Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
taufik-Nya makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah ini merupakan materi
tentang “Hubungan Antara Kantor Pusat dan Cabang-Prosedur Umum” yang
disusun agar lebih mudah dimengerti oleh para pembaca.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimakasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang...................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3.Tujuan Makalah ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Untuk Cabang
Pembentukan unit penjualan yang dapat menyalurkan dapat mengambil bentuk
sebagai agen penjual atau pun sebagai cabang. Organisasi penjualan yang hanya
mengambil pesanan untuk barang serta jasa dan beroperasi di bawah pengawasan
langsung pejabat dari kantor pusat disebut agen penjual.
Sedangkan organisasi penjual, yang menjual barang dari persedian sendiri dan
bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen) disebut cabang sebagai unit
tersendiri, namun masih berada di bawah pengendalian kantor pusat.
Penyelenggaraan sistem akuntansi cabang yang dapat diambil:
1. Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat;
Transaski cabang dicatat dalam buku harian dan buku besar kantor pusat
atau dalam seperangkat catatan yang terpisah. Data-data yang harus
dicatat diberikan oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang
membuktikan transaksi cabang atau dalam bentuk catatan memorandum
yang mengikhtisarkan transaksi cabang, yang didukung dengan voucher
asli, salinan voucher dan ikhtisar yang dikirimkan di kantor pusat.
2. Penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun di kantor pusat;
Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli (books of original entry)
untuk semua transaksi sebagai salinan. Salinan buku pencatatan asli ini
dikirim ke kantor pusat, di mana data-data dibukukan pada perkiraan
cabang yang diselenggarakan tersendiri atau dibukukan dalam buku besar
umum kantor pusat. Pada akhir periode, kantor pusat menyesuaikan dan
menutup perkiraan cabang dan menetapkan pendapatan cabang.
3. Penyelenggaraan catatan cabang di cabang tersendiri
Pada umumnya, sistem akuntansi cabang diselenggarakan di cabang itu
sendiri. Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli dan
membukukannya dalam catatan buku besar. Laporan keuangan disusun
oleh cabang secara berkala dan dikirimkan ke kantor.
Untuk mengilustrasikan akuntansi bagi operasi cabang, bahwa pada tanggal 1
Oktober PT Sumatera membuka cabang yang harus menyelenggarakan buku
tersendiri dan harus mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat. Barang dagangan
harus difaktur dengan harga pokok. Inventaris cabang harus dimasukan dalam buku
5
kantor pusat. Cabang harus dibebani bunga 6% atas investasi kantor pusat di cabang
pada tiap awal bulan. Transasksi cabang no. 1 dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat
transaksi dalam buku cabang dan kantor pusat diperlihatkan di bawah ini:
1 Oktober
Cabang No.1 6.000 Kas6.000
1) Penerimaan uang kas
Kas6.000 Kantor Pusat6.000
dari kantor pusat.
2) Penerimaan barang Cabang No. 112.000 Pengirimanbarang
dagangan dari kantor Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat
pusat, yang difakturkan dagangan ke cabang12.000 12.000
dengan harga pokok KantorPusat 12.000
6
b) Penyusutan Utang Pajak 25 Kantor Pusat 500
inventaris Iklan 300
c) Pajak atas aktiva Pendapatan Bunga Cabang
cabang No. 1 90
d) Bunga 6% untuk
satu beban pada
inventaris cabang
sebesar $18.000
pada tanggal 1
Oktober
8) Ayat-ayat jurnal HPP 3.600
penyesuaian cabang: Persd. Brng
Persedian bar. dagangan Dagangan8.400
31/10 $8.400 Pengiriman barang
dagangan dari k. pusat
12.000
9) Ayat-ayat jurnal penutup Cabang No.1 1.650 Penjualan
Laba-Rugi 6.500
Cab. No.1 Ikht. Rugi laba
1.650 6.500
Laba dan Rugi Ikhtisar Rugi laba
Cab. No. 1 1.650 4.850
Ikhtisar Rugi Laba HPP
1.650 3.600
Gaji dan komisi
400
Sewa
200
Macam-macam beban
150
Asuransi
35
Penyusutan Inventaris
7
50
Pajak
25
Iklan
300
Beban Bunga K. Pusat
90
Ikhtisar Rugi Laba 1.650
Kantor Pusat
1.650
8
Buku Cabang. Cabang mendebet perkiraan Pengiriman Barang Dagangan dari
Kantor Pusat dengan harga faktur dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Pada
akhir periode, barang dagangan yang diterima dari kantor pusat dan barang
dagangan yang dibeli dari pihak luar ditambahkan pada persediaan awal, dalam
menetapkan barang yang tersedia untuk dijual. Jika cabang menyelenggarakan
system persedian perpetual, maka perkiraan persediaan yang bersangkutan
dikredit sebesar barang yang diterima dari kantor pusat.
3) Pembelian Aktiva oleh Cabang yang Harus Dicantumkan dalam Buku Kantor
Pusat
Buku Kantor Pusat. Kantor pusat mendebet perkiraan aktiva yang dimaksud
dan mengkredit perkiraan cabang.
Buku Cabang. Cabang mendebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit kas
atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan.
4) Transaksi sekarang yang menyangkut Cabang dan Pihak Luar
Buku Kantor Pusat. Tidak membutuhkan ayat –ayat jurnal dalam buku Kantor
Pusat.
Buku Cabang. Dicatat dalam buku cabang dengan cara biasa.
5) Pengiriman uang oleh Cabang ke Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Kantor pusat mendebet perkiraan kas dan mengkredit
perkiraan cabang.
Buku Cabang. Cabang medebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit
perkiraan cabang.
6) Beban Cabang yang diberitahukan oleh Kantor Pusat.
Buku Kantor Pusat. Kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit
perkiraan aktiva, yang bersangkutan, perkiraan penilaian aktiva, perkiraan
kewajiban, perkiraan beban, atau perkiraan pendapatan mana yang tepat.
Buku Cabang. Cabang mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan
mengkredit perkiraan kantor pusat.
7) Penetapan Laba/Rugi Bersih Cabang
Buku Kantor Pusat. Jika cabang melaporkan laba bersih, Kantor pusat
mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan laba dan rugi cabang. Jika
cabang melaporkan rugi bersih, maka bverlaku sebaliknya.
Buku Cabang. Pada akhir periode dilakukan penyesuaian yang diperlukan
serta perkiraan pendapatan dan beban ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba
9
dengan cara biasa. Saldo dalam perkiraan perkiraan ikhtisar rugi-laba ini
kemudian dipindahkan ke perkiraan kantor pusat.
2.2 Penyusuanan Perhitungan Rugi-Laba Cabang dan Kantor Pusat
Cabang biasanya menyusun Neraca dan Perhitungan Rugi-Laba pada akhir
periode fiscal. Kantor pusat juga menyusun perhitungan rugi-laba untuk menunjukan
posisi keuangan dan hasil operasi. Perkiraan investasi cabang tercantum sebagai
aktiva dalam neraca kantor pusat. Neraca cabang dapat dilampirkan sebagai skedul
pendukung saldo perkiraan cabang. Laba masing-masing cabang dapat dicantumkan
dalam perhitungan ugi laba segera setelah hasil operasi kantor pusat dilaporkan
sebagai berikut:
Laba bersih dari operasi sendiri 6.140
Ditambah : Laba cabang :
Laba bersih-Cabang No. 1 1.650
Total Laba 7.790
Perhitungan rugi-laba cabang dapat dilampirkan dalam perhitungan rugi-laba
kantor pusat sebagai skedul yang memberikan rincian untuk mendukung jumlah
bersih yang dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba kantor pusat.
2.3 Perhitungan Rugi-Laba Penyusunan Gabungan untuk Kantor Pusat dan
Cabang
Walaupun perhitungan rugi-laba tersendiri memberikan informasi yang penting
bagi pejabat kantor pusat dan cabang, naamun untuk dapat menunjukan secara
lengkap dan menyeluruh posisi keuangan perusahaan dan hasil operasinya,
perhitungan rugi laba harus disatukan. Posisi keuangan secara keseluruhan dapat
disajikan sepenuhnya hanya apabila pos-pos aktiva dan kewajiban dari bermacam-
macam cabang dinyatakan sebagai saldo investasi cabang dan digabungkan dengan
pos-pos kantor pusat. Hasil operasi perusahaan secara keseluruhan dapat disajikan
sepenuhnya hanya apabila pos-pos pendapatan dan beban beberapa cabang dinyatakan
dalam laba bersih atau rugi bersih cabang dan disatukan dengan data-data kantor
pusat.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-pos
berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca
gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan cabang dieliminasi karena perkiraan
ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan ditetapkan sebagai
kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang lainnya, yang
10
mungkin telah ditetapkan, juga tidak relevan dan tidak berarti apa-apa dalam
menyususn posisi keuangan perusahaan, dengan demikian perlu dielimasi.
Pada penyusunan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraaan pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat dan perkiraan pengiriman barang dagang ke cabang
dielimasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan transaksi antar
kantor yang tidak ada gunanya. Apabila kesatuan yang bersangkutan dilaporkan
sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor lainnya juga
dieliminasi, sehingga perhitungan laporan rugi laba gabungan dapat melaporkan
hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap Hubungan Kantor pusat dan cabang,akan ada persoalan persoalan khusus
yang ada di dalam akuntansi yng terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-
persoalan yang terjadi di dalam akan dicatat. Untuk selebihnya selain dengan dibentuk
kantor cabang, kantor pusat juga membentuk suatu kantor agen. Usaha cabang
tersebut diberikan wewenang yang sama dalam mengelola usaha yang dilakukan. Hal
ini diharapkan agar tujuan pengembangan usaha dapat tercapai sesuai dengan yang
telah direncanakan oleh pemilik usaha (pusat).
12
DAFTAR PUSTAKA
13