomi daerah
batas wilayah yang berwenang untuk mengakibatkan perubahan pada pola
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, hubungan antara pemerintah pusat dan
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan pemerintah daerah. Konsep desentralisasi
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan / atau dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
hak tradisional yang diakui dan dihormati Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan tentang Pemerintahan Daerah telah menunjuk
Republik Indonesia. tiga pola otonomi. Pertama,otonomi provinsi
Desa memiliki kewenangan untuk sebagai otonomi terbatas. Kedua, otonomi
mengatur dan mengurus kepentingan kabupatan/ kota sebagai otonomi luas. Ketiga,
masyarakatnya sendiri sesuai kondisi dan otonomi desa merupakan otonomi yang asli,
sosial budaya setempat. Konsep pengaturan bulat dan utuh serta bukan merupakan
Pemerintahan Desa salah satunya adalah pemberian dari pemerintah sebaliknya
demokratisasi yang bermakna bahwa pemerintah berkewajiban menghormati
penyelengaraan Pemerintahan Desa harus otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut.
mengakomodasi aspirasi masyarakat yang Otonomi desa merupakan kewenangan desa
diartikulasi melalui Badan Permusyawaratan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
Desa dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai masyarakat setempat menurut prakarsa. Kini
mitra pemerintah desa. Desentralisasi kendala umum yang dirasakan oleh sebagian
memungkinkan berlangsungnya perubahan besar desa terkait keterbatasan dalam
mendasar dalam karakteristik hubungan keuangan desa adalah APBDes yang tidak

43
44 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 43-53 ISSN: 2302-2019

berimbang antara penerimaan dengan adalah sebagai bantuan stimulan atau dana
pengeluaran. perangsang untuk mendorong dalam
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, membiayai program pemerintah desa yang
pemerintahan desa membutuhkan sumber ditunjang dengan partisipasi swadaya gotong
keuangan dan pendapatan desa. Sumber royong masyarakat dalam melaksanakan
pendapatan desa dikelola melalui Anggaran kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). masyarakat.
Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh Alokasi Dana Desa yang kini digulirkan
Kepala Desa yang dituangkan dalam setiap tahun kepada seluruh desa dalam
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan pengunaannya harus dapat
dan Belanja Desa. Pedoman pengelolaan dipertangungjawabkan. Pertanggungjawaban
keuangan desa dalam pengelolaannya keuangan merupakan suatu dimensi penting
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam dalam penggunaan keuangan termasuk dana
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Alokasi Dana Desa. Pertanggungjawaban ini
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. mengingat bahwa desa yang dulunya
Keuangan desa menurut Peraturan Pemerintah melaksanakan pembangunan hanya mendapat
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun bantuan keuangan yang terbatas dan
2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah pengelolaannya masih sangat sederhana, akan
semua hak dan kewajiban dalam rangka tetapi setelah kebijakan alokasi dana desa
penyelenggaraan pemerintahan desa yang diberlakukan sekarang ini, desa mendapatkan
dapat dinilai dengan uang termasuk di alokasi anggaran yang cukup besar dan
dalamnya segala bentuk kekayaan yang pengelolaannya dilakukan secara mandiri.
berhubungan dengan hak dan kewajiban desa Sumber Daya Manusia yang mengelola
tersebut. keuangan yang besar tersebut harus
Peraturan Pemerintah No.43 tahun 2014 dipersiapkan oleh Kepala Desa sebagai
tentang Desa sangat jelas mengatur tentang pelaksana pemerintahan desa.
pemerintahan desa, termasuk didalamnya Dalam pelaksanaan dan pengelolaan
tentang kewajiban oleh pemerintah kabupaten Keuangan Desa harus dikelola berdasarkan
untuk merumuskan dan membuat peraturan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif
daerah tentang Alokasi Dana Desa sebagai serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
bagian dari kewenangan fiskal desa untuk anggaran, dan dikelola dalam masa 1(satu)
mengatur dan mengelola keuangannya. Untuk tahun anggaran yakni mulai 1 Januari sampai
melaksanakan kewenangan tersebut, dengan tangga1 31 Desember dalam tahun
pemerintah desa memiliki sumber-sumber berjalan tersebut. Begitu pula Alokasi Dana
penerimaan yang digunakan untuk membiayai Desa yang diterima oleh tiap desa yang
kegiatan yang dilakukan. Hal yang penting merupakan salah satu sumber keuangan desa
untuk diperhatikan adalah adanya kepastian dari bagian dari dana perimbangan keuangan
untuk pembiayaannya serta pada akhirnya Pusat dan daerah yang diterima oleh
proses pertangungjawaban penggunaan Pemerintah kabupaten/kota pada hekekatnya
anggaran tersebut. merupakan stimulan kepada desa agar mampu
Kini pemerintah memberi dukungan mengelola Alokasi Dana Desa secara efektif
keuangan kepada desa salah satunya adalah dan efisien. Pengelolaan Alokasi Dana Desa
berasal dari dana Perimbangan Keuangan juga harus transparan guna mewujudkan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah pengembangan, kegiatan masyarakat menuju
Daerah minimal 10% diperuntukkan bagi desa kemandirian desa. Kepala Desa sebagai
yang disebut Alokasi Dana Desa. Maksud Kepala Pemerintah Desa adalah pemegang
pemberian Alokasi Dana Desa sebenarnya
Hasman Husin Sulumin, Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada …………………………… 45

kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan hukum, maupun dokrin-dokrin hukum guna
mewakili Pemerintah Desa. menjawab isu hukum yang dihadapi. Dengan
Mencermati pengeloaan penggunaan kemampuan tersebut memberikan umpan
alokasi dana desa yang dilakukan oleh balik bagaimana mengendalikan proses sosial
pemerintah desa di Kabupaten Donggala saat sesuai semboyan savoir pour prevoir (dari
ini, masih terdapat permasalahan dalam hal ilmu muncul prediksi, dan dari prediksi
pertanggungjawaban pengunaan dana alokasi muncul aksi).
desa tersebut. Hal ini disebabkan antara lain Jenis penelitian yang akan digunakan
masih adanya petunjuk peraturan untuk dalam penelitian ini bersifat Yuridis
mengelola keuangan tersebut yang belum Empiris. Penelitian yang berbasis pada
dapat dipahami oleh aparat pengelola inventarisasi hukum positif, penemuan azas-
keuangan. Mekanisme penggunaan alokasi azas hukum dan penemuan hukum , yang
dana desa yang belum dilakukan menurut dilengkapi pengamatan operasionalisasi
petunjuk teknis yang diatur dalam hukum secara empiris yakni penelitian
pengelolaan keuangan desa sehingga kadang terhadap pertanggungjawaban penggunaan
terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh dana alokasi desa dalam pemerintahan desa
pejabat pengambil keputusan yang kini yang memandang gejala hukum secara murni
menjadi permasalahan di Kabupaten sebagai suatu fakta sosial. Pengkajian
Donggala yakni dana alokasi desa tersebut penelitian ini menggunakan analisis kualitatif
dipergunakan untuk pengadaan kendaraan yang menghasilkan data deskriftif analitis,
operasional Kepala Desa, hal tersebut diatas yaitu data yang dinyatakan oleh informan
menarik untuk diadakan penelitian tentang secara wawancara, serta tingkah laku yang
pertangungjawaban pengunaan dana alokasi nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai
desa yang telah dikucurkan oleh pemerintah sesuatu yang utuh.
pusat dalam upaya mempercepat roda Moleong mendefinisikan penelitian
pembangunan dari ditingkat desa, yang kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
diharapkan dapat berdampak pada untuk memahami fenomena tentang apa yang
pembangunan secara umum. Maka yang dialami oleh subjek peneliti secara holistik,
menjadi topik permasalahan adalah: dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
a. Bagaimana mekanisme kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
pertanggungjawaban pemerintah desa yang alamiah dan dengan memanfaatkan
dalam penggunaan alokasi dana desa? berbagai metode alamiah. Selanjutnya,
b. Bagaimana pengawasan dalam penggunaan Moleong mengemukakan bahwa pemaparan
alokasi dana desa oleh pemerintah deskriptif adalah pemaparan data yang
Kabupaten? dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka, dari pendapat ini
METODE dijelaskan penelitian deskriptif untuk
mendapatkan data yang berasal dari naskah,
Penulisan karya tulis ilmiah agar wawancara, catatan lapangan, foto, video,
mempunyai nilai ilmiah, maka perlu dokumen pribadi catatan atau memo dan
memperhatikan syarat-syarat metode ilmiah. dokumen resmi lainnya. Pendekatan ini tidak
Ilmiah atau tidak ilmiahnya sebuah karya tulis semata-mata bertujuan untuk mengungkapkan
dipengaruhi oleh pemilihan dan penggunaan kebenaran saja, tetapi juga memahami
metode penulisan, bahan atau data kajian serta kebenaran tersebut.
metode penelitian. Dalam penelitian hukum Berkaitan dengan jenis penelitian
mempersyaratkan suatu proses untuk yuridis empiris yang digunakan dalam
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip penelitian ini, maka pendekatan yang
46 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 43-53 ISSN: 2302-2019

digunakan adalah pendekatan perundang- sesuatu yang berlaku bagi populasi.


