Anda di halaman 1dari 64

Perbedaan Kantor Agen dan Kantor Cabang

Agent office (centralized branch Branch Office (decentralized branch


office) office)
1. Agen adalah suatu organisasi 1. Kantor cabang adalah unit usaha
yang hanya diberi fungsi untuk yang diberi otorisasi oleh kantor
menerima pesanan barang- pusat.
barang

2. Agen tidak memiliki persediaan 2. Kantor cabang bisa mengadakan


untuk dijual. persediaan sendiri.

3. Syarat penjualan ditentukan oleh 3. Syarat penjualan dapat


kantor pusat ditentukan sendiri oleh cabang

4. Hanya mengelola modal kerja yg 4. Diberi wewenang untuk


diberikan dalam bentuk kas kecil mengelola kas yg dihasilkan.
Akuntansi Untuk Agen

• Kantor pusat menyelenggarakan akuntansi agen dg dua


cara:

1. L/R operasional agen tidak terpisah dengan kantor pusat.


Pengeluaran atas kegiatan operasional agen, akan dicatat
dengan mengakui biaya secara langsung.

2. L/R operasional agen terpisah dg operasional kantor


pusat. Pengeluaran atas kegiatan kantor agen dicatat
pada buku kantor pusat pada perkiraan yg berbeda.
Contoh: penjualan – agen Bogor, kas kecil – agen Bogor
dll.
Hubungan Pusat dan Cabang

1. Pengelola cabang tidak bertanggung jawab ke


pemilik perusahaan tetapi kepada pengelola
kantor pusat.
2. Cabang diberi modal kerja oleh kantor pusat
3. Sistem pencatatan kantor pusat dan kantor
cabang dibuat secara terpisah untuk tujuan
akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laporan
keuangan kantor pusat dan cabang yang
terpisah harus dikonsolidasikan untuk
kebutuhan pelaporan keuangan eksternal.
Akuntansi untuk kantor cabang

Akuntansi untuk kantor cabang terbagi


atas 2 sistem:
1. Centralization:
Penyelenggaraan catatan transaksi cabang
di lakukan oleh kantor pusat.
Accounting for branch office

2. Dezentralization:
• Penyelenggaraan catatan cabang baik
dicabang maupun di kantor pusat.
• Penyelenggaraan catatan cabang di cabang
sendiri.
The Decentralists system

1. Membentuk rekening timbal balik


(reciprocal accounts): kantor pusat =
(kantor cabang) dan kantor cabang =
(kantor pusat)
The Decentralists system
2. Akun Cabang, menunjukkan investasi kantor
pusat di kantor cabang. Rekening di debit jika
hak kantor pusat bertambah dan di kredit
jika hak kantor pusat berkurang. Jadi ini
merupakan rekening aset.
The Decentralists system
3. Akun Pusat, menunjukkan kewajiban kantor
cabang kepada pemilik. Jadi ini merupakan
rekening modal.
The Decentralists system

4. Ada dua kemungkinan transaksi yang


mempengaruhi rekening timbal balik:
• Transaksi yang berakibat saldo
rekening timbal balik bertambah.
• Transaksi yang berakibat saldo
rekening timbal balik berkurang.
Transaksi yang berakibat saldo rekening timbal
balik bertambah.

1. Pengiriman kas atau aset selain barang


dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang.
2. Pengiriman barang dagangan dari kantor
pusat ke kantor cabang.
3. Pembebanan biaya oleh kantor pusat ke
kantor cabang.
Transaksi yang berakibat saldo rekening timbal
balik bertambah.
4. Perhitungan bunga atas investasi
kantor pusat di kantor cabang.
5. Pengakuan laba kantor cabang.
6. Penagihan piutang kantor pusat oleh
kantor cabang.
Transaksi yang berakibat saldo rekening timbal
balik berkurang.

1. Pengiriman kas atau aset selain


barang dagangan dari kantor cabang
ke kantor pusat.
2. Pengembalian barang dagangan dari
kantor cabang ke kantor pusat.
Transaksi yang berakibat saldo rekening timbal
balik berkurang.

3. Pembelian aset oleh kantor cabang yang


akuntansinya diselenggarakan oleh kantor
pusat.
4. Pengakuan rugi kantor cabang.
5. Penagihan piutang kantor cabang oleh
kantor pusat.
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

1. Pengiriman uang dr kantor pusat ke


cabang
jurnal untuk kantor pusat:
kantor cabang xxx
kas xxx
jurnal untuk kantor cabang:
Kas xxx
kantor pusat xxx
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

2. Pengiriman barang dagang


jurnal untuk kantor pusat (perpetual
inventory system)
kantor cabang xxx
persediaan BD xxx
jurnal untuk kantor cabang (perpetual
inventory system)
persediaan BD xxx
kantor pusat xxx
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

jurnal untuk kantor pusat (physical inventory


system)
kantor cabang xxx
pengirimanBD ke cabang xxx
jurnal untuk kantor cabang (physical inventory
system)
pengiriman BD dr K pusat xxx
kantor pusat xxx
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

3. Ongkos angkut barang dagang


• Ongkos angkut dibebankan pd kantor cabang
dg menambah harga perolehan barang
dagang.
jurnal untuk kantor pusat
kantor cabang 47.300.000
persed. BD/pengiriman BD 45.000.000
Kas 2.300.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang
jurnal untuk kantor cabang (perpetual inventory system)
persediaan BD 47.300.000
kantor pusat 47.300.000
jurnal untuk kantor cabang (physical inventory system)
pengiriman BD dr K pusat 45.000.000
Ongkos angkut 2.300.000
kantor pusat 47.300.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang
• Ongkos angkut akan menjadi beban kantor
pusat
jurnal untuk kantor pusat
kantor cabang 45.000.000
By pengangkutan 2.300.000
persed.BD/pengiriman BD 45.000.000
Kas 2.300.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

jurnal untuk kantor


cabang
Persediaan BD/pengiriman BD 45.000.000
kantor pusat 45.000.000
4. aset tetap
Ada dua kebijakan sehubungan dg akuntansi
aset tetap:
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

a) aset tetap dicatat pada buku kantor pusat,


terkait dg:
• Pembelian aset tetap oleh kantor pusat,
misalnya kantor pusat membeli peralatan
kantor untuk kegiatan cabang secara tunai
sebesar Rp4.200.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

jurnal untuk kantor pusat


Peralatan kantor Rp4.200.000
Kas Rp4.200.000
jurnal untuk kantor cabang
Tidak ada jurnal
(aset tetap dicatat di kantor pusat)
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

• Pembelian aset tetap oleh cabang


Cabang membeli peralatan kantor secara kredit
sebesar Rp3.750.000
jurnal untuk kantor pusat
Peralatan kantor Rp3.750.000
kantor cabang Rp3.750.000
jurnal untuk kantor cabang
kantor pusat Rp3.750.000
Utang dagang Rp3.750.00
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang
• aset tetap bekas dikirim ke cabang
Kantor pusat mengirim kendaraan bekas untuk
dipakai operasi cabang. Nilai perolehan
Rp27.800.000 dan akumulasi penyusutan kendaraan
sebesar Rp5.560.000.
Jurnal untuk kantor pusat dan cabang

KEDUANYA TIDAK MENJURNAL ATAS TRANSAKSI INI.


Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

b) aset Tetap dicatat pada buku kantor cabang,


jika soalnya sama dg tersebut diatas.
jurnal untuk kantor pusat
1) Mencatat pembelian aset tetap oleh kantor
pusat
Jurnal:
kantor cabang Rp4.200.000
Kas Rp4.200.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

2) Jurnal pembelian peralatan oleh cabang


Tidak ada jurnal
3) aset tetap bekas yang diterima oleh cabang
Jurnal yang dicatat oleh kantor pusat:
kantor cabang Rp22.240.000
Akum. Peny.kendaraan Rp 5.560.000
Kendaraan Rp27.800.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

jurnal untuk kantor cabang


1) Mencatat pembelian aset tetap oleh kantor pusat
Peralatan kantor Rp4.200.000
R/K kantor pusat Rp4.200.000
2) Jurnal pembelian peralatan oleh cabang
Peralatan kantor Rp3.750.000
Utang dagang Rp3.750.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

2) aset tetap bekas yang dikirim ke cabang


Jurnal:
Kendaraan Rp27.800.000
Akum. Peny.kendaraan (Rp 5.560.000)
R/K kantor pusat Rp22.240.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

5. Pembebanan Beban Operasi


• Beban operasi yg dicatat atau dikeluarkan
oleh kantor pusat, dimana merupakan beban
kantor cabang misalnya: beban penyusutan,
asuransi, iklan dll.
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang

Examples:
Kantor pusat mengirim nota ke cabang Ciamis,
dimana aset tetap cabang pada buku kantor
pusat:
• Penyusutan kendaraan Rp2.470.000
• Penyusutan peralatan kantor Rp1.540.000
Masalah Umum dalam Akuntansi
Cabang
jurnal untuk kantor pusat
R/K cabang Ciamis Rp4.010.000
Ak. Penyu. Kendaraan Rp2.470.000
Akm.penyu. Peraltn kantor Rp1.540.000

jurnal untuk kantor cabang


Beban peny.kendaraan Rp2.470.000
Beban peny.peraltn kantor 1.540.000
R/K kantor pusat Rp4.010.000
Examples:

Pada tgl 1/4/2000, PT Desarwin membuka cabang di


daerah Purwakarta dan Cirebon. Kantor pusat
membuat laporan keuangan bulanan.
Transaksi kantor pusat, cabang Purwakarta dan
Cirebon untuk bulan April 2000 adalah sbb:
1. Kantor pusat mengirim uang ke cabang
Purwakarta sebesar Rp5.0000.000 dan cabang
Cirebon Rp6.000.000.
2. Kantor pusat mengirim barang dagang dg harga
pokok ditambah PPN sebesar 10% dari harga
pembelian terdiri atas:
Examples:

Harga Pokok
Cabang Purwakarta Rp30.000.000
Cabang Cirebon 45.000.000

3. Kantor pusat membeli secara tunai inventaris untuk dipakai


operasi cabang Purwakarta Rp3.300.000 dan cabang cirebon
Rp4.200.000.
4. Kantor pusat menyetor PPh psl 21 dan PPn kas negara atas
pajak bulan Maret 2000 (lihat neraca 1/4/2000).
5. Kantor pusat dan cabang menjual barang secara kredit kepada
pihak ketiga sebagai berikut:
Examples:

Harga jual PPN Harga pokok


K pusat 54.500.000 5.450.000 40.875.000
C Purwakarta 27.500.000 2.750.000 20.600.000
C Ciribon 36.800.000 3.680.000 32.800.000

6. Penerimaan tagihan atas sejumlah piutang dagang


yaitu kantor pusat Rp47.500.000, cabang Ciribon
Rp28.900.000 dan cabang Purwakarta Rp21.000.000.
7. Kantor pusat dan cabang membayar tunai beban
operasi bulan April 1998:
Examples:

8. Dalam rangka meningkatkan penjualan untuk cabang


Cirebon, diambil keputusan untuk membeli kendaraan
bekas (90% dalam keadaan baik) sebesar Rp21.000.000
yang dibayar tunai Rp5.000.000 dan sisanya akan dibayar
bulan Mei 2000. Cabang membuat nota ke kantor pusat
atas pembelian kendaraan tersebut.
9. Kantor pusat mencatat penyusutan aset tetap bulan April
2000 dan menotakan beban penyusutan atas aset tetap yg
dipakai cabang.
Examples:
Persentase penyusutan aset pertahun sbb:
• Bangunan: 5% dari harga perolehan
• Inventaris kantor 25% dari nilai buku
• Kendaraan: 25% dari nilai buku
10.Pengiriman uang tunai ke kantor pusat oleh cabang
Purwakarta Rp2.200.000 dan cabang Cirebon
Rp1.250.000
Examples:
• Kebijakan akuntansi kantor pusat dan cabang:
a) PPN dan PPh 21 sistem desentralisasi
b) Metode pencatatan persediaan barang dagang dg metode
perpetual
c) Semua aset tetap cabang dicatat pada buku kantor pusat
d) Cabang hanya menjual barang dagang dari kantor pusat.
Diminta
a) Jurnal transaksi untuk kantor pusat dan cabang.
b) Buat laporan keuangan individual masing-masing.
Consolidated Financial Statements

• Procedures:
1. Membuat jurnal eliminasi
• Untuk mengeliminasi saldo rekening timbal
balik (reciprocal accounts), seperti:
R/K – kantor pusat xxx
R/K – kantor cabang xxx
Consolidated Financial Statements

• Untuk mengeliminasi pengiriman barang dari K.


pusat dagangan ke K cabang
- sistem fisik
Pengiriman barang ke K. cabang xxx
Pengiriman barang dr K.pusat xxx
- sistem perpetual
R/K – kantor pusat xxx
R/K – kantor cabang xxx
Consolidated Financial Statements

• Untuk mengeliminasi bunga yg diperhitungkan


atas investasi K pusat di K. cabang (jika
diperhitungkan)
Pendapatan bunga xxx
Biaya bunga xxx
• Untuk mengeliminasi laba kotor yg belum
direalisasikan (laba kotor BD) pada cabang dg
perkiraan persediaan barang dagang yg ada di
cabang
Consolidated Financial Statements

1. Mengeliminasi laba kotor BD pada persediaan


awal di cabang.
Laba kotor BD pdcabang xxx
persediaan BD awal xxx
2. Mengeliminasi laba kotor BD pada persediaan
akhir dicabang
persediaan BD (R/L) xxx
persediaan BD (N) xxx
Consolidated Financial Statements

2. Membuat kertas kerja


a. Memasukkan anggka-angka dari neraca saldo
atau laporan keuangan K. pusat dan K
cabang.
b. Memasukkan angka-angka dari jurnal
eliminasi kedlm rekening dan didebit – kredit
yang sesuai.
Consolidated Financial Statements
c. Menghitung angka-angka yg akan disajikan
di dalam laporan keuangan konsolidasi, yang
merupakan hasil kompilasi dari tahap a dan
b.

3. Membuat laporan keuangan konsolidasi


Penyesuaian perkiraan
timbal balik
• Penyesuaian dibuat jika saldo perkiraan timbal
balik tidak sama, Misalnya:
1. perkiraan R/K kantor pusat dan R/K kantor cabang;
2. perkiraan pengiriman barang ke cabang dan
perkiraan pengiriman dari kantor pusat;
3. perkiraan pendapatan bunga dan biaya bunga, dll.
Prosedur rekonsiliasi R/K K.cabang dan
R/K K.pusat
1. Mengecek kembali perhitungan saldo R/K
kantor cabang.
2. Mengecek kembali perhitungan saldo R/K
kantor pusat.
3. Mencari penyebab perbedaan.
• Pendebitan RK/ K.cabang belum diikuti
pengreditan R/K K.pusat, mis:
a) Pengiriman aset dr K. pusat ke K. cabang yg
masih dlm perjalanan.
b) Pembebanan biaya oleh k.pusat kpd K.cabang
Prosedur rekonsiliasi R/K K.cabang dan
R/K K.pusat
• Pengkreditan R/K K. pusat belum diikuti pendebitan R/K k.
cabang, mis:
a) Laba k.cabang yg belum/kurang diakui oleh k.pusat.
b) Penagihan piutang K.pusat oleh K.cabang.
• Pengkreditan R/K K. cabang belum diikuti pendebitan R/K k.
pusat, mis:
a) Penagihan piutang k. cabang oleh K. pusat
• Pendebitan RK/ k.pusat belum diikuti pengreditan R/K
K.cabang, mis: pengiriman aset dr K.cabang ke K.pusat yg
masih dlm perjalanan.
Prosedur rekonsiliasi R/K K.cabang dan
R/K K.pusat
4. Menganalisa penyebab perbedaan.
5. Mencari saldo yg benar untuk masing-
masing rekening
6. Membuat jurnal koreksi/penyesuaian.
• Yang berakibat saldo R/K k.cabang terlalu
besar atau kecil
• Yang berakibat saldo R/K k.pusat terlalu
besar atau kecil
Contoh:
• Pada tgl 31 Desember 2012 perkiraan R/K
cabang Solo pd buku kantor pusat PT Rajawali
menunjukkan saldo debit sebesar
Rp6.890.000. Perkiraan R/K kantor pusat pada
buku cabang Solo menunjukkan saldo kredit
sebesar Rp8.140.000. Setelah diselidiki ada
Kondisi perkiraan timbal
balik tidak sama
1. Kantor pusat mengirim BD, dimana cabang Solo belum
menerima barang tersebut sebesar Rp7.580.000.
Jurnal cabang Solo:
Persediaan BD Rp7.580.000
R/K kantor pusat Rp7.580.000

2. Kantor pusat menagih piutang dagang cabang Solo sebesar


Rp13.450.000, dimana cabang Solo belum mencatat.
Jurnal cabang Solo:
R/K Kantor pusat Rp13.450.000
Piutang dagang Rp13.450.000
Kondisi perkiraan timbal
balik tidak sama
3. Cabang Solo mengirim uang ke kantor pusat sebesar
Rp5.970.000 dan kantor pusat belum menerima uang
tersebut.
Jurnal kantor pusat:
Kas Rp5.970.000
R/K cabang Solo Rp5.970.000

4. Cabang Solo mengkredit perkiraan kantor pusat untuk


koreksi laba bulan November dicatat terlalu rendah.
Informasi ini belum dilaporkan ke kantor pusat.
Jurnal kantor pusat:
R/K kantor Cabang Solo Rp1.350.000
L/R cabang Solo Rp1.350.000
Rekonsiliasi R/K k.cabang Solo
dan R/K k.pusat
Keterangan R/K Cabang Solo R/K Kantor pusat

Saldo sebelum penyesuaian Rp6.890.000 Rp8.140.000


Ditambah:
 Pengiriman BD - Rp7.580.000
Laba bln lalu terlalu rendah Rp1.350.000 -
Saldo Rp8.240.000 Rp15.720.000

Dikurangi:
 pengiriman uang ke

K.pusat Rp5.970.000 -
 pelunasan piutang dagang
- Rp13.450.000
Saldo setelah dikoreksi Rp2.270.000 Rp2.270.000
Soal latihan:

• Pada tgl 31 Desember 1997 perkiraan cabang


Manado pd buku kantor pusat PT Centil
menunjukkan saldo debit sebesar Rp126.000.000.
Perkiraan kantor pusat pada buku cabang Manado
menunjukkan saldo kredit sebesar Rp146.025.000.
Setelah diselidiki ada informasi sebagai berikut:
a) Pada tgl 29 Desember 1997, kantor pusat mengirim
barang dagang seharga Rp9.225.000 ke cabang
Manado, tetapi sampai akhir tahun belum sampai di
cabang, sehingga belum dibukukan oleh cabang.
Soal latihan:

b) Cabang Manado telah melakukan penagihan atas


piutang dagang milik kantor pusat sebesar
Rp37.500.000, tetapi cabang lupa memberitahukan
hal ini ke kantor pusat.
c) Kantor pusat telah salah membukukan laba cabang
bulan November 1997. Laba yang seharusnya
sebesar Rp18.225.000 telah dibukukan sebesar
Rp16.875.000.
d) Cabang Manado telah mengembalikan barang
dagang ke kantor pusat seharga Rp9.600.000, tetapi
kantor pusat belum membukukannya.
Soal latihan:
Diminta:
• Buat ayat jurnal yg diperlukan, baik di kantor
pusat maupun di cabang Manado.
• Buat rekonsiliasi antara perkiraan kantor
pusat dan cabang Manado.
Masalah-masalah Khusus

1. Pengiriman uang antarcabang


• Salah satu cabang meminjam uang ke cabang lain dengan mendapat
persetujuan kantor pusat.
• Cabang yg mengirim uang
Jurnal:
R/K kantor pusat xxx
Kas xxx
• Cabang yg menerima uang
Jurnal:
Kas xxx
R/K kantor pusat xxx
• Kantor Pusat
Jurnal:
R/K cabang yg menerima uang xxx
R/K cabang yg mengirim uang xxx
Masalah-masalah Khusus

2. Pengiriman barang dagang antarcabang


• Ongkos angkut pengiriman BD ada 2:
a) Ongkos angkut dr cabang pengirim ke penerima dibayar lebih
dulu oleh cabang pengirim, kemudian dibebankan ke cabang
penerima dan ongkos angkut yg dikeluarkan sebelumnya
oleh kantor pusat pd saat mengirim BD ke cabang pengirim.
b) Ongkos angkut dari kantor pusat ke cabang penerima.
c) Selisih antara point (a) dan (b) akan dicatat di buku kantor
pusat sebagai perkiraan “Selisih ongkos angkut barang
dagang antarcabang”
Masalah-masalah Khusus

• Selisih ongkos angkut barang dagang antarcabang


diperlakukan sbg:
“Pengurang L/R cabang penerima barang, dlm kelompok :
HPP, beban penjualan, beban administrasi dan umum”.
• Buku Kantor Pusat
a) Pengiriman barang ke cabang pengirim
Jurnal:
R/K cabang pengirim xxx
Pengiriman BD ke C. pengirim xxx
Kas xxx
Masalah-masalah Khusus
b) Barang dagang seharusnya dikirim ke cabang penerima
Jurnal:
Pengiriman BD ke C.penerima xxx
Pengiriman BD ke C.pengirim xxx
c) Selisih ongkos angkut BD
Jurnal:
R/K cabang penerima xxx
Selisih ongkos angkut xxx
R/K cabang pengirim xxx
Masalah-masalah Khusus

• Buku Cabang Pengirim


1. Penerimaan BD dr K. pusat.
Jurnal:
Pengiriman BD dr K pusat xxx
Ongkos angkut masuk xxx
R/K K. pusat xxx
2. Pengiriman BD ke cabang penerima
Jurnal:
R/K K.pusat xxx
Pengiriman BD dr K pusat xxx
Ongkos angkut masuk xxx
Kas xxx
• Buku Cabang Sumedang
Jurnal:
Pengiriman BD dr K pusat xxx
Ongkos angkut masuk xxx
R/K Kantor pusat xxx
Contoh:

• Kantor pusat mengirim BD ke cabang Surabaya sebesar


Rp6.000.000 dengan biaya pengiriman dibebankan ke cabang
sebesar Rp600.000. Pada tanggal berikutnya, kantor pusat
memerintahkan cabang Surabaya untuk mengirim barang ini ke
cabang Makassar. Untuk itu cabang Surabaya membayar biaya
pengangkutan barang ini sebesar Rp450.000. Jika pngiriman BD ini
dilakukan langsung oleh kantor pusat ke cabang Makassar, maka
biya pengiriman barang ini sebesar R750.000
Masalah-masalah Khusus

3. Kantor pusat mencatat investasinya di cabang (R/K cabang) atas


Pengiriman BD ke cabang didasarkan harga Nota atau Eceran
• Harga nota = Harga pokok + % keuntungan yg diharapkan oleh kantor
pusat.
• Harga Eceran = harga jual yg diterima konsumen.
• Kantor pusat mengakui Laba kotor YBDR (yg belum direalisasikan) = R/K
cabang - Pengiriman BD (didasarkan Harga pokok).
Buku Kantor Pusat
Jurnal:
1. Mencatat pengiriman BD ke cabang (metode perpetual)
R/K cabang xxx
Persediaan BD xxx
Laba kotor BD YBDR pd cabang xxx
Masalah-masalah Khusus

2. Mencatat pengiriman BD ke cabang (metode fisik)


R/K cabang xxx
Pengirman BD ke cabang xxx
Laba kotor BD YBDR pd cabang xxx

Buku Kantor Cabang


• Kantor cabang mencatat modal (R/K kantor pusat) atas pengiriman
BD dr kantor pusat didasarkan atas harga nota atau eceran.
1. Metode Perpetual
Persediaan BD xxx
R/K kantor pusat xxx
2. Metode Fisik
Pengiriman BD ke cabang xxx
R/K kantor pusat xxx
Jurnal Kantor pusat atas laporan
cabang
1. Mencatat penutupan Laba kotor YBDR
Jurnal:
Laba Kotor YBDR xxx
Laba/Rugi cabang xxx
2. Mencatat pengakuan laba atas cabang
Jurnal:
R/K cabang xxx
Laba/rugi cabang xxx
3. Menutup laba/rugi cabang ke L/R kantor pusat
Laba/rugi cabang xxx
Ikhtisat R/L (kantor pusat) xxx
Contoh:

Kantor pusat mengirim BD ke cabang, dengan ketentuan:


• kantor pusat mengirim barang ke cabang dengan
memperhitungkan tingkat laba sebesar 20% dari harga
pokoknya.
• Harga pokok BD yang dikirim sebesar Rp10.000.000.
• Jika pada akhir periode, persediaan kantor cabang sebesar
Rp2.000.000 (termasuk didalamnya barang yang diterima dari
kantor pusat sebesar Rp1.200.000.

Anda mungkin juga menyukai