Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI MANAJEMEN ASET BUMDES

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN DESA


(Studi pada BUMDES di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah,
Kabupaten Gresik)

Rizka Hayyuna, Ratih Nur Pratiwi, Lely Indah Mindarti


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: rizka.hayyuna@gmail.com

Abstract: The Strategy of Asset Management by BUMDES to Improve Village Revenue (A


Study of BUMDES at Sekapuk Village, Ujungpangkah Subdistrict, Gresik District). One of
method for the succeed of village development is to increase village revenue. The size of village
revenue is affected by the strategy undertaken by BUMDES in managing and maximizing the
assets that exist in the village . Because according to regulation no 72 of 2005 article 78 village-
owned enterprises ( BUMDES ) is a business entity formed in order to increase revenue villages .
This paper describe how that asset management strategies undertaken by BUMDES in improving
village revenue. The asset management strategy undertaken by BUMDES Sekapuk includes
enviromental scanning, strategy formulation , strategy implementation , and evaluation or control.
The strategy undertaken by the Village BUMDES Sekapuk both in the production of goods and
services . From the results of this study concluded that the management strategies that have been
done by BUMDES proven to increase revenue Sekapuk village from 2010 until 2012 .

Keywords: asset management, BUMDES, village revenue

Abstrak: Strategi Manajemen Aset BUMDES Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan


Desa(Studi pada BUMDES di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten
Gresik). Salah satu cara untuk menyukseskan pembangunan di desa adalah dengan meningkatkan
pendapatan desa. Besar kecilnya pendapatan desa dipengaruhi oleh strategi yang dilakukan oleh
BUMDES dalam mengelola dan memaksimalkan aset-aset yang ada di desa. Karena menurut PP
no 72 tahun 2005 pasal 78 Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) merupakan badan usaha yang
dibentuk dalam rangka meningkatkan pendapatan asli desa. Tulisan ini mendiskripsikan
bagaimana bahwa strategi manajemen aset yang dilakukan oleh BUMDES dalam meningkatkan
pendapatan desa. Adapun strategi manajemen aset yang dilakukan oleh BUMDES Sekapuk
meliputi mengamati lingkungan, penyusunan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi atau
kontrol. Strategi tersebut dilakukan oleh BUMDES Desa Sekapuk baik dalam bidang produksi
barang maupun jasa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi manajemen yang telah
dilakukan oleh BUMDES dapat meningkatkan pendapatan Desa Sekapuk dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012.

Kata kunci: manajemen aset, BUMDES, pendapatan desa

Pendahuluan
Berdasarkan data dari yang dikutip dari kemiskinan yang ada di desa. Salah satu cara
BPS dalam 5 tahun terakhir tingkat kemiskinan yang telah diupayakan oleh pemerintah untuk
di Indonesia menurun. Kendati demikian jumlah pengentasan kemiskinan terutama kemiskinan
penduduk miskin yang ada di Indonesia masihlah yang berada di desa adalah dengan melakukan
tinggi yaitu sekitar 28.594.600 orang. Dari tahun pembangunan desa. Dalam pelaksanaan pem-
2007 persentase penduduk miskin yang berada di bangunan desa haruslah ditunjang dengan
desa lebih besar dibandingkan dengan penduduk pendapatan desa yang kuat. Oleh karena itu, desa
miskin yang berada di kota. Persentase kemiskinan memerlukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
masyarakat yang berada di desa yaitu sekitar agar desa nantinya mampu meningkatkan
14,70 % sedangkan penduduk miskin yang berada pendapatan desa. Pendirian BUMDES sendiri
di kota sekitar 8,60% . menurut PP no 72 tahun 2005 pasal 78 haruslah
Kemiskinan merupakan masalah yang harus didasarkan atau disesuaikan dengan kebutuhan
diselesaikan oleh pemerintah, terutama masalah dan potensi yang ada di desa. Semakin besar

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No 1, Hal. 1-5 | 1


potensi yang dimiliki oleh suatu desa maka politik juga dapat meningkatkan partisipasi
semakin besar pula peluang BUMDES untuk masyarakat untuk dapat memberikan kontri-
mengelolanya. Pada Desa Sekapuk potensi yang busi pada perumusan kebijakan publik.
dimiliki meliputi sumur desa, gunung kapur,
serta sumber daya manusia. Sehingga untuk 2. Otonomi Daerah
mengelola aset yang ada di Desa Sekapuk Otonomi daerah menurut Yani (2004, h.8)
diperlukan suatu strategi yang nantinya dapat mendefinisikan otonomi daerah sebagai berikut.
memberikan manfaat yang maksimal terhadap “Hak untuk mengurus rumah tangga
peningkatan pendapatan desa. sendiri, namun tetap berada pada batas yang
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi- tidak melampui wewenang pemerintah
kan dan menganalisa strategi manajemen aset pusat. Dengan kata lain kewenangan untuk
yang dilakukan oleh BUMDES di Desa Sekapuk mengurus rumah tangga di negara kita tetap
dalam rangka meningkatkan pendapatan desa. berada dalam konteks dan rambu-rambu
Sedangkan manfaat dari penelitian adalah agar NKRI”.
dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi Jadi dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah
BUMDES di Desa Sekapuk agar dapat lebih merupakan hak dan wewenang yang dimiliki
berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan oleh daerah untuk mengelola potensi daerahnya
desa. masing-masing guna mengembangkan dan mem-
berdayakan masyarakatnya namun pemberian
Tinjauan Pustaka hak dan wewenang tersebut tetap berada dan
1. Desentralisasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Dalam mewujudkan suatu pembangangun- Adapun pemberian otonomi daerah menurut UU
an yang berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi No 32 Tahun 2004 pasal 1 dapat dilakukan
maka, diperlukan adanya suatu pemberian kewe- melalui:
nangan dari pemerintah pusat kepada daerah, a) Desentralisasi
instansi, maupun aparatur pemerintahan yang Penyerahan wewenang oleh pemerintahan
berada di daerah. Pemberian kewenangan kepada daerah otonom untuk mengatur dan
tersebut dapat dilakukan melalui desentralisasi, mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
yang mana berdasar UU 32 Tahun 2004 Pasal 1 Negara Kesatuan Republik Indonesia.
desentralisasi adalah sebagai berikut. Urusan tersebut dapat berupa urusan
“Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pembiayaan, pengadaan, pelaksanaan,
Pemerintah kepada daerah otonom untuk maupun pembuatan kebijakan publik di
mengatur dan mengurus urusan daerah otonom tersebut.
pemerintahan dalam sistem Negara b) Dekonsentrasi
Kesatuan Republik Indonesia”. Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
Menurut Rondinelli yang diterjemahkan dalam Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil
Suwarno (2009, h.17-20) desentralisasi berdasar Pemerintah atau kepada instansi vertikal di
jenis kewenangannya diklasifikasikan menjadi wilayah tertentu. Wewenang yang dimaksud
tiga bentuk, yaitu adalah hanya sebatas wewenang administrasi,
a) Desentralisasi Administrasi untuk wewenang politik tetap dipegang oleh
Transfer tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat.
oleh Pemerintah Pusat kepada organisasi c) Tugas Pembantuan
atau instansi yang berada dibawahnya untuk Penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
mengelola sumber-sumber yang ada di pemerintah provinsi, daerah atau desa untuk
wilayahnya. melaksanakan tugas-tugas tertentu.
b) Desentralisasi Fiskal
Transfer tanggung jawab kepada organisasi 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau instansi yang berada dibawahnya untuk (APBDesa)
mengelola aspek finansial mulai dari Penyelenggaraan pemerintah desa tidak lain
pembuatan keputusan mengenai darimana adalah untuk melaksanakan pembangunan di
sumber-sumber pendapatan diperoleh dan desa serta memberikan pelayanan kepada
di sektor apa saja pendapatan tersebut masyarakat. Demi terlaksananya tujuan tersebut
dialokasikan. diperlukan sumber-sumber pendapatan desa yang
c) Desentralisasi Politik perencanaannya dituangkan pada Anggaran
Transfer kekuasaan ini dapat memberikan Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
kewenangan dalam pembuatan kebijakan Permendagri No 37 Tahun 2007 pasal 1
publik dalam hal ini adalah kepala pemerintah mendefinisikan Anggaran Pendapatan dan
daerah otonom. Selain itu desentralisasi Belanja Desa atau yang disingkat dengan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No 1, Hal. 1-5 | 2


APBDesa adalah rencana keuangan tahunan 5. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
yang terdiri dari pendapatan desa, belanja desa, Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem
dan pembiayaan desa serta dalam penyusunan- Pembangunan FE UB (2007, h.7) Badan Usaha
nya dibahas dan disetujui bersama oleh Milik Desa (BUMDES) adalah sebagai berikut.
Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan “Lembaga usaha desa yang dikelola oleh
dengan peraturan desa. masyarakat dan pemerintahan desa dalam
upaya memperkuat perekonomian desa dan
4. Strategi Manajemen Aset dibentuk berdasarkan kebutuhan dan
Menurut Chandler yang dikutip oleh potensi desa”.
Rangkuti (2004, h.3) mendefinisikan strategi Berdasarkan PERDA Kabupaten Gresik No
sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi 7 Tahun 2007 poin 13 tentang Pembentukan dan
maupun perusahaan dalam kaitannya dengan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa,
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
serta prioritas alokasi sumber daya. dengan adalah
keuangan. “Suatu Lembaga/Badan Perekonomian
David J Hunger dan Thomas L. Wheelen Desa yang dibentuk dan dimiliki oleh
yang dikutip oleh Joesron (2005, h. 18) Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis,
menyatakan bahwa strategi manajemen memiliki mandiri dan profesional dengan modal
dasar pokok meliputi: seluruhnya atau sebagian besar merupakan
a) Mengamati lingkungan (enviromental scan- kekayaan Desa yang dipisahkan dan
ning) ditetapkan dalam Peraturan Desa”.
Mengamati lingkungan adalah kegiatan Adapun maksud dan tujuan pembentukan
memonitoring faktor internal organisasi dan Badan Usaha Milik Desa menurut Bapemas
eksternal organisasi melalui konsep Provinsi Jawa Timur (2009, h.4) adalah sebagai
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), berikut.
kesempatan (opportunity) dan ancaman a) Maksud BUMDES
(threaths). BUMDES dimaksudkan untuk mendorong
b) Penyusunan strategi (strategy formulation) tumbuh dan berkembangnya lembaga ekonomi
Penyusunan strategi membahas menganai desa menjadi badan usaha yang mampu
pengembangan rencana jangka panjang menampung kegiatan ekonomi masyarakat,serta
seperti penentuan visi dan misi, tujuan yang memberikan penguatan terhadap pendapatan
akan dicapai, mengembangkan strategi desa. Selain itu pembangunan masyarakat desa
yang diwujudkan dalam suatu program juga dapat ditingkatkan seiring dengan adanya
maupun prosedur sebagai pedoman dalam penguatan terhadap pendapatan desa.
melakukan kegiatan organisasi. b) Tujuan BUMDES
c) Pelaksanaan strategi (strategy implementation) Tujuan dari pendirian BUMDES adalah
Pelaksanaan strategi merupakan penerapan untuk meningkatkan pendapatan desa dalam
kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan rangka pembangunan desa, mengembangkan
melalui pengembangan program, budget, potensi perekonomian di pedesaan, memberikan
dan prosedur. Pelaksanaan strategi pada pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat,
setiap organisasi dapat berbeda-beda atau memperoleh keuntungkan untuk memperkuat
menyesuaikan dengan keadaan dari Pendapatan Asli Desa, meningkatkan pengelolaan
lingkungan organisasi tersebut. aset desa yang ada.
d) Evaluasi atau kontrol
Untuk mengetahui apakah suatu organisasi Metode Penelitian
berjalan sesuai dengan strategi yang telah Jenis penelitian yang peneliti lakukan
disusun maka, organisasi memerlukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
sebuah pengawasan baik dari keanggotaan kualitatif. Fokus penelitian merupakan gambaran
atau pihak internal maupun pihak ketiga bagi peneliti mengenai hal apa saja yang akan
atau eksternal. diteliti dan apa yang akan di analisis serta
Apabila dikaitkan dengan judul penelitian dideskripsikan pada bab pembahasan. Adapun
maka strategi manajemen aset BUMDES terdiri fokus penelitian yang akan diteliti dalam
dari mengamati lingkungan, penyusunan strategi, penelitian ini meliputi:
pelaksanaan strategi, dan evaluasi atau kontrol a) Strategi manajemen aset yang diterapkan oleh
dalam kaitannya dengan pengelolaan aset Desa BUMDES di Desa Sekapuk dalam rangka
Sekapuk, Kecamatan Ujungapangkah, Kabupa- meningkatkan pendapatan desa. b) Faktor yang
ten Gresik. menjadi penghambat dan pendukung BUMDES
di Desa Sekapuk dalam rangka meningkatkan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No 1, Hal. 1-5 | 3


pendapatan desa. Strategi keuangan: Strategi ini dilakukan
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan dengan cara meminimalkan biaya produksi dan
Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, biaya operasional sehingga BUMDES memiliki
Kabupaten Gresik sebagai lokasi penelitian. laba yang maksimal agar nantinya dapat
Sedangkan Situs penelitian berada di Kantor berkontribusi terhadap pendapatan desa. Dalam
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sekapuk hal ini BUMDES melakukan perhitungan
Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. terhadap pendapatan dan pengeluaran. Untuk
Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui dapat memperoleh laba maksimal, BUMDES di
wawancara, observasi dan dokumentasi. Instru- Desa Sekapuk melakukan efisiensi dengan cara
men penelitian ada peneliti sendiri, pedoman merekrut pegawai dengan pendidikan terakhir
wawancara dan catatan lapangan. Analisis data rata-rata SMA, dengan demikian upah atau gaji
menggunakan model interaktif dari Miles dan yang dikeluarkan oleh BUMDES lebih rendah
Hubberman . daripada harus menggaji tinggi pegawai dengan
lulusan S1.
Pembahasan c) Pelaksanaan Strategi
1. Strategi manajemen aset yang dilakukan Berdasarkan strategi yang telah dilakukan
oleh BUMDES dalam rangka mening- oleh BUMDES meliputi strategi pengembangan
katkan pendapatan desa produk, penetapan harga dan strategi keuangan
Berdasarkan hasil pengamatan strategi dapat diketahui bahwa pada tahun 2010
manajemen aset yang diterapkan oleh BUMDES BUMDES memiliki kontribusi terhadap penda-
di Desa Sekapuk dalam rangka meningkatkan patan desa sebesar Rp 46.449.013, pada tahun
pendapatan desa adalah sebagai berikut. 2011 sejumlah Rp 53.500.000, dan pada tahun
a) Mengamati Lingkungan 2012 sejumlah Rp 103.365.035. Berdasar data
Dari hasil mengamati lingkungan kegiatan usaha tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang
yang sesuai untuk diterapkan di BUMDES Desa telah dilakukan oleh BUMDES dapat ber-
Sekapuk adalah sebagai berikut. kontribusi terhadap penigkatan pendapatan desa.
1) Layanan pembayaran listrik online d) Evaluasi atau Kontrol
2) Layanan Penyedia Air Minum (PAM) Pihak yang berwenang untuk mengontrol
3) Layanan Usaha Eknomi Desa-Simpan kegiatan usaha BUMDES adalah Kepala Desa.
Pinjam (UED-SP) Hal tersebut dikarenakan Kepala Desa telah
4) Layanan Surat Ijin Layanan Galian diberi wewenang oleh Pemerintah Kabupaten
(SILG) Gresik untuk mengawasi serta bertanggung
5) Layanan Agrobisnis (penjualan pupuk, jawab atas BUMDES di Desa Sekapuk. Oleh
bibit tanaman,dll) karena itu, setiap bulan BUMDES di Desa
Terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan Sekapuk berkewajiban untuk menyerahkan
oleh BUMDES maka BUMDES Sekapuk mene- laporan pertanggungjawaban kepada kepala desa.
rapkan strategi yang nantinya dapat meningkatkan Sedangkan untuk menilai kualitas kinerja
pendapatan desa. Adapun strategi yang digunakan dari BUMDES dapat dilakukan dengan melihat
oleh BUMDES Sekapuk meliputi strategi tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja
pengembangan produk, penetapan harga dan BUMDES. Sejauh ini BUMDES di Desa
strategi keuangan. Sekapuk masih belum pernah melakukan
b) Penyusunan Strategi pendataan secara detil terhadap tingkat
Pengembangan produk: BUMDES melaku- kepuasaan masyarakat. Meskipun demikian,
kan beberapa peningkatan kualitas layanan berdasarkan buku pengaduan jumlah pelanggan
misalnya melakukan penambahan pipa saluran yang komplain atau melakukan pengaduan pada
air PAM yang berguna untuk mendistribusikan tahun 2012 berjumlah 24 orang dari 1682
air agar lebih cepat. Selain itu BUMDES juga pelanggan. Dari 24 komplain atau pengaduan
terus mensosialisasikan kepada warga mengenai tersebut semuanya telah direspon dan
produk-produk yang ada di BUMDES Sekapuk. ditindaklanjuti oleh BUMDES.
Penetapan harga: Untuk dapat menjangkau
masyarakat BUMDES penetapan tarif dari jasa 2) Faktor pendukung dan penghambat strategi
pembayaran listrik online dan tarif air PAM manajemen aset desa yang dilakukan oleh
ditentukan dengan melihat kemampuan dari BUMDES dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat yaitu melalui rapat warga dan desa
melalui kesepakatan bersama, namun tetap harus Faktor pendukung dari pelaksanaan strategi
memperhatikan biaya produksi maupun distribusi manajemen aset yang dilakukan oleh BUMDES
sehingga BUMDES tetap memperoleh laba di Desa Sekapuk adalah belum adanya pemasok
namun juga melihat kemampuan masyarakat. air bersih di Desa Sekapuk sehingga dengan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No 1, Hal. 1-5 | 4


keberadaaan layanan PAM sangat membantu Kesimpulan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air Strategi manajemen aset yang telah
bersih. Selain itu potensi alam berupa gunung dilakukan oleh BUMDES di Desa Sekapuk telah
kapur sangat membantu BUMDES dalam berkontribusi sekaligus dapat meningkatkan
memberikan kontribusinya terhadap pendapatan pendapatan desa dari tahun 2010-2012. Namun
desa. masih ada yang harus diupayakan oleh
Faktor penghambat dari strategi manajemen BUMDES Sekapuk misalnya membuat sarana
aset yang dilakukan oleh BUMDES di Desa pemasaran seperti website yang dapat mem-
Sekapuk yaitu mengenai kesulitan dalam berikan kemudahan bagi masyarakat desa
melakukan pengembangan usaha baru, terbatas- maupun masyarakat di daerah lain untuk
nya inovasi dalam mengembangakan produk mengenal produk layanan dari BUMDES di Desa
lokal, kurangnya sarana pemasaran, terbatasnya Sekapuk. Selain itu ada baiknya apabila di
dana dan dukungan dari pemerintah baik dari website tersebut berisi potensi-potensi yang ada
Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik maupun di Desa Sekapuk seperti gunung kapur, karena
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. gunung kapur yang berada di Desa Sekapuk
memiliki potensi apabila kedepannya dijadikan
sebagai objek wisata.

Daftar Pustaka

BPS. (2007) Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, [internet],
Maret 2013. Available from <http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1
&id_subyek=23&notab=1> [accessed: 4 Maret 2013].
Joesron, Tati S. (2005) Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No 72 Tahun 2007 Pembentukan Dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa (c13) Gresik, Robbach Ma’sum dan DPRD Gresik.
Permendagri No 37 Tahun 2007 Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (c1) Jakarta, Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 Tahun 2005 tentang Desa (c78) Jakarta, Presiden
Republik Indonesia.
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan FE UB. (2007) Buku Panduan Pendirian dan
Pengelolaan BUMDES. Malang, PP RPDN.
Rangkuti, Freddy (2004) Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
Suwarno, Yogi. (2009) Otonomi dan Pembangunan Daerah. Cipanas, BKN.
Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (c1) Jakarta,
Presiden Republik Indonesia.
Yani, Ahmad. (2004) Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia.
Jakarta, Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No 1, Hal. 1-5 | 5

Anda mungkin juga menyukai