Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

RINGKASAN PERTEMUAN KE-15


MANAJEMEN PORTOFOLIO

Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi


Dosen Pengampu: Dr. Denies Priantinah, SE., M.Si, Ak, CA

Kelompok 5:
1. Rini Antika 20812141020
2. Adha Tsani Failasuffa 20812141026
3. Bintoro Dwi Prabowo 20812141032
4. Zulfa Dina Syintawati 20812141038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
MANAJEMEN PORTOFOLIO

A. Proses Manajamen Portofolio


Manajemen Portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur
uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibuatnya. Proses
manajamen portofolio yang diusulkan oleh CFA dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama, yaitu :
a. Perencanaan ( Planning )
1) Melihat sasaran-sasaran, batasan-batasan dan preferensi-preferensi yang
ditentukan oleh investor.
2) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pembentukan portofolio.
3) Mempertimbangkan kondisi-kondisi eksternal seperti ekonomik, sosial, dan
politikal, dan sektor atau industri.
4) Menetapkan ekspektasi pasar modal.
b. Eksekusi ( Execution )
1) Mengimplementasikan strategi ke dalam pelaksanaan taktis dalam bentuk
alokasi aktiva taktis dan optimalisasi portofolio dalam wjud kombinasi return
dan risiko terbaik yang memenuhi sasaran-sasaran investor.
2) Pemilihan sekuritas.
3) Mengimplementasikan dan mengeksekusi portofolio.
c. Umpan Balik ( Feedback )
1) Memonitoring portofolio dan merespon terhadap perubahan-perubahan input-
input investor dan pasar.
2) Menyeimbangkan portofolio.
3) Mengevaluasi kinerja portofolio untuk meyakinkan sasaran-sasaran investor
masih terpenuhi.

B. Perencanaan Portofolio
Terdapat 3 input yang digunakan untuk membentuk portofolio yaitu
a. Retun ekspektasian individual sekuritas
b. Varian return individual sekuritas
c. Kovarian return individual sekuritas.

Varian dan kovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk


varian return atau risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input-
input ini berasal dari diri investor sendiri (sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan
preferensi- preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan keadaan

ekonomik, sosial, politikal, dan sektor yang relevan). Hasil dari perencanaan
ini adalah kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi portofolio serta ekspektasi-
ekspektasi pasar yang nantinya dibutuhkan dalam pembentukan portofolionya.

1. Sasaran-sasaran Investasi Investor


Sasaran-sasaran investasi leih difokuskan pada pencapaian kombinasi return
dan risiko yang terbaik dari sudut pandang investor. Kombinasi ini menunjukkan
tukaran ( trade off ) antara return yang dituntut yang dapat diterima oleh investor
dengan tingkat toleransi risiko yang harus dihadapi ( risk tolerance ).
2. Preferensi Risiko Investor
Preferensi risiko investor individual akan sangat ditentukan oleh umur dan
tingkat penghasilannya. Hidup manusia yang terbatas dan tingat penghasilanya
yang berbeda akan mempengaruhi prefernsi risiko investasi sepanjang siklus
hidup mereka. Berdasarkan siklus hidup investor, tukaran return risko umumnya
mengalami perubahan sebagai berikut ini :
a. Accumulated Phase
Fasa ini merupakan fasa awal karir investor individual.
b. Consolidated Phase
Fasa ini merupakan fasa pertengahan sampai akhir karir dari investor
individual.
c. Spending Phase
Fasa ini merupakan fasa akhir karir dan pensiun dari investor individual.
d. Gifting Phase
Fasa ini merupakan fasa akhir dari umur hidup investor.
3. Batasan-batas investasi investor
a. Likuiditas
Likuiditas berhubungan dengan kecepatan suatu aktiva dijual dengan harga
yang wajar. Aktiva yang tidak likuid akan dijual dengan nilai diskon jika
harusdijual dengan segera untuk menarik minat pembeli. Investor perlu

mempertimbangkan bagian portofolio yang minimal likuid agar segara dapat


dicairkan menjadi uang untuk berjaga-jaga terhadap kejadia tak terduga yag
membutuhkan dan dengan segera.
b. Ketersediaan aktiva
Ketersediaan aktiva berlawanan dengan likuiditas, jika likuiditas adalah
kemudahan dan kecepatan menjual, maka ketersediaan sktiva lebih ke
kemudahan dan kecepatan membeli suatu aktiva.
c. Horison investasi
Horison investasi berhubungan dengan lama waktu investasi karena dana yang
diinevstasikan belum digunakan untuk keprluan lain oleh investor.
d. Petaturan-peraturan
Investor institusional umunya terikat dengan berbagai peraturan dalam
pembentukan portofolionya. Dana pensiun misalya, dilarang menginvestasikan
seluruh dana nasabahnya pada saham melainkan dibatasi oleh proporsi
tertentu.
e. Pajak
Investor adalah subjek pajak, dankebijakan invetsasi dapat diarahkan untuk
menciptakan return yang baik dengan pajak yang minimal. Rekasadana di
Indonesia, masih bebas pajak dan dapat menjadi pertimbangan untuk
portofolio invetasi.
f. Kebutuhan-kebutuhan unik
Kebutuhan yang unik dapat terjadi karena preferensi dan usia mereka yang
berbeda, kultur yang berbeda, pekerjaan yang berbeda, lingkungan yang
berbeda, regulasi yang berbeda dan lain sebaginya.
4. Kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi investasi
Tahap selanjutnya setelah selesai menentukan sasaran-sasaran investor dengan
batasan-batasan dan preferensi-preferensi adalah menetukan kebijakan-kebijakan

dan strategi-strategi investasi. Untuk investor institusi yang diatur oleh peraturan-
peraturan, biasanya diwajibkan untuk membuat pernyataan kebijakan investasi.
Pernyataan kebijakan investasi merupakan pernyataan yang mendeskiripsikan
kebijakan invetasi yang diambil termasuk didalamnya informasi mengenai
sasaran-sasaran, batasan-batasan dan preferensi-preferensi dari dana yang
diinvestasikan.
5. Pertimbangan-pertimbangan faktor makro yang relevan
Faktor-faktor makro yang harus dipertimbangkankan adalah faktor-faktor
ekonomik, sosial, politikal, dan sektor industri.
6. Menentukan Ekspektasi Pasar Modal
Hasil pertimbangan faktor-faktor makro dapat dilanjutkan untuk menentukan
eskpektasi pasar modal. Penentuan ekspektasi pasar modal adalah mengekspektasi
kondisi pasar modal dimasa depan yang harus dipersiapkan sedini mungin.
Menentukan ekspektasi pasar modal ini merupakan hal yang penting, akrena jika
salah akan berakibat fatal di kinerja portofolionya. Menentukan ekspektasi pasar
modal ini juga akan menetukan pilihan sekuritas yang akan dimasukan ke
portofolionya.

C. EKSEKUSI PORTOFOLIO
Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih
belum dibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpan balik yang

diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut ini:
a. Alokasi aktiva (asset allocation)
Alokasi aktiva terkait dengan keputusan untuk membagi dana yang ada ke
beberapa jenis investasi yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio. Alokasi
aktiva merupakan keputusan investasi yang sangat penting, mengingat kombinasi
aktiva inilah yang akan menghasilkan return dan risiko dari portofolio.
b. Optimisasi portofolio (portfolio optimization)
Optimisasi portofolio terkait dengan pemilihan portofolio yang dapat meberikan
hasil portofolio yang terbaik.
c. Pemilihan sekuritas (security selection)
d. Implementasi dan eksekusi
e. Hasil dari optimisasi portofolio akan didapatkan kombinasi yang optimal dari
sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio. Kombinasi optimal ini
menunjukkan macam-macam sekuritas yang harus dibeli atau dijual pendek
berserta proporsinya masing-masing.

D. UMPAN BALIK KINERJA PORTOFOLIO

Proses ini yang membedakan antara manajemen portofolio dengan hanya sekedar
membuat portofolio. Portofolio yang sudah dibuat tidak dapat hanya dibiarkan saja,
karena kinerjanya dapat menurun setiap saat dimasa depan. Kondisi pasar yang jelek
misalnya akan dapat menurunkan kinerja portofolio. Oleh karena itu kondisi pasar
harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja portofolio akan tetap optimal. Jika
kinerja portofolio menjadi tidak optimal karena kondisi pasar yang berubah, maka
portofolio ini perlu diseimbangkan kembali (rebalancing).

Dalam memantau kondisi pasar, perlu memperhitungkan kondisi pasar yang


terjadi, sehingga keputusan investasi dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar.
Kondisi pasar sekarang yang perlu dipantau adalah kondisi makroekonomi, inflasi,
tingkat suku bunga, politik, social, dan keamanan). Selain itu, perubahan keadaan dan
preferensi investor juga perlu dipantau.

E. MENGUKUR KINERJA PORTOFOLIO

Untuk mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai, maka kinerja


portofolio perlu dihitung dan diukur setiap saat dan dibandingkan
dengan benchmarksasaran investor. Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan
return portofolionya saja. Karena adanya tukaran (trade-off) anatara return dan risiko,
pengukuran portofolio berdasarkan returnnya saja mungkin tidak cukup, tetapi harus
mempertimbangkan keduangya yaitu return dan risikonya. Pengukuran yang
melibatkan kedua faktor ini disebut dengan return sesuaian risiko (risk-adjusted
return).

1. Return Portofolio
Perhitungan return portofolio dapat dihitung dengan cara yang sama dengan yang
dilakukan untuk menghitung return aktiva tunggal. Kinerja portofolio yang hanya
didasarkan pada returnnya saja dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Rp =

Notasi :

Rp : Return portofolio

NABt : Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode


sekarang (t)

NABt-1 : Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode lalu (t-1)

Perhitungan return di atas hanya melibatkan satu periode saja, yaitu antara
waktu membeli portofolionya sampai waktu menjual portofolionya. Jika
investasiportofolio melibatkan beberapa periode, maka perhitungan return rata-rata
dapat dilakukan dengan cara rata-rata geometric dan rata-rata timbangan-rupiah
(rupiah-weighted)

Rata-rata geometric (geometric mean) digunakan untuk menghitungan rata-


rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Return
rata-rata geometric disebut juga dengan istilah return timbangan-waktu (time-
weigthed return) yang dapat dihitungan dengan rumus:

RG =[(1+R1) (1+R2) … (1+Rn)]1/n — 1

Notasi :

RG = rata-rata geometric,

Ri = return untuk periode ke-I,


n = jumlah dari retun.

2. Return-sesuai Risiko
Return yang tinggi saja belum tentu merupakan hasil investasi yang baik.
Return yang rendah juga dapat merupakan hasil investasi yang baik jika return
yang rendah ini disebabkan oleh risiko yang rendah pula. Oleh karena itu return
yang dihitung perlu disesuaikan dengan risiko yang harus ditanggungnya.
Beberapa model perhitungan return sesuaian-risiko (risk-adjusted return)
adalah:

a. Reward to Variability (sharpe measure)

Pengukur kinerja portofolio ini disebut dengan Sharpe measure atau disebut

juga dengan nama return to variability (RVAL) yang dikenalkan oleh Wilian F.

b. Reward to Volatility (Treynor Measure)

Pengukuran kinerja ini di kenalkan oleh Jacl L.Treynor pada taqhun 1996:

Nilai RVOL menunjukan kinerja portofolionya,semakin besar nilai RVOL


semakin baik kinerja portofolionya.

c. Perbandingan pengukur Sharpe dan Pengukur Treynor

Sharpem menggunakan pembagi variabilitas yang diukur dengan deviasi


standar return portofolio (σp),sedang pengukur treynor menggunakan pembagi
volatilitas yang diukur dengan pengukur risiko sistematik atau beta portofolio
(βp).
d. Reward To Maket Risk

Karena pengukur sharpe menggunakan deviasiasi standar bukan varian


sebagai pengukur risikonya,maka pengkur treynor modifikasi ini akan
menggunakan βp . σM.Pengukur ini akan disebut dengan RMAR sbb:

e. Reward to Diνersiνication

Besarnya diversifikasi yang tidak dilakukan oleh portofolio adalah sebsear


risiko total yang terjadi (σp) dikurangi dengan risiko sistematikanya (βp .σM).
Nilai ini dalah besarnya diversifikasi yang tidak mampu dilakukan oleh
portofolio. Semakin besar nilai (σp — βp . σM) semakin jelek kinerja
portofolionya. Dengan demikian Reward to

Diversivication dapat dirumuskan dengan:

f. Jensen’s Alpha

Kinerja portofolio juga dapat ditentukan oleh intersepnya.semakin


tinggi intersepnya semakin tinggi return portofolionya,Pengukuran
intersep ini dikenalkan oleh Michael C.Jensen pada tahun
1968.Pengukuran ini disebut dengan nama Jensen's Alpha yang
dikembangkan dari CAPM.Pengukuran Jensen's adalah selisih antara
return rata-rata portofolio dengan nilai menurut CAPM sbb:

σp=TRP — [RBR + βP (RM — RBR)]

g. Pengukur M2

Pengukur yang lebih mudah untuk membandingkan kinerja portofolio


dengan kenerja pasardiusulkan oleh John G. Graham dan Cambell R.
Havey pada tahun 1994 dan selanjutnya lebih di populerkan oleh Franco
Modigliani dengan cucunya yang bernama Leah Modigliani,sehingga
dikenal dengan pengukuran M2 .Nilainya adalah:

M2=(TRp*) - RM

h. Rasio Informasi

Pengukuran ini merupakan rasio antara alpha (σP) dengan risiko unil
portofolio atau risiko nonsistematik portofolio yang disebut dengan
tracking error dari industry (σep).

Nilai return informasi ini mengukur return tidak normal perunit risiko
yang dapat didivertiivikasi dengan memegang portofolio indeks pasar.

Referensi:
Hartono, Jogiyanto M. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Edisi 10, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai