Disusun oleh :
Kelompok 1
Novi Nur Afifah F0317074
Rina Tri Wulandari F0317087
Safitri Nurul Aisyah F0317091
Tri Handayani Nirmala Santi F0317105
Zhahrul Setyawan F0317116
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
CHAPTER 10
Bab-bab sebelum ini membahas prosedur akuntansi dan pelaporan keuangan untuk
mengkonsolidasi kegiatan perusahaan induk yang terpisah dari perusahaan anaknya.
Tujuan dari konsolidasi adalah melaporkan posisi keuangan dan hasil operasi dari
kesatuan-kesatuan yang terpisah seakan-akan adalah satu kesatuan ekonomi. Kantor
cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan usaha,
yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah. Cabang meskipun merupakan
kesatuan akuntansi yang terpisah, tetapi secara hukum mereka tidak terpisah dari
induknya. Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan pelaporan
internal. Laporan keuangan keseluruhan dibuat dengan menggabungkan laporan
keuangan cabang dengan laporan keuangan kantor pusat.
Bab ini membahas perbedaan antara agen penjual dan kantor cabang, prosedur
akuntansi untuk operasi kantor cabang, serta mengilustrasi bagaimana cara
menggabungkan laporan keuangan kantor pusat dengan kantor cabang untuk
membuat laporan keuangan keseluruhan.
Masalah teknis antara agen dan kantor cabang sering kali digunakan untuk
menjelaskan perbedaan keduanya. Kegiatan agen ialah memamerkan barang
dagangan dan menangani pesanan pelanggan, mereka tidak mempunya persediaan
untuk memenuhi pesanan pelanggan ataupun untuk menangani kredit pelanggan.
Agen bukan merupakan entitas akuntansi dan juga bukan kesatuan usaha yang
terpisah. Biasanya pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini
hanya penerimaan dan pengeluaran kas, yang diperlukan sama seperti sistem kas kecil
(petty cash). Pecatatan atas penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang
berhubungan dengan penjualan, dan biaya lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi
kantor pusat.
Meskipun perbedaan teknis dalam menggolongkan age dan kantor cabang sangat
penting untuk kegiatan pemasaran, periklanan, dan tujuan usaha lainnya, tetapi untuk
tujuan akuntansi perbedaan ini tidak banyak pengaruhnya. Beberapa agen memiliki
persediaan, ada kantor cabang yang memiliki tanggung jawab terbatas untuk
melakukan pencatatan maupun untuk menyetujui pemberian kredit kepada konsumen.
Banyak perusahaan yang mempunyai kantor cabang tetapi tetap melakukan pelayanan
kredit pelanggan dan penagihan secara terpusat, kadang berdasarkan letak wilayah,
kadang bisa berdasarkan penyebaran perusahaan. Sistem akuntansi untuk perusahaan
yang letaknya berjauhan, apakah itu agen atau kantor cabang, harus dirancang
sedemikian rupa agar informasi yang diperlukan bisa didapat dengan biaya
seekonomis mungkin.
Kas Rp5.000.000
3. Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun:
Untuk memcatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja.
Persediaan Rp3.000.000
Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan
barang dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan
di atas tidak cukup untuk melakukan kontrol efektif atas pegeluaran-pengeluaran
yang dilakukan agen atau untuk mengukur kontribusi kegiatan agen pada
pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar untuk menentukan apakah
operasi agen berjalan dengan efisien.
Ayat jurnal untuk sistem pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut
ini. Jurnal ini memperlukan aktiva tetap agen penjual Neon secara terpisah.
Penjualan, harga pokok penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis
agen.
Kas Rp20.000.000
Kas Rp4.000.000
Kas Rp3.000.000
Penjualan Rp12.000.000
Kas Rp2.500.000
Akun cabang pada kantor pusat adalah akun aktiva yang mencerminkan investasi
yang dilakukan kantor pusat dalam aktiva bersih cabang. Akun kantor pusat pada
buku cabang adalah akun modal yang menggambarkan modal kantor pusat dalam
aktiva bersih cabang. Oleh sebab itu akun kantor pusat dan akun cabang merupakan
akun yang resiprokal, masing-masing menggambarkan aktiva bersih cabang.
Hubungan resiprokal antara akun kantor pusat dan akun cabang adalah hubungan
yang berkelanjutan. Setiap kantor pusat menaikkan (debit) akun kantor cabang, kantor
cabang harus menaikkan (kredit) akun kantor pusatnya. Jika terjadi penuruanan
(debit) akun kantor pusat pada buku cabang, maka harus pula diikuti dengan
penurunan (kredit) akun kantor cabang pada buku kantor pusat. Satu-satunya
penyebab terjadinya perbedaan antara akun kantor pusat dan akun cabang adalah
karena perbedaan waktu dan kesalahan dalam mencatat transaksi di dua buku.
Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang adalah
transaksi pengiriman barang dagang. Umumnya cabang didirikan untuk menjual
barang dagangan yang diproduksi atau dibeli oleh kantor pusat. Manajer kantor
cabang ada yang memiliki wewenang untuk membeli dari pemasok luar. Apabila
Expando Corporation mengirim barang ke cabang Splinter dengan harga $8.000,
kedua entitas membuat ayat jurnal:
Dua akun resiprokal tambahan hasi dari pencatatan transfer barang dagang dari
kantor pusat ke cabang. Akun pengiriman ke Cabang adalah akun “lawan pembelian”
pada buku kantor pusat, dan akun pengiriman dari kantor pusat adalah akun
“pembelian cabang” atau “persediaan”. Akun-akun ini digunakan untuk menentukan
harga pokok penjualan dari kantor pusat dan cabang, tetapi karena mereka resiprokal,
kita mengeliminasi mereka dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Ayat jurnal. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi dan peristiwa akhir tahun
yang berhubungan pada buku kantor cabang Bee.
Jurnal penutup untuk cabang Bee terdiri dari $2.000 kredit untuk akun kantor
pusat. Jumlah ini sama dengan pendapatan cabang untuk periode tersebut dan
menggambarkan kenaikan aktiva besih dari kegiatan cabang. Jurnal penyesuaian
pada buku kantor pusat mendebit akun cabang Bee dengan $2.000 dan mengkredit
laba cabang bandung. Ayat jurnal penyesuaian kantor pusat ini ekuivalen dengan
jurnal perusahaan induk pada saat mencatat kepemilikannya pada perusahan anak
yang menggunakan metode ekuitas.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan. Ayat jurnal yang diilustrasikan pada
Exhibit 10-1 didasarkan pada prosedur persediaan periodik yang menyediakan
informasi rinci mengenai transfer barang dagang antara kantor pusat dengan
cabang. Infromasi rinci ini dapat digunakan dalam kertas kerja untuk
menggabungkan akun kantor pusat dan cabang untuk laporan keuangan eksternal.
Pengelompokan data persediaan, pembelian, dna pengiriman secara terpusah
dalam harga pokok penjualan individu, memudahkan dalam penyusunan neraca
kertas kerja. Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat dan cabang
Jiffy-Stop:
Kantor Pusat Cabang Bee
Persediaan, 1 Januari 2003 $85.000 -
Pembelian 150.000 $4.000
Pengiriman ke Cabang (15.000)
Pengiriman dari kantor - 15.0000
pusat barang tersedia untuk
dijual
Persediaan, 31 Desember 220.000 19.000
2013
Harga Pokok Penjualan (80.000) (6.000)
Harga Pokok Penjualan $140.000 $13.000
Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga
transfer di atas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus
disesuaikan dengan biaya aktual dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun
“loading” persediaan atau laba yang belum direalisasi. Sebagai contoh, kantor pusat
Southern Fashion Mart mengirim barang dagangan sejumlah $100.000 ke cabangnya
di Tampa dengan markups standard sebesar 20% di atas harga pokok. Ayat jurnal
sebagai berikut :
Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga diatas harga
pokok tidak mengubah hubungan resiprokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi
mempengaruhi hubungan akun pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat
pencatatan akun “pengiriman ke cabang” dikredit sebesar biaya dan akun “pengiriman
dari kantor pusat” didebit pada harga transfer. Perbedaan pada akun ini disebabkan
adanya markups yang ditunjukkan pada akun laba belum direalisasi cabang.
Ketika cabang menerima barang pada harga transfer yang mencakup laba belum
direalisasi dan menjualnya, maka harga pokok penjualannya menjadi terlalu tinggi
dan labanya terlalu rendah. Kantor pusat mencatat laba atau rugi pada cabang
berdasarkan laporan pendapatan yang dibuat oleh cabang, sehingga jika laba cabang
dilaporkan terlalu rendah, maka laba cabang yang dicatat di buku kantor pusat juga
terlalu rendah. Penilaian laba cabang yang terlalu rendah ini dikoreksi melalui ayat
jurnal penyesuaian akhir tahun dengan mengurangkan akun laba belum direalisasi
sehingga nilainya mencerminkan hasil penjualan cabng selama periode tersebut
kepada pihak luar.
Misalkan saldo akun di bawah ini muncul pada buku kantor pusat dan cabang dari
Southern Fashion Mart pada 31 Desember 2003 sebelum penyesuaian :
Apabila kantor cabang Tampa memiliki $12.000 persediaan pada harga transfer saat
31 Desember 2003, melaporkan pendapatan periode tersebut $22.000 (penjualan
$160.000, dikurangi beban penjualan $108.000 dan biaya lain $30.000). Ayat jurnal
penutup pada cabang:
Penjualan 160.000
Biaya 30.000
Kantor pusat menggunakan informasi ini untuk mencatat laba cabang pada periode :
Kantor pusat juga menyesuaikan akun “loading” untuk mendapatkan $2.000 laba
yang belum direalisasi pada persediaan akhir cabang [$12.000 – ($12.000 / 120%)] :
Untuk menyesuaikan akun laba belum direalisasi ($20.000 - $2.000) dan laba
cabang
Setelah ayat jurnal ini dibukukan, akun “loading” akan memiliki saldo $2.000 sama
dengan $2.000 saldo laba yang belum direalisasi pada persediaan cabang Tampa.
Akun laba cabang Tampa menunjukkan saldo $40.000. Jumlah $40.000 ini
merupakan pendapatan dari cabang pada basis biaya, perhitungannya sebagai berikut :
Penjualan 160.000
Dengan menambahkan $40.000 laba cabang ke laba kantor pusat, maka jumlah
totalnya adalah laba bersih gabungan untuk perusahaan itu. Walaupun jurnal akhir
tahun untuk tahun-tahun berikutnya intinya sama seperti yang dijelaskan di atas,
namun akan ada perbedaan karena cabang akan memiliki persediaan awal pada harga
transfer dan kantor pusat akan memiliki saldo awal pada akun “loading” yang sama
dengan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang. Contoh pada
akuntansi cabang untuk Dasher Corporation pada akhir bab ini menggambarkan
prosedur akuntansi untuk laba yang belum direalisasi baik pada persediaan cabang
awal maupun akhir.
Dengan jurnal ini, akun pengiriman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo
yang sama, tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :
Jurnal pertama menyesuaikan akun pengiriman ke cabang dan akun laba belum
direalisasi dengan memunculkan saldo masing-masing $100.000 dan $20.000. Jurnal
kedua sama aseperti yang dijelaskan di depan yaitu untuk menyesuaikan laba cabang
dari laba belum direalisasi.
BIAYA PENGIRIMAN
Biaya pengiriman barang ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi
biaya persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat
ke cabang harus dimasukkan dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok
penjualan. Misalkan barang dagangan dikirim dari kantor pusat ke cabang senilai
125% dari harga pokok $10.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar
$500. Berikut ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan cabang :
Buku Kantor Pusat
Cabang (+A) 13.000
Penerimaan ke Cabang (-E, +SE) 10.000
Laba belum direalisasi cabang (-A) 2.000
Kas (-A) 500
Mencatat pengiriman ke cabang
Buku Cabang
Pengiriman dari kantor pusat (E, -SE) 12.500
Biaya pengiriman (E, -SE) 500
Kantor pusat (+SE) 13.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat
Apabila setengah dari barang tersebut tidak terjual pada akhir tahun, penjualan
cabang dilaporkan sejumlah $6.500, dan persediaan cabang dihargai $6.250 (harga
pokok) ditambah ongkos kirim $250. Persediaan cabang dan harga pokok penjualan
cabang juga dilaporkan dalam jumlah yang sama apabila yang membayar ongkos
kirim adalah cabang, bukan kantor pusat. Tetapi transaksi pembebanan ongkos kirim
itu tidak dicatat pada buku kantor pusat.
Jika terjadi pembebanan ongkos kirim tambahan akibat pengiriman dari kantor
pusat ke cabang atau pengiriman antarcabang, maka biaya tersebut tidak boleh
dimasukkan dalam biaya persediaan. Jika cabang mengembalikan setengah dari
persediaannya yang diterima dari kantor pusat karena rusak atau karena kekurangan
persediaan di kantor pusat, maka biaya persediaan kantor pusat tidak boleh
memasukkan ongkos kirim yang dibebankan ke atau dari cabang. Asumsikan cabang
membayar $250 untuk mengembalikan setengah dari barang dagangnya ke kantor
pusat, jurnal pada kantor pusat dan cabang adalah :
Buku Cabang
Kantor pusat 6.750
Pengiriman dari kantor pusat 6.250
Biaya pengiriman 250
Kas 250
Untuk mencatat pengembalian barang ke kantor pusat
Total ongkos kirim yang terjadi pada persediaan dibebankan pada akun
Kerugian Pembebanan Ongkos Kirim yang Berlebih (dibebankan ke kantor pusat)
karena ongkos kirim tersebut timbul dari kesalahan atau inefisiensi manajemen. Biaya
tersebut tidak digolongkan sebagai biaya operasi atau ongkos kirim normal.
Buku Cabang
Biaya promosi (E, -SE) 2.500
Kantor pusat (-SE) 2.500
Kas (-A) 5.000
Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat
Biaya pensiun $50.000 dan biaya umum kantor pusat $120.000 yang terjadi di kantor
pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabang di Denver dan Cheyenne
dicatat sebagai berikut :