Anda di halaman 1dari 53

“ HUBUNGAN KANTOR

PUSAT DAN CABANG


PROSEDUR UMUM “

KEL 4:
M. Fadlan Ali
Diana Kholidah
Difa Niditia
Faris Afifatullah
Krisna Anggraini
Sub Materi
• HubunganKantorPusatdanAge
n

• HubunganKantorPusatdanKant
orCabang

• PenyusunanPerhitunganLabaR
ugiKantorCabangdanKantorPu
sat
“ Hubungan Kantor
Pusat dan Agen “
Hubungan Kantor Pusat Dan Agen

1. Usaha dari suatu Agen

Agen yang bekerja sebagai suatu unit organ-


isasi penjualan local berada di bawah pen-
gawasan Kantor Pusat dan biasanya tidak
mengadakan persediaan selain dari contoh-
contoh atau monster daripada barang-barang
yang akan ditawarkan untuk dijual.
Lanjutan
2. Pembukuan Untuk Suatu Agen

Akuntansi terhadap usaha keagenan tidak

membutuhkan penyusunan buku-buku secara

lengkap.

Pada umumnya agen cukup menyelenggarakan

buku kas untuk mencatat penerimaan modal

kerja dari kantor pusat, dan pengeluaran-pen-

geluaran untuk berbagai macam biaya


Lanjutan
3. Pembukuan pada Kantor Pusat

Pembukuan terhadap transaksi-transaksi dengan agen,

yang akan diselenggarakan oleh kantor pusat, tergantung pada

tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai laba (rugi) yang di-

dapat dari aktivitas penjualan melalui agen tersebut.

Dalam hal ini terdapat dua alternative sebagai berikut:

Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui

agen tidak ditentukan secara terpisah.

Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui

agen ditentukan secara terpisah


Lanjutan
Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas
penjualan melalui agen tidak penjualan melalui agen ditentukan se-
ditentukan secara terpisah. cara terpisah

Pengiriman sample (monster) barang


dagangan sebesar harga pokok Rp
100.000,00.
Persediaan sample agen X Rp 100.000 Persediaan sample agen X Rp
Pengiriman barang Rp 100.000
100.000 Pengiriman barang Rp
kepada agen X 100.000
kepada agen X

Pembentukan modal kerja agen X


sebesar Rp 50.000
Modal kerja agen X Rp 50.000
Kas Rp Modal kerja agen X Rp 50.000
50.000 Kas Rp
50.000

Penjualan melalui agen X sebesar


harga faktur Rp 1.000.000
Piutang dagang Rp Piutang dagang Rp
Lanjutan
Harga pokok penjualan melalui
agen X sebesar Rp 750.000
Harga pokok- Rp -
750.000
penjualan agen X
Pengiriman barang Rp
750.000
kepada agen X

Laporan penggunaan & pengisian


kembali modal kerja agen X sebesar
Rp 45.000
Macam-macam biaya Rp Macam-macam biaya Usaha Rp
45.000 45.000
Usaha agen X Kas
Kas Rp Rp 45.000
45.000
Gaji dan komisi untuk agen X diba-
yar langsung oleh kantor pusat
sebesar Rp 30.000
Gaji & komisi agen X Rp Gaji & komisi Rp 30.000
30.000 Kas Rp
Kas Rp 30.000
30.000
Lanjutan

Menutup rekening pendapatan


dan biaya-biaya agen ke rekening
rugi-laba agen.

Hasil penjualan agen X Rp


1.000.000 -
Harga pokok Rp
750.000
Penjualan agen X
Macam-macam biaya Rp
45.000
Usaha agen X
Gaji dan komisi agen X Rp
30.000
Rugi-laba agen X Rp
175.000
“ Hubungan Kantor
Pusat dan Cabang “
Hubungan Kantor Pusat Dan Cabang

Telah dikemukakan banyak macam cara perusahaan un-

tuk meningkatkan volume penjualan dan pendapatan-

nya. Penggunaan berbagai macam saluran distribusi,

cara penjualan, pembukaan agen-agen penjualan, per-

wakilan dan kantor-kantor cabang di berbagai tempat

pada umumnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu

dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan

untuk menjual produknya.


Lanjutan

Apapun sifat dan jenis usahanya operasi kentor cabang,


biasanya berada di bawah pengelolahan seorang mana-
jer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada
top manajemen di kantor pusat.
Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan
yang biasa berlaku bagi dunia usaha, juga dilak-
sanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk
oleh kantor pusat. Garis besar bekerjanya suatu ca-
bang adalah sebagai berikut:
- Cabang diberi modal, baik berupa uang kas, barang-
barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor
pusat.
- Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak
ketiga
- Cabang melakukan aktivitas penjualan mulai dari us-
Sistem Akuntansi untuk Operasi Kan-
tor Cabang

System pengumpulan dan pengolahan data akuntansi

terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di kantor ca-

bang dapat dilakukan dengan berbagai cara. System

akuntansi terhadap aktivitas kantor cabang pada

dasarnya dapat dilaksanakan manurut system sentral-

isasi, desentralisasi atau kombinasi diantara keduanya.


System sentralisasi

Apabila system sentralisasi dilak-


sanakan, maka pembukuan terhadap
transaksi-transaksi yang terjadi di kan-
tor cabang di selenggarakan sepenuhnya
oleh kantor pusat. Pada cara ini kantor
cabang cukup mengumpulkan doku-
men-dokumen dasar seperti faktur pen-
jualan, catatan waktu kerja, woucher-
woucher pengeluaran kas, dan bukti-
bukti lainnya yang mendukung ter-
jadinya transaksi.
Sistem Desentalisasi

Pada cara ini setiap cabang menyelenggarakan


pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada
cabang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap
cabang menyelenggarakan buku-buku jurnal, buku besar
dan buku tambahan (pembantu) apabila dianggap perlu.
Apabila sistem desentralisasi dilaksanakan, biasananya
susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan
pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai
dengan susunan dan klasifikasi yang dipakai pada
kantor pusatnya.
Lanjutan
 Prinsip-prinsip pelaksanaan sistem Desentralisasi

Ciri pokok yang menghubungkan pembukuan


dikantor cabang dan kantor pusatnya adalah
rekening “R/K- Kantor Pusat” didalam
rekening-rekening pembukuan kantor cabang
dan “R/K- Kantor Cabang” didalam rekening-
rekening pembukuan kantor pusat.
Hubungan antara kantor cabang dengan kantor
pusatnya itu akan tercermin dalam rekening
buku besar yang diselenggarakan oleh masing-
masing pihak, seperti digambar berikut ini;
Lanjutan
Lanjutan
Suatu cabang dibentuk oleh suatu perusahaan. Untuk
memenuhi usaha cabang tersebut telah dikirim uang tunai
sebesar Rp1.000.000 .Rekening-rekening pembukuan yang
terlibat dalam transaksi ini, pada masing-masing pihak
sebagai berikut;
Lanjutan

Transaksi tersebut mempengaruhi jumlah investasi kantor

pusat di cabang, oleh karena itu baik kantor cabang ataupun

pusat keduanya melakukan pecaatatan atas transaksi itu.

Apabila kemudian cabang membeli alat-alat kantor secara

tunai denganharga Rp250.000 maka transaksi pengeluaran kas

akan dicatat oleh kantor cabang sebagai unit usaha yang

berdiri sendiri.

Pembelian alat-alat kantor oleh kantor cabang, hanya berakibat

perubahan komposisi terhadap aktiva yang ditempatkan

dicabang dari sebelumnya berupa uang kas seluruhnya


Lanjutan
Lanjutan
Sebagai unit usaha yang berdiri sendiri cabang mengeluarkan biaya-

biaya untuk memperoleh pendapatan. Seperti halnya perusahaan pada

umumnya pendapatan dan biaya-biaya akan mempengaruhi modal

yang ditanamkan di perusahaan, akan tetapi pengaruh demikian tidak

dicatat secara langsung ke rekening modal yang bersangkutan.

Dalam hal modal ditanamkan oleh kantor pusat di cabang, maka

pengaruh perubahan jumlah modal yang berasal dari pendapatan dan

biaya yang terjadi di cabang akan di ikhtisarkan dalam laporan

perhitungan Rugi-Laba cabang yang bersangkutan. Pendapat dan

biaya-biaya yang terjadi di cabang sebagai unit usaha yang berdiri

sendiri di anggap sebagai transaksi intern pada kantor cabang.


Lanjutan

Pada perusahan-perusahaan dagang, semua atau


sebagian besar dari barang dagangan yang dijual oleh
(kantor) cabang itu dikirim langsung dari kantor
pusatnya. Pengiriman barang oleh kantor pusat kepada
cabangnya, berarti menambah jumlah investasi
(penanaman modal) di cabang.
Lanjutan
Misal suatu cabang dibentuk dengan mengirimkan kas
sebesar Rp500.000 dan barang dagangan sebesar harga
pokok Rp750.000 sebagai modal kerja cabang tersebut.
Sifat hubungan rekening timbal balik itu sebagai berikut:
Lanjutan
Dalam rangka meningkatkan omset penjualannya PT Yo-
gyakarta telah membuka kantor cabangnya di luar kota
pada awal bulan Desember 1980. Iktisar transaksi yang ter-
jadi di kantor cabang dalam bulan Desember 1980, dan ju-
rnal untuk mencatat transaksi transaksi tersebut, masing
masing oleh kantor cabang dan kantor pusat sebagai
berikut :
Transaksi-transaksi Cabang Buku-buku Cabang Buku-buku Kantor Pusat
1 sampai dengan 1 Desamber 1980 :    
1) Diterima uang dari Kanor Pusat sebesar Rp 300.000 Kas 300.000,00 R/K Kantor Cabang 300.000,00
sebagai modal kerja R/K-Kantor Pusat 300.000,00 Kas 300.000,00
1) Diterima barang barang dari kantor Pusat sebesar    
harga ppokok Rp 600.000,00 Pengiriman barang barang dari kantor R/K Kantor Cabang 600.000,00
600.000,00 Pengiriman Barang untuk
R/K Kantor Pusat 600.000,00 Kantor Cabang 600.000,00
 
1) Pembelian alat alat perlengkapan kantor oleh Cabang    
secara tunai, dengan harga Rp 200.000,00 Alat alat kantor 200.000,00  
Kas 200.000,00
 
1) Penjualan oleh kantor cabang,terdiri :    
Tunai Rp 250.000,00 Kas 250.000,00
Kredit Rp 400.000,00 Piutang Dagang 400.000,00
Jumlah Rp 650.000,00 Penjualan 650.000,00
1) Penerimaan pembayaran piutang dari langganan : Rp Kas 250.000,00  
250.000,00 Piutang Dadang 250.000,00
1) Biaya biaya yang dibayar :    
Gaji & Komisi Rp 55.000,00 Gaji & Komisi 55.000,00  
Sewa Kantor Rp 40.000,00 Sewa Kantor 40.000,00
Listrik Air Rp 5.000,00 Listrik & Air 5.000,00
Macam macam Macam Biaya 25.000,00
Biaya Rp 25.000,00 Kas 125.000,00
Jumlah Rp 125.000,00
1) Pengiriman uang ke kantor Pusat sebesar Rp R/K Kantor Pusat 250.000,00 Kas 250.000,00
250.000,00 Kas 250.000,00 R/K Kantor Cabang 250.000,00
1) Biaya biaya yang telah dikeluarkan dan diperhi-    
tungkan untuk beban kantor cabang, oleh kantor Biaya Asuransi 20.000,00 R/K Kantor Cabang 150.000,00
pusat : Brosur &Katalogs 30.000,00 Persekot premi Asuransi 20.000,00
Biaya Asransi Rp 20.000,00 Advertesi 25.000,00 Brosur & Katalogs 30.000,00
Brosur & logus Rp 30.000,00 Biaya Bunga 75.000,00 Biaya Advertensi 25.000,00
Advertensi : Rp 25.000,00 R/K Kantor Pusat 150.000,00 Pendapatan Biaya 75.000,00
Bunga Investasi,
pada kantor cabang Rp 75.000,00
Jumlah Rp 150.000,00
31 Desember 1980 Penyesuaian dan Tutup buku : Persediaan Barang 255.000,00  
1) Persdiaan barang dagangan pada tanggal 31 Desem- Dagangan Depresiasi
ber 1980, sebesar : Alat-alat kantor 5.000,00
Rp 255.000,00 Ak. Depr. Alat kantor 5.000,00
Depresiasi Alat alat kantor sebesar : Rp 5.000,00  
 
Rugi-Laba 255.000,00
 
1) Pemindahan saldo rekening-rekening pendapatan Penjualan 650.000,00  
ke Rugi-Laba Rugi-Laba 650.000,00

1) Pemindahan saldo rekening-rekening biaya ke Rugi-Laba 880.000,00  


Rugi-Laba Gaji & Komisi 55.000,00
Sewa Kantor 40.000,00
Listrik , Air 5.000,00
Biaya Asuransi 20.000,00
Brosur & Kataogus 30.000,00
B. Advertensi 25.000,00
Biaya Bunga 75.000,00
Depresiasi Alat-alat
Kantor 5.000,00
Macam-macam
Biaya 25.000,00
Peng. Barang dari
Kantor pusat 600.000,00
 

1) Pemindahan saldo laba ke R/K-Kantor Pusat Rugi-Laba 25.000,00  


R/K-Kantor Pusat 25.000,00

1) Pengakuan laba atas operasi kantor cabang , oleh - R/K kantor cabang 25.000,00
kantor pusat Rugi-Laba cabang 25.000,00

1) Pemindahan saldo laba operasi cabang ke Rugi- -   Rugi-Laba cabang 25.000,00


Laba Rugi-Laba 25.000,00
Lanjutan

Modifikasi Teknik Pencatatan


Agar supaya data laporan keuangan lebih informatif maka untuk ke-
pentingan Analisa laporan keuangan hendaknya ada pemisahan di dalam pen-
catatan penanaman modal yang bersifat permanen (jangka Panjang) dan
penanaman modal oleh kantor pusat di cabang yang bersiifat sementara (tem-
porer).
Bedasarkan pokok pemikiran tersebut diatas, maka baik pada buku buku
kantor pusat maupun buku buku kantor cabang perlu diadakan pemisahan antara
:
Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara dengan
Rekening rekening pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen.
Rekening kantor pusat maupun kantor cabang yang bersifatsementara
dipakai untuk menampung transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar
antara pusat dan cabang. Misalnya dalam hal pengiriman uang dan barang
barang di kantor pusat disediakan rekening R/K Kantor Cabang dan transaksi
pengriman itu didebit dalam rekening tersebut .
Didalam rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang , disediakan
rekening “R/K – Kantor Pusat” dan transaksi pengiriman tersebut dicatat di se-
belah kredit .
Lanjutan
Di Kantor Pusat dapat dibentuk rekening “Investasi
tetap pada Kantor Cabang “atau” Kantor Cabang R/K
Jangka Panjang “ . Sedang di Kantor Cabang dapat
dibentuk rekening “Investas tetap dari Kantor Pusat”
atau “ Kantor Pusat – R/K Jangka Panjang “. rekening
menurut sifatnya itu timbul karena meluasnya usaha ca-
bang.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh pencatatan
transaksi pada kantor pusat dan kantor cabang dengan
membedakan sifat penanaman modal dari kantor pusat
itu di kantor cabangnya
Transaksi-transaksi Buku-buku Kantor Cabang Buku-buku Kantor Pusat

1) Pengiriman uang oleh kantor Kas 100.000,00 R/K Kantor Cabang 100.000,00
pusat R/K Kantor Pusat 100.000,00 Kas 100.000,00

1) Pengiriman barang dari kantor Pengiriman barang dari R/K Kantor Cabang 200.000,00
pusat ke cabang kantor pusat 200.000,00 Pengiriman barang
R/K Kantor pusat 200.000,00 barang ke cabang 200.000,00

1) Pengiriman Alat alat kantor dari Alat alat kantor 150.000,00 Investasi tetap
Kantor pusat untuk mengisi Investasi tetap pada cabang 150.000,00
kantor cabang dari kantor pusat 150.000,00 Alat alat kantor 150.000,00

1) Pengumuman Gedung dan Gedung dan pabrik 1.000.000,00 Investasi tetap pada cabang 1.000.000,00
pabrik cabang oleh kantor pusat Investasi tetap dari kantor pusat 1.000.000,00 Kas (Gedung pabrik cabang) 1.000.000,00
“ Penyusunan
Perhitungan Laba Rugi
Kantor Cabang dan
Kantor Pusat “
Laporan Keuangan Gabungan untuk
Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Secara periodik baik kantor cabang maupun kantor maupun kantor


pusat menyusun laporan keuangannya (Neraca dan Perhitungan Rugi-
Laba) secara individual.
Meskipun laporan keuanagan individual itu dapat menunjukan infor-
masi yang penting, baik untuk kantor cabang maupun kantor pusat,
tetapi laporan laporan itu tidak dapat menggambarkan posisi keuangan
dan hasil usaha kantor pusat dan cabangnya sebagai kesatuan
ekonomis.
pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik, harus meliputi baik
aktiva dan hutang yang ditempatkan atau terjadi dikantor pusat
maupun cabangnya. demikian juga hasil usaha yang didapat harus di-
laporkan baik hasil usaha dikantor pusat maupun cabangnya.
Lanjutan
Ini berarti laporan keuangan ( Neraca dan Perhitungan Rugi-Laba ) harus dis-
usun dengan menggabungkan aktiva aktiva dan hutang hutang baik di pusat
maupun cabangnya. Demikian pula terhadap pendapat-pendapatan yang diper-
oleh dan biaya biaya yang terjadi pada kantor pusat maupun cabangnya, se-
hingga laporan perhitungan rugi-laba menggambarkan keseluruhan hasil usaha
perusahaan sebagai unit usaha yang berdiri terpisah dari pemiliknya. Dengan
perkataan lain laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dengan ca-
bangnya itu perlu disusun, karena pusat dan cabangnya merupakan satu kesat-
uan ekonomis.
Oleh karena laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya,
memberikan gambara posisi keuangan dan hasil perusahaan sebagai satu kesat-
uan ekonomi yang bulat, maka didalam penyusunannya harus memperhatikan
hal hal berikut :
A) Didalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusa-
haan dan hutang hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak
pihak diluar perusahaan.
B) Didalam perhitungan laporan rugi laba harus dihindarkan adanya perhitun-
gan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama.
Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-
langkah yang terdiri dari :

1. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening


“R/K – Kantor Pusat” dengan “piutang cabang” dan
saldo rekening “Hutang” dengan “Piutang kepada”
antar kantor pusat dan cabang, yang ada di dalam
neraca individual kantor pusat maupun cabang.
2. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-
rekening aktiva, dan rekening-rekening hutang yang
terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan
cabangnya, sesuai dengan kelompok masing-mas-
ing. Saldo rekening modal didalam neraca gabun-
gan sama dengan saldo rekening-rekening yang
bersangkutan di dalam neraca individual kantor
pusat.
Lanjutan
Penyusunan laporan perhitungan Rugi- Laba gabungan,
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening


“Pengiriman Barang dari Kantor Pusat” dengan
“Pengiriman Barang ke Kantor Cabang” dan saldo
rekening-rekening pendapatan dengan biaya-biaya
yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan
perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan
cabang, sebagai akibat kebijakan sistem desentral-
isasi yang di laksanakan
2. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-
rekening pendapatan dan laba diluar usaha, reken-
ing-rekening biaya dan rugi di luar usaha yang ter-
dapat dalam laporan rugi-laba individual kantor
pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-
masing.
Lanjutan

Contoh 2
Berikut ini adalah laporan per-
hitungan rugi-laba dengan ner-
aca PT Yogyakarta pada contoh
di muka, untuk priode tahun
buku yang berakhir pada tang-
gal 31 desember 1980.
  kantor Pusat Kantor Cabang
Hasil penjualan   9.000.000   650.000
Harga pokok penjualan:        
Persediaan, 1 jan 1980 750.000   -  
Pembelian 7.595.000   -  
  8.345.000   -  
Pengiriman barang dari kantor pusat -   600.000  

Pengiriman barang ke kantor cabang 600.000      

Barang tersedia untuk dijual 7.745.000   600.000  


Persediaan, 31 des 1980 995.000   255.000  
    6.750.000   345.000
Laba kotor penjualan   2.250.000   305.000
Biaya-biaya usaha :        
Gaji & komisi 750.000   55.000  
Sewa kantor -   40.000  
Listrik, air 25.000   5.000  
Brosur -   30.000  
Biaya advertensi 25.000   25.000  
Depresiasi gedung 125.000   -  
Depresiasi alat kantor 75.000   5.000  
Biaya asuransi 80.000   20.000  
Macam-macam biaya 20.000   25.000  
    1.100.000   205.000
Laba usaha   1.150.000   100.000
Biaya & rugi diluar usaha:        
Biaya bunga   -   75.000
Pendapatan & laba diluar usaha :        
Pendapatan bunga 75.000      
Laba operasi cabang 25.000 100.000    
Laba bersih   1.250.000   25.000
Neraca Per 31 Desember
  Kantor pusat Kantor cabang
Aktiva    
Kas 167.500 225.000
Piutang dagang 650.000 150.000
Persediaan barang dagang 995.000 255.000
Persekot premi asuransi 75.000 -
Alat-alat kantor 1.500.000 200.000
Aktiva depresiasi alat-alat kantor (450.000) (5.000)
Bangunan gedung 2.500.000 -
Akumulasi depresiasi bangunan gedung (187.500)  
R/K – kantor cabang 825.000 -
Jumlah aktiva 6.075.000 825.000

Hutang & Modal    


Hutang dagang 750.000 -
Hutang bank jangka pendek 1.050.000 -
Biaya yang harus dibayar 25.000 -
Modal saham 3.000.000 -
Laba yang ditahan 1.250.000 -
R/K – kantor pusat - 825.000
Jumlah hutang & modal 6.075.000 825.000
PT Yogyakarta
daftar lajur penyusunan laporan rugi laba gabungan
periode tahun buku 1980
  Kantor Kantor Eliminasi   Laporan rugi
  Pusat Cabang D X Laba gabungan
Hasil penjualan 9.000.000 650.000     9.650.000
Harga pokok penjualan :          
Persediaan, 1 jan 1980 750.000 -     750.000
Pembelian 7.595.000 -     7.595.000
  8.345.000        
pengiriman brg ke kntr cabang (600.000) - (a)600.000   -
Pengiriman brg ke kntr pusat - 600.000   (a)600.000 -
Tersedia untuk dijual 7.745.000 600.000     8.345.000
Persediaan, 31 des 1980 995.000 255.000     1.250.000
Harga pokok penjualan 6.750.000 345.000     7.095.000
           
Laba kotor penjualan 2.250.000 305.000     2.555.000
Biaya usaha 1.100.000 304.000 1.305.000
Laba usaha 1.150.000 100.000     1.250.000
Pendapatan & biaya diluar us-          
aha: 75.000   (b)75.000   -
Pendapatan bunga - 75.000 (b)750.000 -
Biaya bunga
Laba bersih 1.225.000 25.000 675.000 675.000 1.250.000
PT Yogyakarta
Laporan Rugi – Laba gabungan : kantor Pusat dan Cabang, peri-
ode tahun buku 1980
Hasil penjualan Rp
9.650.000
Harga pokok penjualan :
Persediaan 1 Januari 1980 Rp 750.000
Pembelian Rp 7.595.000
Tersedia untuk dijual Rp 8.345.000
Persediaan 31 Desember 1980 Rp 1.250.000
Laba kantor penjualan Rp
7.095.000
Rp
2.555.000
Biaya usaha ( perincian lihat laporan ke (Rp
1.305.000 )
Individual )
Laba bersih Rp
1.250.000
Lanjutan
PT Yogyakarta
Neraca gabungan Kantor Pusat dan Cabang
Per 31 Desember 1980

Aktiva Hutang dan Modal


Kas Rp Hutang Dagang
392.500 Rp 750.000
Piutang Dagang Hutang Bank
Rp 800.000 Rp 1.050.000
Persediaan Barang Dagangan Rp Biaya yang masih harus Rp
1.250.000 25.000
Persekot Premi Asuransi Rp Dibayar
75.000 Modal saham
Alat – alat Kantor Rp 1.700.000 Rp 3.000.000
Akumulasi DepresiasiRp 455.000 Rp Laba yang Ditahan
1.245.000 Rp 1. 250.000
Bangunan Gedung Rp 2.500.000  
Akumulasi Depresiasi(Rp 187.500)  
Rp 2.312.500 Jumlah Hutang dan
Jumlah Aktiva Rp 6.075.000
Rp 6.075.000 Modal
Lanjutan
PT Yogyakarta
Daftar lajur penyesuaian Neraca Gabungan
Per 31 Desember 1980
Kantor Pusat Kantor Cabang Eliminasi Neraca Gabungan

1) K 1) K

Debit :
167.500 225.000 a)825.000 a)825.000 392.500 455.000
Kas
650.000 150.000 800.000 187.500
Piutang Dagang
995.000 255.000 1.250.000 750.000
Persediaan Barang Dagangan
75.000 - 75.000 1.050.000
Persekot Premi Asuransi
1.500.000 200.000 1.700.000 25.000
Alat-alat kantor
2.500.000 - 2.500.000 3.000.000
Bangunan Gedung
825.000 1.250.000
R/K – kantor cabang
6.712.500 830.000
Kredit :
Ak. Depresiasi Alat-alat kantor
Ak. Depresiasi Bangunan Gedung 5.000

Hutang Dagang 450.000 -

Hutang Bank jangka pendek 187.500 -


Biaya yang masih harus Dibayar 750.000 -
Modal Saham 1.050.000 -
Laba Yang Ditahan -
R/K Kantor Pusat 25.000 -
3.000.000 825.000
1.250.000
-

6.712.500 830.000 825.000 825.000 6.717.500 6.717.500


Penyesuaian Rekening Timbal Balik

( Adjustment of Reciprocal Accounts )

Pada saat tertentu, khususnya pada saat penu-


tupan buku – buku, rekening “ Kantor Cabang
“ di buku – buku Kantor Pusat dan rekening “
Kantor Pusat “ di buku Kantor Cabang,
mungkin tidak menunjukkan saldo yang sama
atau tidak “ rreciprocal “. Hal ini dapat terjadi
oleh karena data tertentu yang telah dicatat
oleh salah satu pihak, belum dicatat oleh pihak
yang lain.
Data yang perlu dipertimbangkan dalam
menyesuaikan dua rekening tersebut, pada
dasarnya dapat digolongkan ke dalam 4 golon-
gan sebagai berikut :
Lanjutan

Debitrekening“
KantorCabang“tanpaadahubungandengankr
editrekening“ KantorPusat“.

Kreditrekening“
KantorCabang“tanpaadahubungandengand
ebitrekening“ KantorPusat“.
Lanjutan

Debitrekening“
KantorPusat“tanpaadahubungandengan
kreditrekening“ KantorCabang“.

Kreditrekening“
KantorPusat“tanpaadahubungandengan
Debitrekening“ KantorCabang“.
Lanjutan
Pada tanggal 31 Desember 1980, sebelum penutupan buku
diketahui bahwa rekening “ Kantor Cabang “ di buku –
buku kantor pusat dan rekening “ Kantor Pusat “ di buku –
buku kantor cabang menunjukkan posisi sebagai berikut :
Buku – buku Kantor Pusat Yogyakarta
“ R/K Kantor Cabang, Surabaya “

Tgl. Uraian Debit Kredit Saldo


D/K

31 Okt. Saldo - - 250.000 (D)


30 Nop. Pengiriman uang dari - 150.000 100.000 (D)
25 Des. Cabang Surabaya 100.000 - 200.000 (D)
25 Des. Pengiriman Barang ke cabang - 50.000 150.000 (D)
Surabaya
Pelunasan piutang dari lang-
ganan cabang Surabaya
Lanjutan
Buku – buku Kantor Cabang – Surabaya
R/K – Kantor Pusat

Tgl Uraian Debit Kredit Saldo D/K

31 Okt. Saldo 250.000 (K)


150.000 -
20 Nop. Pengiriman uang ke pusat 100.000 (K)
10.000
28 Des. Koreksi, laba tahun lalu dicatat 110.000 (K)
75.000
29 Des. terlalu rendah 35.000 (K)
Pengiriman uang ke pusat
Lanjutan
Analisa rekening – rekening yang masih terbuka itu adalah
sebagai berikut :
Debit rekening “ Kantor Cabang “, tanpa adanya hubungan dengan kredit
rekening “ Kantor Pusat “. Pengiriman barang – barang dari Kantor Pusat,
Yogyakarta sebesar Rp 100.000 ternyata belum diterima oleh Kantor Cabang
Surabay. Setelah diketahui, maka di Kantor Cabang harus diadakan pembetu-
lan dengan jurnal, sebagai berikut :
Pengiriman Barang dari Kantor
Pusat ( masih dalam perjalanan ) Rp 100.000
Kantor Pusat Rp 100.000
Saldo rekening “ Pengiriman Barang dari kantor Pusat ( masih dalam per-
jalanan ) “ akan dipindah ke rekening “ Pengiriman barang – barang dari
Kantor Pusat “ apabila barang – barangnya sudah benar – benar diterima.
Kredit rekening “ Kantor Cabang “ tanpa adanya hubungan dengan debit
rekening “ Kantor Pusat “. Penerimaan pembayaran piutang dari langganan
yang langsung disetor ke Kantor Pusat sebesar Rp 50.000 belum diketahui
oleh Kantor Cabang.
Untuk ini, setelah ada pemberitahuan dari Kantor Pusat, Kantor Cabang harus
melakukan pencatatan sebagai berikut :
Kantor Pusat Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 50.000
Lanjutan

Debit rekening “ Kantor Pusat “ tanpa ada hubungan dengan kredit reken-
ing “ Kantor Cabang “.
Pengiriman uang dari Cabang Surabaya sebesar Rp 75.000 pada tanggal 29
Desember 1980, ternyata sampai dengan tanggal 31 Desember 1971 belum di-
terima oleh Kantor Pusat. Setelah ada nota pemberitahuan bahwa uang sudah
benar – benar dikirim oleh Cabang, maka pembukuan Kantor Pusat harus dis-
esuaikan dengan jurnal :
Kas dalam perjalanan (Cash in-transit) Rp 75.000
Kantor Cabang, Surabaya Rp 75.000
Kredit rekening “ Kantor Pusat “ tanoa ada hubungan dengan debit reken-
ing “ Kantor Cabang “.
Koreksi yang telah dilakukan oleh Kantor Cabang belum diketahui oleh Kan-
tor Pusat. Setelah diberitahu bahwa laba Cabang Surabaya untuk tahun 1979
terlalu rendah dilaporkan sebesar Rp 10.000 maka Kantor Pusat melakukan
koreksi pembukuan sebagai berikut :
Kantor Cabang, Surabaya Rp 10.000
Laba Yang Ditahan
(Retained Earnings) Rp 10.000
Lanjutan
Setelah semua jurnal koreksi ( penyesuaian ) dibukukan ke
rekening – rekening yang bersangkutan maka saldo reken-
ing “ Kantor Cabang “ dan “ Kantor Pusat “ akan nampak
sebagai berikut :
BUKU – BUKU BUKU – BUKU
KANTOR PUSAT KANTOR CABANG
Rekening : Rekening
Kantor Cabang Surabaya Kantor Pusat
Saldo sebelum penyesuaian Rp 150.000 Rp 35.000
Penyesuaian : Rp 10.000 Rp 100.000
Tambah :
(1)Barang yang dikirim ke Ca-
bang
(4)Koreksi, laba tahun 1979,
terlalu rendah
Rp 160.000 Rp 135.000
Dikurangi :
Rp 75.000 Rp 50.000
(2)Penerimaan pembayaran pi-
utang Cabang oleh Kantor
Pusat
(3)Pengiriman uang oleh Ca-
bang untuk Kantor Pusat
Saldo setelah penyesuaian Rp 85.000 Rp 85.000
“ JURNAL “
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP
PENGAKUAN PENDAPATAN KANTOR PUSAT
DAN KANTOR CABANG DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN DI PT.TRIO JAYA PRAMATA
UTAMA
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengakuan pendapatan dikantor pusat dan kantor cabang
berdasarkan PSAK No. 23 pada PT. Trio Jaya Pramata Utama.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif,
yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, pen-
gakuan pendapatan pada PT. Trio Jaya Pramata Utama diakui
berdasarkan cash basis dimana pendapatan diakui pada saat
pendapatan benar - benar diterima secara tunai. Pengakuan
pendapatan yang benar antara kantor pusat dan kantor cabang
akan menghasilkan laporan laba - rugi yang menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya dan berkualitas.
Kata kunci — pendapatan, pengakuan, pelaporan, kualitas
Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis yang telah penulis


lakukan mengenai perlakuan akuntansi terhadap pengakuan
pendapatan kantor pusat dan kantor cabang dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan PT.Trio
Jaya Pramata Utama adalah metode dasar kas
(cash basic) dimana pendapatan yang didapat perusahaan
akan diakui apabila telah benar - benar diterima perusahaan.
2. Laporan laba rugi yang disajikan sangat sederhana dan
belum dapat dikatakan berkualitas, dimana laporan tersebut
tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dan
laporan Laba - rugi yang dibuat sulit dipahami oleh pemilik
perusahaan. Laporan laba rugi yang dibuat kantor pusat pada
tahun 2012 dan 2013 sudah menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya, hanya pada laporan laba rugi tahun 2014 terjadi
kesalahan dalam hal mengakui kompensasi yang didapat dari
Thank You
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai