Anda di halaman 1dari 52

BAGAN AKUN STANDAR

PPAKP 2014

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Lingkup Bahasan
Dasar Hukum
Hubungan Bagan Akun Standar (BAS) dalam
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
Siklus Manajemen Keuangan dalam APBN
Restrukturisasi BAS
BAS (Segmen Akun) dalam Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan
Pertanggungjawaban

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


DASAR HUKUM

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Landasan Pengaturan Bagan Akun
Standar
 UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
 PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/ Lembaga;
 PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
 PMK No. 214/PMK.05/2014 tentang Bagan Akun Standar.
 PMK No. 134/PMK.02/2012 tentang Perubahan PMK
No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran
 Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen
Akun pada Bagan Akun Standar
 Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen
Satker, KPPN, Program, Output, Dana, Bank, Kewenangan, Lokasi,
Anggaran, Antar Entitas, dan Cadangan pada Bagan Akun Standar

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Hubungan Bagan Akun Standar
(BAS) dalam Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP)

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


DEFINISI BAGAN AKUN
STANDAR

Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi


keuangan yang disusun secara sistematis sebagai
pedoman dalam perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan
pemerintah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


HUBUNGAN SAPP DENGAN
BAS
RK APBN
A-
K/L
Penganggar
an

BAS
DIPA
SPM
BAS Pelaksana SP2
Pengawas SAP
an D
an P BAS MPN
E- Anggaran
AUDIT
BAS

Pertanggu
ngjawaban
SIMA
Anggaran K
SA- SAIB BMN
BUN A

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Siklus Manajemen
Keuangan dalam APBN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


TUJUAN BAGAN AKUN
STANDAR

Memastikan rencana keuangan


(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah yang
sama;
Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
Memudahkan pengawasan keuangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Restrukturisasi BAS

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


11

a
Perluasan definisi BAS dari akun menjadi 12
kode yang membentuk struktur BAS

b Menggunakan satu BAS untuk pencatatan


akrual dan kas (Accrual Ledger dan Cash
Ledger)

c Mengakomodir Penganggaran Berbasis Kinerja


dengan adanya kode Output

Penyesuaian dengan aplikasi SPAN, SAIBA


d
- Terdapat pemisahan antara struktur dan atribut
pelaporan

e Penyempurnaan akun untuk implementasi


akuntansi berbasis akrual

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


TAMPILAN BAS PADA SPAN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Kebijakan Penyempurnaan Kesesuaian
PP 71/2010
Akuntansi Proses Bisnis dengan Aplikasi

Bagan Akun Standar

Penyusunan
Struktur BAS

SAIB
A
Aplikasi SPAN Aplikasi SAKTI
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
ISI STRUKTUR BAS
No KLASIFIKASI DIGIT PENJELASAN ATRIBUT PELAPORAN
1 SATKER 6 Kode satker BA, Eselon1, Konsolidasi Satker

2 KPPN 3 Kode KPPN Kode Kanwil Ditjen


Perbendaharaan
3 AKUN 6 Kode Akun

4 PROGRAM 3+2+2 Kode BA, Eselon I, Program

5 OUTPUT 4+3 Kode Kegiatan, Output Kegiatan, Fungsi, Subfungsi,


Satuan
6 DANA 1+1+8 Kode Sumber Dana, Cara Tarik, No. No Register
Register
7 Bank 1+4 Kode Tipe Rekening, No. Rekening, Kode KPPN
Bank
8 Kewenangan 1 Kode Kewenangan

9 Lokasi 2+2 Kode Propinsi, Kab/Kota

10 Tipe Anggaran 1 Kode Tipe Anggaran

11 Antar entitas 6 Kode Antar Entitas

12 Cadangan 6 Kode Cadangan Belum digunakan

Jumlah (minus 56
cadangan)
14
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
15

Digunakan dalam
tahapan siklus
PRINSI APBN
P BAS
Dapat
dimutakhirkan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


16

Dikelola oleh Ditjen


Perbendaharaan

Perubahan dapat disebabkan


oleh adanya usulan atau
PENGELOLA penetapan kebijakan

AN BAS Usulan disampaikan kepada


Ditjen Anggaran atau Ditjen
Perbendaharaan

Tata Cara Pemutakhiran diatur


dengan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


BAS (Segmen Akun) dalam
Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan
Pertanggungjawaban

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


SEGMEN AKUN (1)
Terdiri dari:
 Akun APBN:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan; dan
o Apropriasi Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan
 Akun DIPA:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan yg dialokasikan; dan
o Alotmen Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan.
 Akun Komitmen:
o Komitmen Belanja
 Akun Realisasi:
o Pendapatan-LO
o Pendapatan-LRA
o Beban
o Belanja
o Penerimaan Pembiayaan; dan
o Pengeluaran Pembiayaan
 Akun Transitoris:
o Penerimaan Non Anggaran dan Pengeluaran Non Anggaran
 Akun Neraca
o Aset
o Kewajiban
o Ekuitas

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


SEGMEN AKUN (2)
Pakem Penyusunan dan Pengembangan
 Akun Neraca
o Aset diawali dengan angka 1
o Kewajiban diawali dengan angka 2
o Ekuitas diawali dengan angka 3
 Menggunakan akun yang sama untuk akun APBN, akun DIPA, akun
Komitmen dan akun Realisasi. Tahapan dalam pelaksanaan
anggaran tersebut ditandai dengan perbedaan pada segmen Tipe
Anggaran.
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali angka 4 baik
untuk Pendapatan LRA maupun Pendapatan LO.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


SEGMEN AKUN (3)
Pakem Penyusunan dan Pengembangan - lanjutan
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali
angka 5 dan 6 baik untuk Belanja dan Transfer
maupun Beban.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 49
untuk pendapatan-LO dan 59 untuk beban yang tidak
akan terdapat pada pencatatan basis kas (seperti
pendapatan pelepasan aset, beban penyusutan,
beban amortisasi, beban penyisihan piutang tidak
tertagih.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 7
untuk Pembiayaan.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 8
untuk transaksi transitoris.
 Kodefikasi: 6 digit
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Anggaran
Organisasi
(BA, Es, Satker)

PMK No.
Fungsi Fungsi
134/PMK.02/2012
tentang Perubahan
Sub Fungsi PMK
Sub Fungsi
No.101/PMK.02/2011
tentang Klasifikasi
Anggaran
Program Program Program

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Keluaran/Output Keluaran/Output

Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/


Jenis belanja Jenis belanja Jenis belanja
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KLASIFIKASI AKUN DALAM SEGMEN AKUN DI BAS

KODE AKUN NAMA AKUN

1 ASET

2 KEWAJIBAN

3 EKUITAS

4 PENDAPATAN

5 BELANJA

6 TRANSFER KE DAERAH

7 PEMBIAYAAN

8 TRANSITORIS

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Akun Dalam Akrual
Kas Menuju Akrual Akrual
Kode Uraian Kode Uraian
1xxxxx ASET 1xxxxx ASET

2xxxxx KEWAJIBA 2xxxxx KEWAJIBA


N N

3xxxxx EKUITAS 39xxxx EKUITAS

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN ASET (1xxxxx)
Digunakan untuk mencatat sumber daya
ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN KEWAJIBAN (2xxxxx)
Digunakan untuk mencatat
kewajiban/utang pemerintah yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN EKUITAS (39xxxx)
Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit
Laporan Operasional.
 391112 Surplus/Defisit-LO
Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit-LO.
 391113 Koreksi Persediaan
Digunakan untuk mencatat koreksi persediaan.
 391114 Revaluasi Aset Tetap
Digunakan untuk mencatat revaluasi aset tetap.
 391115 Dana yang Disediakan Untuk Pengalihan
Aset
Digunakan untuk mencatat ekuitas dana yang
disediakan untuk pengalihan aset.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Akun Transaksi LRA VS LO
Kas Menuju Akrual Akrual
Kode Uraian Kode Uraian
4xxxx PENDAPATAN-LRA 4xxxxx PENDAPATAN-
x LO
49xxxx PENDAPATAN
PENYESUAIAN
5xxxx BELANJA 5xxxxx BEBAN
x
59xxxx BEBAN
PENYESUAIAN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


KLASIFIKASI PENDAPATAN PADA
SEGMEN AKUN DI BAS
KODE URAIAN AKUN
AKUN
4 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
41 PENERIMAAN PERPAJAKAN
42 PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
43 PENERIMAAN HIBAH

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI PENDAPATAN
(4xxxxx)
Dalam buku besar kas yang menghasilkan
LRA, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan kas pada
rekening kas negara berdasarkan dokumen
transaksi setoran ke rekening kas negara
atau pengesahan/ potongan.
Dalam buku besar akrual yang menghasilkan
LO, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan hak pemerintah
berdasarkan dokumen transaksi yang sah
sesuai peraturan perundangan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI
PENDAPATAN PENYESUAIAN (49xxxx)
Akun ini digunakan untuk mencatat:
 Penyesuaian nilai hak pemerintah pada akhir
periode yang bertujuan untuk menyajikan
secara wajar dan tepat jumlah hak dalam LO;
 Pendapatan dari kegiatan non operasional;
dan
 Selisih Pendapatan antara Kementerian/
Lembaga dengan BUN yang masih menunggu
penelusuran kebenaran datanya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI EKONOMI
PADA SEGMEN AKUN DI BAS
KODE URAIAN AKUN
AKUN
5 BELANJA NEGARA
51 BELANJA PEGAWAI
52 BELANJA BARANG
53 BELANJA MODAL
54 BELANJA BUNGA
55 BELANJA SUBSIDI
56 BELANJA HIBAH
57 BELANJA BANTUAN SOSIAL
58 BELANJA LAIN-LAIN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI BELANJA ATAU BEBAN
(5xxxxx)
Dalam buku besar kas yang menghasilkan LRA
sebagai “Belanja”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dari
rekening kas negara berdasarkan dokumen
pembebanan anggaran yang sah sesuai peraturan
perundangan.
Dalam buku besar akrual yang menghasilkan LO
sebagai “Beban”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat beban pemerintah
(kemungkinan aliran keluar sumber daya pemerintah
di masa mendatang) berdasarkan dokumen transaksi
yang sah sesuai peraturan perundangan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI
BEBAN PENYESUAIAN (59xxxx)
Akun ini digunakan untuk mencatat:
 Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi;
 Konsumsi Barang Persediaan;
 Penyisihan Piutang Pajak;
 Tidak tertagihnya Dana Bergulir;
 Reklasifikasi Aset
 Beban dari Kegiatan Non Operasional
 Selisih Belanja antara Kementerian/ Lembaga
dengan BUN yang masih menunggu penelusuran
kebenaran datanya

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT
KLASIFIKASI EKONOMI

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama
periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri,
dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak
termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan


tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor pegawai non
PNS serta tunjangan-tunjangan yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana
kegiatan yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai : Uang
honor tidak tetap” diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya
dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan
yang bersangkutan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


BELANJA BARANG
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan,
Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan,
pelatihan staf, riset pasar termasuk.
• ATK dan operasional kantor lainnya
• Biaya pemeliharaan
• Biaya perjalanan.
• Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional


kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya
serta biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran
honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan
Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas SAI/
SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka
pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu
kesatuan dengan kegiatan induknya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :


• Pengadaan Aset Tetap (Peralatan dan Mesin) yang nilai
persatuannya di bawah nilai minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-
/unit);
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur
ekonomis/masa manfaat atau kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan
operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU).

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun 526:
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional
Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:

52
521 522 523 524 525 526
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang
barang Jasa Pemeliharaa Perjalanan BLU untuk diserah-
n kan kpd masy./
Pemda

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Perbedaan Penggunaan Akun 526 dan 56
(Hibah)
Belanja 526 Belanja Hibah
a. Terkait dengan tugas fungsi a. Dapat diberikan kepada
dan strategi pencapaian pemerintah negara
target kinerja K/L atau satker; lain,organisasi internasional,
b. Tidak bisa dalam bentuk pemerintah pusat/daerah,
transfer uang perusahaan negara/daerah
b. Tidak terkait tugas pokok dan
c. Dialokasikan pada BA KL fungsi K/L tertentu;
c. Dituangkan dalam suatu
naskah perjanjian antara
pemberi dan penerima hibah;
d. Dapat berbentuk uang.
e. Tidak bersifat wajib dan tidak
mengikat bagi pemberi hibah;
f. Tidak ada timbal balik/balasan
secara langsung yang harus
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA MODAL
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).

(PP 71 dan PMK 214/PMK.05/2013)


INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA MODAL
Belanja
Modal
(53)

Belanja Belanja Belanja Belanja


Belanja Modal Modal Modal Jalan, Modal
Modal Tanah Peralatan Gedung dan Irigasi dan Lainnya
(531) dan Mesin Bangunan Jaringan
(536)
(532) (533) (534)

43
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KONSEP NILAI PEROLEHAN
Komponen belanja modal untuk perolehan
aset tetap meliputi:
 Harga beli aset tetap
 Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset
tetap siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Belanja Barang atau Belanja Modal?

Pemilihan Memenuhi
antara Belanja Kriteria Memenuhi
Barang dan Pengakuan
Y Nilai Min.
Belanja Modal Aset kapitalisasi:
P/M ≥ 300.000
dalam Tetap/Aset G/B ≥ 10.000.000
pengadaan awal Lainnya?

T
T Y

Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
Sesuai PMK ttg
Penatausahaan
BMN
Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
DEFINISI ASET TETAP
1. Dimiliki dan Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan
minimum kapitalisasi

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari


12 bulan;
2. Biaya perolehan dapat diukur secara
andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
operasi normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG


TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA
KAPITALISASI

1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR


EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS,
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU TIDAK
VOLUME ASET

dan

NILAI MINIMUM KAPITALISASI:


YA ≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin TIDAK
≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
- Pajak XXXX
Belanja - PNBP XXXX
Barang Belanja
- Belanja Barang XXXX
- Belanja Modal XXXX
Belanja Modal
- Belanja Bansos XXXX

NERACA
Belanja Aset Lancar Kewajiban
Bansos - Persediaan
berupa barang Aset Tetap
- Tanah, Gedung, Ekuitas
- Peralatan dll.
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL
Pengeluaran berupa transfer uang, barang
atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah
kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial,
meningkatkan kemampuan ekonomi
dan/atau kesejahteraan masyarakat

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya
sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan
Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:

57
571 572 573 574 575 576
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk
Rehabilitasi Jaminan Pemberdayaa Perlindunga Penanggula Penanggula
Sosial Sosial n Sosial n Sosial ngan ngan
kemiskinan Bencana
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Anda mungkin juga menyukai