Anda di halaman 1dari 50

BAGAN AKUN STANDART

Bagan Akun Standard


• Bagan Akun Standar (BAS) merupakan kumpulan
kodefikasi yang digunakan dalam tahapan siklus
pengelolaan keuangan negara, memegang peran
penting dalam sistem pengelolaan keuangan
pemerintah yang modern, karena berfungsi sebagai
pusat sistem yang memfasilitasi aliran data dari
seluruh proses, menjadi dasar pelaporan keuangan,
mendukung disiplin anggaran melalui pengaturan
klasifikasi anggaran dan struktur pelaporan,
membantu proses pengambilan keputusan yang efektif,
menyediakan landasan yang cukup untuk
pengembangan sistem dan alat penyimpanan yang
memadai atas informasi keuangan
Lingkup Bahasan
 Dasar Hukum
Hubungan Bagan Akun Standar (BAS) dalam
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
 Siklus Manajemen Keuangan dalam APBN
 Restrukturisasi BAS
BAS (Segmen Akun) dalam Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan
Pertanggungjawaban

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Landasan Pengaturan Bagan Akun
Standar
 UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
 PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
 PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
 PMK No. 214/PMK.05/2014 tentang Bagan
Akun Standar.
 PMK No. 134/PMK.02/2012 tentang
Perubahan PMK
No.101/PMK.02/2011 tentang
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Klasifikasi Anggaran
DEFINISI BAGAN AKUN STANDAR ( BAS )

Bagan Akun Standar yang selanjutnya


disingkat BAS adalah daftar kodefikasi dan
klasifikasi terkait transaksi keuangan yang
disusun secara sistematis sebagai pedoman
dalam perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan pelaporan
keuangan pemerintah.

Segmen adalah bagian dari BAS berupa


rangkaian kode sebagai dasar validasi
transaksi keuangan yang diakses oleh sistem
aplikasi.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
HUBUNGAN SAPP DENGAN BAS
TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR

Memastikan rencana keuangan


(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah yang
sama;
Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
 Memudahkan pengawasan
keuangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
11

a
Perluasan definisi BAS dari akun menjadi 12
segmen yang membentuk struktur BAS

b Menggunakan satu BAS untuk pencatatan


akrual dan kas (Accrual Ledger dan Cash
Ledger)

c Mengakomodir Penganggaran Berbasis Kinerja


dengan adanya kode Output

Penyesuaian dengan aplikasi SPAN, SAIBA


d
- Terdapat pemisahan antara struktur dan atribut
pelaporan

e Penyempurnaan akun untuk implementasi


akuntansi berbasis akrual

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


TAMPILAN BAS PADA SPAN

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


ISI STRUKTUR BAS
No KLASIFIKASI DIGIT PENJELASAN ATRIBUT PELAPORAN
1 SATKER 6 Kode satker BA, Eselon1, Konsolidasi Satker

2 KPPN 3 Kode KPPN Kode Kanwil Ditjen


Perbendaharaan
3 AKUN 6 Kode Akun

4 PROGRAM 3+2+2 Kode BA, Eselon I, Program

5 OUTPUT 4+3 Kode Kegiatan, Output Kegiatan, Fungsi,


Subfungsi,
Satuan
6 DANA 1+1+8 Kode Sumber Dana, Cara Tarik, No. No Register
Register
7 Bank 1+4 Kode Tipe Rekening, No. Kode KPPN
Rekening, Bank
8 Kewenangan 1 Kode Kewenangan

9 Lokasi 2+2 Kode Propinsi, Kab/Kota

10 Tipe Anggaran 1 Kode Tipe Anggaran

11 Antar entitas 6 Kode Antar Entitas

12 Cadangan 6 Kode Cadangan Belum digunakan

Jumlah (minus 56
cadangan)
15

Digunakan
dalam tahapan
PRINSIP siklus APBN
BAS
Dapat
dimutakhirkan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


16

Dikelola oleh Ditjen


Perbendaharaan

Perubahan dapat disebabkan


oleh adanya usulan atau
PENGELOLAAN penetapan kebijakan

BAS Usulan disampaikan kepada


Ditjen Anggaran atau Ditjen
Perbendaharaan

Tata Cara Pemutakhiran diatur


dengan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


BAS (Segmen Akun) dalam
Penganggaran, Pelaksanaan
Anggaran, dan
Pertanggungjawaban

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


SEGMEN AKUN (1)
Terdiri dari:
 Akun APBN:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan; dan
Apropriasi Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan
 o Akun DIPA:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan yg dialokasikan; dan
Alotmen Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan.
 o Akun Komitmen:
o Komitmen Belanja
 Akun Realisasi:
o Pendapatan-LO
Pendapatan-LRA Beban
o Belanja
Penerimaan Pembiayaan; dan
o Pengeluaran Pembiayaan
 oo Akun Transitoris:
Penerimaan Non Anggaran dan Pengeluaran Non Anggaran
 oo Akun Neraca
o Aset Kewajiban
Ekuitas
o
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
o
SEGMEN AKUN (2)

Pakem Penyusunan dan Pengembangan


 Akun Neraca
o Aset diawali dengan angka 1
o Kewajiban diawali dengan angka 2
o Ekuitas diawali dengan angka 3
 Menggunakan akun yang sama untuk akun APBN, akun
DIPA, akun Komitmen dan akun Realisasi. Tahapan dalam
pelaksanaan anggaran tersebut ditandai dengan perbedaan
pada segmen Tipe Anggaran.
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali angka
4 baik untuk Pendapatan LRA maupun Pendapatan LO.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


SEGMEN AKUN (3)
Pakem Penyusunan dan Pengembangan - lanjutan
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali
angka 5 dan 6 baik untuk Belanja dan Transfer
maupun Beban.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 49
untuk pendapatan-LO dan 59 untuk beban yang tidak
akan terdapat pada pencatatan basis kas (seperti
pendapatan pelepasan aset, beban penyusutan,
beban amortisasi, beban penyisihan piutang tidak
tertagih.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali
angka 7 untuk Pembiayaan.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali
angka 8 untuk transaksi transitoris.
 Kodefikasi: 6 digit
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Anggaran
Organisasi
(BA, Es,
Satker)
PMK No.
Fungsi Fungsi
134/PMK.02/2012
tentang Perubahan
Sub Fungsi PMK
Sub Fungsi
No.101/PMK.02/201
1
tentang Klasifikasi
Program Program Program
Anggaran

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Keluaran/Output Keluaran/Output

Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/


Jenis belanja
INTEGRITAS
Jenis belanja
| PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN Jenis belanja
KLASIFIKASI AKUN DALAM SEGMEN AKUN DI
BAS

KODE AKUN NAMA AKUN

1 ASET

2 KEWAJIBAN

3 EKUITAS

4 PENDAPATAN

5 BELANJA

6 TRANSFER KE DAERAH

7 PEMBIAYAAN

8 TRANSITORIS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN ASET (1xxxxx)

Digunakan untuk mencatat sumber daya


ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN KEWAJIBAN
(2xxxxx)
Digunakan untuk mencatat
kewajiban/utang pemerintah yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN EKUITAS (39xxxx)

 Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit


Laporan Operasional.
 391112 Surplus/Defisit-LO
Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit-
LO.
 391113 Koreksi Persediaan
Digunakan untuk mencatat koreksi
persediaan.
 391114 Revaluasi Aset Tetap
Digunakan untuk mencatat revaluasi aset
tetap.
 391115 Dana yang Disediakan Untuk Pengalihan
Aset
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KLASIFIKASI PENDAPATAN
PADA SEGMEN AKUN DI
KODE
BAS
URAIAN AKUN
AKUN
4 PENDAPATAN NEGARA DAN
HIBAH
41
42 PENERIMAAN PERPAJAKAN
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
43 PENERIMAAN
HIBAH

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI
PENDAPATAN
(4xxxxx)
Dalam buku besar kas yang menghasilkan
LRA, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan kas pada
rekening kas negara berdasarkan dokumen
transaksi setoran ke rekening kas negara
atau pengesahan/ potongan.
Dalam buku besar akrual yang menghasilkan
LO, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan hak pemerintah
berdasarkan dokumen transaksi yang sah
sesuai peraturan perundangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI PENDAPATAN
PENYESUAIAN (49xxxx)

 Akun ini digunakan untuk mencatat:


 Penyesuaian nilai hak pemerintah pada akhir
periode yang bertujuan untuk menyajikan
secara wajar dan tepat jumlah hak dalam LO;
 Pendapatan dari kegiatan non operasional;
dan
 Selisih Pendapatan antara Kementerian/
Lembaga dengan BUN yang masih menunggu
penelusuran kebenaran datanya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI
EKONOMI PADA SEGMEN AKUN DI
BAS
KODE URAIAN
AKUN
AKUN
5 BELANJA NEGARA
51
52 BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG DAN JASA
53 BELANJA
MODAL
54 BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG
55 BELANJA
SUBSIDI
56 BELANJA HIBAH
57 BELANJA BANTUAN SOSIAL
58 BELANJA LAIN-LAIN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI BELANJA ATAU BEBAN
(5xxxxx)
 Dalam buku besar kas yang menghasilkan LRA
sebagai “Belanja”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dari
rekening kas negara berdasarkan dokumen
pembebanan anggaran yang sah sesuai peraturan
perundangan.
 Dalam buku besar akrual yang menghasilkan LO
sebagai “Beban”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat beban pemerintah
(kemungkinan aliran keluar sumber daya pemerintah
di masa mendatang) berdasarkan dokumen transaksi
yang sah sesuai peraturan perundangan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


