Anda di halaman 1dari 7

PEMILIHAN PROYEK

dengan KRITERIA INVESTASI

Cara pemilihan rencana usaha berdasarkan hasil analisis


kriteria investasi:
• Mutually exclusive alternative project
• Cross over discount rate analysis.
MUTUALLY EXCLUSIVE ALTERNATIVE PROJECT

• Memilih satu rencana usaha dari berbagai alternatif feasible tetapi


tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, karena
keterbatasan, waktu, dana, tenaga kerja

• Memilih salah satu rencana usaha yang memberikan benefit yang


paling baik, sesuai dengan dana investasi yang tersedia

• Bila hasil kriteria investasi ternyata tidak konsisten, perlu


dipertimbangkan beberapa faktor:
– jumlah investasi yang diperlukan,
– lamanya waktu pengembalian investasi
– jangka waktu pembangunan proyek.


Nilai Kelayakan Investasi Proyek A, B dan C

Nama NPV IRR Jumlah


No. Net B/C (Rp. Juta)
Proyek (Rp. Juta) (%)
1 A 296,03* 26,11 1,39 1.100
2 B 256,25 30,06 1,58* 595
3 C 172,56 30,56* 1,39 450

Keterangan: *) mempunyai nilai paling besar.


NPV  proyek A lebih besar dari proyek B dan C
IRR  proyek C lebih besar dari proyek A dan B
net B/C  proyek B lebih besar dari proyek A dan C

Ada keragu-raguan dalam memilih proyek/ rencana usaha  perlu


mempertimbangkan jumlah investasi masing-masing proyek, umur
ekonomis proyek, jangka waktu pengembalian investasi (pay back
period) dan faktor eksternal lainnya
Dilihat dari jumlah investasi:

• bila tersedia dana Rp.1.100 juta, walaupun bisa membiayai


proyek A sebaiknya memilih proyek B yang menghasilkan NPV
Rp. 256,25 juta dan IRR 30,06% karena proyek B dapat
memaksimumkan NPV lebih besar dari pada proyek A.

• Hal ini mungkin terjadi apabila sisa dana dari proyek B dapat
digunakan untuk membiayai proyek C atau proyek lain yang
dapat menghasilkan NPV keseluruhan lebih besar dari pada
hanya proyek A saja.

Cara lain:

• Melihat pay back period, semakin cepat proyek mengembalikan


investasi maka semakin baik karena dana investasi yang telah
kembali dapat digunakan kembali untuk investasi lain yang
feasible dan menghasilkan benefit baru.
CROSS OVER DISCOUNT RATE ANALYSIS

• CODR; salah satu alat yang dapat digunakan untuk memilih proyek
yang akan dilaksanakan dengan menggunakan Social opportunity cost
of capital (socc) sebagai indikator.

• CODR; suatu tingkat discount rate dimana masing-masing proyek


(misalnya proyek A dan B) mempunyai nilai NPV yang sama.

• Dengan menghitung NPV dari berbagai tingkat bunga ternyata bahwa


jumlah investasi yang relative besar tidak selalu memberikan benefit
yang besar pula.

• Dengan mengetahui discount rate pada titik CODR dapat ditentukan


proyek mana yang sebaiknya dilaksanakan. Hal ini tergantung pada
NPV yang dapat dihasilkan pada tingkat SOCC yang digunakan.
Nilai NPV dari Proyek A dan B pada berbagai Discount Rate

Discount rate NPV Proyek A NPV Proyek B

15% 43,73 41,08


18% NPV1 29,79 NPV1 29,50
21% NPV2 18,49 NPV2 20,06
25% 6,58 10,01
30% - 4,57 0,49

CODR = i1 + (NPVB1 – NPVA1)


(NPVA1 – NPVA2 ) – (NPVB1 – NPVB2)
i1 – i2 i1 – i2

(29,50 - 29,79)
CODR = 0,18 + (29,79-18,49) – (29,50-20,06)
(0,18-0,21) (0,18-0,21)
CODR = 0,1847 = 18,47%
Nilai NPV pada titik perpotongan (CODR) adalah:
NPVA = NPVA1 – NPVA2 (iCODR – i1) + (NPVA1 )
(i1 - i2)

NPVA = 29,79 – 18,49 (0,19 – 0,18) + 29,79


0,18 – 0,21
NPVA = Rp. 25,98 juta
NPV

NPV A

CODR
25,98
NPV B

i
18,47
SOCC

Ilustrasi 11.1. Kurva CODR proyek A dan B

• Apabila SOCC < CODR (18,47%) maka dipilih proyek A karena NPV yang dihasilkan
lebih besar dari pada proyek B.
• Sebaliknya bila SOCC > 18,47% maka dipilih proyek B.

Anda mungkin juga menyukai