Ruang lingkup
Entitas akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga Entitas Akuntansi pada SKPD Entitas pelaporan BUD Entitas pelaporan pemerintah Daerah
Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan wajib melakukan koreksi atas kesalahan segera setelah diketahui. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, Entitas Akuntanasi/Pelaporan harus melaporkan pengaruh kesalahan terhadap Laporan Keuangan yang disampaikan.
Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
Jenis kesalahan
a. Kesalahan karena perhitungan matematis
dan kelalaian dalam penyiapan dokumen. b. Kesalahan karena belum memproses dokumen sumber/bukti transaksi. c. Kesalahan dalam penerapan kebijakan dan/atau Standar Akuntansi Pemerintah. d. Kesalahan klasifikasi dalam pelaporan
Sifat kesalahan
a. b.
(Lanjutan)
a). Kesalahan tidak berulang kedalam 2 kelompok yaitu:
dikategorikan
Kesalahan periode berjalan. Kesalahan ini terjadi sebelum LKPD disahkan menjadi Peraturan Daerah. Kesalahan periode sebelumnya Kesalahan yang terjadi setelah LKPD disahkan menjadi Peraturan Daerah
Kesalahan Berulang dan Sistemik Kesalahan berulang dan sistemik dibukukan sesuai dengan akun terkait pada saat terjadinya kesalahan yang bersangkutan.
Kesalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pengecekan intern, analisis dan pengujian oleh unit akuntansi di atasnya. Kesalahan yang ditemukan pada saat rekonsiliasi antara BUD/PPKD dengan SKPD. Kesalahan yang ditemukan reviu/audit laporan keuangan pada saat
b.
c.
Harus memahami sistem akuntansi pemerintahaan. Harus memahami sistem penganggaran pemerintahaan. Harus memahami sistem akuntansi anggaran, sistem akuntansi pendapatan, belanja, transfer, transaksi, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas. Harus memahami ketentuan perundangan tentang SILPA
KOREKSI KESALAHAAN
berulang Terjadi pada periode berjalan Mempengaruhi maupun tidak mempengaruhi posisi kas
Tidak
Pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam Periode berjalan (par 11)
Pada tgl 15 Mei 2010, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS Rp. 531.000.000. pada tgl tersebut dibukukan sebagai Belanja Barang Jurnal Koreksi
KOREKSI KESALAHAAN
berulang Terjadi pada periode sebelumnya Mempengaruhi posisi kas Laporan keuangan periode belum terbit
Tidak
Contoh: Pada tgl 20 April 2010, diterima setoran retribusi parkir Rp. 13.000.000,- dan salah dibukukan sebesar Rp. 31.000.000,-. Kesalahan tersebut diketahui pada saat menyusun laporan keuangan. Jurnal Koreksi SKPD Pendapatan Retribusi Rp. 18.000.000 R/K PPKD Rp. 18.000.000 Jurnal Koreksi BUD R/K SPKD Kas di Kasda
menurut Paragraf 15 PSAP 10, koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas dana lancar.
Apabila Kesalahaan atas penerimaan pendapatan mengakibatkan kas bertambah, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas dan menambah akun ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahaan mengakibatkan saldo kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana lancar dan kas
Contoh : Pada tanggal 19 April 2010, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000,- dan salah dibukukan sebesar Rp 3.275.000,-. Kesalahaan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2011 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran 2010 telah diterbitkan.
. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo kas dan SILPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun kas dan SILPA harus ditambah .
Pencatatan yg dilakukan
Pencatatan di SKPD pada 19 April 2010 R/K PPKD Rp. 3.275.000 Lain PAD yg Sah Rp. 3.275.00 Jurnal Koreksi tidak diperlukan Pencatatan di BUD paada 19 April 2010 Kas di Kasda Rp. 3.275.000 R/K SKPD Rp. 3.275.000
Pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, Serta akun ekuitas dana yang terkait
Contoh : Pada tanggal 15 Mei 2010, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal pengadaan Air Condition (AC ) seharga Rp 4.250.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 4.250.000,-. Pada bulan Juni 2011, pada saat itu laporan keuangan tahun 2010 disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam pengesahaan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2010. dimana harga beli AC menurut faktur sebesar Rp 4.225.000,- akibatnya asset tetap yang terlalu tinggi Rp 25.000 ( pengaruhnya tidak material )
Rp. 25.000
Rp. 25.000 Rp. 25.000
Kesalahan Material
Pada tanggal 20 Oktober 2000, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp 255.000.000,pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,- pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan , pada bulan Mei 2011 laporan keuangan Tahun 2010 diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 . sehingga dilakukan penagihan kepada pemasok sebesar Rp 40.000.000,penagihan kepada pemasok berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2010 sebesar Rp 40.000.000,-. Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan yang diikuti dengan penururnan asset.
Jurnal Koreksi
R/K SKPD Pendapatan Lain2 EDI Aset Tetap Peralatan dan Mesin Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,-
Dr.
Rp 15.000
Contoh: Hasil pemeriksaan BPK menyatakan bahwa Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp 20.000.000 merupakan hasil mark-up dari nilai yang sebenarnya sebesar Rp 2.000.000 Oleh karena itu, kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan ke kas negara dengan bukti setor berupa Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Berdasarkan SSBP tersebut, koreksi yang harus dilakukan adalah dengan menambah kas dan pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetap dan pos ekuitas dana diinvestasikan. Apabila sampai akhir periode pelaporan, kelebihan belanja tersebut belum disetorkan ke kas negara maka akan dibukukan sebagai piutang dalam Neraca.
Jika hanya mempengaruhi kas jurnal koreksi nomor [ 2)] tidak perlu dilakukan.
Rp 2.000
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasardasar,konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Perubahaan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangundangan/SAP yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahaan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih handal dalam penyajian laporan keuangan entitas
Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang Berada diluar kendali atau pengaruh entitas Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban
Akibat koreksi kesalahaan tersebut selanjutnya diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan Perubahaan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Koreksi kesalahan tersebut diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. diungk