AKUN TRANSAKSI BEBAN
PENYESUAIAN (59xxxx)

 Akun ini digunakan untuk mencatat:


 Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi;
 Konsumsi Barang Persediaan;
 Penyisihan Piutang Pajak;
 Tidak tertagihnya Dana Bergulir;
 Reklasifikasi Aset
 Beban dari Kegiatan Non Operasional
 Selisih Belanja antara Kementerian/ Lembaga
dengan BUN yang masih menunggu penelusuran
kebenaran datanya

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


DEFINISI JENIS BELANJA
MENURUT KLASIFIKASI
EKONOMI

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada
pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar
negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri,
dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah
tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai
tetapi dalam kelompok belanja barang dan jasa.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Proses Pencairan Gaji pegawai
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar


gaji dan tunjangan yang melekat dengan
gaji, honor-honor pegawai non PNS
serta tunjangan- tunjangan yang telah
ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep
nilai perolehan maka pembayaran honor-
honor untuk pelaksana kegiatan
yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai :
Uang honor tidak tetap” diintegrasikan ke
dalam kegiatan induknya dan kode
akun yang digunakan mengikuti jenis belanja
kegiatanyang bersangkutan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA
BARANG
Pembelian dan jasa yang digunakan untuk
barang
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak
dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan
pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk.
• ATK dan operasional kantor lainnya
• Biaya pemeliharaan
• Biaya perjalanan.
• Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Perencanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai


kebutuhan operasional kantor (barang dan
jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap
lainnya serta biaya
perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan
untuk pembayaran honor-honor
bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara
dan Pejabat Penguji/Penandatangan
SPM, termasuk Petugas SAI/ SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor untuk para
pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan
dengan kegiatan induknya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :


• Pengadaan Aset Tetap (Gedung dan
Bangunan serta Peralatan dan Mesin)
yang nilai persatuannya di bawah
nilai minimum kapitalisasi;
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang
tidak menambah umur
ekonomis/masa manfaat atau
kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka
perolehan
barang pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga
dialokasikan
untuk kegiatan operasional Satker BLU (gaji
dan operasional pelayanan Satker BLU).
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun 526:
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional
Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:

52
521 522 523 524 525 526
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang
barang Jasa Pemeliharaa Perjalanan BLU untuk diserah-
n kan kpd masy./
Pemda
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA
MODAL
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).

(PP 71 dan PMK 187/PMK.05/2017


) INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Belanja Barang atau Belanja Modal
BELANJA
MODAL
Belanja
Modal
(53)

Belanja Belanja Belanja Belanja


Belanja Modal Modal Modal Jalan, Modal
Modal Peralatan Gedung Irigasi dan Lainny
Tanah dan dan Jaringan a
(531) Mesin Bangunan
(534) (536)
(532) (533)
KONSEPNILAI
PEROLEHAN
Komponen belanja modal untuk perolehan
aset tetap meliputi:
 Harga beli aset tetap
 Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset
tetap siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Belanja Barang atau Belanja Modal?

Pemilihan Memenuhi
antara Belanja Kriteria Memenuhi
Y Nilai Min.
Barang dan Pengakuan
Aset kapitalisasi:
Belanja Modal
Tetap/Aset P/M ≥
dalam 300.000
Lainnya?
pengadaan awal G/B ≥ 10.000.000

T
T Y

Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
Sesuai PMK ttg

Penatausahaan
Belanja Modal BMN
sesuai
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
peruntukanny
KESEMPURNAAN
a
DEFINISI ASET
TETAP
1. Dimiliki dan Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum;
4. Memenuhi kriterianilai satuan
minimum kapitalisasi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP
1. Mempunyai masa manfaat
12 lebih
bulan; dari
2. Biaya perolehan dapat diukur
secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam operasi normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun
dengan maksud untuk digunakan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pembentukan Asset Dari Jenis
Belanja
Belanja Bantuan Sosial
BELANJA BANTUAN
SOSIAL

kemungkinan terjadinya sosial,


risiko meningkatkan
kemampuan
dan/atau kesejahteraan masyarakatekonomi
•Pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa
yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat
guna melindungi dari
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan
jenis
kegiatannya sesuai dengan Bultek 10 SAP
tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:
57
571 572 573 574 575 576
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk
Rehabilitasi Jaminan Pemberdayaa Perlindunga Penanggula Penanggula
Sosial Sosial n Sosial n Sosial ngan ngan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
kemiskinan Bencana
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai