Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


BAB 10 AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG

Disusun oleh :
Kelompok 1
Novi Nur Afifah F0317074
Rina Tri Wulandari F0317087
Safitri Nurul Aisyah F0317091
Tri Handayani Nirmala Santi F0317105
Zhahrul Setyawan F0317116

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
CHAPTER 10

AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG

Bab-bab sebelum ini membahas prosedur akuntansi dan pelaporan keuangan untuk
mengkonsolidasi kegiatan perusahaan induk yang terpisah dari perusahaan anaknya.
Tujuan dari konsolidasi adalah melaporkan posisi keuangan dan hasil operasi dari
kesatuan-kesatuan yang terpisah seakan-akan adalah satu kesatuan ekonomi. Kantor
cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan usaha,
yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah. Cabang meskipun merupakan
kesatuan akuntansi yang terpisah, tetapi secara hukum mereka tidak terpisah dari
induknya. Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan pelaporan
internal. Laporan keuangan keseluruhan dibuat dengan menggabungkan laporan
keuangan cabang dengan laporan keuangan kantor pusat.

Bab ini membahas perbedaan antara agen penjual dan kantor cabang, prosedur
akuntansi untuk operasi kantor cabang, serta mengilustrasi bagaimana cara
menggabungkan laporan keuangan kantor pusat dengan kantor cabang untuk
membuat laporan keuangan keseluruhan.

AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG

Masalah teknis antara agen dan kantor cabang sering kali digunakan untuk
menjelaskan perbedaan keduanya. Kegiatan agen ialah memamerkan barang
dagangan dan menangani pesanan pelanggan, mereka tidak mempunya persediaan
untuk memenuhi pesanan pelanggan ataupun untuk menangani kredit pelanggan.
Agen bukan merupakan entitas akuntansi dan juga bukan kesatuan usaha yang
terpisah. Biasanya pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini
hanya penerimaan dan pengeluaran kas, yang diperlukan sama seperti sistem kas kecil
(petty cash). Pecatatan atas penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang
berhubungan dengan penjualan, dan biaya lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi
kantor pusat.

Sebaliknya, kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada


pelanggan, menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang
terjadi, dan kegiatan-kegiatan lain yang biasa dilakukan suatu perusahaan. Kegiatan-
kegiatan tersebut dicatat berdasarkan sistem akuntansi kantor cabang.

Kegiatan kantor cabang yang besar kebanyakan merupakan hasil dari


penggabungan usaha, dimana perusahaan yang survive membuka kantor cabang untuk
diperbantukan dalam operasi perusahaan gabungan yang telah dibubarkan. Dalam hal
ini sistem informasi yang ada bisa dikonversikan dengan sedikit penyesuaian menjadi
sistem akuntansi kantor pusat dan cabang. Metode penggabungan sistem akuntansi ini
banyak membawa penghematan karena terhindar dari perubahan besar pada sistem
akuntansi yang ada dan gangguan pada operasi usaha. Metode ini juga memudahkan
untuk menutup kantor cabang jika diketahui tidak menguntungkan.

Meskipun perbedaan teknis dalam menggolongkan age dan kantor cabang sangat
penting untuk kegiatan pemasaran, periklanan, dan tujuan usaha lainnya, tetapi untuk
tujuan akuntansi perbedaan ini tidak banyak pengaruhnya. Beberapa agen memiliki
persediaan, ada kantor cabang yang memiliki tanggung jawab terbatas untuk
melakukan pencatatan maupun untuk menyetujui pemberian kredit kepada konsumen.
Banyak perusahaan yang mempunyai kantor cabang tetapi tetap melakukan pelayanan
kredit pelanggan dan penagihan secara terpusat, kadang berdasarkan letak wilayah,
kadang bisa berdasarkan penyebaran perusahaan. Sistem akuntansi untuk perusahaan
yang letaknya berjauhan, apakah itu agen atau kantor cabang, harus dirancang
sedemikian rupa agar informasi yang diperlukan bisa didapat dengan biaya
seekonomis mungkin.

PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN


Agen tidak memerlukan sistem akuntansi yang lengkap untuk mencatat kegiatan-
kegiatannya yang terbatas. Biasanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
sudah cukup untuk akuntansi agen. Pencacatan atas kegiatan agen harus dilakukan
oleh sistem akuntansi pusat. Jumlah data yang bisa dikumpulkan oleh pusat terbatas
pada pencatatan kas dan barang dagangan yang dipamerkan di agen atau pada data
aktiva dan pendapatan.

Apabila informasi rinci mengenai agen tidak terlalu diperlukan, penjurnalan


berikut ni cukup untuk mencatat kegiatan agen.

1. Pembentukan modal kerja agen:

Modal kerja agen Rp5.000.000

Kas Rp5.000.000

Untuk mencatat transfer kas ke agen.

2. Transfer persediaan contoh (sample) kepada agen:

Persediaan contoh - agen Rp9.000.000

Persediaan barang dagangan (atau pembelian) Rp9.000.000

Untuk mentransfer barang dagangan ke agen.

3. Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun:

Biaya gaji Rp2.200.000

Biaya utilitas 700.000

Biaya iklan 1.200.000

Biaya lain-lain 300.000


Kas Rp4.400.000

Untuk memcatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja.

4. Penyesuaian persediaan agen pada akhir bulan atau tahun:

Biaya iklan Rp3.000.000

Persediaan Rp3.000.000

Untuk menyesuaikan persediaan dengan nilai sebenarnya dan untuk


membebankan pencatatannya pada biaya iklan.

Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan
barang dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan
di atas tidak cukup untuk melakukan kontrol efektif atas pegeluaran-pengeluaran
yang dilakukan agen atau untuk mengukur kontribusi kegiatan agen pada
pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar untuk menentukan apakah
operasi agen berjalan dengan efisien.

Perluasan sistem pengmpulan data penjualan agen dan pengeluaran-


pengeluaran yang terjadi memberikan dasar untuk mebandingkan biaya yang
terjadi dengan biaya agen sepanjang waktu atau dengan agen lain yang sama.
Sistem tersebut juga memungkinkan evaluasi laba untuk kegiatan agen. Besarnya
pengumpulan data dari setiap agen penjualan tergantung pada kebutuhan
informasi manajemen.

Ayat jurnal untuk sistem pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut
ini. Jurnal ini memperlukan aktiva tetap agen penjual Neon secara terpisah.
Penjualan, harga pokok penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis
agen.

1. Membeli tanah dan bangunan untuk agen Neon:

Tanah- Agen Neon Rp2.000.000


Bangunan-Agen Neon 18.000.000

Kas Rp20.000.000

Membeli fasilitas untuk agen

2. Membentuk modal kerja agen:

Modal kerja Agen Neon Rp4.000.000

Kas Rp4.000.000

Untuk mencatat transfer kas ke Agen-Neon

3. Transfer barang dagangan ke agen:

Persediaan Agen Neon Rp8.000.000

Persediaan barang dagangan Rp8.000.000

Untuk mencatat transfer persediaan

4. Pembayaran gaji karyawan agen:

Biaya gaji-Agen Rp3.000.000

Kas Rp3.000.000

Untuk mencatat pembayaran gaji karyawan agen

5. Pesanan penjualan dari agen telah diarsipkan dan dilakukan penagihan:

Piutang dagang Rp12.000.000

Penjualan Rp12.000.000

Untuk mencatat penjualan kredit yang dilakukan Agen Neon


Harga Pokok Penjualan-Agen Neon Rp6.000.000

Persediaan barang dagangan Rp6.000.000

Harga pokok persediaan yang dijual Agen Neon

6. Penggantian modal kerja agen pada akhir tahun:

Biaya promosi-agen neon Rp1.800.000

Biaya utilitas-agen neon 400.000

Biaya lain-lain-agen neon 300.00

Kas Rp2.500.000

Untuk mencatat penggantian modal kerja agen

7. Pencatatan penyusutan gedung agen:

Biaya penyusutan-agen neon Rp900.000

Akumulasi penyusutan-agen neon Rp900.000

Untuk mencatat penyusutan gedung agen

8. Persediaan agen disesuaikan agar mencerminkan pemakaian:

Biaya promosi-agen neon Rp1.000.000

Persediaan agen neon Rp1.000.000

Untuk mencatat nilai persediaan pada nilai yang dapat direalisasikan

Jurnal yang diberikan di atas adalah contoh bagaimana sistem akuntansi


dapat diperluas untuk memberikan informasi terpisah mengenai kegiatan agen.
Untuk perusahaan yang memiliki banyak agen, pengumpulan informasi dengan
bantuan teknologi komputer sangat praktis dan tiak mahal.

Sistem Akuntansi Kantor Cabang


Akuntansi kantor cabang membagi akuntansi perusahaan secara terpisah
antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat
untuk perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi
untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Sistem kantor pusat dan kantor cabang yang
terpisah digunakan untuk tujuan akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laporan
keuangan kantor pusat dan cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi
kebutuhan akan pelaporan keuangan eksternal.
Proses penggabungan laporan keuangan kantor pusat dan cabang sama dengan
penggabungan laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan
perusahaan anak. Akun-akun resiprokal dieleminasi, akun-akun nonresiprokal
digabungkan. Laba yang belum direalisasikan hasil transfer internal antara kantor
pusat dengan cabang harus dieliminasi.

Transaksi antara Kantor Pusat dan Cabang


Transaksi antara kantor pusat dengan satuan usaha eksternal lainnya dicatat dengan
prosedur akuntansi kantor pusat seperti biasa. Begitu juga halnya dengan transaksi
yang terjadi antara kantor cabang dengan satuan usaha yang tidak berhubungan.
Semua transaksi dicatat menurut prosedur akuntansi yang telah ditetapkan. Hal yang
unik dari akuntansi kantor pusat dan cabang terletak pada pencatatan transaksi yang
terjadi antara kantor pusat dengan kantor cabang.
Pembentukan kantor cabang yang baru memerlukan pencatatan, baik dalam buku
kantor pusat maupun dalam buku cabang. Asumsikan Expando Corporation
mendirikan kantor cabang di Splinter, Montana dengan mentransferkan kas sebesar
$5.000 dan peralatan $10.000 kepada manajer kantor cabang. Ayat jurnal pada buku
kantor pusat dan cabang:

Buku Kantor Pusat


Cabang Splinter (+A) 15.000
Kas (-A) 5.000
Peralatan (-A) 10.000
Untuk mencatat transfer kas dan peralatan ke cabang

Buku Kantor Cabang


Kas (+A) 5.000
Peralatan (+A) 10.000
Kantor Pusat 15.000
Untuk mencatat penerimaan kas dan peralatan dari kantor pusat

Akun cabang pada kantor pusat adalah akun aktiva yang mencerminkan investasi
yang dilakukan kantor pusat dalam aktiva bersih cabang. Akun kantor pusat pada
buku cabang adalah akun modal yang menggambarkan modal kantor pusat dalam
aktiva bersih cabang. Oleh sebab itu akun kantor pusat dan akun cabang merupakan
akun yang resiprokal, masing-masing menggambarkan aktiva bersih cabang.
Hubungan resiprokal antara akun kantor pusat dan akun cabang adalah hubungan
yang berkelanjutan. Setiap kantor pusat menaikkan (debit) akun kantor cabang, kantor
cabang harus menaikkan (kredit) akun kantor pusatnya. Jika terjadi penuruanan
(debit) akun kantor pusat pada buku cabang, maka harus pula diikuti dengan
penurunan (kredit) akun kantor cabang pada buku kantor pusat. Satu-satunya
penyebab terjadinya perbedaan antara akun kantor pusat dan akun cabang adalah
karena perbedaan waktu dan kesalahan dalam mencatat transaksi di dua buku.
Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang adalah
transaksi pengiriman barang dagang. Umumnya cabang didirikan untuk menjual
barang dagangan yang diproduksi atau dibeli oleh kantor pusat. Manajer kantor
cabang ada yang memiliki wewenang untuk membeli dari pemasok luar. Apabila
Expando Corporation mengirim barang ke cabang Splinter dengan harga $8.000,
kedua entitas membuat ayat jurnal:

Buku Kantor Pusat


Cabang Splinter (+A) 8.000
Pengiriman ke Cabang Splinter(-E,+SE) 8.000
Untuk mencatat pengiriman barang pada harga pokok Cabang Splinter

Buku Kantor Cabang


Pengiriman dar kantor pusat (E,-SE) 8.000
Kantor Pusat 8.000
Untuk mencatat penerimaan kiriman dari kantor pusat

Dua akun resiprokal tambahan hasi dari pencatatan transfer barang dagang dari
kantor pusat ke cabang. Akun pengiriman ke Cabang adalah akun “lawan pembelian”
pada buku kantor pusat, dan akun pengiriman dari kantor pusat adalah akun
“pembelian cabang” atau “persediaan”. Akun-akun ini digunakan untuk menentukan
harga pokok penjualan dari kantor pusat dan cabang, tetapi karena mereka resiprokal,
kita mengeliminasi mereka dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.

Ilustrasi Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang


Asumsikan Jiffy-Stop Corporation mendirikan cabang baru di Bee, Nebraska, pada
awal 2003 dan transaksi cabang Bee selama 2003 sebagai berikut:
1. Diterima kas $20.000 dari kantor pusat
2. Dibeli peraltan dengan umut manfaat lima tahun $10.000 secara tunai
3. Diterima pengiriman barang dagang dari kantor pusat dengan harga pokok
$16.000
4. Dibeli barang dagang dari pemasok luar $4.000 secara tunai
5. Dijual barang dagang $30.000 secara tunai
6. Retur $1.000 barang dagang dari kantor pusat
7. Membayar biaya-biaya
Gaji $6.000
Utilitas 1.000
Beban Sewa 3.000
Beban lain-lain 2.000
8. Mengirimkan $15.000 ke kantor pusat
9. Hutang gaji pada akhir tahun $1.000 dan penyusutan untuk tahun itu $2.000
10. Persediaan barang dagang cabang pada akhir tahun terdiri dari $1.000 berasal
dari pemasok luar dan $5.000 diperoleh dari kantor pusat

Ayat jurnal. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi dan peristiwa akhir tahun
yang berhubungan pada buku kantor cabang Bee.
Jurnal penutup untuk cabang Bee terdiri dari $2.000 kredit untuk akun kantor
pusat. Jumlah ini sama dengan pendapatan cabang untuk periode tersebut dan
menggambarkan kenaikan aktiva besih dari kegiatan cabang. Jurnal penyesuaian
pada buku kantor pusat mendebit akun cabang Bee dengan $2.000 dan mengkredit
laba cabang bandung. Ayat jurnal penyesuaian kantor pusat ini ekuivalen dengan
jurnal perusahaan induk pada saat mencatat kepemilikannya pada perusahan anak
yang menggunakan metode ekuitas.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan. Ayat jurnal yang diilustrasikan pada
Exhibit 10-1 didasarkan pada prosedur persediaan periodik yang menyediakan
informasi rinci mengenai transfer barang dagang antara kantor pusat dengan
cabang. Infromasi rinci ini dapat digunakan dalam kertas kerja untuk
menggabungkan akun kantor pusat dan cabang untuk laporan keuangan eksternal.
Pengelompokan data persediaan, pembelian, dna pengiriman secara terpusah
dalam harga pokok penjualan individu, memudahkan dalam penyusunan neraca
kertas kerja. Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat dan cabang
Jiffy-Stop:
Kantor Pusat Cabang Bee
Persediaan, 1 Januari 2003 $85.000 -
Pembelian 150.000 $4.000
Pengiriman ke Cabang (15.000)
Pengiriman dari kantor - 15.0000
pusat barang tersedia untuk
dijual
Persediaan, 31 Desember 220.000 19.000
2013
Harga Pokok Penjualan (80.000) (6.000)
Harga Pokok Penjualan $140.000 $13.000

Transaksi buku kantor pusat Buku kantor cabang


1. Cabang Bee 20.000 Kas 20.000
Kas 20.000 Kantor pusat 20.000
2 Peralatan 10.000
Kas 10.000
3 Cabang Bee 16.000 Pengiriman dari kantor pusat 16.000
Pengiriman ke Cabang Bee 16.000 Kantor pusat 16.000
Mentransfer barang dagangan ke Menerima barang dagangan dari
Cabang bandung Kantor pusat
4 Pembelian 4.000
Kas 4.000
Mencatat pembelian tunai
5 Kas 30.000
Penjualan 30.000
Mencatat penjualan tunai
6 Pengiriman ke Cabang Bee 1.000 Kantor pusat 1.000
Cabang Bee 1.000 Pengiriman dari kantor pusat 1.000
Memngembalikan barang dagangan dari Mengembalikan barang dagangan
Cabang Bee Ke kantor pusat
7 Biaya gaji 6.000
Biaya utilitas 1.000
Biaya sewa 3.000
Biaya lain-lain 2.000
Kas 12.000
Mencatat pembayaran biaya-biaya
8 Kas 15.000 Kantor pusat 15.000
Cabang Bee 15.000 Kas 15.000
Menerima kas dari Cabang Bee Mencatat pengiriman kas ke kantor pusat
9 Ayat jurna penyeseuaian
Biaya gaji 1.000
Hutang gaji 1.000
Gaji yang terhutang

Biaya penyusutan-peralatan 2.000


Akumulasi penyusutan-
Peralatan 2.000
Biaya penyusutan ( 10.000 ÷ 5 )
1 Jurnal penyesuaian Ayat jurnal penutup
0 Cabang Bee 2.000 Penjualan 30.000
Laba Cabang Bee 2.000 Persediaan 6.000
Mencatat laba Cabang Bee untuk periode Pengiriman dari kantor pusat 15.000
tersebut Pembelian 4.000
biaya gaji 7.000
biaya penyusutan 2.000
biaya utilitas 1.000
biaya sewa 3.000
biaya lain-lain 2.000
kantor pusat 2.000
untuk menutup kantor pusat

PENGIRIMAN BARANG DAGANG DI ATAS HARGA POKOK

Prosedur yang diilustrasikan pada kasus Jiffy-Shop didasarkan pada pengiriman


barang dagangan antara kantor pusat dan cabang Bee pada basis arga pokok. Banyak
perusahaan menggunakan harga transfer di atas harga pokok untuk pengiriman
internal ke cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer
pada harga jual normal, sementara yang lainnya menggunakan markups standard.
Adapun perusahaan yang menetapkan harga transfernya melalui formula-formula
yang kompleks. Alasan yang mendasari penetapan harga transfer di atas harga pokok,
antara lain ialah agar alokasi pendapatan antarunit dalam perusahaan dilakukan
dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan dengan efisien dan agar margin laba
dari tiap-tiap cabang diungkapkan dengan sebenarnya.

Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Pokok

Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga
transfer di atas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus
disesuaikan dengan biaya aktual dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun
“loading” persediaan atau laba yang belum direalisasi. Sebagai contoh, kantor pusat
Southern Fashion Mart mengirim barang dagangan sejumlah $100.000 ke cabangnya
di Tampa dengan markups standard sebesar 20% di atas harga pokok. Ayat jurnal
sebagai berikut :

Buku Kantor Pusat

Cabang Tampa 120.000

Pengiriman ke cabang Tampa 100.000

Laba belum direalisasi cabang Tampa 20.000


Untuk mencatat pengiriman ke cabang Tampa 120% dari harga pokok

Buku Kantor Cabang

Pengiriman dari kantor pusat 120.000

Kantor pusat 120.000

Untuk mencatat penerimaan persediaan dari kantor pusat

Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga diatas harga
pokok tidak mengubah hubungan resiprokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi
mempengaruhi hubungan akun pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat
pencatatan akun “pengiriman ke cabang” dikredit sebesar biaya dan akun “pengiriman
dari kantor pusat” didebit pada harga transfer. Perbedaan pada akun ini disebabkan
adanya markups yang ditunjukkan pada akun laba belum direalisasi cabang.

Ketika cabang menerima barang pada harga transfer yang mencakup laba belum
direalisasi dan menjualnya, maka harga pokok penjualannya menjadi terlalu tinggi
dan labanya terlalu rendah. Kantor pusat mencatat laba atau rugi pada cabang
berdasarkan laporan pendapatan yang dibuat oleh cabang, sehingga jika laba cabang
dilaporkan terlalu rendah, maka laba cabang yang dicatat di buku kantor pusat juga
terlalu rendah. Penilaian laba cabang yang terlalu rendah ini dikoreksi melalui ayat
jurnal penyesuaian akhir tahun dengan mengurangkan akun laba belum direalisasi
sehingga nilainya mencerminkan hasil penjualan cabng selama periode tersebut
kepada pihak luar.

Misalkan saldo akun di bawah ini muncul pada buku kantor pusat dan cabang dari
Southern Fashion Mart pada 31 Desember 2003 sebelum penyesuaian :

Buku Kantor Pusat

Cabang Tampa 200.000 debit

Pengiriman ke cabang Tampa 100.000 kredit

Laba belum direalisasi cabang Tampa 20.000 kredit

Buku Kantor Cabang


Penjualan 160.000 kredit

Pengiriman dari kantor pusat 120.000 debit

Biaya 30.000 debit

Kantor pusat 200.000 kredit

Apabila kantor cabang Tampa memiliki $12.000 persediaan pada harga transfer saat
31 Desember 2003, melaporkan pendapatan periode tersebut $22.000 (penjualan
$160.000, dikurangi beban penjualan $108.000 dan biaya lain $30.000). Ayat jurnal
penutup pada cabang:

Penjualan 160.000

Persediaan 31 Desember 2003 12.000

Pengiriman dari kantor pusat 120.000

Biaya 30.000

Kantor Pusat 22.000

Kantor pusat menggunakan informasi ini untuk mencatat laba cabang pada periode :

Cabang Tampa 22.000

Laba cabang Tampa 22.000

Mencatat laba cabang dan memperbarui akun cabang

Kantor pusat juga menyesuaikan akun “loading” untuk mendapatkan $2.000 laba
yang belum direalisasi pada persediaan akhir cabang [$12.000 – ($12.000 / 120%)] :

Loading persediaan di cabang Tampa 18.000

Laba cabang Tampa 18.000

Untuk menyesuaikan akun laba belum direalisasi ($20.000 - $2.000) dan laba
cabang
Setelah ayat jurnal ini dibukukan, akun “loading” akan memiliki saldo $2.000 sama
dengan $2.000 saldo laba yang belum direalisasi pada persediaan cabang Tampa.
Akun laba cabang Tampa menunjukkan saldo $40.000. Jumlah $40.000 ini
merupakan pendapatan dari cabang pada basis biaya, perhitungannya sebagai berikut :

Penjualan 160.000

Pengiriman ke cabang 100.000

Dikurangi: Persediaan (harga pokok) 10.000 90.000

Laba kotor 70.000

Biaya lain-lain 30.000

Laba cabang 40.000

Dengan menambahkan $40.000 laba cabang ke laba kantor pusat, maka jumlah
totalnya adalah laba bersih gabungan untuk perusahaan itu. Walaupun jurnal akhir
tahun untuk tahun-tahun berikutnya intinya sama seperti yang dijelaskan di atas,
namun akan ada perbedaan karena cabang akan memiliki persediaan awal pada harga
transfer dan kantor pusat akan memiliki saldo awal pada akun “loading” yang sama
dengan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang. Contoh pada
akuntansi cabang untuk Dasher Corporation pada akhir bab ini menggambarkan
prosedur akuntansi untuk laba yang belum direalisasi baik pada persediaan cabang
awal maupun akhir.

Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Penagihan (Billing Prices)

Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga


penagihan dan menyesuaikan akun laba belum direalisasinya hanya pada akhir
periode akuntansi. Pada saat pendekatan ini digunakan, saldo akun laba belum
direalisasi selama periode akuntansi mencerminkan laba yang belum direalisasi pada
persediaan awal cabang, dan akun pengiriman ke cabang mencakup laba belum
direalisasi untuk periode berjalan. Dengan metode ini, akun pengiriman ke cabang
resiprokal dengan akun pengiriman dari kantor pusat.

Untuk menggambarkan,Southern Fashion Mart mengirimkan barang ke cabang


Tampa dengan harga penagihan sebagai berikut :
Buku Kantor Pusat

Cabang Tampa 120.000

Pengiriman ke cabang tampa 120.000

Dengan jurnal ini, akun pengiriman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo
yang sama, tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :

Buku Kantor Pusat

Pengiriman ke cabang Tampa 20.000

Laba belum direalisasi cabang Tampa 20.000

Untuk menyesuaikan pengiriman dengan basis biaya

Laba belum direalisasi cabang Tampa 18.000

Laba cabang Tampa 18.000

Untuk menyesuaikan laba cabang atas realisasi markups pada pengiriman ke


cabang

Jurnal pertama menyesuaikan akun pengiriman ke cabang dan akun laba belum
direalisasi dengan memunculkan saldo masing-masing $100.000 dan $20.000. Jurnal
kedua sama aseperti yang dijelaskan di depan yaitu untuk menyesuaikan laba cabang
dari laba belum direalisasi.

BIAYA PENGIRIMAN
Biaya pengiriman barang ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi
biaya persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat
ke cabang harus dimasukkan dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok
penjualan. Misalkan barang dagangan dikirim dari kantor pusat ke cabang senilai
125% dari harga pokok $10.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar
$500. Berikut ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan cabang :
Buku Kantor Pusat
Cabang (+A) 13.000
Penerimaan ke Cabang (-E, +SE) 10.000
Laba belum direalisasi cabang (-A) 2.000
Kas (-A) 500
Mencatat pengiriman ke cabang

Buku Cabang
Pengiriman dari kantor pusat (E, -SE) 12.500
Biaya pengiriman (E, -SE) 500
Kantor pusat (+SE) 13.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat

Apabila setengah dari barang tersebut tidak terjual pada akhir tahun, penjualan
cabang dilaporkan sejumlah $6.500, dan persediaan cabang dihargai $6.250 (harga
pokok) ditambah ongkos kirim $250. Persediaan cabang dan harga pokok penjualan
cabang juga dilaporkan dalam jumlah yang sama apabila yang membayar ongkos
kirim adalah cabang, bukan kantor pusat. Tetapi transaksi pembebanan ongkos kirim
itu tidak dicatat pada buku kantor pusat.
Jika terjadi pembebanan ongkos kirim tambahan akibat pengiriman dari kantor
pusat ke cabang atau pengiriman antarcabang, maka biaya tersebut tidak boleh
dimasukkan dalam biaya persediaan. Jika cabang mengembalikan setengah dari
persediaannya yang diterima dari kantor pusat karena rusak atau karena kekurangan
persediaan di kantor pusat, maka biaya persediaan kantor pusat tidak boleh
memasukkan ongkos kirim yang dibebankan ke atau dari cabang. Asumsikan cabang
membayar $250 untuk mengembalikan setengah dari barang dagangnya ke kantor
pusat, jurnal pada kantor pusat dan cabang adalah :

Buku Cabang
Kantor pusat 6.750
Pengiriman dari kantor pusat 6.250
Biaya pengiriman 250
Kas 250
Untuk mencatat pengembalian barang ke kantor pusat

Buku Kantor Pusat


Pengiriman ke Cabang 5.000
Laba belum direalisasi cabang 1.250
Kerugian pembebanan biaya pengiriman yang berlebih 500
Kantor cabang 6.750
Untuk mencatat pengembalian dari cabang
JURNAL UNTUK MENCATAT PENGIRIMAN KE CABANG ST.LOUIS
Buku Kantor Pusat
Cabang ST. Louis 52.000
Pengiriman ke Cabang ST. Louis 50.000
Kas 2.000
Untuk mencatat pengiriman ke Cabang ST. Louis

Buku Cabang ST. Louis


Pengiriman dari kantor pusat 50.000
Biaya pengiriman 2.000
Kantor pusat 52.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat

JURNAL UNTUK MENCATAT TRANSFER DARI CABANG ST.LOUIS KE OHAMA


Buku Kantor Pusat
Cabang Ohama 51.800
Kerugian pembebanan biaya pengiriman 1.400
Pengiriman ke Cabang ST. Louis 50.000
Cabang ST. Louis 53.200
Pengiriman ke Cabang Ohama 50.000
Untuk mencatat transfer barang dagangan dari cabang Solo ke Cabang Ohama

Buku Cabang ST. Louis


Kantor pusat 53.200
Pengiriman dari kantor pusat 50.000
Biaya pengiriman 2.000
Kas 1.200
Mencatat transfer barang ke cabang Ohama

Buku Cabang Ohama


Pengiriman dari kantor pusat 50.000
Biaya pengiriman 1.800
Kantor pusat 51.800
Untuk mencatat penerimaan dari kantor pusat melalui cabang ST. Louis

Total ongkos kirim yang terjadi pada persediaan dibebankan pada akun
Kerugian Pembebanan Ongkos Kirim yang Berlebih (dibebankan ke kantor pusat)
karena ongkos kirim tersebut timbul dari kesalahan atau inefisiensi manajemen. Biaya
tersebut tidak digolongkan sebagai biaya operasi atau ongkos kirim normal.

Contoh kedua dari kasus ongkos kirim tambahan menyangkut pengiriman


antarcabang. Misalkan Industri Maxwell mengirim barang dagangan seharga $50.000
(harga pokok) dari Chicago ke Cabang ST. Louis dan membayar ongkos kirim
sebesar $2.000. Beberapa hari kemudian Cabang Ohama mengalami kehabisan
persediaan dan meminta kiriman dari Cabang ST. Louis. Ongkos kirim dari ST. Louis
ke Ohama sebesar $1.200 dibayar oleh Cabang ST. Louis. Ongkos kirim dari Chicago
ke Ohama menjadi $1.800. Jurnal untuk mencatat pengiriman ke Cabang ST. Louis
dan kemudian ke Cabang Ohama disajikan dalam Peraga 12-4.
Untuk menyesuaikan akun pengiriman, kantor pusat dan cabang, maka akun
ongkos kirim harus disesuaikan. Total ongkos kirim yang terjadi adalah $3.200
($2.000 + $1.200), tetapi ongkos kirim dari kantor pusat ke Cabang Ohama hanya
$1.800. Hanya $1.800 inilah yang dicatat sebagai biaya persediaan pada buku Cabang
Ohama. Terjadinya pengiriman dua kali dianggap sebagai kesalahan manajemen,
maka kelebihan ongkos kirim yang terjadi dibebankan sebagai kerugian kantor pusat.
Perlakuan akuntansi seperti ini konsisten dengan prinsip akuntansi yang menyebutkan
bahwa biaya persediaan hanya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
persediaan siap untuk dijual ke konsumen.

ALOKASI BIAYA – KANTOR PUSAT DAN CABANG


Alokasi biaya antara kantor pusat dan cabang biasanya diperlukan untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan.
Biaya promosi, misalnya, bisa berhubungan dengan kegiatan penjualan kantor pusat,
atau kegiatan penjualan satu atau lebih cabang. Apabila biaya promosi ini dibayar
oleh kantor pusat, maka biaya promosi yang berhubungan dengan penjualan cabang
harus dibebankan ke cabang. Biaya pensiun yang dibayar oleh kantor pusat dan biaya
administrasi dan umum kantor pusat juga harus dialokasikan pada kegiatan cabang
untuk memberikan informasi lengkap mengenai laba dari tiap unit usaha. Situasi lain
yang membutuhkan alokasi biaya terjadi saat pencatatan aktiva tetap dilakukan oleh
sistem akuntansi kantor pusat.
Berikut ini beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar
Rp5.000.000 untuk biaya promosi yang hubungannya dengan penjualan kantor pusat
dan cabang sama rata, maka Rp5.000.000 itu dialokasikan sebagai berikut :

Buku Cabang
Biaya promosi (E, -SE) 2.500
Kantor pusat (-SE) 2.500
Kas (-A) 5.000
Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat

Buku Kantor Pusat


Biaya promosi (E, -SE) 2.500
Cabang (-A) 2.500
Untuk mencatat biaya promosi yang dibayar oleh cabang

Biaya pensiun $50.000 dan biaya umum kantor pusat $120.000 yang terjadi di kantor
pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabang di Denver dan Cheyenne
dicatat sebagai berikut :

Buku Kantor Pusat


Cabang Denver (+A) 42.500
Cabang Cheyenne (+A) 42.500
Biaya pensiun (-E,+SE) 25.000
Biaya umum (-E,+SE) 60.000
Untuk mengalokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan cabang

Buku Cabang Denver


Biaya pensiun (E,-SE) 12.500
Biaya umum (E,-SE) 30.000
Kantor pusat (+SE) 42.500
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat

Buku Cabang Cheyenne


Biaya pensiun (E,-SE) 12.500
Biaya umum (E,-SE) 30.000
Kantor pusat (+SE) 42.500
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat
Contoh di atas menggambarkan pendekatan dasar untuk mengalokasikan biaya antara
kantor pusat dan cabang. Biaya-biaya lain dialokasikan dengan cara yang sama.

Anda mungkin juga menyukai