Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI HUBUNGAN

KANTOR PUSAT DAN CABANG


KANTOR CABANG AGEN
 Struktur organisasi dan  Struktur organisasi dan
kegiatan tidak terlepas dari kegiatan terlepas dari kantor
kantor pusat. Sehingga kantor pusat atau berdiri sendiri.
cabang bertanggungjawab Oleh karena itu satu kantor
penuh atas segala aktivitasnya agen dapat mengageni
ke manajemen kantor pusat. beberapa perusahaan.
Sehingga kantor agen tidak
bertanggungjawab ke kantor
pusat tetapi
 Kegiatan kantor cabang tidak bertanggungjawab pengelola
terbatas pada usaha untuk agen.
memperoleh pesanan saja tetapi  Kegiatan kantor agen
juga usaha untuk memenuhi terbatas pada usaha untuk
pesanan yang dpt diambil dari memperoleh pesanan dan
persediaan sendiri maupun calon pembeli saja. Dengan
persediaan kantor pusat. demikian agen hanya sebagai
fungsi pemasarnya saja.
 Investasi kantor pusat ke
cabang tidak hanya sebatas
modal kerja saja tetapi semua
fasilitas yang dibutuhkan dalam
mendirikan kantor cabang dan  Investasi kantor pusat ke
permulaan operasinya kantor agen hanya sebatas modal
cabang kerja saja.
Agen
 Perbedaan Agen dan cabang

Agen Cabang
1. fungsi penerima pesanan 1. wewenang transaksi
2. persediaan berupa sample 2. mempunyai persediaan
3. syarat-syarat penjualan 3. memberikan syarat-syarat
ditentukan pusat penjualan
4. modal kerja diberi pusat 4. transaksi pembayaran sendiri
Hubungan Agen dan Pusat
 Agen hanya menyelenggarakan buku kas
untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran
kas.
 Sedangkan pusat pembukuan atas transaksi-

transaksi yang terjadi di agen dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu :
◦ ditentukan secara terpisah
◦ ditentukan secara tidak terpisah
Akuntansi agen – buku induk
Transaksi : Terpisah Tidak terpisah
1. Pengiriman sampel Persed. Sample Agen 200 Persed. Sample Agen 200
  Pengir. brg. ke Agen 200 Pengir. brg. ke Agen 200
1. Pemberian modal Modal kerja Agen 100 Modal kerja Agen 100
Kas 100 Kas 100
 
1. Penjualan via agen Piutang Dagang 2000 Piutang Dagang 2000
Penjualan Agen 2000 Penjualan 2000
(Misal : Rp. 2.000.000)
1. Pengakuan HPP HPP Penjualan Agen 1500  
Pengir. brg. ke Agen 1500
(
1. Penggunaan dan Biaya Usaha Agen 150 Biaya Usaha 150
pengisian modal Kas 150 Kas 150
1. Gaji & Komisi Agen Gaji & Komisi Agen 60 Gaji & Komisi 60
Kas 60 Kas 60

1. Menutup R/L Penjualan Agen 2000  


HPP Penjualan Agen 1500
 Ada dua sistem yang digunakan dalam
pencatatan sistem akuntansi hubungan
cabang dengan pusat, yaitu melalui sistem
sentralisasi dan sistem desentralisasi
 Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor
cabang diselenggarakan oleh kantor pusat,
jadi hampir mirip dengan pencatatan kantor
agen dimana rugi-laba kantor agen
dipisahkan dari rugi-laba kantor pusat.
 Sistem ini cocok dipakai apabila kantor
cabang letaknya dekat dengan kantor pusat
dan kegiatan kantor cabang masih terbatas/
kantor cabang masih relatif kecil.
 Dalam sistem desentralisasi, pencatatan
transaksi di kantor cabang diselenggarakan
oleh kantor cabang sendiri. Namun bila
dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat
pos-pos tertentu yang pencatatannya
dilakukan oleh kantor pusat.
 Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara
Pusat dengan cabang adalah Rekening
Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga
pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya
juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa.
Sistem Sentralisasi
 Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk
pembukaan kantor cabang.
Kantor Cabang 200.000
Kas (assts) 200.000
 Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000
secara kredit.
Aktiva Tetap 150.000
Kantor Cabang 150.000
 Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1.200.000, kantor cabang Rp. 800.000
Persediaan 1.200.000
Utang Dagang 1.200.000
Persediaan - ktr cabang 800.000
Utang Dagang 800.000
 Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000
 Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga
pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-
masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.
Home Office Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Branch Office Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000
 Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000,
Kantor Cabang Rp. 500.000.
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000
Sistem Desentralisasi
 Transaksi keuangan kantor cabang di dalam
sistem desentralisasi dikelompokkan menjadi 2
transaksi, yaitu:
1) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor
pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini dicatat baik oleh kantor
cabang maupun kantor pusat.
2) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak
ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh kantor
pusat.
 Contoh transaksi yg mempengaruhi kantor
pusat dan kantor cabang, a.l:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat
ke kantor cabang dan sebaliknya
2) Pengiriman barang dagang dr kantor
Pusat ke cabang dan sebaliknya
3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd
kantor cabang dan sebaliknya
4) Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5) Penagihan piutang kantor pusat oleh
kantor cabang dan sebaliknya
Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx

R/K K. Cabang xxx Ikhtisar L/R xxx


L/R K. Cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Piutang xxx R/K K. Pusat xxx
Masalah Khusus Hubungan Kantor
Pusat dan Kantor Cabang
 Kantor cabang di luar negeri.
 Pengiriman barang ke cabang dinota di atas

harga pokok.
 Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah

kantor pusat.
Pengiriman barang ke cabang dinota
di atas harga pokok
 Dalam pembahasan di muka pengiriman
barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang selalu di nota dan di catat berdasarkan
harga pokok. Namun bisa jadi Pengiriman
barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang di nota diatas harga pokok.
 Oleh kantor pusat kelebihan harga nota
harga yang dibebankan pada kantor cabang
di atas harga pokok akan dikredit ke
rekening “Cadangan Kelebihan Harga” atau
“Laba Kotor Belum Direalisir”. Jadi waktu
mengirim barang, kantor pusat akan
mencatat:
Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan
sistem fisik:

R/K Kantor cabang ...................xxx


Pengiriman cabang ke Kantor cabang ..........xxx
Cadangan kelebihan harga ...........................xxx

Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan


sistem perpetual;

R/K kantor cabang ....................xxx


Persediaan barang dagangan ........................xxx
Cadangan kelebihan harga ...........................xxx
 Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga
nota yang dibebankan oleh kantor pusat tersebut
adalah di atas harga pokok. Jadi kantor cabang
akan mencatat berdasarkan harga nota yang
diterima.
 Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan
sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
R/K kantor pusat ............................xxx
 Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan
sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
R/K kantor pusat ............................xxx
 Agar laporan keuangan kantor pusat dan
laporan keuangan konsolidasi memberikan
informasi yang sesungguhnya, dengan kata
lain agar laba atau rugi dari kantor cabang
menunjukkan laba yang sesungguhnya, maka
cadangan kelebihan atas barang dagangan
yang dijual oleh kantor cabang akan
diperlakukan sebagai penambah laba dari
kantor cabang melalui jurnal:
Cadangan kelebihan harga ................xxx
Rugi-laba kantor cabang ...........................xxx
Pengiriman aktiva antar cabang atas
perintah kantor pusat.
 Kantor pusat dapat meminta suatu kantor
cabang mengirim aktiva ke kantor cabang
yang lain dengan alasan-alasan tertentu.
 Untuk mempermudah pembahasan maka
transaksi pengiriman aktiva antar cabang atas
perintah kantor pusat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
1. Pengiriman kas
2. Pengiriman barang dagangan
Pengiriman Kas Antar-Kantor Cabang
Atas Perintah Kantor Pusat
 Transaksi ini akan mempengaruhi masing- masing
pihak yang terkait sebagai berikut:
 Kantor cabang pengirim
Rekening kantor pusat.............xxx
Kas............................................xxx
 Kantor cabang penerima;
Kas...........................................xxx
Rekening kantor pusat..................xxx
 Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima..............xxx
Rekening kantor cabang pengirim................xxx
. Pengiriman Barang dagangan Antar-
Kantor Cabang Atas Perintah Kantor Pusat
 Kantor cabang pengirim;
Rekening kantor pusat......................xxx
Kas.....................................................................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat…..............xxx
Biaya angkut.......................................................xxx
 Kantor cabang penerima;
Pengiriman barang dari kantor pusat...........xxx
Biaya angkut.....................................................xxx
Rekening kantor pusat.....................................xxx
 Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima.................xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim.........xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut..........................xxx
Rekening kantor cabang...................................xxx
Pengiriman barang ke cabang penerima...........xxx
Contoh - desentralisasi
Jawab - 1
Jawab 2
Jawab 3
Jawab 4
Tugas 1
 Cabang Batanghari meminjam uang sebesar
Rp120.000,- dari cabang Sarolangun transfer
uang telah mendapat persetujuan dari kantor
pusat.
 Diminta:
 Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksi

di atas?
Tugas 2
 PT Mitra Mandiri berkator pusat di Jambi mempunyai cabang
di daerah Sarolangun dan Bangko. Kantor pusat mengirim
barang dagangan ke cabang Sarolangun sebesar
Rp.1.350.000,- di tambah ongkos angkut sebesar
Rp.32.500,-dibayar kantor pusat. Beberapa hari kemudian
kantor pusat memberitahu­kan cabang Sarolangun, bahwa
barang tersebut harus dikirim ke cabang Bangko. Cabang
Sarolangun membayar ongkos angkut ke cabang Bangko
sebesar Rp11.500,-. Kalau kantor pusat mengirim langsung
ke cabang Bangko ongkos angkutnya sebesar Rp40.000,-.
Metode pencatatan persediaan yaitu metode pisik dan ongkos
angkut menjadi beban cabang dengan menambah harga
pokok perolehan barang dagangan tersebut.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai