Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Di dalam akuntansi hubungan pusat-cabang yang telah kita pelajari pada bab
sebelumnya akan tersirat beberapa transaksi penting yang merupakan rantai
penghubung antara pusat-cabang yaitu seperti transaksi pengiriman kas (aktiva)
dari kantor pusat ke kantor cabang, transaksi pengiriman barang dagangan dari
pusat ke cabang atau sebaliknya. Dua transaksi ini selanjutnya menimbulkan
masalah dua masalah khusus, pertama yaitu untuk transaksi terkait hubungan
pusat-cabang di dalam negeri seperti pengiriman barang dari pusat ke cabang
atau dari cabang satu ke cabang lainnya yang pengakuannya dapat dinota diatas
harga pokoknya agar pihak pengirim memperoleh kompensasi atas berkurangnya
persediaan. Kedua masalah terkait hubungan pusatcabang di luar negeri. Bila
transaksi pengiriman aktiva (kas) atau barang dilakukan antar negara (akibat
pembukaan cabang di luar negeri) maka menimbulkan adanya utang-piutang
dikarenakan perbedaan kurs mata uang masing-masing negara. Oleh karena itu
pembagian sub pokok bahasan bab ini sebagai berikut:

Topik 1 : Bab ini akan menjelaskan mengenai masalah khusus mengenai


akuntansi hubungan pusat-cabang di dalam negeri.
Topik 2 : Bab ini akan menjelaskan mengenai masalah khusus mengenai
akuntansi hubungan pusat-cabang di luar negeri.

Dengan mempelajari bab ini dan sajian topik bahasan dengan contoh soal dan
penyelesaian nya maka diharapkan :

115
1. Mahaasiswa dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah khusus
didalam akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang didalam
negeri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah khusus
di dalam akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di luar
negeri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengelompokkan transaksi
akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di dalam negeri.
4. Mahasiswa mampu membuat penjurnalan untuk masing-masing transaksi
kuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di dalam negeri.
5. Mahasiswa mampu menjabarkan laporan keuangan yang disajikan di
dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik tersebut dengan
metode-metode yang berbeda;
6. Mahasiswa mampu membedakan dan mampu menjurnal dalam 3 tahap
untuk transaksi yang dinyatakan di dalam mata uang asing yang dapat
menimbulkan utang atau piutang dalam mata uang asing.
7. Mahasiswa mampu membuat penjurnalan untuk masing-masing transaksi
akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di luar negeri

116
A. PENGERTIAN DAN LINGKUP MASALAH

Di dalam hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang sering kali terjadi
beberapa masalah selain yang telah dibicarakan dimuka. Masalah ini sering
disebut masalah khusus, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga pokok.
2. Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat.
3. Kantor cabang di luar negeri.

1. Pengiriman Barang Ke Cabang Di Nota Harga Pokok.


Didalam pembahasan di muka pengiriman barang dagangan dari kantor
pusat ke kantor cabang selalu di nota dan di catat berdasarka harga pokok.
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang tersebut
akan dicatat oleh masing-masing pihak sebagai berikut ;

a. Pencatatan oleh Kantor Pusat. Oleh kantor pusat kelebihan harga nota
harga yang dibebankan pada kantor cabang) di atas harga pokok akan
dikredit ke rekening “Cadangan Kelebihan Harga” Atau “Laba Kotor Belum
Direalisir”. Jadi waktu mengirim barang dagangan ke kantor cabang,
kantor pusat akan mencatat :

1) Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik;


Rekening Koran kantor cabang ...................xxx
Pengiriman cabang ke kantor cabang ..........xxx
Cadangan kelebihan harga ...........................xxx

2) Apabila mencatat persediaan dengan sistem perpetual;


Rekening koran kantor cabang ....................xxx
Persediaan barang dagangan ........................xxx
Cadangan kelebihan harga ………………... xxx
b. Pencatatan oleh Kantor Cabang
Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang dibebankan
oleh kantor pusat tersebut adalah di atas harga pokok. Jadi kantor cabang

117
akan mencatat berdasarkan harga nota yang diterima. Jadi kantor cabang
akan mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut adalah;

1) Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik;


Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
Rekening koran kantor pusat ............................xxx

2) Apabila mencatat persediaan dengan sistem perpetual;


Persedian barang dagangan .............................xxx
Rekening koran kantor pusat ............................xxx

Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan keuangan konsolidasi


memberikan informasi yang sesungguhnya maka perlakuan terhadap
cadangan kelebihan harga tersebut adalah sebagai berikut;

a. Dalam laporan keuangan kantor pusat


Agar laba atau rugi dari kantor cabang menunjukkan laba yang
esungguhnya, maka cadangan kelebihan atas barang dagangan yang
dijual oleh kantor cabang akan diperlakukan sebagai penambah laba dari
kantor cabang melalui jurnal:
Cadangan kelebihan harga ......................xxx
Rugi-laba kantor cabang ...........................xxx

b. Dalam laporan keuangan konsolidasi


Dalam menyusun laporan keuangan kosolidasi seluruh saldo rekening
“Cadangan Kelebihan Harga” dan rekening timbal balik yang lain harus
dieliminasi. Jadi jurnal eliminasi yang harus dibuat juga tergantung pada
sistem akuntansi persediaan dan dasar penyusunan neraca saldo, yaitu :

1) Sistem fisik
Apabila perusahaan menggunakan sistem fisik maka jurnal eliminasi
yang diperlukan akan tergantung pada dasar penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, yaitu :
a) Laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo kantor
pusat dan kantor cabang, maka jurnal eliminasi yang diperlukan
adalah:
 Untuk mengeliminasi saldo “Rekening Kantor Pusat” dan saldo
“Rekening Kantor Cabang”, yaitu :
Rekening kantor pusat ...................xxx
Rekening kantor cabang .................xxx
 Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada
awal periode, yaitu cadangan kelebihan harga atas persediaan
awal, yaitu:
Cadangan kelebihan harga ...................xxx
Persediaan (awal)…………..................xxx

118
 Untuk mengaliminasi saldo rekening pengiriman barang dari
kantor pusat, saldo rekening pengiriman barang ke kantor
cabang dan cadangan kelebihan harga atas barang yang
dikirim selama periode yang bersangkutan.
Pengiriman barang ke kantor cabang ..............xxx
Cadangan kelebihan harga ...............................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat.............xxx

 Untuk mengaliminasi cadangan kelebihan harga atas


persediaan akhir.
Persediaan akhir (Rugi-laba).........................xxx
Persediaan akhir (Neraca) ……..........................xxx

b) Laporan keuangan konsolidasi disusun dari laporan keuangan


kantor pusat dan kantor cabang. Dalam hal ini jurnal eliminasi
yang diperlikan adalah :
 Untuk mengaliminasi saldo “Rekening Kantor Pusat” dan saldo
“Rekening Kantor cabang” , yaitu ;
Rekening Kantor Pusat ..............................xxx
Rekening Kantor Cabang ..........................xxx

 Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga, baik


atas barang yang sudah jual maupun atas persediaan akhir.
yaitu;
Cadangan kelebihan harga..........................xxx
Persediaan (akhir)........................................xxx
Harga pokok penjualan................................xxx

2) Sistem perpetual.
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual maka jurnal
eliminasi yang diperlukan adalah ;
 Untuk mengeliminasi saldo “Rekening Kantor Pusat” dan saldo
“Rekening Kantor Cabang”, yaitu;
Rekening kantor pusat.........................xxx
Rekening kantor cabang.............................xxx

 Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada awal


periode, yaitu cadangan kelebihan harga atas persediaan awal
yaitu;
Cadangan kelebihan harga......................xxx
Persediaan (akhir).....................................xxx
Harga pokok penjualan............................xxx

119
2. Pengiriman Atas Perintah Kantor Pusat Kas (Aktiva) Antar-Kantor
Cabang
Apabila perusahaan telah berkembang maka perusahaan dapat mempunyai
beberapa kantor cabang. Untuk mempermudah pembahasan maka transaksi
pengiriman a menjadi ktiva antar cabang atas perintah kantor pusat
dikelompokkan 3, yaitu:
a. Pengiriman kas
b. Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga pokok
c. Pengiriman barang dagangan yang dicatat di atas harga pokok

a. Kantor cabang pengirim;


Rekening kantor pusat................xxx
Kas..............................................xxx

b. Kantor cabang penerima;


Kas..... ......... ................................xxx
Rekening kantor pusat..................xxx

c. Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima..............xxx
Rekening kantor cabang pengirim................xxx

3. Pengiriman Barang dagangan Antar-Kantor Cabang Atas Perintah Kantor


Pusat
Akibat transaksi ini hampir sama dengan akibat pengiriman kas antar kantor
cabang atas perintah kantor pusat. Perbedaannya terletak pada biaya.
a. Kantor cabang pengirim;
 Apabila kantor cabang pengirim mencatat pengiriman barang
dengan sistem fisik;
Rekening kantor pusat.......................................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat…..............xxx
Biaya angkut............................................................xxx
Kas............................................................................xxx

 Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual;


Rekening kantor pusat...................................xxx
Persediaan barang dagangan..........................xxx
Kas.....................................................................xxx

b. Kantor cabang penerima;


 Apabila kantor cabang penerima mencatat pengiriman barang
dengan sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat...........xxx
Biaya angkut.....................................................xxx
Rekening kantor pusat.....................................xxx

120
 Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual;
Persediaan barang dagangan.....................xxx
Rekening kantor pusat..............................xxx
c. Kantor pusat;
 Apabila kantor pusat mencatat pengiriman barang dengan sistem
fisik;
Rekening kantor cabang penerima.................xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim.........xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut..........................xxx
Rekening kantor cabang...................................xxx
Pengiriman barang ke cabang penerima...........xxx

 Apabila kantor pusat mencatat persediaan dengan sistem


perpetual;
Rekening kantor cabang penerima..........xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut....................xxx
Rekening kantor cabang pengirim.............xxx

4. Pengiriman Barang Dagangan Yang Di Catat Di Atas Harga Pokok.


Perbedaan akibat transaksi ini dibandingkan dengan transaksi sebelumnya,
yaitu transfer barang antar cabang yang dicatat berdasar harga pokok terjadi
karena transaksi ini terdapat cadangan kelebihan harga. Akibat transaksi ini
selengkapnya beserta pencatatannya oleh masing-masing pihak adalah
sebagai berikut :

a. Kantor cabang pengirim.


 Apabila kantor cabang pengirim mencatat pengiriman barang
dengan sistem fisik;
Rekening kantor pusat ...........................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat ..........xxx
Biaya angkut ....................................................xxx
Kas ....................................................................xxx

 Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual;


Rekening kantor pusat ............................xxx
Persediaan barang dagangan ...................xxx
Kas ..............................................................xxx

b. Kantor cabang penerima


 Apabila pengiriman barang dari kantor pusat dicatat oleh kantor
cabang penerima dengan sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
Biaya angkut ........................................................xxx

121
Rekening kantor pusat ........................................xxx
 Apabila perusahaan mencatat persediaan dicatat oleh kantor
cabang penerima dengan sistem perpetual;
Persediaan barang dagangan ......................xxx
Rekening kantor pusat ...............................xxx

c. Kantor pusat
 Apabila pengiriman barang ke kantor cabang penerima dicatat oleh
kantor pusat d icatat dengan sistem fisik;
Rekening kantor cabang penerima ...................................xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim ...........................xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut ............................................xxx
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang pengirim .....xxx
Rekening kantor cabang
pengirim .....................................xxx
Pengiriman barang ke cabang
penerima ............................xxx
Cadangan kenaikan harga ke kantor cabang
penerima .......xxx

 Apabila Kantor pusat mencatat persediaan dengan menggunakan


sistem perpetual;
Rekening kantor cabang penerima ...................................xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut ............................................xxx
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang pengirim ….xxx
Rekening kantor cabang
pengirim ....................................xxx
Cadangan kenaikan harga ke kantor cabang
penerima .....xxx

122
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !

1. Apa yang dimaksud dengan masalah khusus di dalam akuntansi hubungan


kantor pusat- kantor cabang?
2. Sebutkan dua macam masalah khusus di dalam akuntansi hubungan
kantor pusat- kantor cabang !
3. Apa yang dimaksud pengelompokkan masalah khusus akuntansi
hubungan kantor pusat-kantor cabang didalam negeri? Jelaskan!
4. Sebutkan pengelompkkan masalah khusus mengenai transaksi
pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat!
5. Bagaimana jurnal Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga
pokok dengan metode perpetual ?
6. Bagaimana jurnal pengiriman kas antar cabang atas perintah kantor pusat
(cabang di dalam negeri).
7. Bagaimana jurnal pengiriman barang dagangan antar cabang atas
perintah kantor pusat (cabang di dalam negeri) yang dicatat atas dasar
harga pokok?
8. Bagaimana jurnal pengiriman barang dagangan antar cabang atas
perintah kantor pusat (cabang di dalam negeri) yang dicatat diatas harga
pokok?

1) Masalah di dalam hubungan antara kantor pusat dengan kantor


cabang sering kali terjadi disebut masalah khusus, yang terdiri dari
3 (tiga) kelompok, yaitu :
a. Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga pokok
(cabang di dalam negeri).
b. Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat
(cabang di dalam negeri)
c. Kantor cabang di luar negeri.
2) Untuk mempermudah pembahasan maka transaksi pengiriman
aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu;
a. Pengiriman kas
b. Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga
pokok
c. Pengiriman barang dagangan yang dicatat di atas harga pokok

123
A. PENGERTIAN DAN TINJAUAN UMUM

Apabila kantor cabang berada di luar negeri maka masalah khusus yang dihadapi
menjadi semakin komplek, yaitu yang berkenaan dengan penjabaran laporan
keuangan kantor cabang dari yang semula disajikan di dalam mata uang asing
(dilihat dari kantor pusat) ke dalam mata uang domesti k yang digunakan oleh
kantor pusat. Masalah ini timbul karena kurs suatu mata uang terhadap mata
uang lain mengalami perubahan.

B. METODE PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING

Di dalam menjabarkan laporan keuangan yang disajikan di dalam mata uang


asing ke dalam mata uang domestik tersebut terdapat beberapa metode antara
lain ;
1. Current rate methode
2. Non-Current rate methode
3. Current/Noncurrent method.
4. Monetary/Nonmonetary method.
5. Temporary method

1. Current rate method


Di dalam metode ini ungtuk pemilihan tingkat kurs maka rekening laporan
keuangan dikelompokkan menjadi 2, yaitu;
a) Rekening Timbal Balik.
Untuk rekening timbal balik akan dijabarkan berdasarkan kurs pada
tanggal neraca. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
 • R/K kantor pusat
 • Pengiriman barang dari kantor pusat
b) Rekening Non-Timbal Balik
Semua rekening yang tidak termasuk timbal balik akan dijabarkan
berdasarkan tingkat kurs pada tanggal neraca.

124
2. Non-Current Rate Method.
Dalam metode ini sebelum laporan keuangan perusahaan anak dijabarkan ke
dalam mata uang domestik maka laporan keuangan tersebut harus dinilai
kembali dari mata uang non-fungsional ke dalam mata uang fungsional. Jadi
setelah dinilai kembali maka penjabarannya sama dengan metode Current
Rate.

3. Current/Noncurrent Method.
Dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a) Rekening neraca lancar
Rekening lancar akan dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal neraca.
b) Rekening neraca tidak lancar
Rekening tidak lancar akan dijabarkan berdasarkan kurs historis.
c) Rekening rugi-laba Rekening rugi
laba akan dijabarkan berdasarkan kurs rata-rata tertimbang

4. Monetary/Nonmonetary Method.
Dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a) Rekening Moneter
Rekenig moneter akan dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal neraca.
b) Rekening Non-moneter
Rekening Non-moneter akan dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal
terjadinya.
c) Rekening rugi-laba
Rekening rugi-laba akan dijabarkan berdasar kurs rata-rata tertimbang.

5. Temporary Method.
Didalam metode ini untuk penjabaran maka rekening laporan keuangan
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a) Rekening neraca yang dinilai berdasar harga pokok historis akan
dijabarkan berdasarkan kurs historis.
b) Rekening neraca yang dinilai berdasar nilai pasar atau dinilai di masa yang
akan datang akan dijabarkan berdasar kurs pada tanggal neraca.
c) Rekening rugi-laba dijabarkan berdasar kurs rata-rata.

C. AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING


Keadaan akan menjadi lain apabila transaksi tersebut menimbulkan utang atau
piutang yang dinyatakan di dalam mata uang asing. Akuntansi terhadap transaksi
yang dinyatakan di dalam mata uang asing yang menimbulkan utang atau
piutang dalam mata uang asing tersebut dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu;
1. Pada tanggal transaksi
2. Pada tanggal neraca
3. Pada tanggal jatuh tempo (pelunasan)
1. Pada tanggal transaksi.

125
Pada tanggal transaksi ini aktiva, utang, pendapatan atau biaya akan dicatat
berdasar kurs pada tanggal transaksi.

2. Pada tanggal Neraca.


Apabila kurs mengalami perubahan maka nilai piutang atau piutang yang
dinyatakan dalam mata uang asing tersebut nilainya didalam mata uang
domestik akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut harus diakui
sebagai laba atau rugi, yaitu :
 Nilai piutang bertambah diakui sebagai laba.
 Nilai piutang berkurang diakui sebagai rugi.
 Nilai utang bertambah diakui sebagai rugi
 Nilai utang berkurang diakui sebagai laba.

3. Pada Tanggal Jatuh Tempo (Pelunasan)


Apabila perusahaan mempunyai piutang yang dinyatakan dalam mata uang
asing maka pada tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima pelunasan
yang dinyatakan dalam mata uang asing. Selisih antara kas yang dinyatakan
dalam mata uang domestik dengan nilai buku piutang yang dilunasi akan
diakui sebagai laba atau rugi, yaitu :
 Pelunasan lebih besar daripada nilai buku menimbulkan selisih laba.
 Pelunasan lebih kecil daripada nilai buku menimbulkan selisih rugi.

Apabila kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing tersebut berbeda
dengan nilai buku utang maka selisihnya akan diakui sebagai laba atau rugi,
yaitu :
 Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing melebihi nilai buku
utang maka akan menimbulkan selisih rugi.
 Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing lebih kecil daripada
nilai buku utang maka akan menimbulkan selisih laba.

Menurut prinsip Akuntansi Indonesia maka pengecualian terhadap perlakuan


seperti itu boleh dilakukan untuk selisih kurs yang terjadi karena devaluasi atau
transaksi SWAP.

126
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !

1) Apa yang dimaksud dengan masalah khusus akuntansi hubungan kantor


pusat-kantor cabang dalam mata uang asing?
2) Sebutkan dan jelaskan 5 metode dalam menjabarkan laporan keuangan
yang disajikan di dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik!
3) Di dalam metode current rate method untuk akuntansi hubungan kantor
pusat-cabang masih dikelompokkan ke dalam 2 jenis, sebutkan!
4) Sebutkan perbedaan antara non-current rate method dengan gabungan
antara current/ non-current rate method!
5) Sebutkan jenis pengelompokkan penjabaran laporan keuangan di dalam
monetary dan non-monetary method!
6) Bagaimana perlakuan akuntansinya yang dinyatakan didalam mata uang
asing yang menimbulkan utang atau piutang dalam mata uang asing, yang
pelunasannya pada tanggal neraca?
7) Bagaimana perlakuan akuntansinya terhadap transaksi yang dinyatakan di
dalam mata uang asing yang menimbulkan utang atau piutang dalam
mata uang asing, yang pelunasannya pada tanggal jatuh tempo?
8) Bagaimana bila kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing
tersebut berbeda dengan nilai buku utang ? Bagaimana pengakuannya?

1) Di dalam menjabarkan laporan keuangan yang disajikan di dalam mata


uang asing ke dalam mata uang domestik tersebut terdapat beberapa
metode antara lain ;
1. Current rate method.
2. Non-Current rate method
3. Current/Noncurrent method.
4. Monetary/Nonmonetary method.
5. Temporary method

2) Akuntansi terhadap transaksi yang dinyatakan di dalam mata uang asing


yang menimbulkan uatang atau piutang dalam mata uang asing tersebut
dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu;
1. Pada tanggal transaksi
2. Pada tanggal neraca
3. Pada tanggal jatuh tempo (pelunasan)

127
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !

1. Berikut ini merupakan masalah khusus akuntansi hubungan kantor pusat-


kantor cabang di dalam negeri, kecuali :
A. Pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang di nota diatas
harga pokok.
B. Pengiriman barang dari kantor cabang ke kantor cabang atas perintah
kantor pusat di nota diatas harga pokok.
C. C. Perbedaan nilai aktiva yang dinilai dengan metode campuran
current/non-current rate method.
D. D. Pengiriman aktiva (kas) dari kantor pusat ke kantor cabang.

2. Pengiriman barang ke cabang di nota Harga Pokok apabila dicatat oleh


kantor Pusat dengan sistem fisik, sebagai berikut:
A. Rekening koran kantor cabang xxxx
Pengiriman barang ke kantor cabang xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
B. Rekening koran kantor cabang xxxx
Pengiriman barang ke kantor cabang xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
C. Rekening koran kantor cabang xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
Pengiriman barang ke kantor cabang xxxx
D. Cadangan kelebihan harga xxxx
Pengiriman barang ke kantor cabang xxxx
Rekening koran kantor cabang xxxx

3. Pencatatan dengan sistem prepetual pada transaksi pengiriman barang ke


kantor cabang di nota atas dasar harga pokok apabila dicatat oleh kantor
pusat adalah sebagai berikut:
A. Persediaan barang dagangan xxxx
Rekening koran kantor cabang xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
B. Rekening koran kantor cabang xxxx
Pengiriman barang dagangan xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
C. Persediaan barang dagangan xxxx
Rekening koran kantor cabang xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx
D. Rekening koran kantor cabang xxxx
Persediaan barang dagangan xxxx
Cadangan kelebihan harga xxxx

128
4. Pencatatan oleh kantor cabang dengan sistem fisik pada transaksi
pengiriman barang ke kantor cabang di nota atas dasar harga pokok adalah
sebagai berikut:
A. Rekening koran kantor pusat xxxx
Pengiriman barang dagangan xxxx
B. Pengiriman barang dagangan dari pusat xxxx
Rekening koran kantor pusat xxxx
C. Pengiriman barang dagangan dari cabang xxxx
Rekening koran kantor cabang xxxx
D. Rekening koran kantor cabang xxxx
Pengiriman barang dagangan ktr cabang xxxx

5. Penjurnalan oleh kantor cabang pengirim pada transaksi pengiriman barang


dagangan antar kantor cabang atas perintah kantor pusat menggunakan
metode fisik dicatat sebagai berikut:
A. Kas
xxxx
Pengiriman barang dari kantor pusat xxxx
Biaya angkut xxxx
Rekening kantor pusat xxxx
B. Pengiriman barang dari kantor pusat xxxx
Biaya angkut xxxx
Rekening kantor pusat xxxx
Kas xxxx
C. Rekening kantor pusat xxxx
Pengiriman barang dari kantor pusat xxxx
Biaya angkut xxxx
Kas xxxx
D. Rekening kantor pusat xxxx
Pengiriman barang dari kantor pusat xxxx
Biaya angkut xxxx
Kas xxxx

6. Berikut ini merupakan metode yang digunakan untuk menjabarkan laporan


keuangan yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam
mata uang domestik, kecuali:
A. Current cost method
B. Current rate method
C. Non-current rate method
D. Monitary/ Non Monitary method

7. Penjurnalan oleh kantor cabang penerima pada pengiriman barang


dagangan yang dicatat diatas harga pokok dengan metode prepetual adalah
sebagai berikut:

129
A. Rekening koran pusat xxxx
Persediaan barang dagangan xxxx
B. Persediaan barang dagangan xxxx
Rekening koran cabang xxxx
C. Persediaan barang dagangan xxxx
Rekening koran pusat xxxx
D. Rekening koran cabang xxxx
Persediaan barang dagangan xxxx

8. Utang-piutang akibat transaksi dalam mata uang asing pada tanggal neraca
akan menimbulkan pengakuan laba atau rugi sebagai berikut, kecuali :
A. Nilai piutang bertambah diakui sebagai laba.
B. Nilai piutang berkurang diakui sebagai rugi.
C. Nilai utang bertambah diakui sebagai rugi.
D. Nilai utang berkurang diakui sebagai laba ditahan.

9. PT. ALHASIL berkantor di Jakarta mempunyai kantor cabang di Bekasi dan


Serang, semua kantor cabang tidak melakukan pembelian, sehingga barang
dikirim dari pusat dicatat 25% diatas harga pokok. Suatu hari cabang Serang
kehabisan stok barang, kemudian atas perintah pusat, cabang Bekasi
mengirimkan 3 ton barang untuk Serang. Harga pokok barang dagangan Rp.
2.100.000 per ton, sedangkan menurut nota yang diterima cabang Bekasi Rp.
2.625.000 per ton. Biaya angkut yang dikeluarkan kantor Bekasi Rp. 85.000,
sedangkan waktu menerima barang dagangan cabang dibebani biaya angkut
oleh Jakarta sebesar Rp. 135.000, sedangkan biaya angkut dari Jakarta ke
Serang sebesar Rp. 170.000. Jurnal yang dibuat oleh kantor cabang pengirim
dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
A. Rekening kantor pusat Rp. 6.605.000
Pengiriman barang dr kantor pusat Rp. 6.300.000
Biaya angkut Rp. 170.000
Kas Rp. 135.000
B. Rekening kantor pusat Rp. 6.520.000
Pengiriman barang dr kantor pusat Rp. 6.300.000
Biaya angkut Rp. 135.000
Kas Rp. 85.000
C. Rekening kantor pusat Rp. 7.875.000
Pengiriman barang dr kantor pusat Rp. 6.300.000
Biaya angkut Rp. 135.000
Kas Rp. 144.000
D. Rekening kantor pusat Rp. 6.555.000
Pengiriman barang dr kantor pusat Rp. 6.300.000
Biaya angkut Rp. 170.000
Kas Rp. 85.000

130
10. Berdasarkan informasi soal no. 9 maka jurnal yang dibuat oleh kantor
cabang penerima dengan metode prepetual adalah sebagi berikut:
A. Persediaan barang dagangan Rp. 7.875.000
Rekening koran kantor pusat Rp. 7.875.000
B. Persediaan barang dagangan Rp. 6.555.000
Rekening koran kantor pusat Rp. 6.555.000
C. Persediaan barang dagangan Rp. 6.520.000
Rekening koran kantor pusat Rp. 6.520.000
D. Persediaan barang dagangan Rp. 6.470.000
Rekening koran kantor pusat Rp. 6.300.000
Biaya angkut Rp. 170.000

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda dalam materi Kegiatan Belajar

Rumus

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang sekali

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan


ke modul berikutnya. Bagus! Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 9, terutama yang belum Anda kuasai.

131
Allan R. Drubin. (1999), Advanced Accounting, 5th edition, South
Western, reissue by Binarupa Aksara, Jakarta.

Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5th edition, Prentice Hall,


London, reissue by Salemba Empat, Jakarta.

Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Buku 1, Cetakan


Ke-7, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Buku 2, Cetakan


Ke-6, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Supriyono, RA dan Suparwoto (1986), Akuntansi Keuangan Dasar, bagian


penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

132

Anda mungkin juga menyukai