undangan (statute approach), dan pendekatan Penggunaan sampel dalam suatu penelitian
konsep (conseptual approach)serta dikarenakan sulitnya meneliti seluruh
pendekatan kasus (case approach). Jika cara populasi mengingat biaya dan waktu yang
pendekatan tidak tepat, maka bobot penelitian begitu banyak diperlukan jika harus meneliti
tidak akurat dan kebenarannya dapat seluruh populasi.
digugurkan. Demikian pula dalam suatu Dengan alasan tersebut, peneliti
penelitian hukum, dengan menggunakan menggunakan pendekatan teknik random
pendekatan berbeda, maka kesimpulannya sampling atau ‘sampel acak’ yaitu suatu cara/
akan berbeda. teknik pengambilan sampel yang telah
Adapun lokasi penelitian yang peneliti diidentifikasi sebelumnya dan mempunyai
jadikan tempat penelitian adalah daerah korelasi dengan penelitian. Selanjutnya teknik
Kabupaten Donggala. Daerah ini dibentuk penentuan sampel dengan pertimbangan
berdasarkan Undang- Undang Nomor 29 tertentu yang membuat validitas penelitian
Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah lebih dapat dipertangungjawabkan
Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara kebenarannya dan tidak menyimpang dari
Republik Indonesia Tahun 1959 nomor 74, sampel yang ditetapkan.
Tambahan Lembaran Negara Republik Bahan hukum primer diperoleh peneliti
Indonesia Nomor 1882) yang kini terdiri atas dari penelitian lapangan secara langsung
16 Wilayah Kecamatan dan 167 desa serta 9 (observasi) yang berkaitan dengan variabel
kelurahan. Kabupaten Donggala yang penelitian dan wawancara mendalam.
dipimpin oleh Bupati Drs. Kasman Lasa,SH Observasi adalah pengamatan yang dilakukan
dan Wakil Bupati Fera Elena Laruni memiliki secara sengaja dan sistematis mengenai
luas 4.764,83 km2 dengan jumlah penduduk gejala-gejala sosial dan gejala-gejala psikis
277.236 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk untuk kemudian dilakukan pencatatan.
58,18 jiwa/km2. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara
Populasi merupakan keseluruhan jelas tentang pertanggungjawaban
sumber informasi data mengenai sesuatu yang penggunaan alokasi dana desa. Wawancara
ada hubungannya dengan penelitian tentang mendalam ini dipakai untuk menjaring data
data yang diperlukan. Arikunto menjelaskan yang berhubungan dengan
bahwa populasi adalah keseluruhan subyek pertanggungjawaban penggunaan alokasi
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti dana desa dalam pemerintahan desa. Metode
semua elemen yang ada dalam wilayah ini dipakai untuk mengetahui pendapat
penelitian, maka penelitian populasi. Populasi informan yang berhubungan dengan
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas permasalahan yang diangkat, problematika
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan yang dihadapi serta upaya yang dilakukan.
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Dalam pemakaian wawancara mendalam
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik disusun beberapa pertanyaan pokok tertulis
kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai pedoman yang bersifat
populasinya adalah pihak pengguna dana fleksibel dan pertanyaan-pertanyaan
alokasi dana desa yang mengelola keuangan berikutnya disusun pada jawaban informan
desa yang melingkupi daerah Kabupaten terhadap pertanyaan sebelumnya.
Donggala. Sedangkan sampel merupakan Selain bahan hukum primer yang
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. dikumpulkan melalui observasi dan
Penelitian dimaksudkan untuk wawancara mendalam dilakukan pula
menggeneralisasikan hasil penelitian yaitu pengumpulan bahan hukum sekunder yaitu
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai data yang diperoleh dari studi kepustakaan
Hasman Husin Sulumin, Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada …………………………… 47

yang meliputi buku, artikel, karya tulis ilmiah, HASIL DAN PEMBAHASAN
media cetak, situs internet, Kamus Bahasa
Indonesia, Kamus Hukum, dan Ensiklopedia a. Mekanisme Pertanggungjawaban
Indonesia, referensi tertulis yang berkaitan Pemerintahan Desa dalam Penggunaan
dengan penelitian ini, dengan tujuan Alokasi Dana Desa
menemukan teori-teori yangberkaitan dengan Alokasi Dana Desa adalah dana yang
judul penelitian. bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Data sekunder ini didapat berbagai bahan- Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang
bahan hukum yakni : dialokasikan dengan tujuan pemerataan
1. Bahan hukum primer yang terdiri dari kemampuan keuangan antar desa untuk
peraturan perundang-undangan. mendanai kebutuhan desa dalam rangka
2. Bahan hukum sekunder, yakni bahan penyelenggaraan pemerintahan dan
hukum yang memberikan petunjuk atau pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
penjelasan terhadap bahan-bahan hukum masyarakat. Alokasi Dana Desa merupakan
primer yang berupa buku-buku yang ditulis perolehan bagian keuangan desa dari
para ahli rancangan undang-undang, hasil kabupaten yang penyalurannya melalui Kas
penelitian terdahulu dan media massa yang Desa. Alokasi Dana Desa adalah bagian dana
isinya mempunyai relevansi dengan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
bahasan dalam penelitian ini. yang diterima oleh Kabupaten.
3. Bahan hukum tersier, yakni bahan-bahan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala
hukum lainnya yang ada relevansinya Nomor 56 Tahun 2007 tentang Alokasi Dana
dengan pokok masalah yang memberikan Desa di Kabupaten Donggala, Alokasi Dana
info tentang bahan-bahan hukum primer Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah
dan sekunder antara lainartikel, kamus, dana yang dialokasikan oleh Pemerintah
majalah dan internet. Daerah untuk desa yang selanjutnya menjadi
Data tersebut dianalisis kemudian bagian dari APBDesa yang bersumber dari
diuraikan secara deskriptif, sehingga topik bagian dana perimbangan keuangan pusat dan
yang menjadi obyek penelitian dapat daerah yang diterima oleh Pemerintahan
dijelaskan secara gamblang berdasarkan Daerah. Dari hasil penelitian yang
kajian ilmu hukum. Analisis Bahan Hukum dilaksanakan di kabupaten Donggala,
yang dipergunakan adalah analisis kualitatif diperoleh gambaran tentang penggunaan
(tidak berbentuk angka), yang diperoleh dari Alokasi Dana Desa oleh pemerintahan desa
responden, diseleksi keabsahan dan secara umum di deskripsikan dalam
kejujurannya, kemudian digeneralisasikan penjelasan tentang Alokasi Dana Desa,
untuk menggambarkan keadaan populasi menyangkut maksud dan tujuan, penetapan
secara induktif, sedangkan bahan hukum dan perhitungan, pengaturan dan pengelolaan
sekunder digunakan sebagai landasan berfikir sampai pada pelaporan penggunaan Alokasi
untuk merumuskan sekaligus membahas hasil Dana Desa.
penelitian lapangan, dengan cara ini diperoleh Alokasi dana desa dalam APBD
kesimpulan. Selanjutnya hasil dari penelitian kabupaten/ kota dianggarkan pada bagian
dideskripsikan untuk menjawab permasalahan pemerintah desa. Pemerintah desa membuka
yang diangkat yakni tentang mekanisme rekening pada bank yang ditunjuk
penggunaan alokasi dana desa serta berdasarkan keputusan kepala desa. Kepala
pertanggungjawabannya. desa mengajukan permohonan penyaluran
alokasi dana desa kepada bupati c.q kepala
bagian pemerintah desa sekretariat daerah
kabupaten/ kota melalui camat setelah
48 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 43-53 ISSN: 2302-2019

dilakukan verifikasi oleh tim pendamping Rencana Penggunaan Dana (RPD).


kecamatan. Bagian pemerintah desa pada Perencanaan Alokasi Dana Desa pada desa
setda kabupaten/ kota akan meneruskan dilakukan dengan perencanaan partisipatif
berkas permohonan berikut lampirannya melalui musyawarah desa.
kepada kepala bagian keuangan setda Hasil penelitian menunjukkan tingginya
kabupaten/ kota atau (DPKAD) Kepala Dinas tingkat partisipasi masyarakat dalam
Pendapatan dan kekayaan asset daerah . pelaksanakan musyawarah desa dapat dilihat
Kepala bagian keuangan setda atau kepala dari tingkat kehadiran dan jumlah usulan oleh
DPKAD akan menyalurkan alokasi dana desa masyarakat. Fenomena dilapangan tersebut
langsung dari kas daerah ke rekening desa. sesuai dengan aspirasi masyarakat yang dapat
Mekanisme pencairan alokasi dana desa dilihat dari kebutuhan mereka tentang
dalam APBDesa dilakukan secara bertahap menentukan kebutuhan selaras dengan
atau disesuaikan dengan kemampuan dan aspirasi dan keinginannya masyarakat juga
kondisi daerah kabupaten/kota. Pelaksanaan dapat dilihat dari pendefinisian ide dan
kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya gagasan yakni kemampuan mengekspresikan
bersumber dari ADD dalam APBDesa dan menyumbangkan gagasan dalam suatu
sepenuhnya dilakukan oleh tim pelaksana forum atau diskusi secara bebas dan tanpa
desa dengan mengacu pada peraturan daerah. tekanan dalam memberikan masukan tentang
Penggunaan anggaran alokasi dana desa perencanaan Alokasi Dana Desa untuk
adalah sebesar 30% untuk belanja aparatur kemudian diusulkan ke tingkat kabupaten
dan operasional pemerintah desa, sebesar 70% untuk selanjutnya dianggarkan. Selanjutnya
untuk biaya pemberdayaan masyarakat. mengenai mekanisme pencairan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun penyaluran Alokasi Dana Desa, secara teknis
2014 tentang Desa, bahwa dana perimbangan ada beberapa tahap yang harus di lalui, yaitu
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh sebagai berikut: setelah semua berkas
kabupaten/Kota yang dalam pembagiannya pengajuan Alokasi Dana Desa lengkap dan
untuk tiap desa dibagikan secara proporsional dalam berkas pengajuan mengetahui camat,
yang disebut sebagai Alokasi Dana Desa. kemudian diajukan ke Bagian Tata
Pengelolaan Alokasi Dana Desa menurut Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Kabupaten Donggala kemudian diajukan
Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan kepada Kepala Dinas Pengelola Pendapatan,
Keuangan Desa pada pasal 20, adalah Keuangan dan Asset Daearah ( DPPKAD )
Pengelolaan Alokasi Dana Desa merupakan . Apabila semua persyaratan sudah dipenuhi
satu kesatuan dengan pengelolaan keuangan maka DPPKAD segera mentransfer dana
desa yakni keseluruhan kegiatan yang Alokasi Dana Desa ke rekening PTPKD desa.
meliputi perencanaan, penganggaran, Mekanisme penyaluran dan pencairan Alokasi
penatausahaan, pelaporan, Dana Desa pada desa-desa se Kabupaten
pertanggungjawaban dan pengawasan Donggala sudah sesuai dengan peraturan yang
keuangan desa. Perencanaan Alokasi Dana mengatur pengelolaan keuangan desa yaitu
Desa dilakukan dengan menjaring aspirasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37
dan kebutuhan masyarakat melalui Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
musyawarah desa atau rembug desa. Desa Keuangan Desa, untuk penggunaan Alokasi
melakukan musyawarah desa dan dilakukan Dana Desa.
pembahasan mengenai perencanaan Anggaran Berdasarkan hasil penelitian, belum
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), terjadi pengawasan secara langsung oleh
serta Musyawarah Rencana Pembangunan masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa (Musrembangdes) sehingga dihasilkan Desa. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurang
Hasman Husin Sulumin, Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada …………………………… 49

pahamnya masyarakat akan adanya program penggunaan dana Alokasi Dana Desa.
Alokasi Dana Desa sehingga perlu adanya Analisis tersebut juga didukung oleh
sosialisasi dan transparansi penggunaan dana kenyataan bahwa pelaksanaan kegiatan fisik
Alokasi Dana Desa dari pemerintahan desa yang didanai Alokasi Dana Desa diserahkan
kemudian pertanggungjawaban penggunaan kepada kepala dusun atau perangkat desa,
Alokasi Dana Desa oleh pengelola keuangan sedangkan sebagian besar menginformasikan
desa. kepada masyarakat tentang dana yang
Pertanggungjawaban penggunaan diterimanya. Hal tersebut sesuai dengan
Alokasi Dana Desa merupakan bentuk ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
konsekuensi atas penggunaan dana publik Donggala Nomor 56 Tahun 2007 tentang
yang dipercayakan kepada pemerintah desa. Alokasi Dana Desa, bahwa kegiatan yang
Dilihat dari bentuk pertanggungjawaban, pada bersumber dari Alokasi Dana Desa harus
desa-desa dikabupaten Donggala cenderung dipertanggungjawabkan secara langsung
bersifat administratif. Pertanggungjawaban kepada masyarakat dan Badan
administratif merupakan pertanggungjawaban Permusyarawatan Desa serta pelaksanaan
pemerintah desa atas kegiatan pelaksanaan Alokasi Dana Desa harus dilakukan secara
Alokasi Dana Desa secara administratif Partisipatif, Transparan, dan Akuntabel.
berupa Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)
Alokasi Dana Desa atas pengawasan Camat b. Pengawasan Penggunaan Alokasi Dana
kepada Bupati Donggala melalui Bagian Tata Desa Oleh Pemerinta Kabupaten.
Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Pengawasan terhadap Alokasi Dana
Kabupaten Donggala. Menurut Peraturan Desa beserta kegiatan pelaksanaannya
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan berwenang dan oleh masyarakat sesuai
Desa, bahwa pertanggungjawaban dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
disampaikan dalam bentuk pelaporan hasil berlaku. Jika terjadi penyimpangan atau
pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa. penyalahgunaan Alokasi Dana Desa, maka
Pelaporan dilakukan setiap bulan (Laporan penyelesaiannya secara berjenjang, sesuai
Berkala) dan setiap akhir tahun (SPJ) dan dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
dilaksanakan secara struktural dari Kepala Pengawasan pelaksanaan alokasi dana desa
Desa kepada Camat, kemudian oleh Camat tidak terlepas dari struktur tugas dan
diteruskan Kepada Bupati. Namun dalam kewenangan serta pertangungjawaban
pelaksanaannya, pertanggungjawaban Alokasi sebagaimana disusun dalam struktur
Dana Desa pada desa-desa dilakukan 4 kali organisasi pelaksana. Hasil penelitian
dalam tahun yakni pada saat untuk pencairan menunjukkan bahwa struktur organisasi
Alokasi Dana Desa tahap selanjutnya dan pelaksana alokasi dana desa telah dibentuk
tahun selanjutnya bahkan pada awal di dengan baik sehingga memberikan garis
implementasikan program Alokasi Dana Desa kewenangan dan tugas serta arah
pertanggungjawaban hanya dilakukan pada pertanggungjawaban antar fungsi yang jelas.
akhir tahun. Akan tetapi dalam pelaksanaannya di
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa lapangan pelaksanaan fungsi belum
telah terjadi pertanggungjawaban secara sepenuhnya berjalan, terutama berkaitan
langsung kepada masyarakat. Hal tersebut dengan pelaksanaan fungsi yang melibatkan
terjadi karena ada transparansi atau beberapa pejabat pelaksana serta LPMD yang
keterbukaan oleh pemerintah desa sebagai diakibatkan ketidakmengertian akan tugas dan
pengelola Alokasi Dana Desa kepada tanggung jawab masing-masing sehingga
masyarakat dalam bentuk informasi mengurangi efektivitas pengawasan.
50 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 43-53 ISSN: 2302-2019

Organisasi atau satuan kerja perangkat Kabupaten Donggala yakni Dinas Pengelolan
daerah (SKPD) yang memonitoring jalannya Pendapatan Kekayaan dan Aset Daerah
alokasi dana desa pada setiap desa di sebagai Dinas yang mentransfer dana Alokasi
Kabupaten Donggala dari mulai penyusunan Dana Desa, berkepentingan mengawasi
anggaran, penatausahaan (pencairan dana ) penggunaan Alokasi Dana Desa yang telah
sampai dengan pertanggung jawabannya yaitu dikucurkan kepada Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan melalui rekening desa maupun yang
Pemerintahan Desa dan semua kecamatan menyelenggarakan pengawasan seperti
yang ada di Kabupaten Donggala. Inspektorat Kabupaten Donggala yang
Pertanggungjawaban alokasi dana desa mempunyai tugas mengawasi penggunaan
(ADD) terintegrasi dengan pertanggung keuangan negara yang digunakan oleh
jawaban APBDesa, sehingga bentuk pemerintahan desa yang ada di Kabupaten
pertanggung jawabannya adalah pertanggung Donggala yang merupakan wilayah kerja dari
jawaban APBDesa. Penyampaian laporan Inspektorat Kabupaten Donggala.
dilaksanakan melalui jalur struktural, yaitu Berdasarkan pengamatan peneliti,
dari tim pelaksana tingkat desa dan diketahui pengawasan secara fungsional pada desa-desa
kepala desa ke tim pendamping tingkat yang berupa pelaporan yang seharusnya
kecamatan secara bertahap. Tim pendamping dilakukan setiap bulan (Laporan Berkala) dan
tingkat kecamatan membuat laporan/ rekapan setiap akhir tahun (SPJ), namun pada
dari seluruh laporan tingkat desa di wilayah pelaksanaannya dilakukan 4 kali dalam satu
dan secara bertahap melaporkannya kepada tahun. Apabila dikaitkan dengan peraturan
bupati cq. Tim fasilitas tingkat kabupaten/ yang mengatur mengenai pengawasan
kota. Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa yakni
tugas pendampingan tim pendamping Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37
dibebankan kepada APBD kabupaten diluar Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
dana Alokasi Dana Desa (ADD). Keuangan Desa, pada pasal 24 menjelaskan
Mekanisme pengawasan yang dilakukan bahwa pemerintah Provinsi wajib
oleh Badan Perwakilan Desa, mempunyai mengkoordinir pemberian dan penyaluran
peran yang strategis dalam ikut mengawal Alokasi Dana Desa oleh Pemerintah
penggunaan dana desa tersebut agar tidak Kabupaten. Sedangkan Pemerintah
diselewengkan sesuai ketentuan pasal 48 dan Kabupaten dan Camat wajib membina dan
51 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun mengawasi pelaksanaan pengelolaan
2014 tentang desa dimana pengawasan keuangan desa. Berdasarkan fenomena di
penggunana anggaran harus dilakukan secara lapangan, pengawasan oleh Pemerintah
akuntabel, transparan dan diketahui oleh Provinsi, Kabupaten, maupun Camat yang
masyarakat. Pengawasan penggunaan terjadi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa
Alokasi Dana Desa oleh pemerintah pada desa sudah sesuai dengan aturan yang
Kabupaten dilakukan terhadap jalannya berlaku. Namun masih perlu ditingkatkan
pemerintahan dan pembangunan agar dalam dalam kuantitasnya dan kualitas pengawasan.
pelaksanaannya tidak menyimpang dari Berdasarkan Peraturan Daerah
rencana yang telah ditetapkan dan aturan yang Kabupaten Donggala Nomor 56 Tahun 2007
berlaku berdasarkan terdahap pelaksanaan tentang Alokasi Dana Desa bahwa
fisik maupun pengelolaan keuangan. Pengawasan Alokasi Dana Desa terintegrasi
Pengawasan pemerintah Kabupaten terhadap dengan pertanggungjawaban APBDes
pengelolaan Alokasi Dana Desa secara sehingga bentuk pertanggungjawaban Alokasi
fungsional yakni pengawasan oleh aparat Dana Desa adalah APBDes.
pengawas atau satuan organisasi pemerintah Pertanggungjawaban yang bersumber dari
Hasman Husin Sulumin, Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada …………………………… 51

dana APBDes untuk menyampaiakan Surat serta diakhiri oleh pertanggungjawaban


Pertanggungjawaban (SPJ) paling lambat penggunaan Alokasi Dana Desa pada
tanggal 10 bulan berikutnya kepada pemerintahan desa di kabupaten Donggala
pemerintah kecamatan. Selanjutnya telah dilaksanakan dengan baik oleh
Pemerintah Kecamatan melaporkan pengelola anggaran sesuai dengan hukum
perkembangan realisasi keuangan maupun administrasi penyelenggaraan
fisik setiap bulannya kepada Pemerintah pemerintahan, aparat yang mengelola yang
Kabupaten merupakan bentuk pengawasan. telah memahami tata kelola keuangan
Pada akhir tahun anggaran kepala-kepala desa negara yang perlu adanya
segera menyampaiakan laporan pertanggungjawaban.
pertanggungjawaban terkait penggunaan 2. Pengawasan dalam penggunaan alokasi
tahun anggaran 2014 dan wajib dana desa oleh pemerintah Kabupaten
menyampaiakan pertanggungjawaban dilaksanakan secara berjenjang dari
pelaksanaaan Anggaran Pendapatan dan pemberdayaan pengawasan internal di desa
Belanja Desa (APBDes) paling lambat 1 oleh Badan Permusyarwatan Desa, Camat,
(satu) bulan setelah Tahun Anggaran berakhir Sekretariat Daerah bidang Pemerntahan
untuk selanjutnya dibahas bersama Badan Desa, Dinas Pendapatan, Kekayaan dan
Permusyarawatan Desa, dan pembahasan Aset Daerah serta Inspektorat Kabupaten
rancangan Peraturan Desa tentang dilakukan melalui pengawsan melekat
pertanggungjawaban pelaksanaaan APBDes yang mengacu pada peraturan perundang-
menjadi Peraturan Desa paling lambat 1 bulan undangan yang berlaku.
setelah diterima oleh Badan Permusyarawatan
Desa dan selanjutnya disampaiakan kepada Rekomendasi
Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah Peraturan Desa melakukan Agar mekanisme pertangungjawaban
pengawasan tentang Pertanggungjawaban pemerintahan desa dalam penggunaan
pelaksanaan Alokasi Dana Desa yang telah Alokasi Dana Desa dan pengawasan yang
ditetapkan. dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Untuk pengawasan pada laporan berjalan dengan baik maka perlu pengaturan
pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah
tahun 2014 pada desa-desa di kabupaten maupun Peraturan Daerah, serta Peraturan
Donggala yang terintegrasi dengan laporan Bupati yang mengatur tentang Alokasi Dana
pertanggungjawaban APBDes 2014 Badan Desa haruslah dengan jelas mengatur tentang
Permusyarawatan Desa mensyahkan bersama pertanggungjawaban penggunaan ADD oleh
dengan Pemerintah Desa kemudian pemerintahan desa dan pengawasan oleh
disampaikan secara berjenjang kepada Camat, aparatur ditingkat Kabupaten tidak saling
Bagian Pemerintahan Desa, Dinas Pendapatan tumpang tindih sehingga pelaksanaan pada
Kekayaan dan Aset Daerah. tingkat pemerintahan desa lebih jelas dan
menghindari adanya penyimpangan dalam
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI hukum administrasi dan tata kelola
pemerintahan yang bersih.
Kesimpulan

1. Mekanisme pertanggungjawaban
pemerintahan desa dalam penggunaan
alokasi dana desa dimulai dari tahapan
perencanaan,pelaksanaan, pengawasan
52 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 43-53 ISSN: 2302-2019

UCAPAN TERIMA KASIH Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Terima kasih tak terhingga terhadap Dr. Remaja Rosda Karya
Aminuddin Kasim SH., MH, dan Dr. M.F.N. Dewata dan Yulianto Achmad. 2010.
Surahman, SH. MH. yang telah membimbing Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
dalam penyusunan Tesis ini. Semoga apa Empiris.Cetakan I,Penerbit Pustaka
yang telah dilakukan bernilai ibadah dan Pelajar.Yokyakarta.
mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya Peraturan Bupati Donggala Nomor 56 Tahun
dari Allah SWT. Amin. 2008 tentang Alokasi Dana Desa di
Kabupaten Donggala
DAFTAR RUJUKAN Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang
Abdul Rasyid Thalib. 2013. Metode Pemerintahan Daerah.
Penulisan Karya Ilmiah Ilmu Hukum. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Transformasi Penelitian Ilmu Sosial ke tentang Desa.
Ilmu Penelitian Hukum Normatif dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Ilmu Penelitian Empiris. Lembaga tentang Dana Desa yang Bersumber
Pengkajian dan Pembaharuan Hukum dari APBN
dan Kebijakan Publik, Palu. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5
Abdulkadir Muhamad, 2001. Etika Profesi Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lembaga Kemasyarakatan.
Ari Dwipayana, Adrian Suntoro eko, 2003. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37
Membangun Good Governance di Desa, Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Institute of Research and Keuangan Desa.
Empowerment, Yogyakarta: Ire Press. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38
Bachrul Amiq, 2010, Aspek Hukum Tahun 2007 tentang Kerja Sama Desa
Pengelolaan Keuangan Daerah, Ridwan H.R. 2006. Hukum Administrasi
LaksBang Preesindo, Yokyakarta Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
E. Suherman. 1979. Masalah Tanggung Sadu Wasisitiono dan Irwan Tahir.2006.
Jawab Pada Charter Pesawat Udara Prospek Pengembangan Desa.
Dan Beberapa Masalah Lain Dalam Jatinangor:Fokus Media.
Bidang Penerbangan (Kumpulan Shidarta. 2006. Hukum Perlindungan
Karangan), Cet. II, Alumni, Bandung. Konsumen Indonesia, Edisi Revisi,
E. Sumaryono. 1995. Etika Profesi Hukum: Gramedia Widiasarana Indonesia,
Norma-Norma Bagi Penegak Hukum, Jakarta.
Kanisivs, Yogyakarta. Soerjono Soekamto. 1984. Penelitian hukum
Masyhur Efendi, 1994. Dimensi / Dinamika Normatif :Suatu tinjauan singkat.
Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Rajawali. Jakarta
Nasional Dan Internasional, Ghalia Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
Indonesia, Jakarta. 140/640/SJ tentang Pedoman ADD
Muhamad Djumhana. 2007. Pengantar yang di tunjukan kepada Pemerintah
Hukum Keuangan Daerah dan kabupaten/Kota. Jakarta
Himpunan Peraturan Perundang- Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
Undangan di Bidang Keuangan 140/1794 perihal Tanggapan dan
Daerah. Citra Aditya Bakti. Bandung. Pelaksanaan ADD. 2006. Jakarta.
Hasman Husin Sulumin, Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada …………………………… 53

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor


140/286/SJ Tanggal 17 tahun 2006
perihal Pelaksanaan Alokasi Dana Desa
Surat Edaran Menteri Nomor 140/1784/2006
Tanggal 3 oktober 2006 perihal Atas
Tanggapan Pelaksanaan Alokasi Dana
Desa (ADD).
Syahruddin Rasul. 2003. Pengintegrasian
Sistem Akuntabilitas Kinerja dan
Anggaran dalam Presfektif Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.Perum Percetakan
Negara Republik Indonesia.Jakarta
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang- Undang Nomor 29 Tahun 1959
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
di Sulawesi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 nomor
74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1882)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
mengatur tentang Dana Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.

Anda mungkin juga menyukai