Anda di halaman 1dari 22

eeeee PENDAHULUAN

BAB 7
AKUNTANSI HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
Oleh: Mohamad Apip, S.E., M.Si.

PENDAHULUAN
ebuah perusahaan yang telah tumbuh dan ingin memajukan usahanya dengan
S mengembangkan wilayah kerjanya, pemasarannya maka biasanya akan
mendirikan perusahaan cabang. Perusahaan cabang berbeda dengan anak perusahaan,
berbeda juga dengan agen.
Anak perusahaan tidak selalu sama bidang usahanya dengan perusahaan induknya,
misal Sinar Mas Group mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis
yaitu Simas Agrolestari, Simas asuransi bergerak di bidang asuransi, dan lain-lain.
Sedangkan agen adalah suatu perusahaan jasa yang dipercaya untuk membantu bidang
pemasaran beberapa perusahaan sehingga tidak bertanggungjawab langsung kepada
perusahaan yang memberikan kepercayaan padanya sebagai agen. Perusahaan Pusat
adalah perusahaan cikal bakal pertama suatu perusahaan berdiri sampai berkembang dan
juga merupakan pusat dari kegiatan usaha yang dijalankan. Perusahaan Pusat yang telah
tumbuh dan berkembang akan membuka kantor cabang di beberapa tempat kemudian
kantor cabang ini akan beroperasi dengan segala transaksi operasionalnya yang
memperoleh dukungan aktiva lancar, aktiva tetap, modal, manajemen, dan pengendalian
dari perusahaan pusat sehingga perlu pertanggungjawaban cabang ke pusat. Dari sinilah
timbul hubungan Pusat-Cabang yang akhirnya memerlukan pencatatan transaksi,
pengelompokkan pos-pos, peringkasan saldo dan pelaporan serta pertanggungjawabkan
yang akhirnya disebut sebagai akuntansi hubungan kantor pusat-kantor cabang.
Di dalam pencatatan akuntansi hubungan Pusat-Cabang akhirnya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pertama, pencatatan dengan system sentralisasi akan dibahas pada
topik 1, kedua pencatatan dengan system desentralisasi akan di bahas pada topic 2.
95
Tujuan penyajian dan bahasan pada bab ini bagi mahasiswa adalah:
1. Membuka wawasan mahasiswa tentang akuntansi hubungan kantor pusatkantor
cabang.
2. Mahasiswa tidak hanya mengerti tetapi juga memahami seluk beluk akuntansi
hubungan pusat-cabang.
3. Mahasiswa juga memahami prosedur pencatatan transaksi kantor pusat oleh cabang
atau sebaliknya.
4. Mahasiswa mampu membuat jurnal, menghitung laba dan mengakui laba serta
pembuatan laporan keuangannya.

TOPIK 1

Hubungan Kantor Pusat- Cabang dengan Sistem Sentralisasi

A. PENGERTIAN HUBUNGAN PUSAT-CABANG


Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan
kantor pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan
bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain. Kantor cabang tidak sama
dengan kantor agen karena keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan sebagai
berikut:
Kantor Cabang Kantor Agen
 Struktur organisasi dan kegiatan  Struktur organisasi dan kegiatan
tidak terlepas dari kantor pusat. terlepas dari kantor pusat atau
Sehingga kantor cabang berdiri sendiri. Oleh karena itu satu
bertanggungjawab penuh atas segala kantor agen dapat mengageni
aktivitasnya ke manajemen kantor beberapa perusahaan. Sehingga
pusat. kantor agen tidak bertanggungjawab
ke kantor pusat tetapi
 Kegiatan kantor cabang tidak bertanggungjawab pengelola agen.
terbatas pada usaha untuk  Kegiatan kantor agen terbatas pada
memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memperoleh pesanan dan
usaha untuk memenuhi pesanan yang calon pembeli saja. Dengan demikian
dpt diambil dari persediaan sendiri agen hanya sebagai fungsi
maupun persediaan kantor pusat. pemasarnya saja.
 Investasi kantor pusat ke cabang  Investasi kantor pusat ke agen
tidak hanya sebatas modal kerja hanya sebatas modal kerja saja.
96
saja tetapi semua fasilitas yang
dibutuhkan dalam mendirikan kantor
cabang dan permulaan operasinya
kantor cabang.

B. SISTEM AKUNTANSI UNTUK KANTOR CABANG


Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan
cabang dengan pusat, yaitu melalui sistem:
1. Sistem Sentralisasi
2. Sistem Desentralisasi (akan dibahas pada topik 2).

1. SISTEM SENTRALISASI
Di dalam sistem ini akuntansi kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat,
jadi hampir mirip dengan pencatatan kantor agen dimana rugi-laba kantor agen
dipisahkan dari rugi-laba kantor pusat. Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor
cabang masih relative kecil.
Contoh Soal 1:
Perhatikan Neraca PT. TERRAMODA berikut ini:
PT. TERRAMODA
Neraca
Per 31 Desember 1998
AKTIVA
- Kas Rp. 300.000.000
- Piutang Dagang Rp. 125.000.000
- Persediaan Rp. 225.000.000
- Aktiva tetap (Neto) Rp. 330.000.000
Total Aktiva Rp. 980.000.000
PASIVA
- Utang Dagang Rp. 150.000.000
- Modal Saham Rp. 480.000.000
- Laba ditahan Rp. 350.000.000
Total Pasiva Rp. 980.000.000
97
Perusahaan TERAMODA membukacabang Cabang tahun 1999yang dipimpin oleh
Betty sebagai manajer telah terjadi transaksi-transaksi adalah berikut:
1. Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan kantor cabang.
2. Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara kredit. Akuntansi
pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat.
3. Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp.1.200.000,
kantor cabang Rp. 800.000
4. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp.275.000.
5. Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.1.500.000,
kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut
masing-masing Rp. 1.000.000 dan Rp. 400.000.
6. Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1.300.000, Kantor Cabang
Rp.500.000.
7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan
Kantor Cabang Rp. 100.000.
8. Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.
9. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000
10. Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp.15.000.
11. Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Perintah:
a) Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan
pusat maupun cabang.
b) Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan
pusat maupun cabang.
Jawab Soal 1:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor cabang
Pusat
Kantor Cabang 200.000
Kas 200.000
Cabang
Kas 200.000
Kantor Pusat 200.000
98
2) Pembelian aktiva tetap oleh kantor cabang:
Pusat
Aktiva tetap 150.000
Ktr Cabang 150.000
Cabang
Ktr Pusat 150.000
Utang 150.000
3) Pembelian barang dagangan untuk persediaan:
Pembelian Pusat
Persediaan 1200.000
Utang Dagang 1200.000
Pembelian Cabang
Persedian 800.000
Utang Dagang 800.000
4) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang
Pusat
Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000
Cabang
Persediaan 275.000
Ktr Pusat 275.000
5) Penjualan barang dagangan secara kredit dan HPP masing-masing dicatat kantor
pusat sebagai berikut:
Penjualan Pusat dan HPP kantor Pusat
Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Penjualan dan HPP kantor Cabang
Piutang dagang 700.000

99
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000
6) Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp500.000.
Piutang kantor Pusat
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Piutang kantor Cabang
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000
7) Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan
Kantor Cabang Rp. 100.000.
Biaya kantor Pusat
Biaya komersial 300.000
Kas 300.000
Biaya kantor Cabang
Biaya komersial 100.000
Kas-ktr. cabang 100.000
8) Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.
Pusat
Kantor Cabang 50.000
Biaya Komersial 50.000
Cabang
Biaya komersial 50.000
Kantor Pusat 50.000
9) Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000
Pusat
Kas 300.000
kantor cabang 300.000
Cabang
Kantor pusat 300.000
Kas 300.000

100
10) Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp. 15.000.
Pusat
Biaya Komersial 45.000
Akm Peny. Aktiva tetap 45.000
Cabang
Biaya Komersial 15.000
Akm Peny. Aktiva tetap
15.000
11) Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Laba diatahan 120.000
Kas 120.000

LATIHAN 7.1

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda


mengerjakan latihan berikut ini !
1) Apa yang dimaksud dengan pengertian kantor cabang dan kantor agen ?
2) Sebutkan persamaan dan perbedaan antara kantor cabang dengan kantor agen!
3) Apa yang dimaksud dengan system sentralisasi dalam hubungan Pusat-Cabang?
4) Sebutkan dan jelaskan kondisi kantor cabang yang cocok menerapkan system
sentralisasi!
5) Sebutkan perbedaan sistem pencatatan (jurnal) antara rekening kantor cabang
dengan rekening kantor pusat di dalam system sentralisasi!
6) Transaksi apa saja yang penjurnalannya oleh pusat namun dicatat dengan keterangan
kantor cabang, sebutkan!
7) Dicatat transaksi-transaksi berikut yang terjadi antara perusahaan RAKMODAL
(perusahaan pusat) dengan MODAL DENGKUL (perusahaan cabang) oleh Jayus
sebagai berikut:
 Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 50.000 untuk pembukaan kantor cabang.

101
 Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 80.000 secara kredit. Akuntansi
pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat.
 Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp.600.000,
kantor cabang Rp. 300.000
 Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp.75.000.
 Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.800.000,
kantor cabang Rp. 300.000.
 Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-masing
Rp.600.000 dan Rp. 200.000.
 Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 120.000, Kantor Cabang Rp.60.000.
 Pembayaran hutang dagang: Kantor Pusat Rp. 400.000, kantor cabang Rp.50.000.
 Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp.30.000 dan
Kantor Cabang Rp. 10.000.
 Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 5000.
 Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 30.000
 Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 10.000, Kantor cabang Rp.5.000.
 Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 40.000.
Perintah:
Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik untuk perusahaan
pusat maupun cabang.

RANGKUMAN

1) Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian
dari kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain.
2) Kantor cabang tidak sama dengan kantor agen karena keduanya mempunyai
persamaan dan perbedaan, yaitu dari segi struktur organisasi terhadap pusat, lingkup
kegiatan, dan investasi kantor pusat.
3) Sistem pencatatan yang digunakan di dalam akuntansi hubungan pusatcabang
terdapat dua macam yaitu system pencatatan sentralisasi (hanya dilakukan oleh

102
pusat saja) dan system desentralisasi yaitu pencatatan dilakukan oleh pusat maupun
cabang dengan dihubungkan oleh rekening timbal balik.
4) Transasksi yang oleh pusat dicatat dengan keterangan yang membedakan dengan
kantor cabang di dalam system sentralisasi adalah transaksi pembelian, penjualan
dan HPP, piutang dagang, utang dagang, biaya komersial dan penyusutan aktiva
tetap.

TOPIK 2

Hubungan Kantor- Pusat Cabang dengan Sistem Desentralisasi

A. PENGERTIAN DESENTRALISASI
Pengertian desentralisasi hubungan pusat-cabang yaitu apabila di dalam sistem
akuntansi kantor cabang yang pencatatannya diselenggarakan oleh kantor cabang
sendiri. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat pos-pos tertentu yang
pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.
Hal yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem desentralisasi
terhadap transaksi yang menghubungkan antara Pusat dengan cabang adalah Rekening
Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya juga
sedikit berbeda dengan jurnal biasa.

B. PENGELOMPOKKAN SISTEM DESENTRALISASI


Transaksi keuangan kantor cabang di dalam system desentralisasi dikelompokkan
menjadi 2 transaksi, yaitu:
1. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini akan
mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini
dicatat baik oleh kantor cabang maupun kantor pusat.
2. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini tidak
mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini
tidak dicatat oleh kantor pusat.
C. TRANSAKSI YANG MENAMBAH ATAU MENGURANGI R/K
R/K timbal balik bertambah apabila terdapat:
103
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor cabang
Pusat
R/K - Ktr Cabang xxxx
Kas (aktiva) xxxx
Cabang
Kas (aktiva) xxxx
R/K - Ktr Pusat xxxx
2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang
Sistem Fisik:
Pusat
R/K Ktr Cabang xxxx
Pengiriman brg dag ke ktr cabang xxxx
Cabang
Pengiriman brg dag. dr ktr Pusat xxxx
R/K Ktr Pusat xxxx
Sistem Prepertual
Pusat
R/K Ktr Cabang xxxx
Persediaan brg. dagangan xxxx

Cabang
Persediaan brg dag. xxxx
R/K Ktr Pusat xxxx
3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor cabang:
Pusat
R/K Ktr Cabang xxxx
Biaya xxxx
Cabang
Biaya xxxx
R/K Ktr Pusat xxxx

104
4) Penghitungan bunga atas investasi ktr Pusat di ktr Cabang
Pusat
R/K-Ktr cabang xxxx
Pendapt bunga xxxx
Cabang
Biaya bunga xxxx
R/K- Ktr Pusat xxxx
5) Pengakuan laba kantor cabang:
Pusat
R/K- Ktr cabang xxxx
Rugi-Laba ktr cab xxxx
Cabang
Rugi-Laba xxxx
R/K- ktr Pusat xxxx
6) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang
Pusat
R/K- Ktr cabang xxxx
Piutang xxxx
Cabang
Kas xxxx
R/K - ktr Pusat xxxx
Dari keempat pasang jurnal tersebut diatas sebenarnya susunan rekening jurnalnya
sama, hanya dibalik saja antara Pusat dan Cabangnya (jurnal no. 1,2,3,5). Sedangkan
untuk jurnal no. 4 dan 6 berbeda karena transaksinya juga berbeda.
R/K berkurang apabila terdapat:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor cabang ke kantor pusat
Pusat
Kas (aktiva) xxxx
R/K-Ktr Cabang xxxx
Cabang
R/K - Ktr Pusat xxxx
Kas (aktiva) xxxx

105
2) Pengembalian barang dagang dr kantor Cabang ke Pusat
Sistem Fisik:
Pusat
Pengiriman brg dag. ke ktr cabang xxxx
R/K Ktr Cab. xxxx
Cabang
R/K- Ktr Pusat xxxx
Pengiriman brg dag. dr ktr Pusat xxxx
Sistem Prepertual
Pusat
Persediaan brg dag xxxx
R/K-Ktr Cab. xxxx
Cabang
R/K Ktr Pusat xxxx
Persediaan brg dag. xxxx
3) Pembebanan biaya oleh kantor cabang kepada kantor pusat:
Pusat
Biaya xxxx
R/K – Kantor Cabang xxxx
Cabang
R/K Ktr Pusat xxxx
Biaya xxxx
4) Pembelian aktiva oleh ktr Cabang yg akuntansinya diselenggarakan ktr pusat
Pusat
Aktiva xxxx
R/K-Ktr cabang xxxx
Cabang
R/K- Ktr Pusat xxxx
Kas (utang) xxxx

106
5) Pengakuan rugi kantor cabang:
Pusat
Rugi-Laba ktr cabang xxxx
R/K-Ktr cabang xxxx
Cabang
R/K ktr Pusat xxxx
Rugi-Laba xxxx
6) Penagihan piutang kantor Cabang oleh kantor Pusat:
Pusat
Kas xxxx
R/K- Ktr cabang xxxx
Cabang
R/K ktr – Pusat xxxx
Piutang xxxx
Transaksi-transaksi yg dilakukan oleh masing-masing kantor (cabang atau pusat) maka
akan dicatat seperti jurnal biasa, misal: pembelian secara kredit, penjualan scr kredit,
pelunasan piutang, biaya-biaya yang tidak dibebankan, penagihan piutang secara
mandiri, dan lain-lain.
Contoh Soal 2:
Perhatikan Neraca PT. TERRAMODA berikut ini:
PT. TERRAMODA
Neraca
Per 31 Desember 1998
AKTIVA
- Kas Rp. 300.000.000
- Piutang Dagang Rp. 125.000.000
- Persediaan Rp. 225.000.000
- Aktiva tetap (Neto) Rp. 330.000.000
Total Aktiva Rp. 980.000.000
PASIVA
- Utang Dagang Rp. 150.000.000
- Modal Saham Rp. 480.000.000

107
- Laba ditahan Rp. 350.000.000
Total Pasiva Rp. 980.000.000

Perusahaan TERAMODA membukacabang Cabang tahun 1999yang dipimpin oleh


Betty sebagai manajer telah terjadi transaksi-transaksi adalah berikut:
1. Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan kantor cabang.
2. Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara kredit. Akuntansi
pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat.
3. Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp.1.200.000,
kantor cabang Rp. 800.000
4. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp.275.000.
5. Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.1.500.000,
kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut
masing-masing Rp. 1.000.000 dan Rp. 400.000.
6. Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1.300.000, Kantor Cabang
Rp.500.000.
7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan
Kantor Cabang Rp. 100.000.
8. Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.
9. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000
10. Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp.15.000.
11. Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Perintah:
c) Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan
pusat maupun cabang.
d) Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system Desentralisasi baik oleh perusahaan
pusat maupun cabang.
Jawab Soal 1:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor cabang
Pusat
Ktr Cabang 200.000
Kas 200.000
Cabang
108
Kas 200.000
Kantor Pusat 200.000

2) Pembelian aktiva tetap oleh kantor cabang:


Pusat
Aktiva tetap 150.000
Ktr Cabang 150.000
Cabang
Ktr Pusat 150.000
Utang 150.000
3) Pembelian barang dagangan untuk persediaan:
Pembelian Pusat
Persediaan 1200.000
Utang Dagang 1200.000
Pembelian Cabang
Persed. 800.000
Utang Dagang 800.000
4) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang
Pusat
Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000
Cabang
Persediaan 275.000
Ktr Pusat 275.000
5) Penjualan barang dagangan secara kredit dan HPP masing-masing dicatat kantor
pusat sebagai berikut:
Penjualan Pusat dan HPP kantor Pusat
Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000

109
Penjualan dan HPP kantor Cabang
Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000
6) Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp500.000.
Piutang kantor Pusat
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Piutang kantor Cabang
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000
7) Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan
Kantor Cabang Rp. 100.000.
Biaya kantor Pusat
Biaya komersial 300.000
Kas 300.000
Biaya kantor Cabang
Biaya komersial 100.000
Kas 100.000
8) Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.
Pusat
Kantor Cabang 50.000
Biaya Komersial 50.000
Cabang
Biaya komersial 50.000
Kantor Pusat 50.000
9) Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000
Pusat
Kas 300.000
kantor cabang 300.000
Cabang

110
Kantor pusat 300.000
Kas 300.000

10) Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp. 15.000.
Pusat
Biaya Komersial 45.000
Akm. Peny. Aktiva tetap 45.000
Biaya Komersial 15.000
Akm. Peny. Aktiva tetap-kantor cabang 15.000
11) Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.
Laba diatahan 120.000
Kas 120.000

111
LATIHAN 7.2

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda


mengerjakan latihan berikut ini !
1) Apa yang dimaksud dengan system desentralisasi dalam hubungan Pusat-Cabang?
2) Sebutkan 2 pengelompokkan transasksi yang timbul antara pusat-cabang di dalam
system desentralisasi!
3) Apa yang dimaksud dengan rekening timbal balik? Jelaskan!
4) Sebutkan perbedaan sistem pencatatan (jurnal) antara system sentralisasi dengan
system desentralisasi dari sisi rekening kantor pusat!
5) Sebutkan transaksi dengan system desentralisasi yang menyebabkan rekening
timbal-balik bertambah !
6) Sebutkan transaksi dengan system desentralisasi yang menyebabkan rekening
timbal-balik berkurang !

RANGKUMAN

1) Desentralisasi hubungan pusat-cabang adalah sistem akuntansi kantor cabang yang


pencatatannya diselenggarakan oleh kantor cabang sendiri, kecuali bila dikehendaki
oleh kantor pusat maka terdapat pospos tertentu yang pencatatannya oleh kantor
pusat.
2) Rekening Koran Timbal Balik (R/K) adalah. rekening transaksi yang
menghubungkan antara Pusat dengan cabang di dalam sistem desentralisasi.
3) Transaksi di dalam system desentralisasi ada dua kelompok, yaitu kelompok
transaksi cabang dengan kantor pusat dan kelompok transaksi cabang dengan pihak
ketiga.
4) Transaksi-transaksi yg dilakukan oleh masing-masing kantor (cabang atau pusat)
maka akan dicatat seperti jurnal biasa, misal: pembelian secara kredit, penjualan scr
kredit, pelunasan piutang, biaya-biaya yang tidak dibebankan, penagihan piutang
secara mandiri, dan lain-lain.

112
TES FORMATIF 7

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1) Berikut pernyataan yang benar mengenai kantor cabang adalah:
A. Kantor cabang merupakan wakil di daerah dari beberapa kantor pusat.
B. Struktur organisasi kantor cabang terpisah dan berbeda dengan kantor pusat.
C. Kantor cabang memperoleh dana dari investasi menyeluruh oleh kantor pusat.
D. Kantor cabang pada system desentralisasi tidak perlu bertanggungjawab kepada
kantor pusat.
2) Sistem pencatatan untuk hubungan pusat daerah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
A. Sentralistik dan Desentralistik
B. Sentralisasi dan Desentralisasi
C. Sentralistik dan Delegasi
D. Sistem kantor Cabang dan kantor Agen.
3) Berikut pernyataan yang tidak benar mengenai kantor agen adalah:
A. Kantor Agen harus bertanggungjawab terhadap pusat.
B. Kantor Agen hanya memperoleh investasi sebesar modal kerja dari kantor pusat.
C. Kantor agen terpisah secara struktur organisasi dan operasional dengan kantor
pusat.
D. Kantor Agen dapat mengageni beberapa kantor pusat.
4) Sistem sentralisasi dapat diterapkan dalam kondisi kantor cabang sebagai berikut:
A. Kantor cabang jaraknya cukup jauh sehingga harus dipantau pusat dan potensi
ekonominya ada.
B. Lingkup kegiatan kantor cabang masih terbatas dan jaraknya dekat dengan
kantor pusat.
C. Kantor cabang jumlahnya sedikit dan potensi ekonominya ada.
D. Kantor cabang belum bisa mandiri sehingga harus dibantu oleh pusat dan kantor
cabang beresiko terjadi kecurangan dan inefisiensi.
5) Berikut ini merupakan transaksi di kantor cabang dengan system sentralisasi yang
pencatatannya dipusat dipisahkan dengan cabang, yaitu kecuali:
A. Pembelian oleh kantor cabang
113
B. Penjualan dan HPP oleh kantor cabang
C. Piutang dan Utang oleh kantor cabang
D. Pengiriman barang dagangan ke kantor cabang
6) Pengertian dari akuntansi hubungan kantor pusat-cabang yang dengan system
desentralisasi adalah:
A. Penyerahan kekuasaan mengenai kebijakan akuntansi dari pusat kepada cabang.
B. Penyerahan wewenang pencatatan dan pembukuan dari pusat kepada cabang.
C. Penyerahan wewenang operasional wilayah dari pusat kepada cabang.
D. Penyerahan kekuasaan membiayai pengeluaran dari pusat kepada cabang.
7) Berikut ini termasuk pengelompokkan transaksi hubungan pusat-cabang dalam
system desentralisasi:
A. Transaksi menyangkut hubungan cabang-pusat dan hubungan cabang dengan
cabang lainnya.
B. Transaksi menyangkut hubungan cabang-pusat dan hubungan cabang dengan
agen.
C. Transaksi menyangkut hubungan cabang-pusat dan hubungan cabang dengan
pihak ketiga.
D. Transaksi menyangkut hubungan cabang-cabang dan hubungan cabang dengan
pihak ketiga.
8) Pencatatan transaksi pengembalian barang dagangan dari cabang ke pusat dengan
system prepertual adalah:
A Pusat
Persediaan brg dag xxxx
R/K-Ktr Cab. xxxxx
B. Pusat
R/K-Ktr Cab xxxx
Persediaan brg dag xxxx
C. Pusat
Barang Dagangan-Ktr Cab xxxx
Persediaan brg dag xxxx
D. Pusat
Kas-Ktr Cab xxxx

114
Persediaan brg dag xxxx
9) Pembelian aktiva oleh ktr Cabang yang akuntansinya diselenggarakan ktr pusat
adalah:
A Cabang
Kas (utang) xxxx
R/K- Ktr Pusat xxxx
B. Cabang
R/K- Ktr Pusat xxxx
Kas (utang) xxxx
C. Pusat
Barang Dagangan-Ktr Cab xxxx
Persediaan brg dag xxxx
D. Pusat
Kas-Ktr Cab xxxx
Persediaan brg dag xxxx
10) Berikut ini merupakan transaksi dalam system desentralisasi yang menyebabkan
rekening timbal balik bertambah:
A. Penagihan piutang kantor Cabang oleh kantor Pusat.
B. Pengembalian barang dagang dr kantor Cabang ke Pusat
C. Pengakuan rugi kantor cabang.
D. Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor cabang.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 7 yang terdapat
di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi
Kegiatan Belajar 7.
Rumus

Jumlah Jawaban Benar


Tingkat Penguasaan X 100 %
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 % - 100 % = baik sekali

115
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = cukup
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 7. Bagus! Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 7, terutama yang belum Anda kuasai.

DAFTAR PUSTAKA

Allan R. Drubin. (1999), Advanced Accounting, 5th edition, South Western, reissue by
Binarupa Aksara, Jakarta.

Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5 th edition, Prentice Hall, London, reissue
by Salemba Empat, Jakarta.

Mosich, A.N and Larsen, E. John (1983), Modern Advanced Accounting, Edisi ketiga,
New York: Mc. Graw-Hill Book Com pany.

Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Cetakan ke-7, BPFE, UGM


Yogyakarta.

Supriyono, RA dan Suparwoto (1986), Akuntansi Keuangan Dasar, bagian penerbitan


STIE YKPN, Yogyakarta.

116

Anda mungkin juga menyukai