Anda di halaman 1dari 20

RMK AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

OLEH : Kelompok 3

I Gusti Agung Putu Nadya Aundria Paramita (1707532119)


Ni Kadek Juniartini (1707532121)
Kadek Karya Dwi Jayanti (1707532136)

PRODI S1 AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018/2019
1. PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG
Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat
otonomi. Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai “agen”
biasanya tidak beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen
penjualan dapat memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan
mengatur pengiriman.
Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang
penyediaan jasa yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda
dengan perusahaan individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan
mengarsip pesanan pelanggan. Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang.
Hampir setiap orang pernah mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari
dan Sogo. Bank secara khusus telah melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang
bank secara ektensif. Beberapa perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui
sistem lokasi operasi yang dapat dibandingkan, biasanya disebut dnegan “pabrik”. Misalnya,
PT Indofood menjalankan proses produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung,
Medan, Banjarmasin, dan Makassar.
Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah
bahwa keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi
rutin. Tingkat pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding
agen penjualan namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan.

2. SISTEM DAN ENTITAS AKUNTANSI


Agen penjualan umumnya tidak menglola sistem akuntansi keuangan melainkan hanya
menyimpan catatan – catatan penting dalam menjalankan usaha. Kantor pusat mengelola
sistem akuntansi sedangkan transaksi – transaksi agen dicatat oleh kantor pusat. Sementara di
lain pihak, sebuah cabang sebagian besar mengelola sistem akuntansi keuangan lengkap.
Pengelolaan sistem akuntansi terpisah untuk kantor pusat dan tiap cabang memberikan kontrol
lebih baik terhadap operasi dan memungkinkan manajemen puncak menilai kinerja masing –
masing cabang.

3. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN


Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi
terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnal yang
dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor
pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen
voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat
berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat.
Misalkan, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen
dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat.
Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah.
Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam
penilaian kinerja tiap agen.
Contoh akuntansi kantor pusat atas agen penjualan, pada PT Cemara, sebuah perusahaan
manufaktur struktur modular dan partisi di Jakarta, yang membangun sebuah agen penjualan
di Surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi khas agen penjualan di
pembukuan kantor pusat.

Ayat Jurnal Kantor Pusat untuk Transaksi-transaksi Agen Penjualan


Transaksi Ayat Jurnal di Pembukuan Kantor Pusat

Debit Kredit
Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 50.000.000
Kas 50.000.000
Membangun dan merapikan gedung untuk Leasehold improvements-Agen Surabaya 80.000.000
fasilitas penjualan Perabot-Agen Surabaya 21.000.000
Peralatan-Agen Surabaya 16.000.000
Kas 117.000.000
Transfer kas ke agen sebagai dana kas kecil Kas Kecil - Agen Surabaya 2.500.000
Kas 2.500.000
Transfer persediaan yang akan digunakan untuk Persediaan Contoh - Agen Surabaya 135.000.000
contoh di agen Kas 135.000.000
Membayar tagihan yang diterima kantor pusat Beban Utilitas - Agen Surabaya 1.100.000
atas beban-beban agen penjualan Beban Kantor – Agen Surabaya 800.000
Beban Asuransi – Agen Surabaya 2.000.000
Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.400.000
Beban Iklan – Agen Surabaya 2.700.000
Kas 8.000.000
Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji – Agen Surabaya 31.000.000
Kas 31.000.000
Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000
Penjualan – Agen Surabaya 88.000.000
Beban Harga Pokok Penjualan – Agen Surabaya 56.000.000
Persediaan 56.000.000
Mengganti kembali dana kas kecil agen Beban Kantor – Agen Surabaya 56.000.000
penjualan Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.200.000
Beban Tenaga Kerja Sementara – Agen Surabaya 750.000
Kas 2.370.000
Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa – Agen Surabaya 25.000.000
Beban Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000
Beban Gaji – Agen Surabaya 1.900.000
Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 25.000.000
Akumulasi Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000
Utang Gaji 1.900.000
4. AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.
Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi
diantara mereka pada sistem akuntansinya masing-masing.
Walau kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan secara terpisah,
seluruh pencatatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan
eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi runggal. Seperti saat menyusun
laporan keuangan konsolidasi, menambahkan saldo akun-akun di setiap sistem akuntansi
secara sederhana tidak menghasilkan gambaran entititas ekonomi tunggal. Beberapa eliminasi
juga diperlukan. Secara keseluruhan penyusunan laporan keuangan eksternal untuk
perusahaan yang memiliki kantor pusat dan satu kantor cabang atau lebih cukup mirip dengan
penyusunan laporan konsolidasi.

4.1 Akun-Akun Antar Perusahaan


Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal
seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa
kecuali bahwa mereka turut mencatat akun-akun antarperusahaan. Akun-akun ini
merupakan akun resiprokal antara kantor pusat dan kantor cabang. Ketika pembukuan di
kantor pusat dan kantor cabang selesai dimutakhirkan, saldo akun antarperusahaan di
pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya namun dalam arah saldo yang
berlawanan dengan akun antarperusahaan di pembukuan cabang. Misalnya, jika kantor
pusat memiliki saldo debit sebuah akun antarperusahaan Rp 10.000.000, akun terkait
akan muncul di pembukuan kantor cabang dengan nilai yang sama pada saldo kredit.
Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi di cabnag,
sementara akun resiprokal di pembukan cabang dinamakan Kantor pusat. Ketika suatu
perusahaan memiliki lebih dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap
cabang.
Penjelasan tentang akun investasi di Cabang dan Kantor Pusat, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap berbagai transaksi, dijelaskan di bawah ini :

Investasi di Cabang Kantor Pusat


(Buku Kantor Pusat) (Buku Cabang)
xxx Transfer Aset ke Cabang xxx
xxx Transfer Aset dari Cabang xxx
xxx Laba Cabang xxx
xxx Rugi Cabang xxx

4.2 Pendirian Cabang


Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang
dicatat oleh kantor pusat pada akun Investasi di Cabang. Hal yang sama, cabang
mencatat transfer tersebut di akun Kantor Pusat. Sebagai ilustrasi, PT Jaya yang
berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah cabang di Medan, Sumatera Utara. Kantor pusat
mentransfer ke cabang berupa kas Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai
Rp5.000.000, dan peralatan toko baru senilai Rp30.000.000. kantor pusat mencatat
transaksi tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut:
H(1) Investasi di Cabang Medan 55.000.000
Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
(Transfer Aset ke Cabang Medan)
(Ayat Jurnal yang dibuat oleh Kantor pusat diberi tambahan kode huruf H,
sementara yang dibuat di cabang diberi tambahan kode huruf B)

Cabang Medan PT Jaya mencatat pentransferan sejumlah aset dari kantor pusat
dengan ayat jurnal berikut ini.
B(2) Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 55.000.000
(Transfer Aset dari kantor pusat)
Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun
Investasi di Cabang pada buku kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada buku cabang
memiliki saldo resiprokal Rp55.000.000. neraca terpisah yang dibuat oleh cabang Medan
sesaat setelah transfer adalah seperti berikut :
Cabang Medan PT Jaya
Neraca
Aset: Kewajiban:
Kas Rp 20.000.000
Peralatan Kantor Rp 5.000.000
Peralatan Toko Rp 30.000.000 Kantor Pusat Rp 55.000.000
Total Rp 55.000.000 Total Rp 55.000.000

Jika laporan keuangan cabang disusun untuk tujuan pelaporan internal, maka
laporan keuangan eksternal merefleksikan aktivitas dan posisi perusahaan secara
keseluruhan. Akun-akun di pembukuan kantor pusat dan cabang digabungkan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk merefleksikan suatu entitas tunggal yang terdiri atas
kantor pusat dan cabang-cabangnya. Klasifikasi penyajian akun Investasi di Cabang
Medan dan akun Kantor Pusat bukanlah suatu hal penting karena kedua akun akan
dieliminisasi saat penyuunan lapotan keuangan untuk tujuan eksternal.
4.3 Pengakuan Laba Cabang
Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara normal seperti biasa.
Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau
mencatat beban pajak penghasilan atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat
dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak penghasilan atas laba dihitung sebagai
kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat dialokasikan ke setiap
cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan sedikit
mengganggu pengendalian internal.
Seluruh pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi seperti cara
biasa. Saldo ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup
ke akun Kantor Pusat. Akun Kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo
laba pada pembukuan cabang. Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal
dibuat kantor pusat untuk mengakui laba cabang dan meningkatkan jumlah investasi
kantor pusat di cabang.
Misalnya, asumsikan akun Ikhtisar Laba Rugi cabang Medan memiliki saldo
kredit Rp63.000.000 pada akhir periode. Akun Ikhtisar Laba Rugi di tutup di buku
Cabang Medan dengan ayat Jurnal sebagai berikut:
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000
Kantor Pusat 63.000.000
(Menutup Ikhtisar Laba Rugi)

Saat menerima laporan laba cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal
sebagai berikut:
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
(mencatat laba cabang medan)

Ayat-ayat jurnal di atas menunjukkan hubungan resiprokal antara akun Investasi


di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat. Saat laporan keuangan disusun untuk
perusahaan secara keseluruhan, akun Investasi di Cabang Medan, akun Kantor Pusat, dan
akun Laba Cabang Medan seluruhnya harus dieliminasi.

4.4 Pengiriman Persediaan Ke Cabang


Suatu cabang yang membeli dan menjual persediaan barang dagang dapat diminta
untuk memperoleh seluruh persediaan dari Kantor pusat, atau dapat juga diizinkan
memperoleh sebagian persediaan dari pihak eksternal. Pembelian persedian dari pihak
eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa. Misalnya, cabang Medan PT
Jaya membeli persediaan senilai Rp5.000.000 dari penjualan grosir independent, dan
cabang menerapkan metode persediaan perpetual, maka transaksi tersebut akan mencatat
dengan jurnal sebagai berikut :
B(5) Persediaan 5.000.000
Kas (Utang Dagang) 5.000.000
(Mencatat pembelian persediaan dari pihak eksternal)

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat di buku kantor pusat atas transaksi tersebut.
Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat
maupun cabang harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan ke nilai
persediaan yang ditrasfer diistilahkan sebagai harga transfer. Persediaan yang ditransfer
dari kantor pusat ke cabang dapat dinyatakan sebesar nilai perolehan di kantor pusat atau
pada suatu nilai yang melebihi nilai perolehannya.

4.4.1 Persediaan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan


Persediaan yang ditransfer dari kantor pusat dan ditagihkan ke cabang
dicatat oleh cabang dengan cara yang sama seperti jika memperoleh dari pihak
eksternal, kecuali dikreditkan ke akun Kantor Pusat. Transfer persediaan
diperlakukan oleh kantor pusat dan cabang dengan cara yang sama seperti transfer
aset lainnya, yaitu diasumsikan menggunakan metode persediaan perpetual.
Sehingga, ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transfer persediaan pada harga
perolehan sama seperti ayat jurnal H(1) dan H(2). Untuk membuktikannya,
asumsikan kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan dengan harga perolehan
Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transaksi tersebut dicatat di pembukuan kantor
pusat sebagai berikut:
H(6) Investasi di Cabang Medan 8.000.000
Persediaan 8.000.000
(transfer persediaan ke cabang Medan)

Cabang mencatat persediaan yang diterima sebagai aset di akun


persediaan seperti yang diperoleh dari pihak eksternal dan juga mengakui
kenaikan ekuitas di aset neto dengan ayat jurnal berikut:
B(7) Persediaan 8.000.000
Kantor Pusat 8.000.000
(transfer persediaan dari kantor pusat)

Tidak ada keuntungan yang diakui oleh kantor pusat atas transaksi
tersebut. Seluruh nilai keuntungan diakui oleh cabang ketika cabang menjual
persediaan tersebut ke pihak eksternal.
4.4.2 Beban Pengiriman yang Dibebankan atas Pengiriman Persediaan
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor
pusat ke cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang.
Misalnya, asumsikan kantor pusat PT Jaya membayar Rp100.000 untuk mengirim
persediaan sebesar Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transfer tersebut dicatat oleh
kantor pusat sebagai berikut:
H(8) Investasi di Cabang Medan 8.100.000
Persediaan 8.000.000
Kas 100.000
(transfer persediaan ke cabang Medan dan membayar
ongkos kirim)
Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut:
B(9) Persediaan 8.100.000
Kantor Pusat 8.100.000
(transfer persediaan dari kantor pusat)

4.4.3 Persediaan yang Ditagih Melebihi Nilai Perolehan


Perusahaan kadang mentransfer persediaan dari kantor pusat ke cabang
dan menagihkan cabang pada nilai yang lebih besar dari harga perolehan kantor
pusat. Ketika di kantor pusat timbul biaya dan memberikan jasa, seperti perolehan
persediaan pada harga lebih murah melalui kuantitas pembelian atau
memproduksi persediaan, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan atas
laba penjualan persediaan antara kantor pusat dan cabang yang menjual. Kantor
pusat dikreditkan termasuk laba yang sama dengan selisih antara biaya
perolehannya dengan harga transfer ke cabang. Selisih ini disebut laba antar
perusahaan. Laba cabang dihitung sebagai selisih antara harga transfer dengan
harga jual ke pihak eksternal.
Walaupun perusahaan dapat menerapkan berbagai jenis system akuntansi
pertanggungjawaban internal, laporan keuangan eksternal harus mencerminkan
persediaan sebesar harga perolehannya (kecuali nilai pasar lebih rendah) dan tidak
boleh memasukkan laba samapi persediaan dijual ke pihak eksternal. Untuk
tujuan laporan eksternal dalam penyusunannya laba yang belum terealisasi harus
dieliminasi. Proses ini dilakukan menggunakan kertas kerja yang sama dengan
yang digunakan dalam proses penyusunan laporan konsolidasi. Biasanya kantor
pusat mencatat laba atas persediaan yang dikirim ke cabang pada akun terpisah,
sehingga memungkinkan untuk menangguhkan laba dari penjualan antar
perusahaan sampai persediaan dijual ke pihak eksternal oleh cabang.
Berikut contoh perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam
pengiriman persediaan ke cabang, asumsikan kantor pusat PT Jaya memperoleh
persediaan dengan harga Rp.12.000.000 dan mengirimkan ke cabang Medan,
menagihkan ke cabang sebesar Rp.15.000.000. Kantor pusat mencatat pengiriman
persediaan sebagai berikut.
H(10) Investasi di Cabang Medan 15.000.000
Persediaan 12.000.000
Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 3.000.000
(transfer persediaan ke cabang Medan, ditagih melebihi harga perolehan)
Laba antar perusahaan sebesar Rp.3000.000 bersifat belum terealisasi
karena persediaan belum dijual ke pihak eksternal. Pengakuan laba ditangguhkan
sampai dengan cabang menjual persediaan ke eksternal.

Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat jurnal


sebagai berikut.
B(11) Persediaan – Dari Kantor Pusat 15.000.000
Kantor Pusat 15.000.000
(transfer persediaan dariKantor Pusat)
Jurnal tersebut mencatat persediaan pada hargaperolehan di cabang tanpa
memisahkan pengakuan laba antar perusahaan yang termasuk harga transfer.
Akun persediaan terpisah dibuat untuk memfasilitasi eliminasi laba antar
perusahaan belum terealisasi saat menyusun laporan keuangan perusahaaansecara
keseluruhan untuk pihak eksternal. Ketika saat laporan tersebut disusun dan
terdapat persediaan yang masih disimpan, ayat jurnal kertas kerja dibutuhkan
untuk mengeliminasi saldo laba antar perusahaan belum terealisasi terhadap akun
Persediaan-dari kantor pusat, Sehingga laba perusahaan belum terealisasi sebesar
Rp.3.000.000 dieliminasi dan persediaan dilaporkan sebesar harga perolehan
awalnya Rp.12.000.000.

Ketika cabang menjual persediaan yang diperoleh dari pusat, cabang


mengakui laba sebesar selisih antara harga jual ke pihak eksternal dengan harga
transfer dari kantor pusat. Setelah persediaan dijual ke pihak eksternal kantor
pusat mengakui laba antar perusahaan yang sebelumnya ditangguhkan. Misalnya,
jika cabang Medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari kantor pusat,
laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dicatat sebagai berikut.
H(12) Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 2.400.000
Laba Cabang Medan 2.400.000
(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8)
Jurnal tersebut tepat jika untuk tujuan internal, laba antar perusahaan
dialokasikan ke cabang medan.

Alternatif lain perusahaan dapat menganggap bahwa laba antar perusahaan


seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk
kasus tersebut, laba antar perusahaan diakui oleh kantor pusat dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
H(12a) Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 2.400.000
Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang 2.400.000
(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8

4.4.4 Akuntansi untuk Aset Tetap Cabang


Tidak ada prosedur khusus yang diperlukan dalam akuntansi untuk
pembelian aset tetap cabang maupun penyusutan setelahnya atas aset tersebut.
Sebaliknya jika asset tetap yang dibeli kantor pusat untuk cabang dan cabang
mencatat aset tersebut pada bukunya, maka ayat jurnal perlu dicatat baik oleh
kantor pusat maupun cabang.
Sebagai ilustrasi kantor pusat PT Jaya membeli peralatan toko senilai
Rp.30.000.000 untuk cabang Medan. Kantor pusat mencatat pembelian tersebut
sebagai berikut.
H(13) Investasi di Cabang Medan 30.000.000
Kas 30.000.000
(membeli peralatan untuk cabang Medan)

Pembelian ini dicatat oleh cabang sebagai berikut.


B(14) Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 30.000.000
(mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat)
Ketika aset tetap cabang dicatat hanya di buku kantor pusat, tidak ada ayat
jurnal yang dicatat oleh cabang saat kantor pusat melakukan pembelian.
Miasalnya jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp.30.000.000 peralatan toko
untuk cabang Medan dan peralatan dicatat di pembukuan kantor pusat disbanding
di cabang, maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.
H(15) Peralatan Toko – Cabang Medan 30.000.000
Kas 30.000.000
(membeli peralatan untuk cabang Medan)

Tidak ada ayat jurnal yang dicatat oleh cabang

Jika cabang membeli asset tetap yang dicatat di pembukuan kantor pusat,
maka ayat jurnal harus disusun baik oleh kantor pusat maupun cabang. Misalnya
cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko senilai Rp. 30.000.000 yang
digunakan oleh cabang namun dicatat oleh kantor pusat. Cabang mencatat
pembelian aset tetap sbagai berikut.
B(16) Kantor Pusat 30.000.000
Kas 30.000.000
(membeli peralatan)
Pembelian dicatat di kantor pusat sebagai berikut.

H(17) Peralatan Toko – Cabang Medan 30.000.000


Investasi di Cabang Medan 30.000.000
(membeli peralatan)

4.5 Pembagian Beban


Pengalokasian beban dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Beban yang terjadi di cabang tapi dibayar oleh kantor pusat


2. Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang
3. Alokasi biaya yang dikeluarkan kantor pusat
Dalam beberapa kasus biaya-biaya ini dapat dialokasikan berdasarkan laba
cabang dan dicatat pada pembukuan kantor pusat. Namun sering kali cabang yang
mendapat alokasi beban diberitahu tentang jumlah yang dialokasikan.
Sebagai contoh perlakuan alokasi biaya kantor pusat, perhatikan kasus kantor
pusat PT Jaya berikut yang mengeluarkan biaya yang dialokasikan ke cabang medan.

Beban utilitas (biaya terjadi di cabang Medan dan ditagih ke Rp 14.000.000


akun utama kantor pusat)
Beban Penyusutan (aset cabang Medan yang di catat di
pembukuan kantor pusat) Rp 3.000.000
Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan
penjualan bruto) Rp 8.000.000
Total Rp 35.000.000

Kantor pusat sudah mencatat beban-beban secara biasa, seolah-olah beban-


beban terkait dengan kantor pusat. Kantor pusat mencatat ayat jurnal berikut setelah
memberitahu cabang medan beban yang dialokasikan sebesar Rp.35.000.000.
H(18) Investasi di Cabang Medan 35.000.000
Beban Utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
(mengalokasikan beban ke Cabang Medan)

Berdasarkan pemberitahuan beban dari kantor pusat, cabang mencatat beban


tersebut sebagai berikut.
B(19) Beban Utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
Investasi di Cabang Medan 35.000.000
(mencatat beban ke Cabang Medan)

4.6 Laporan Keungan Untuk Perusahaan Secara Keseluruhan


Penyusutan laporan keuangan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas
kerja untuk membantu menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang serta
mengeliminasi akun-akun antar perusahaan. Jika yang disusun adalah laporan keuangna
lengkap, maka kertas kerja tiap bagian seperti yang diilustrasikan pada bab konsolidasi
dapat digunakan untuk menggabungkan akun-akun kantor pusat dan cabang, Kertas
kerja yang digunakan sama dengan kertas kerja konsolidasi kecuali akun kantor pusat
menggantikan ekuitas pemegang saham anak perusahaan di kertas kerja. Seperti dalam
penyusunan kertas kerja laporan konsolidasi, seluruh eliminasi dibuat di kertas kerja dan
bukan di pembukuan terpisah unit yang digabung.
Sebagai ilustrasi ayat jurnal kertas kerja dasar yang diperlukan untuk menyusun
laporan keuangan eksternal perusahaan dengan operasi cabang, asumsikan data berikut
terkait dengan PT Jaya diakhir tahun fiscal 31 Desember 19X1
a. PT Jaya mendirikan cabang di Medan dan segera mentransfer kas peralatan kantor
dan peralatan toko senilai Rp.55.000.000 ke cabang, seperti yang dicatat alam
ayat jurnal H (1). Kemudian pada tahun tersebut kantor pusat PT Jaya mentransfer
persediaan senilai Rp.12.000.000 ke cabang dan menagihnya dengan harga
Rp.15.000.000, seperti yang terjadi pada ayat jurnal H (2). PT Jaya melaporkan
saldo investasi di cabang Medan Rp.70.000.000 pada tanggal 31 Desember 19X1
sebelum dibuat ayat jurnal penutup.
b. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp.63.000.000 untuk tahun 19x1
c. Saldo akun investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat sebesar
Rp.133.000.000 pada tanggal 31 Desember 19X1 dengan rincian sebagai berikut.

Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1 Rp 70.000.000


Laba Cabang Medan
19X1 Rp 63.000.000

Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1 Rp 133.000.000

d. Pada tanggal 31 Desember 19X1, cabang Medan memiliki persediaan senilai


Rp.8.000.000 yang diperoleh dari kantor pusat, persediaan dicatat di akun
terpisah dari persediaan yang dibeli secara eksternal.
e. Sebagian akun laba antar perusahaan belum terealisasi atas pengiriman
persediaan ke cabang Medan selama 19X1 diakui dan dikreditkan sebesar
Rp3.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut.
Laba antarperusahaan telah terealisasi akhir
tahun Rp 1.400.000
Laba antarperusahaan telah terealisasi
akhir tahun Rp 1.600.000

Total Laba antar perusahaan 19X1 Rp 3.000.000

Laba antar perusahaan yang telah terealisai pada akhir tahun dialokasikan ke
kantor pusat dan dicatat pada pembukuan kantor pusat dengan akun yang bernama Laba
Terealisasi Atas pengiriman ke Cabang. Akun laba antar perusahaan belum terealisasi
dikurangi dengan nilai yang sama, sehingga meninggalkan saldo sebesar Rp.1.600.000.

Pada 31 Desember 19X1, kertas kerja digunakan dalam penyusunan laporan


keuangan PT Jaya, ayat-ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.
E(20) Laba Cabang Medan 63.000.000
Kantor pusat sebelum saldo penutup 70.000.000
Investasi di Cabang Medan 133.000.000
(mengeliminasi akun antar perusahaan)

E(21) Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang 1.400.000


Harga Pokok Penjualan 1.400.000
(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)
E(22)
Laba antarperusahaan belum terealisasi 1.600.000
Persediaan – dari Kantor pusat 1.600.000
(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)
E(23)
Persediaan 6.400.000
Persediaan – dari Kantor Pusat 6.400.000
(mereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat ;
Rp8.000.000 – Rp1.600.000)

Ayat jurnal E(20) mengeliminasi akun-akun yang resiprokal sehingga laporan


keuangan menunjukkan laporan perusahaan sebagai entitas tunggal. Oleh karena yng
disisipkan adalah laporan keuangan lengkap, akun-akun individual pendapatan dan
beban cabang digabung dengan yang dimiliki oleh kantor pusat. Untuk menghindari dua
kali perhitungan terhadap labai cabang, maka laba cabang ang dicatat pada pembukuan
kantor pusat harus dieliminasi. Oleh karena akun-akun individual pendapatan dan beban
cabang dilaporkan pada laporan keuangan , akun-akun tersebut tidak dieliminasi.
Akibatnya ayat jurnal E(20) dapat dilihat dalam dua bagian. Bagian pertama
mengeliminasi laba cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat sebesar nilai
akun investasi yang meningkat pada saat akntor pusat mengakui laba cabang.
E(20a) Laba Cabang Medan 63.000.000
Investasi di Cabang Medan 63.000.000

Bagian kedua ayat jurnal E(20) mengeliminasi sisa saldo akun investasi terhadap
saldo akun resiprokal Kantor pusat di cabang sebelum penutupan
E(20b) Kantor pusat, sebelum saldo penutup 70.000.000
Investasi di Cabang Medan 70.000.000

Ayat jurnal ini mengeliminasi saldo-saldo yang terdapat di dua akun resiprokal
jika tidak ada laba cabang. Pendebitan akun kantor pusat sebelum dibuat jurnal penutup
dapat dianalogikan sebagai eliminasi saldo laba awal dalam ayat jurnlaeliminasi
investasi untuk menyusun laporan keuangna konsolidasi.
Ayat jurnal E(21) mengeliminasi akun yang digunakan oleh kantor pusat untuk
mengakui laba antar perusahaan dalam pengiriman ke cabang yang telah terjual ke pihak
eksternal dan mengurangi beban harga pokok penjualan yang divcatat oleh cabang.
Ayat jurnal E(22) Mengeliminasi laba belum terealisasi dari saldo akhir
persediaan cabang, sehingga membuat nilai persediaan kembali ke harga perolehan
awal. Ayat jurnal E(23) mengklasifikasikan seluruh persediaan dalam akun yang sama
disbanding memisahkan yang dikirim ke cabang dari kantor pusat.
5. ILUSTRASI AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Asumsikan bahwa PT Ultra Surabaya, Jawa timur, distributor peralatan kantor,
mendirikan kantor cabang penjualan di Denpasar, Bali. Kantor pusat menjual baik ke
konsumen ritel maupun ke cabang bali dengan laba atas penjualan antar perusahaan yang
dialokasikan ke kantor pusat. Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :
a. PT Ultra mendirikan cabang denpasar pada tahun 19X1 dengan mentransfer kas
Rp.30.000.000. sebagai, tambahan kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perabotan
kantor baru senilai Rp.100.000.000 ke cabang denpasar
b. Selama tahun 19X1, kantor pusat dan cabang denpasar membeli persediaan masing-
masing sebesar Rp.260.000.000 dan Rp.50.000.000 dari pihak ekternal
c. Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer persediaan ke cabang denpasar dengan
total harga transfer Rp.110.000.000. harga perolehan persediaan kantor pusat senilai
Rp.70.000.000
d. Kantor pusat menjual persediaan Rp.254.000.000 ke pihak eksternal dengan harga
Rp.500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang yang berhasil ditagih sebesar
Rp.480.000.000. cabang denpasar menjual persediaan senilai Rp.128.000.000 ke pihak
eksternal dengan harga Rp.200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar
Rp.158.000.000. dari jumlah persediaan yang dijual cabang denpasar sebesar
Rp.38.000.000 dibeli daripihak eksternal
e. Cabang denpasar mengirimkan kas sebesar Rp.70.000.000 ke kantor pusat
f. Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar Rp.133.000.000
sementara beban operasi yang terjadi di cabang denpasar sebesar Rp.34.000.000
g. Kantor pusat membayar utang sebesar Rp.390.000.000 selama tahun 19X1, sementara
cabang denpasar membayar utang Rp.77.000.000
h. PT Ultra mengumumkan dan membayar deviden sebesar Rp.50.000.000
i. Pada akhir tahun 19X1, kantor pusatmencatat penyusutan sebesar Rp.30.000.000,
sementara cabang denpasar mencatat penyusutan sebesar Rp.6.000.000
j. Pada akhir tahun 19X1, saldo persediaan cabang tersisa yang dibeli dari pihak eksternal
adalah senilai Rp.12.000.000. persediaan cabang yang tersisa yang berasal dari transfer
kantor pusat memiliki harga perolehan di kantor pusat senilai Rp.15.000.000 dan ditagih
ke cabang pada harga Rp.20.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat aktivitas ini ada pada pembukuan kantor pusat dan
cabang denpasar ditunjukan sebagai berikut :

Pembukuan kantor pusat Pembukuan kantor cabang (Denpasar)

(a)Investasi cabang Denpasar 130.000.000 Kas 30.000.000


Kas 30.000.000 Peralatan 100.000.000
Peralatan 100.000.000 Kantor pusat 130.000.000
(b) Persediaan 260.000.000 Persediaan 50.000.000
Utang dagang 260.000.000 Utang dagang 50.000.000

(c) Investasi cabang Denpasar 10.000.000 Persedian dari kantor pusat 110.000.000
Persediaan 70.000.000 Kantor pusat 110.000.000
Laba antar perusahaan 40.000.000

(d) Piutang dagang 500.000.000 Piutang dagang 200.000.000


Penjualan 500.000.000 Penjualan 200.000.000

Beban HPP 254.000.000 Beban HPP 128.000.000


Persediaan 254.000.000 Persediaan 38.000.000
Persediaan-dari kantor pusat 90.000.000
Kas 480.000.000 Kas 158.000.000
Piutang dagang 480.000.000 Piutang dagang 158.000.000

(e) Kas 70.000.000 Kantor pusat 70.000.000


Investasi cabang Denpasar 70.000.000 Kas 70.000.000

(f) Beban operasi 133.000.000 Beban operasi 34.000.000


Utang dagang 133.000.000 Utang dagang 34.000.000

(g) Utang dagang 390.000.000 Utang dagang 77.000.000


Kas 390.000.000 Kas 77.000.000

(h) Dividen diumumkan 50.000.000


Kas 50.000.000

(i) Beban penyusutan 30.000.000 Beban penyusutan 6.000.000


Akumulasi penyusutan 30.000.000 Akumulasi penyusutan 6.000.000

(j) Laba antarperusahaan


belum terealisasi 35.000.000
Laba terealisasi atas
pengiriman ke cabang 35.000.000

Jurnal Penutup :

Investasi di cabang Denpasar 32.000.000 Penjualan 200.000.000


Laba cabang Denpasar 32.000.000 Beban HPP 128.000.000
Beban Operasi 34.000.000
Penjualan 500.000.000 Beban Penyusutan 6.000.000
Laba cabang Denpasar 32.000.000 Ikhtisar Laba Rugi 32.000.000
Laba terealisasi atas
pengiriman ke cabang 35.000.000 Ikhtisar Laba Rugi 32.000.000
Beban Harga Pokok Penjualan 254.000.000 Kantor Pusat 32.000.000
Beban operasi 133.000.000
Beban Penyusutan 30.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 150.000.000

Ikhtisar Laba Rugi 150.000.000


Saldo Laba 150.000.000

Saldo Laba 50.000.000


Dividen diumumkan 50.000.000

31 Desember 19X1, kertas kerja PT Ultra Laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang

Pos Kantor pusat Cabang Eliminations Gabungan


Denpasar Debit Kredit
Penjualan 500.000.000 200.000.000 700.000.000
Laba cbg dps 32.000.000 24)32.000.000
Laba telah
terealisasi atas
pengiriman ke 35.000.000 25)35.000.000
cbg 567.000.000 200.000.000 700.000.000
Kredit 254.000.000 128.000.000 25)35.000.000 347.000.000
Beban HPP 30.000.000 6.000.000 36.000.000
Penyusutan
33.000.000 34.000.000 167.000.000
Beban lainya
Debit (417.000.000) (168.000.000) (550.000.000)
150.000.000 32.000.000 67.000.000 35.000.000 150.000.000
Saldo laba 1 285.000.000 285.000.000
Januari
Kantro pusat
sebelum
penutupan 170.000.000 24)170.000.000 150.000.000
Laba neto dari 150.000.000 67.000.000 35.000.000 435.000.000
atas 435.000.000 32.000.000 (50.000.000)
(50.000.000) 202.000.00
Dividen
diumumkan
Saldo laba 31 385.000.000 202.000.000 237.000.000 35.000.000 385.000.000
desember
dibawa
kebawah
Kas
47.000.000 41.000.000 88.000.000
Piutang dgang
Persediaan 75.000.000 42.000.000 26)5.000.000 117.000.000
Persediaan- 52.000.000 12.000.000 27) 15.000.000 27)15.000.000 79.000.000
dari kantor pst 20.000.000
Tanah
Bangunan dan 105.000.000 105.000.000
Bngnan dan 545.000.000 100.000.000 645.000.000
peralatan
Invet. cbg dps
Debit 202.000.000 24)202.000.000
1.026.000.000 215.000.000 1.034.000.000
Akumulasi 105.000.000 6.000.000 111.000.000
penyusutan
Utang dagang
31.000.000 7.000.000 38.000.000
Saham biasa
Saldo laba 500.000.000 500.000.000
(dan ktr pst)
dari atas 385.000.000 202.000.000 237.000.000 35.000.000 385.000.000
Labaantarperu
shaan blm
5.000.000 26) 5.000.000
terealisasi
Kredit
1.026.000.000 215.000.000 257.000.000 257.000.000 1.034.000.000

Ayat jurnal eliminasi :


24. Menghapus akun-akun antarperusahaan
25. Menghapus laba kantor pusat dengan beban harga pokok penjualan
26. Menghapus laba antarperusahaan belum terealisasi dari persediaan
27. Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat

Dua kolom pertama adalah saldo akun-akun dari pembukuan kantor ppusat dan
cabang denpasar, dua kolom berikutnya adalah ayat jurnal kertas kerja yang dibutuhkan
untuk mengeliminasi dan menyesuaikan saldo, kolom terakhir adalah total dari setiap pos
akun.
Ayat-ayat jurnal eliminasi berikut dibutuhkan dalam kertas kerja dalam rangka
penyusunan laporan keungan PT Ultra tahun19X1.
E Laba cabang denpasar 32.000.000
(24) Kantor pusat, sebelum saldo penutup 170.000.000
Investasi di cabang denpasar 202.000.000
Mengeliminasi akun antar perusahaan
E Laba terealisasi atas pengiriman ke cabang 35.000.000
(25) Harga pokok penjualan 35.000.000
Mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok
penjualan
E Laba antarperushaan belum terealisasi 5.000.000
(26) Persediaan-dari kantor pusat 5.000.000
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan
E Persediaan 15.000.000
(27) Persediaan-dari kantor pusat 15.000.000
Mereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat
Terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan :
1. Kertas kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan
saldo laba, dan neraca. Seluruh baris terakhir dipindahkan ke bagian bawah laporan
peruubahan saldo laba; seluruh baris terakhir dipindahkan ke bawah bagian dari
neraca
2. Karena kantor pusat mencatat laba dari cabang denpasar pada pembukuannya, total
laba di kolom pertama sama dengan total laba kolom terakhir
3. Akun laba cadang denpasar dan investasi di cabang denpasar dieliminasi dengan
ayat jurnal E (24) bersama dengan saldo akun kantor pusat cabang denpasar
sebelum penutupan. Sisa saldo akun kantor pusat dieliminasi dengan membawa
turun total debit dan kredit dari bagian laba rugi dari kertas kerja
4. Akun kantor pusat cabang menggantikan saldo laba dalam neraca saldo cabang di
kertas kerja bagian saldo laba dan neraca
5. Laba anbtarperushaan belum terealisasi sebesar Rp.5.000.000 di neraca saldo lantor
pusat dieleminasi pada ayat jurnal E (25) dan nilai tercatat persediaan cabang
dikurangi menjadi sebesar harga perolehan awal persediaan menurut perushaan
6. Laba terealisasi atas poengiriman ke cabang sebesar Rp.35.000.000 termasuk dalam
neraca saldo kator pusat sama dengan total laba antar perusahaan periode berjalan
(Rp.110.000.000 – Rp.70.000.000) dikurangi Rp.5.000.000 laba perushaan belum
terealisasi di akhir tahun. Beban harga pokok penjualan dikurangi menjadi sebesar
biaya awal persediaan yang dijual menurut perushaan (kantor pusat)
7. Seperti halnya kertas kerja bab sebelumnya, total debit dan kredit di bagian neraca
harus sama, dan jumlah debit dan kredit di ayat jurnal eleminasi dikertaskerja
bagian paling bawah juga harus sama.

Laporan Keuangan 19X1 PT Ultra

PT Ultra
Laporan Laba Rugi
Untuk periode tahun 19X1

Penjualan Rp.700.000.000
Beban harga pokok penjualan (347.000.000)
Laba bruto Rp.353.000.000
Beban :
Penyusutan Rp.36.000.000
Beban lain 167.000.000 (203.000.000)
Laba neto Rp.150.000.000
PT Ultra
Laporan Perubahan Saldo Laba
Untuk periode tahun 19X1

Saldo laba, 1 Januari 19X1 Rp.285.000.000

Laba neto 19X1 150.000.000


Dikurangi : dividen (50.000.000)
Saldo laba 31 Desember 19X1 Rp.385.000.000

PT Ultra
Neraca
31 Desember 19X1

Aset :
Kas Rp.88.000.000 Rp.88.000.000
Piutang dagang 117.000.000
Persediaan 79.000.000
Tanah 105.000.000
Bangunan dan
Peralatan Rp.645.000.000 Saham biasa 500.000.000
Dikurangi: Saldo laba 385.000.000 885.000.000
akm.penyusutan (111.000.000) 534..000.000
Total aset Rp.923.000.000 Rp.923.000.000

6. PEMBAHASAN TAMBAHAN OPERASI CABANG


6.1 Transaksi Antar Cabang
Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer antar cabang umumnya mencatat
transaksi transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat disbanding dengan cabang
lainnya. Misalnya cabang medan PT jaya mentransfer kas sebesar Rp.5.000.000 dengan
persediaan senilai Rp.10.000.000 ke cabang padang kemudian cabang medan
mencatatnya dengan ayat jurnal sebagai berikut
B (28) Kantor pusat 15.000.000
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Cabang Padang mencatat transaksi transfer tersebut dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
B (29) Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Kantor pusat 15.000.000

Transaksi Transfer dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut.


H (30) Investasi di cabang Padang 15.000.000
Investasi di cabang Medan 15.000.000

6.2 Laba Belum Terealisasi Di Persediaan Cabang Awal


Laba antarperusahaan yang termasuk dalam persediaan awal cabang diakui pada
pembukuaan awal kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika persediaan telah dijual
oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer terjadi saat periode berjalan. Pada
periode dimana cabang menjual persediaan ke pihak eksternal, kantor pusat mengurangi
akun Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi dan meningkatkan akun Laba Terealisasi
atas Pengiriman ke cabang.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai