Anda di halaman 1dari 35

MODUL PSAP NO.

10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

Drs. Restu Agusti M.Si, Ak BP2AK FE UR

Ruang lingkup
Entitas akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga Entitas Akuntansi pada SKPD Entitas pelaporan BUD Entitas pelaporan pemerintah Daerah

Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan wajib melakukan koreksi atas kesalahan segera setelah diketahui. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, Entitas Akuntanasi/Pelaporan harus melaporkan pengaruh kesalahan terhadap Laporan Keuangan yang disampaikan.

Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.

Jenis kesalahan
a. Kesalahan karena perhitungan matematis

dan kelalaian dalam penyiapan dokumen. b. Kesalahan karena belum memproses dokumen sumber/bukti transaksi. c. Kesalahan dalam penerapan kebijakan dan/atau Standar Akuntansi Pemerintah. d. Kesalahan klasifikasi dalam pelaporan

Sifat kesalahan
a. b.

Kesalahan tidak berulang Kesalahan berulang dan sistemik

(Lanjutan)
a). Kesalahan tidak berulang kedalam 2 kelompok yaitu:

dikategorikan

Kesalahan periode berjalan. Kesalahan ini terjadi sebelum LKPD disahkan menjadi Peraturan Daerah. Kesalahan periode sebelumnya Kesalahan yang terjadi setelah LKPD disahkan menjadi Peraturan Daerah

(Lanjutan) b). Kesalahan berulang dan sistemik


Kesalahan berulang dan sistemik tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadinya kesalahan yang bersangkutan.

Kesalahan Berulang dan Sistemik Kesalahan berulang dan sistemik dibukukan sesuai dengan akun terkait pada saat terjadinya kesalahan yang bersangkutan.

Waktu terjadinya kesalahan


a.

Kesalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pengecekan intern, analisis dan pengujian oleh unit akuntansi di atasnya. Kesalahan yang ditemukan pada saat rekonsiliasi antara BUD/PPKD dengan SKPD. Kesalahan yang ditemukan reviu/audit laporan keuangan pada saat

b.

c.

PERSYARATAN UNTUK DAPAT MELAKUKAN KOREKSI


Harus memahami sistem akuntansi pemerintahaan. Harus memahami sistem penganggaran pemerintahaan. Harus memahami sistem akuntansi anggaran, sistem akuntansi pendapatan, belanja, transfer, transaksi, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas. Harus memahami ketentuan perundangan tentang SILPA

KOREKSI KESALAHAAN
berulang Terjadi pada periode berjalan Mempengaruhi maupun tidak mempengaruhi posisi kas
Tidak

Pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam Periode berjalan (par 11)

Jurnal koreksi kesalahan yang mempengaruhi posisi kas


Jurnal koreksi yang dilakukan, contoh: Pada tanggal 25 mei 2010, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000, Jurnal Koreksi SKPD R/K PPKD Rp. 18 juta Belanja Pegawai Rp. 18 juta

Jurnal Koreksi BUD Kas di kasda R/K SKPD

Rp. 18 juta Rp. 18 juta

2. Tidak Mempengaruhi kas

Pada tgl 15 Mei 2010, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS Rp. 531.000.000. pada tgl tersebut dibukukan sebagai Belanja Barang Jurnal Koreksi

Belanja Pegawai Belanja Barang

Rp. 531.000.000 Rp. 531.000.000

KOREKSI KESALAHAAN
berulang Terjadi pada periode sebelumnya Mempengaruhi posisi kas Laporan keuangan periode belum terbit
Tidak

Pembetulan pada akun pendapatan atau belanja Periode yang bersangkutan

Contoh: Pada tgl 20 April 2010, diterima setoran retribusi parkir Rp. 13.000.000,- dan salah dibukukan sebesar Rp. 31.000.000,-. Kesalahan tersebut diketahui pada saat menyusun laporan keuangan. Jurnal Koreksi SKPD Pendapatan Retribusi Rp. 18.000.000 R/K PPKD Rp. 18.000.000 Jurnal Koreksi BUD R/K SPKD Kas di Kasda

Rp. 18.000.000,Rp. 18.000.000,-

Jurnal koreksi kesalahan terhadap laporan keuangan yang telah diterbitkan

KOREKSI KESALAHAN ATAS PENDAPATAN


Tidak berulang Terjadi pada periode sebelumnya Mempengaruhi posisi kas (menambah/mengurangi saldo kas) Laporan keuangan sudah terbit

Pembetulan pada akun ekuitas dana lancar

menurut Paragraf 15 PSAP 10, koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas dana lancar.

Apabila Kesalahaan atas penerimaan pendapatan mengakibatkan kas bertambah, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas dan menambah akun ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahaan mengakibatkan saldo kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana lancar dan kas

Contoh : Pada tanggal 19 April 2010, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000,- dan salah dibukukan sebesar Rp 3.275.000,-. Kesalahaan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2011 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran 2010 telah diterbitkan.

. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo kas dan SILPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun kas dan SILPA harus ditambah .

Pencatatan yg dilakukan

Pencatatan di SKPD pada 19 April 2010 R/K PPKD Rp. 3.275.000 Lain PAD yg Sah Rp. 3.275.00 Jurnal Koreksi tidak diperlukan Pencatatan di BUD paada 19 April 2010 Kas di Kasda Rp. 3.275.000 R/K SKPD Rp. 3.275.000

Jurnal Koreksi Kas di Kasda Silpa

Rp. 300.000,Rp. 300.000

KOREKSI KESALAHAAN ATAS BELANJA


Tidak berulang Terjadi pada periode sebelumnya Mempengaruhi posisi kas (menambah/mengurangi saldo kas) Laporan keuangan sudah terbit
Tidak Mempengaruhi Secara material Posisi aset selain Kas Par 14 Mempengaruhi Secara material Posisi aset selain kas

Pembetulan pada akun pendapatan lain-lain

Pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, Serta akun ekuitas dana yang terkait

Kesalahan tidak material

Contoh : Pada tanggal 15 Mei 2010, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal pengadaan Air Condition (AC ) seharga Rp 4.250.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 4.250.000,-. Pada bulan Juni 2011, pada saat itu laporan keuangan tahun 2010 disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam pengesahaan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2010. dimana harga beli AC menurut faktur sebesar Rp 4.225.000,- akibatnya asset tetap yang terlalu tinggi Rp 25.000 ( pengaruhnya tidak material )

Jurnal SKPD pada tanggal 15 Maret 2010


Belanja Modal Peralatan R/K PPKDRp. 9.750.000 Peralatan dan Mesin EDI Aktiva tetap Rp. 4.250.000 Rp. 4.250.000 Rp. 4.250.000

Jurnal Koreksi SKPD


R/K PKPD Pendapatan lain2 Kas di Kasda R/K SKPD Rp. 25.000

Rp. 25.000
Rp. 25.000 Rp. 25.000

Jurnal Koreksi di BUD

Kesalahan Material
Pada tanggal 20 Oktober 2000, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp 255.000.000,pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,- pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan , pada bulan Mei 2011 laporan keuangan Tahun 2010 diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 . sehingga dilakukan penagihan kepada pemasok sebesar Rp 40.000.000,penagihan kepada pemasok berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2010 sebesar Rp 40.000.000,-. Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan yang diikuti dengan penururnan asset.

Pencatatan oleh SKPD 20 November 2010


Belanja Modal Peralatan dan Mesin R/K PPKD Perlatan dan Mesin EDI Aset tetap Rp. 550.000.000,Rp. 550.000.000 Rp. 550.000.000,Rp. 550.000.000,-

Jurnal Koreksi
R/K SKPD Pendapatan Lain2 EDI Aset Tetap Peralatan dan Mesin Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,-

Jurnal Koreksi oleh BUD


Kas di Kasda Pendapatan lain2 Rp. 40.000.000,Rp. 40.000.000,-

Jurnal koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas


Jurnal koreksi yang dilakukan Belanja untuk membeli peralatan dan mesin sebesar Rp 15.000 dilaporkan sebagai Belanja Barang. Dalam hal demikian, jurnal koreksi yang perlu dilakukan adalah mendebet pos aset tetap dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada aset tetap. Selain itu, klasifikasi belanjanya juga perlu dikoreksi. Jurnal koreksi untuk kesalahan tersebut adalah: Dr. Peralatan dan mesin Rp 15.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap Rp 15.000 Belanja Modal Rp 15.000 Cr. Belanja Barang

Dr.

Rp 15.000

Jurnal koreksi kesalahan yang mempengaruhi posisi kas


A. Jurnal koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang mempengaruhi secara material posisi aset selain kas

Contoh: Hasil pemeriksaan BPK menyatakan bahwa Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp 20.000.000 merupakan hasil mark-up dari nilai yang sebenarnya sebesar Rp 2.000.000 Oleh karena itu, kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan ke kas negara dengan bukti setor berupa Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Berdasarkan SSBP tersebut, koreksi yang harus dilakukan adalah dengan menambah kas dan pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetap dan pos ekuitas dana diinvestasikan. Apabila sampai akhir periode pelaporan, kelebihan belanja tersebut belum disetorkan ke kas negara maka akan dibukukan sebagai piutang dalam Neraca.

Jurnal koreksi adalah:


R/K PPDK Rp 18.000 Pendapatan lain-lain Diinvestasikan dalam aset tetap Peralatan dan Mesin

Rp 18.000 Rp 18.000 Rp 18.000

Jika hanya mempengaruhi kas jurnal koreksi nomor [ 2)] tidak perlu dilakukan.

Jurnal koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas


1. PERKIRAAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Jurnal koreksi yang dilakukan Contoh: Terdapat salah perhitungan gaji dalam belanja pegawai yang mengakibatkan adanya pengembalian belanja pegawai dimana belanja pegawai Rp 3.000 dicatat sebesar Rp 5.000, maka jurnal koreksinya adalah: Dr. R/K PPKD Rp 2.000 Cr. Pendapatan lain-lain

Rp 2.000

PERUBAHAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasardasar,konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Perubahaan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangundangan/SAP yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahaan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih handal dalam penyajian laporan keuangan entitas

PERISTIWA LUAR BIASA


Peristiwa luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban

PERSYARATAN POS LUAR BIASA

Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang Berada diluar kendali atau pengaruh entitas Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Akibat koreksi kesalahaan tersebut selanjutnya diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan Perubahaan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

Koreksi kesalahan tersebut diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. diungk

Anda mungkin juga menyukai