Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

MANAJEMEN INVESTASI DAN EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manajemen Portofolio berkaitan erat dengan investasi. Menurut Reilly dan
Brown, investasi adalah komitmen untuk menyisihkan uang (pendapatan) dalam
suatu periode saat ini untuk mengkompensasi.
Investor berinvestasi dengan tujuan memperoleh tingkat pengembalian yang
dapat memperoleh kompensasi ketiga hal ini. Selain tingkat pengembalian,
dalam memperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan.
Proses Manajemen portofolio tidak hanya sekedar membuat portofolio, tetapi
juga memonitor dan merevisinya jika diperlukan. Ada beberapa macam proses
manajemen portofolio yang ditawarkan oleh beberapa penulis dan praktisi. Akan
tetapi tidak akan satu proses manajemen portofolio yang paling benar.
Alasan memilih manajemen portofolio ini karena alasan sebagai berikut ini.
1. CFA (Chartered Financial Analyst) merupakan institusi terkenal yang
mengembangkan standar professional investasi untuk para anggotanya.
2. Manajemen portofolio ini menyediakan tahapan sistematik yang mudah
dipahami.
3. Selain itu, manajemen portofolio ini banyak digunakan di kurikulum
pendidikan oleh banyak institusi profesional.

TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Proses Manajemen Portofolio
2. Untuk Mengetahui Perencanaan Portofolio
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Mengukur Tingkat Return Portofolio
4. Untuk Mengukur Kinerja Portofolio
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Proses Manajemen Portofolio Itu?
2. Bagaimana Perencanaan Portofolio itu?
3. Bagaimana Cara Mengukur Tingkat Return Portofolio?
4. Bagaimana Cara Mengukur Kinerja Portofolio?

PEMBAHASAN
.
1.1. MANAJEMEN PORTOFOLIO

Menurut William F. Sharpe prosedur lima langkah untuk membuat


keputusan investasi. Langkah ini dapat dipandang sebagai fungsi manajemen
investasi dan harus dilakukan untuk setiap klien yang uangnya di manajemeni.
Langkah-Iangkah tersebut adalah:
1. Menentukan kebijakan investasi. Mengidentifikasikan tujuan investasi
klien, terutama sikapnyaterhadap trade-off antara ekspektasi return dan
risiko.
2. Melaksanakan analisa sekuritas. Meneliti sekuritas individual atau
kelompok sekuritas untuk mengidentifikasi sekuritas yang mispriced.
3. Membentuk portofolio. mengidentifikasi sekuritas tertentu (yang akan
diinvestasikan) beserta proporsi modal yang akan diinvestasikan untuk tiap
sekuritas.
4. Merevisi Portofolio. Menentukan sekuritas portofolio kini, yang mana yang
akan dijual dan sekuritas yang mana yang akan dibeli sebagai penggantinya.
5. Mengevaluasi kinerja porfofolio. Menentukan kinerja portofolio yang
sesungguhnya baik risiko dan return-nya dan membandingkannya dengan
kinerja portofolio acuan yang tepat (an appropriate "benchmark" portfolio).
Di bawah ini mendiskusikan manajemen portofolio yang diusulkan oleh CFA.
Alasan memilih manajemen portofolio ini karena alasan sebagai berikut ini.
4. CFA (Chartered Financial Analyst) merupakan institusi terkenal yang
mengembangkan standar professional investasi untuk para anggotanya.
5. Manajemen portofolio ini menyediakan tahapan sistematik yang mudah
dipahami.
6. Selain itu, manajemen portofolio ini banyak digunakan di kurikulum
pendidikan oleh banyak institusi profesional.

1.2.PROSES MANAJEMEN PORTOFOLIO


Manajemen portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor
mengatur uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang
dibuatnya. Manajemen portofolio di- pandang sebagai suatu proses sistematik
yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses,
maka dapat diaplikasikan kepada setiap investor atau manager investasi. Proses
manajernen portofolio oleh CFA ini dapat dilihat di gambar berikut ini

Proses manajemen portofolio yang diusulkan oJeh CFA dapat dibagi menjadi
tiga bagian utama, yaitu perencanaan (planning), eksekusi (execution), dan
umpanbalik (feedback).
Dari Gambar di atas, ketiga tahapan ini dapat diringkaskan sebagai berikut ini.
1. Perencanaan (planning).
a. Melihat sasaran-sasaran, batasan-batasan dan preferensi-preferensi yang
ditentukan oleh investor.
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pembentukan
portofolio.
c. Mempertimbangkan kondisi-kondisi eksternal seperti ekonomi, sosial,
politikal, dan sektor atau industri.
d. Menetapkan ekspektasi pasar modal.
2. Eksekusi (execution).
a. Mengimplementasikan strategi ke dalam pelaksanaan taktis dalam
bentuk alokasi aktiva taktis dan optimalisasi portofolio dalam wujud
kombinasi return dan risiko terbaik yang memenuhi sasaran-
sasaraninvestor.
b. Pemilihan sekuritas.
c. Mengimplementasikan dan mengeksekusi portofolio.
3. Umpan balik (feedback)
a. Memonitoring portofolio dan merespon terhadap perubahan-perubahan
input-input investor dan pasar.
b. Menyeimbangkan (rebalancing) portofolio.
c. Mengevaluasi kinerja portofolio untuk meyakinkan sasaran-sasaran
investor masih terpenuhi.

1.3.PERENCANAAN PORTOFOLIO
Tahapan awal dari proses manajernen portofolio adalah perencanaan
(planning), Tahap perencanaan ini memfokuskan pada penentuan input-input
yang diperJukan untuk membentuk portofolio.
Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio. yaitu adalah
1) return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk
membentuk return ekspektasian portofolio), 2) varian return individual
sekuritas, dan 3) kovarian return individual sekuritas, Varian dan kovarian
return individual sekuritas digunakan untuk membentuk varian return atau
risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input- input ini berasal dari
diri investor sendiri (sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan preferensi-
preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan keadaan
ekonornik, sosial, politikal, dan sektor yang reJevan). Hasil dari perencanaan
ini adaJah kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi portofolio serta ekspektasi-
ekspektasi pasar yang nantinya dibutuhkan dalam pembentukan portofolionya.

1.3.1. Kebijakan-Kebijakan dan Strategi-strategi Investasi


Tahap selanjutnya setelah selesai menentukan sasaran- sasaran investor
dengan batasan-batasan dan preferensi-pre- ferensinya adalah menentukan
kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi investasi. Untuk investor institusi
yang diatur oleh peraturan peraturan, biasanya diwajibkan untuk membuat
pernyataan kebijakan investasi (investment policy statement). Pernyataan
kebijakan investasi (investment policy statement) merupakan pernyataan
yang mendeskripsikan kebijakan investasi yang diambil termasuk di
dalamnya informasi mengenai sasaran-sasaran, batasan-batasan dan
preferensi preferensi dari dana yang diinvestasikan. Berikut ini adalah
contoh suatu pernyataan kebijakan investasi suatu reksadana.
Tujuan utama dari reksadana ini adalah untuk menyediakan return
optimal dari investasi-investasi jangka panjang melalui investasi-investasi
utama di saham saham yang penjualan produknya di pasar lokal. Kebijakan
ini dilakukan untuk mengurangi efek globalisasi yang merupakan risiko
yang tidak mudah diantisipasi tetapi harus ditangani dengan baik.
Pemilihan saharn-saham juga memperhatikan likuiditas yang melekat.
Karena sasaran pernbeli reksadana rrn adalah orang tua dan pensiunan,
maka saham-saham yang dipilih juga diprioritaskan pada pemilihan
sekuritas-sekuritas yang membayar dividen besar dan konstan.

1.3.2. Pertimbangan-pertimbangan Faktor Makro yang Relevan


Dalam mengembangkan strategi dan kebijakan investasi, adalah penting
untuk mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang terkait dengan
investasi portofolio yang hendak dibentuk. Faktor-faktor terrsebut adalah
faktor-faktor ekspektasi makro (macro expectational factors) yang dapat
mempengaruhi pasar modal. Faktor-faktor makro yang harus
dipertimbangkan adalah faktor-faktor ekonomik, sosial, politikal, dan sektor
industri. Faktor ekonomik yang penting dipertimbangkan adalah tingkat
suku bunga pasar yang akan terjadi karena suku bunga mempunyai
hubungan terbaik signifikan dengan kinerja pasar modal. Faktor ekonomi
lainnya yang periu dipertimbangkan adalah inflasi. Inflasi perlu
dipertimbangkan terutama untuk investasi berhorison jangka panjang agar
investasi portofolio di kemudian hari tidak kehilangan daya tariknya karena
returnnya di bawah inflasi yang terjadi.

1.3.3. Menentukan Ekspektasi Pasar Modal


HasiI pertimbangan faktor-faktor makro, yaitu faktor ekonomi, sosial,
politikal, dan sektor industri dapat dilanjutkan untuk menentukan ekspektasi
pasar modal. Penentuan ekspektasi pasar modal adalah mengekspektasi
kondisi pasar modal dirnasa depan yang harus sudah dipersiapkan sedini
mungkin, rnisalnya mengekspektasi return ekspektasian dari masing-
masing sekuritas yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Contoh
lainnya adalah mengekspektasi kinerja pasar modal dimasa depan, apakah
masih bullish atau akan berubah menjadi bearish.
Menentukan ekspektasi pasar modal ini merupakan hal yang penting,
karena jika salah akan berakibat fatal di kinerja portofolionya. Menentukan
ekspektasi pasar modal ini juga akan menentukan pilihan sekuritas yang
akan dimasukkan ke portofolio. Misalnya diekspektasikan bahwa pasar
modal akan tetap dalam kondisi bullish dimasa depan, maka dapat dipilih
sekuritas-sekuritas yang mempunyai beta tinggi (nilainya lebih besar dari 1)
untuk portofolionya, karena jika nantinya kinerja pasar modal benar
meningkat, maka kinerja sekuritas-sekuritas tersebut akan meningkat lebih
besar dibandingkan dengan peningkatan kinerja pasarnya. Sebaliknya, jika
diekspektasikan bahwa pasar modal akan dalam kondisi bearish dimasa
depan, maka dapat dipilih sekuritas-sekuritas yang mempunyai beta rendah
(lebih kecil nilainya dari 1) untuk portofolionya, karena jika nantinya
kinerja pasar modal menurun, maka kinerja sekuritas-sekuritas tersebut
akan menurun lebih kecil dibandingkan dengan penurunan kinerja
pasarnya.

1.4.EKSEKUSI PORTOFOLIO
Berdasarkan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi yang telah dibuat
dan ekspektasi pasar modal, tahap selanjutnya adalah mengeksekusi
portofolionya. Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika
portofolio masih belum dibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan
umpan balik yang diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio
adalah sebagai berikut ini:
a. Alokasi aktiva (asset allocation).
b. Optimalisasi portofolio (portfolio optimization).
c. Pemilihan sekuritas (security selection).
d. Implementasi dan Eksekusi.

1.5.UMPAN BALIK KINERJA PORTO FOLIO (FEEDBACK)


Proses ini yang membedakan antara manajemen portofolio dengan hanya
sekedar membuat portofolio. Portofolio yang sudah dibuat tidak dapat hanya
dibiarkan saja, karena kinerjanya dapat menurun setiap saat dimasa depan.
Kondisi pasar yang jelek rnisalnva akan dapat menurunkan kinerja portofolio.
Oleh karena itu kondisi pasar harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja
portofolio akan tetap optimal. Jika kinerja portofolio menjadi tidak optimal
karena kondisi pasar yang berubah, maka portofolio ini perlu diseimbangkan
kernbali (rebalancing).
Dalam memantau kondisi pasar, perlu memperhitungkan kondisi pasar yang
terjadi, sehingga keputusan investasi dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar.
Kondisi pasar sekarang yang perlu dipantau adalah kondisi makroekonomi,
inflasi, tingkat suku bunga, politik, sosial, dan keamanan. Selain itu, perubahan
keadaan dan preferensi investor juga perlu dipantau.
Portofolio perlu diseimbangkan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi
pasar dan lingkungan investor yang berubah- ubah. Menyeimbangkan
portofolio adalah kegiatan untuk mengubah alokasi jenis aset portofolio atau
komposisi sekuritas- sekuritas yang adadi portofolio untuk tetap menjaga
kinerja portofolio tetap optimal. Menyeimbangkan portofolio juga memiliki
biaya-biaya antara lain biaya berdagang (cost trading) yaitu biaya yang terjadi
akibat transaksi jual beli sekuritas (antara lain biaya kornisi, pajak, dan
sebagainya), dan biaya tidak berdagang (cost of not trading) yaitu biaya atau
kerugian yang timbul akibat penurunan nilai sekuritas-sekuritas di dalam
portofolio kalau tidak dioptimalkan. Portofolio akan diseimbangkan jika
sasaran-sasaran portofolio sudah tidak tercapai lagi dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menyeimbangkannya lebih kecil dari peningkatan kinerjanya
akibat penyeimbangan ini.

1.6.EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO


1.6.1. Kerangka Evaluasi Kinerja Portofolio
Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio merupakan tahap terakhir
dari proses investasi yang berkesinambungan. Lewat tahap ini dapat
diketahui apakah kinerja portofolio telah dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan. Evaluasi kinerja portofolio yang dilakukan investor mencakup
dua hal yaitu (1) evaluasi kemampuan portofolio memperoleh return di atas
portofolio yang dijadikan sebagai patok duga (benchmark) dan (2) evaluasi
kesesuaian perolehan return dengan risiko yang ditanggung investor.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam evaluasi kinerja
portofolio adalah:
1. Tingkat risiko Hubungan antara risiko dan return bersifat linier positif
artinya semakin tinggi risiko maka semakin besar pula return yang
diharapkan. Ukuran evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada
hal ini, artinya pengukuran tidak hanya dilihat dari besarnya return
portofolio yang dapat diperoleh tetapi juga harus memperhatikan
besarnya risiko yang harus ditanggung untuk memperoleh return sebesar
itu.
2. Periode waktu. Lamanya periode waktu juga akan memengaruhi tingkat
return portofolio. Penilaian kinerja dari dua jenis atau lebih portofolio
yang sama harus memperhatikan bahwa portofolio juga memiliki
periode waktu yang sama.
3. Penggunaan benchmark yang tepat. Untuk dapat menilai kinerja
portofolionya, investor perlu membandingkan return portofolio tersebut
dengan return dari portofolio lain yang sebanding dan relevan.
Portofolio benchmark tersebut juga harus dapat mencerminkan tujuan
investasi investor.
4. Tujuan investasi. Perbedaan tujuan investasi akan memengaruhi kinerja
portofolio. Misalnya: apabila investor memiliki tujuan investasi yang
sifatnya jangka pendek maka kinerja portofolio yang dibentuknya relatif
lebih besar daripada portofolio yang dibentuk dengan tujuan
pertumbuhan jangka panjang.

1.7.PENGUKURAN RETURN PORTOFOLIO


Evaluasi kinerja portofolio diawali dengan mengukur return yang dapat
diperoleh dari suatu portofolio. Pengukuran return portofolio dibedakan
menjadi dua cara:
A. Time weighted rate of return (TWR): mengukur return yang ditawarkan
oleh portofolio. Besarnya TWR tidak dipengaruhi oleh penambahan atau
penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan
return portofolio. TWR = (1+R1)(1+R2)(1+R3)…….(1+RN)-1
R dalam persamaan di atas melambangkan return yang diperoleh dalam
setiap sub periode perhitungan.
B. Dollar weighted rate of return (DWR): mengukur return yang diberikan
portofolio. Besarnya DWR dipengaruhi oleh besarnya arus kas masuk dan
keluar dalam investasi portofolio akibat penambahan atau penarikan dana
yang dilakukan investor selama periode penghitungan return portofolio.
1.7.1. Ukuran Kinerja Portofolio
Beberapa ukuran kinerja portofolio sudah memasukkan baik faktor
return maupun risiko dalam perhitungannya. Adapun ukuran tersebut
dibedakan menjadi:
A. Indeks Sharpe (reward to variability ratio).Indeks ini dikembangkan
oleh William Sharpe. Benchmark yang dipakai berdasar capital market
line, yaitu dengan membagi premi risiko portofolio dengan deviasi
standarnya. Semakin tinggi nilai indeks Sharpe suatu portofolio
dibandingkan portofolio lain berarti kinerjanya juga semakin bagus.
Dirumuskan:

B. Indeks Treynor (reward to volatility ratio)Ukuran kinerja ini


dikembangkan oleh Jack Treynor. Berbeda dengan indeks Sharpe, maka
indeks Treynor menggunakan benchmark security market line. Di sini
asumsi yang dipakai adalah portofolio sudah terdiversifikasi dengan
baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis.
Portofolio yang memiliki indeks Treynor yang semakin besar berarti
kinerjanya juga semakin bagus. Dirumuskan:

Penggunaan benchmark yang berbeda mengakibatkan pemeringkatan


kinerja portofolio yang dilakukan dengan indeks Sharpe dan Treynor
dapat memberikan kesimpulan yang berbeda pula. Pilihan indeks yang
akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat
diversifikasi suatu portofolio. Apabila investor menganggap bahwa
portofolio telah terdiversifikasi dengan baik berarti return portofolio
hampir seluruhnya dipengaruhi oleh return pasar. Ukuran yang dipakai
sebaiknya adalah indeks Treynor. Sebaliknya apabila hanya sebagian
kecil saja variasi return portofolio yang dapat dijelaskan return pasar
maka penggunaan indeks Sharpe jauh lebih tepat. Cara yang dapat
dipakai untuk melihat sejauh mana sebuah portofolio terdiversifikasi
ialah melakukan regresi antara return portofolio tersebut dengan return
pasar. Dari regresi tersebut akan didapatkan nilai koefisien determinasi
(R2 ). Semakin besar nilai R2 maka semakin besar variasi return
portofolio yang dapat dijelaskan oleh return pasar.
C. Indeks Jensen (Jensen’s differential return / Jensen’s alpha)
Indeks ini menunjukkan perbedaan return aktual portofolio dengan
expected return bila portofolio berada pada capital market line.
Dirumuskan:
Nilai indeks Jensen merupakan selisih abnormal return portofolio p selama
periode tertentu dengan premi risiko portofolio yang seharusnya diterima
dengan menggunakan tingkat risiko sistematis tertentu sesuai model
CAPM. Oleh karena itu maka nilai indeks Jensen bisa lebih besar (positif),
lebih kecil (negatif) atau sama (nol). Penggunaan indeks Jensen untuk
evaluasi kinerja portofolio perlu memperhatikan apakah perbedaan kedua
return tersebut signifikan secara statistik.

KESIMPULAN

Manajemen Portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor


mengatur uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang
dibuatnya. Manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses sistematik
yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses,
maka dapat diaplikasikan kepada setiap investor atau manager investasi.
Tahapan awal dari proses manajemen portofolio adalah perencanaan (planning).
Tahap perencanaan ini memfokuskan pada penentuan input-input yang
diperlukan untuk membentuk portofolio. Kemudian, dengan kebijakan-
kebijakan dan pertimbangan dilakukan penyusunan portofolio setelah ada
feedback. Dilakukan evaluasi kinerja portofolio dengan menggunakan 2 cara
pengukuran kinerja evaluasi yaitu Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan indeks
Jansen.

Anda mungkin juga menyukai