OLEH : Kelompok 3
UNIVERSITAS UDAYANA
2018/2019
1. PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG
Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat
otonomi. Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai “agen”
biasanya tidak beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen
penjualan dapat memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan
mengatur pengiriman.
Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang
penyediaan jasa yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda
dengan perusahaan individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan
mengarsip pesanan pelanggan. Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang.
Hampir setiap orang pernah mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari
dan Sogo. Bank secara khusus telah melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang
bank secara ektensif. Beberapa perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui
sistem lokasi operasi yang dapat dibandingkan, biasanya disebut dnegan “pabrik”. Misalnya,
PT Indofood menjalankan proses produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung,
Medan, Banjarmasin, dan Makassar.
Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah
bahwa keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi
rutin. Tingkat pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding
agen penjualan namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan.
Debit Kredit
Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 50.000.000
Kas 50.000.000
Membangun dan merapikan gedung untuk Leasehold improvements-Agen Surabaya 80.000.000
fasilitas penjualan Perabot-Agen Surabaya 21.000.000
Peralatan-Agen Surabaya 16.000.000
Kas 117.000.000
Transfer kas ke agen sebagai dana kas kecil Kas Kecil - Agen Surabaya 2.500.000
Kas 2.500.000
Transfer persediaan yang akan digunakan untuk Persediaan Contoh - Agen Surabaya 135.000.000
contoh di agen Kas 135.000.000
Membayar tagihan yang diterima kantor pusat Beban Utilitas - Agen Surabaya 1.100.000
atas beban-beban agen penjualan Beban Kantor – Agen Surabaya 800.000
Beban Asuransi – Agen Surabaya 2.000.000
Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.400.000
Beban Iklan – Agen Surabaya 2.700.000
Kas 8.000.000
Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji – Agen Surabaya 31.000.000
Kas 31.000.000
Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000
Penjualan – Agen Surabaya 88.000.000
Beban Harga Pokok Penjualan – Agen Surabaya 56.000.000
Persediaan 56.000.000
Mengganti kembali dana kas kecil agen Beban Kantor – Agen Surabaya 56.000.000
penjualan Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.200.000
Beban Tenaga Kerja Sementara – Agen Surabaya 750.000
Kas 2.370.000
Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa – Agen Surabaya 25.000.000
Beban Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000
Beban Gaji – Agen Surabaya 1.900.000
Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 25.000.000
Akumulasi Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000
Utang Gaji 1.900.000
4. AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.
Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi
diantara mereka pada sistem akuntansinya masing-masing.
Walau kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan secara terpisah,
seluruh pencatatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan
eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi runggal. Seperti saat menyusun
laporan keuangan konsolidasi, menambahkan saldo akun-akun di setiap sistem akuntansi
secara sederhana tidak menghasilkan gambaran entititas ekonomi tunggal. Beberapa eliminasi
juga diperlukan. Secara keseluruhan penyusunan laporan keuangan eksternal untuk
perusahaan yang memiliki kantor pusat dan satu kantor cabang atau lebih cukup mirip dengan
penyusunan laporan konsolidasi.
Cabang Medan PT Jaya mencatat pentransferan sejumlah aset dari kantor pusat
dengan ayat jurnal berikut ini.
B(2) Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 55.000.000
(Transfer Aset dari kantor pusat)
Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun
Investasi di Cabang pada buku kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada buku cabang
memiliki saldo resiprokal Rp55.000.000. neraca terpisah yang dibuat oleh cabang Medan
sesaat setelah transfer adalah seperti berikut :
Cabang Medan PT Jaya
Neraca
Aset: Kewajiban:
Kas Rp 20.000.000
Peralatan Kantor Rp 5.000.000
Peralatan Toko Rp 30.000.000 Kantor Pusat Rp 55.000.000
Total Rp 55.000.000 Total Rp 55.000.000
Jika laporan keuangan cabang disusun untuk tujuan pelaporan internal, maka
laporan keuangan eksternal merefleksikan aktivitas dan posisi perusahaan secara
keseluruhan. Akun-akun di pembukuan kantor pusat dan cabang digabungkan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk merefleksikan suatu entitas tunggal yang terdiri atas
kantor pusat dan cabang-cabangnya. Klasifikasi penyajian akun Investasi di Cabang
Medan dan akun Kantor Pusat bukanlah suatu hal penting karena kedua akun akan
dieliminisasi saat penyuunan lapotan keuangan untuk tujuan eksternal.
4.3 Pengakuan Laba Cabang
Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara normal seperti biasa.
Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau
mencatat beban pajak penghasilan atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat
dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak penghasilan atas laba dihitung sebagai
kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat dialokasikan ke setiap
cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan sedikit
mengganggu pengendalian internal.
Seluruh pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi seperti cara
biasa. Saldo ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup
ke akun Kantor Pusat. Akun Kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo
laba pada pembukuan cabang. Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal
dibuat kantor pusat untuk mengakui laba cabang dan meningkatkan jumlah investasi
kantor pusat di cabang.
Misalnya, asumsikan akun Ikhtisar Laba Rugi cabang Medan memiliki saldo
kredit Rp63.000.000 pada akhir periode. Akun Ikhtisar Laba Rugi di tutup di buku
Cabang Medan dengan ayat Jurnal sebagai berikut:
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000
Kantor Pusat 63.000.000
(Menutup Ikhtisar Laba Rugi)
Saat menerima laporan laba cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal
sebagai berikut:
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
(mencatat laba cabang medan)
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat di buku kantor pusat atas transaksi tersebut.
Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat
maupun cabang harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan ke nilai
persediaan yang ditrasfer diistilahkan sebagai harga transfer. Persediaan yang ditransfer
dari kantor pusat ke cabang dapat dinyatakan sebesar nilai perolehan di kantor pusat atau
pada suatu nilai yang melebihi nilai perolehannya.
Tidak ada keuntungan yang diakui oleh kantor pusat atas transaksi
tersebut. Seluruh nilai keuntungan diakui oleh cabang ketika cabang menjual
persediaan tersebut ke pihak eksternal.
4.4.2 Beban Pengiriman yang Dibebankan atas Pengiriman Persediaan
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor
pusat ke cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang.
Misalnya, asumsikan kantor pusat PT Jaya membayar Rp100.000 untuk mengirim
persediaan sebesar Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transfer tersebut dicatat oleh
kantor pusat sebagai berikut:
H(8) Investasi di Cabang Medan 8.100.000
Persediaan 8.000.000
Kas 100.000
(transfer persediaan ke cabang Medan dan membayar
ongkos kirim)
Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut:
B(9) Persediaan 8.100.000
Kantor Pusat 8.100.000
(transfer persediaan dari kantor pusat)
Jika cabang membeli asset tetap yang dicatat di pembukuan kantor pusat,
maka ayat jurnal harus disusun baik oleh kantor pusat maupun cabang. Misalnya
cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko senilai Rp. 30.000.000 yang
digunakan oleh cabang namun dicatat oleh kantor pusat. Cabang mencatat
pembelian aset tetap sbagai berikut.
B(16) Kantor Pusat 30.000.000
Kas 30.000.000
(membeli peralatan)
Pembelian dicatat di kantor pusat sebagai berikut.
Laba antar perusahaan yang telah terealisai pada akhir tahun dialokasikan ke
kantor pusat dan dicatat pada pembukuan kantor pusat dengan akun yang bernama Laba
Terealisasi Atas pengiriman ke Cabang. Akun laba antar perusahaan belum terealisasi
dikurangi dengan nilai yang sama, sehingga meninggalkan saldo sebesar Rp.1.600.000.
Bagian kedua ayat jurnal E(20) mengeliminasi sisa saldo akun investasi terhadap
saldo akun resiprokal Kantor pusat di cabang sebelum penutupan
E(20b) Kantor pusat, sebelum saldo penutup 70.000.000
Investasi di Cabang Medan 70.000.000
Ayat jurnal ini mengeliminasi saldo-saldo yang terdapat di dua akun resiprokal
jika tidak ada laba cabang. Pendebitan akun kantor pusat sebelum dibuat jurnal penutup
dapat dianalogikan sebagai eliminasi saldo laba awal dalam ayat jurnlaeliminasi
investasi untuk menyusun laporan keuangna konsolidasi.
Ayat jurnal E(21) mengeliminasi akun yang digunakan oleh kantor pusat untuk
mengakui laba antar perusahaan dalam pengiriman ke cabang yang telah terjual ke pihak
eksternal dan mengurangi beban harga pokok penjualan yang divcatat oleh cabang.
Ayat jurnal E(22) Mengeliminasi laba belum terealisasi dari saldo akhir
persediaan cabang, sehingga membuat nilai persediaan kembali ke harga perolehan
awal. Ayat jurnal E(23) mengklasifikasikan seluruh persediaan dalam akun yang sama
disbanding memisahkan yang dikirim ke cabang dari kantor pusat.
5. ILUSTRASI AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Asumsikan bahwa PT Ultra Surabaya, Jawa timur, distributor peralatan kantor,
mendirikan kantor cabang penjualan di Denpasar, Bali. Kantor pusat menjual baik ke
konsumen ritel maupun ke cabang bali dengan laba atas penjualan antar perusahaan yang
dialokasikan ke kantor pusat. Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :
a. PT Ultra mendirikan cabang denpasar pada tahun 19X1 dengan mentransfer kas
Rp.30.000.000. sebagai, tambahan kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perabotan
kantor baru senilai Rp.100.000.000 ke cabang denpasar
b. Selama tahun 19X1, kantor pusat dan cabang denpasar membeli persediaan masing-
masing sebesar Rp.260.000.000 dan Rp.50.000.000 dari pihak ekternal
c. Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer persediaan ke cabang denpasar dengan
total harga transfer Rp.110.000.000. harga perolehan persediaan kantor pusat senilai
Rp.70.000.000
d. Kantor pusat menjual persediaan Rp.254.000.000 ke pihak eksternal dengan harga
Rp.500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang yang berhasil ditagih sebesar
Rp.480.000.000. cabang denpasar menjual persediaan senilai Rp.128.000.000 ke pihak
eksternal dengan harga Rp.200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar
Rp.158.000.000. dari jumlah persediaan yang dijual cabang denpasar sebesar
Rp.38.000.000 dibeli daripihak eksternal
e. Cabang denpasar mengirimkan kas sebesar Rp.70.000.000 ke kantor pusat
f. Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar Rp.133.000.000
sementara beban operasi yang terjadi di cabang denpasar sebesar Rp.34.000.000
g. Kantor pusat membayar utang sebesar Rp.390.000.000 selama tahun 19X1, sementara
cabang denpasar membayar utang Rp.77.000.000
h. PT Ultra mengumumkan dan membayar deviden sebesar Rp.50.000.000
i. Pada akhir tahun 19X1, kantor pusatmencatat penyusutan sebesar Rp.30.000.000,
sementara cabang denpasar mencatat penyusutan sebesar Rp.6.000.000
j. Pada akhir tahun 19X1, saldo persediaan cabang tersisa yang dibeli dari pihak eksternal
adalah senilai Rp.12.000.000. persediaan cabang yang tersisa yang berasal dari transfer
kantor pusat memiliki harga perolehan di kantor pusat senilai Rp.15.000.000 dan ditagih
ke cabang pada harga Rp.20.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat aktivitas ini ada pada pembukuan kantor pusat dan
cabang denpasar ditunjukan sebagai berikut :
(c) Investasi cabang Denpasar 10.000.000 Persedian dari kantor pusat 110.000.000
Persediaan 70.000.000 Kantor pusat 110.000.000
Laba antar perusahaan 40.000.000
Jurnal Penutup :
31 Desember 19X1, kertas kerja PT Ultra Laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang
Dua kolom pertama adalah saldo akun-akun dari pembukuan kantor ppusat dan
cabang denpasar, dua kolom berikutnya adalah ayat jurnal kertas kerja yang dibutuhkan
untuk mengeliminasi dan menyesuaikan saldo, kolom terakhir adalah total dari setiap pos
akun.
Ayat-ayat jurnal eliminasi berikut dibutuhkan dalam kertas kerja dalam rangka
penyusunan laporan keungan PT Ultra tahun19X1.
E Laba cabang denpasar 32.000.000
(24) Kantor pusat, sebelum saldo penutup 170.000.000
Investasi di cabang denpasar 202.000.000
Mengeliminasi akun antar perusahaan
E Laba terealisasi atas pengiriman ke cabang 35.000.000
(25) Harga pokok penjualan 35.000.000
Mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok
penjualan
E Laba antarperushaan belum terealisasi 5.000.000
(26) Persediaan-dari kantor pusat 5.000.000
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan
E Persediaan 15.000.000
(27) Persediaan-dari kantor pusat 15.000.000
Mereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat
Terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan :
1. Kertas kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan
saldo laba, dan neraca. Seluruh baris terakhir dipindahkan ke bagian bawah laporan
peruubahan saldo laba; seluruh baris terakhir dipindahkan ke bawah bagian dari
neraca
2. Karena kantor pusat mencatat laba dari cabang denpasar pada pembukuannya, total
laba di kolom pertama sama dengan total laba kolom terakhir
3. Akun laba cadang denpasar dan investasi di cabang denpasar dieliminasi dengan
ayat jurnal E (24) bersama dengan saldo akun kantor pusat cabang denpasar
sebelum penutupan. Sisa saldo akun kantor pusat dieliminasi dengan membawa
turun total debit dan kredit dari bagian laba rugi dari kertas kerja
4. Akun kantor pusat cabang menggantikan saldo laba dalam neraca saldo cabang di
kertas kerja bagian saldo laba dan neraca
5. Laba anbtarperushaan belum terealisasi sebesar Rp.5.000.000 di neraca saldo lantor
pusat dieleminasi pada ayat jurnal E (25) dan nilai tercatat persediaan cabang
dikurangi menjadi sebesar harga perolehan awal persediaan menurut perushaan
6. Laba terealisasi atas poengiriman ke cabang sebesar Rp.35.000.000 termasuk dalam
neraca saldo kator pusat sama dengan total laba antar perusahaan periode berjalan
(Rp.110.000.000 – Rp.70.000.000) dikurangi Rp.5.000.000 laba perushaan belum
terealisasi di akhir tahun. Beban harga pokok penjualan dikurangi menjadi sebesar
biaya awal persediaan yang dijual menurut perushaan (kantor pusat)
7. Seperti halnya kertas kerja bab sebelumnya, total debit dan kredit di bagian neraca
harus sama, dan jumlah debit dan kredit di ayat jurnal eleminasi dikertaskerja
bagian paling bawah juga harus sama.
PT Ultra
Laporan Laba Rugi
Untuk periode tahun 19X1
Penjualan Rp.700.000.000
Beban harga pokok penjualan (347.000.000)
Laba bruto Rp.353.000.000
Beban :
Penyusutan Rp.36.000.000
Beban lain 167.000.000 (203.000.000)
Laba neto Rp.150.000.000
PT Ultra
Laporan Perubahan Saldo Laba
Untuk periode tahun 19X1
PT Ultra
Neraca
31 Desember 19X1
Aset :
Kas Rp.88.000.000 Rp.88.000.000
Piutang dagang 117.000.000
Persediaan 79.000.000
Tanah 105.000.000
Bangunan dan
Peralatan Rp.645.000.000 Saham biasa 500.000.000
Dikurangi: Saldo laba 385.000.000 885.000.000
akm.penyusutan (111.000.000) 534..000.000
Total aset Rp.923.000.000 Rp.923.000.000
DAFTAR PUSTAKA