Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan ke 5

a. Pengiriman uang antar cabang

Apabila terjadi pengiriman uang antar cabang atas


perintah kantor pusat atau atas permintaan cabang lain
(seijin kantor pusat), maka perlakuan akuntansinya
diatur sebagai berikut :
1. Kantor cabang penerima akan mengkredit rekening
“kantor pusat”
2. Kantor cabang pengirim akan mendebet rekening
“kantor pusat”
3. Kantor pusat membuat jurnal antar kantor cabang,
yaitu mendebet kantor cabang penerima dan
mengkredit kantor cabang pengirim.
Contoh :
Kantor cabang Bandung diperintahkan oleh kantor pusat
Jakarta untuk mengirim uang sebesar Rp. 5.000 ke kantor
cabang Surabaya, maka jurnalnya sebagai berikut :
 Kantor cabang Bandung
Kantor pusat 5.000
Kas 5.000

 Kantor Cabang Surabaya


Kas 5.000
Kantor pusat 5.000

 Kantor Pusat
Investasi di cabang Surabaya 5.000
Investasi di cabang Bandung 5.000
b. Pengiriman barang antar cabang
Apabila terjadi pengiriman barang antar cabang baik atas perintah kantor
pusat maupun atas permintaan cabang lain (seijin kantor pusat), maka
apabila terdapat ongkos kirim akan diperhitungkan sebagai beban kantor
pusat.

Contoh.
 Kantor pusat mengirimkan barang ke cabang A sebesar Rp. 10.000 dan
membayar ongkos pengiriman sebesar Rp. 100
 Kantor pusat memerintahkan kantor cabang A agar barang yang baru
dikirim tersebut dikirim kembali ke cabang B, dengan ongkos kirim
sebesar Rp. 150 yang dibayar oleh cabang A (ongkos kirim dari kantor
pusat ke kantor cabang B sebesar Rp. 200)

Penyelesaian :
Selisih biaya pengiriman :
Pusat ke cabang A 100
Cabang A ke cabang B 150 +
Total ongkos kirim 250
Pusat ke cabang B 200 -
Selisih ongkos kirim 50
Jurnal

 Cabang A
Persediaan 10.000
Ongkos kirim 100
Kantor pusat 10.100
Kantor pusat 10.250
Persediaan 10.000
Ongkos kirim 100
Kas 150

 Cabang B
Persediaan 10.000
Ongkos kirim 200
Kantor pusat 10.200

 Kantor pusat
Investasi di Cabang A 10.100
Persediaan 10.000
Kas 100
Investasi di cabang B 10.200
Selisih biaya pengiriman 50
Investasi di cabang A 10. 250
c. Pengiriman barang di atas harga pokok

Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor


cabang di nota diatas harga pokok. Hal tersebut
mengakibatkan:
1. Adanya nilai persediaan akhir persediaan di cabang tidak
sesuai dengan harga pokoknya, sehingga laporan posisi
keuangan dan perhitungan laba rugi yang dilaporkannya
tidak sesuai.
2. Selisih kelebihan harga nota akan dikredit ke rekening
“Laba belum direalisasikan”.
3. Jika persediaan tersebut telah laku dijual oleh cabang,
laba yang diakui pusat harus dikoreksi, termasuk
rekening “Laba belum direalisasikan” dikoreksi secara
proporsional dengan jumlah persediaan yang terjual.
Contoh :
1. Pengiriman barang dari pusat ke cabang (perpetual) diatas harga pokok, jurnalnya
sebagai berikut :
Di kantor pusat
Investasi di cabang xxx
Persediaan xxx
Laba belum direalisasikan xxx
Di Kantor cabang
Persediaan xxx
Kantor pusat xxx

2. Penjualan persediaan oleh cabang yang dikirim dari pusat, jurnalnya sbb:
Di kantor pusat
Laba belum direalisasikan xxx
Laba rugi cabang xxx
Di kantor cabang
Piutang dagang xxx
Penjualan xxx
3. Retur barang dari cabang ke pusat, jurnalnya sbb:
Di kantor pusat
Persediaan xxx
Laba belum direalisasikan xxx
Investasi di cabang xxx
Di Cabang
Kantor pusat xxx
Persediaan xxx
 Dalam keperluan pembuatan laporan keuangan
konsolidasi, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :
1. Persediaan akhir barang dagangan yang ada dalam
laporan posisi keuangan kantor cabang, harus
dinyatakan kembali dalam harga pokok yang
sebenarnya
2. Persediaan awal dan akhir barang dagangan yang ada
dalam laporan laba rugi kantor cabang, harus
dinyatakan kembali dengan harga pokok yang
sebenarnya.
Jurnal eliminasi untuk laporan keuangan gabungan

Mengeliminasi kelebihan harga atas persediaan yang dikirim dari kantor


pusat yang belum terjual

Laba belum direalisasikan xxx


Persediaan xxx

Mengeliminasi harga pokok persediaan yang dikirim dari kantor pusat


yang sudah terjual

Laba rugi cabang xxx


HPP xxx

Mengeliminasi saldo rekening yang saling timbal balik

Kantor pusat xxx


Investasi di cabang xxx
d. Divisi
 Divisi adalah sebuah kelompok atau satuan di dalam suatu
organisasi. Suatu entitas yang sudah terdesentralisasi dapat
membagi kegiatan usahanya berdasarkan divisi atau cabang
Perbedaan divisi dan cabang :
- Cabang merupakan perluasan pemasaran suatu produk
- Divisi merupakan bagian dari suatu entitas sebagai perluasan
dari produk dimana adanya produk yang berbeda antar divisi,

 Struktur organisasinya berbentuk struktur divisional dapat


merupakan pusat laba atau pusat investasi
- Pusat laba ukuran kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh
- Pusat investasi ukurannya kinerjanya berdasarkan rasio antara
laba yang diperoleh dibagi aset divisi

 Antar divisi biasanya dapat melakukan transaksi (jual beli), baik


jasa atau jasa (untuk bahan baku atau untuk dikonsumsi)
Jurnal eliminasi yang dibuat untuk laporan
penyusunan keuangan gabungan

Penjualan antar divisi xxx


HPP xxx
Beban operasional antar divisi xxx

RAK Pusat xxx


RAK divisi … xxx
RAK divisi …. xxx

Utang divisi xxx


Piutang divisi xxx
e. Rekonsiliasi
Pada akhir periode akuntansi memungkinkan rekening
“investasi di cabang” dan “kantor pusat” tidak sama
jumlahnya dapat disebabkan :
1. Kesalahan pencatatan pada saat transfer antara
pusat dan cabang
2. Adanya perbedaan periode pencatatan pada saat
transfer antara pusat dan cabang
Rekonsiliasi rekening kantor pusat dan investasi di cabang
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai