Anda di halaman 1dari 24

PERANGKAT

ORGANISASI UMKM
01 1707532117
Ni Made Kusuma Devi
Oleh
Kelompok 5 02 Nyoman
1707532128
Notiasih

Komang Bagus Surya Kepakisan


03 1707532131
Asas, Prinsip, dan Tujuan Pemberdayaan
UMKM
ASAS: BAB II, pasal 2 beserta penjelasannya UU
Nomor 20 tahun 2008:

Asas kekeluargaan

Asas berwawasan
Asas demokrasi ekonomi. lingkungan.

Asas kebersamaan. Asas kemandirian.

Asas efisiensi
Asas keseimbangan kemajuan.
berkeadilan.
Asas Asas kesatuan ekonomi
keberlanjutan. nasional.
PRINSIP
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan
UMKM kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa
sendiri;
Place Your Picture Here 2. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel,
dan berkeadilan.
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan
berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM.

4. Peningkatan daya saing UMKM.


5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian secara terpadu
Tujuan Pemberdayaan UMKM

Place Your Picture Here And Send To Back


1. Mewujudkan 2. Menumbuhkan dan 3. Meningkatkan peran
struktur mengembangkan UMKM dalam
perekonomian kemampuan UMKM pembangunan daerah,
nasional yang menjadi usaha yang penciptaan lapangan kerja,
pemerataan pendapatan,
seimbang, tangguh dan mandiri, dan pertumbuhan ekonomi,
berkembang, dan . dan pengentasan rakyat
berkeadilan. dan kemiskinan.
Kriteria-Kriteria UMKM
01
02
03
Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008
tentang UMKM:
a. Kriteria Usaha Mikro Kekayaan Bersih: hasil pengurangan
b. Kriteria Usaha Kecil. total nilai kekayaan usaha (aset) dg
c. Kriteri Usaha Menengah total nilai kewajiban tidak termasuk
tanah & bangunan tempat usaha. Hasil penjualan tahunan: hasil
penjualan bersih (netto) yang berasal
dari penjualan barang & atau jasa
usahanya dalam 1 tahun buku.
Analisis
Nilai Sekarang
Aspek-Aspek Pendukung Non Finansial Kemajuan
UMKM di Indonesia
a) Aspek e) Aspek g) Aspek
c) Aspek
Sarana dan Kesempatan Dukungan
Kemitran
Prasarana Berusaha Kelembagaan

b) Aspek d) Aspek f) Aspek


informasi Perizinan Promosi dan
Usaha Dagang
Usaha
Peran UMKM
Usaha mikro mempunyai peran yang
penting dalam pembangunan ekonomi,
karena intensitas tenaga kerja yang relatif
lebih tinggi dan investasi yang lebih
Oleh karena itu pengembangan
kecil, sehingga usaha mikro lebih
usaha mikro dapat memberikan
fleksibel dalam menghadapi dan
kontribusi pada diversifikasi
beradaptasi dengan perubahan pasar. Hal
ekonomi dan perubahan struktur
ini menyebabkan usaha mikro tidak
terlalu terpengaruh oleh tekanan sebagai prakondisi pertumbuhan
Contents Title
eksternal, karena dapat mengurangi ekonomi jangka panjang yang stabil
48.6%
impor dan memiliki kandungan lokal dan berkesinambungan. Disamping
yang tinggi. itu tingkat penciptaan lapangan kerja
lebih tinggi pada usaha mikro dari
pada yang terjadi di perusahaan
besar.
Peran UMKM secara Nasional
Katagori Jumlah %Total
Usaha Mikro Kecil 99,8
     
Usaha Menengah 106.711 unit 0,2
     
UB (Usaha Besar) 7.204 unit 0,01
     
Tenaga Kerja UMKM Nasional
85.416.493 orang 96,18
     
PDB UMKM (Rp Trilyun) 1.036,57 55,96
     
Ekspor UMKM (Rp Trilyun) 122,20 15,70
     
Investasi UMKM (Trilyun) 369,92 46,32
     
Prospek Kekuatan dan Kelemahan UKM

a) motivasi yang kuat untuk mempertahankan usahanya serta


b) supply tenaga kerja yang melimpah dengan upah yang murah. Sedangkan
kelemahannya adalah : b) kualitas SDM rendah baik dilihat dari tingkat
pendidikan formal maupun ditinjau dari kemampuan
.
untuk melihat peluang
bisnis
c) tingkat produktivitas rendah
d) penggunaan tenaga kerja cenderung eksploitatif dengan tujuan untuk mengejar
target
e) sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar
Kekuatan UKM apabila dilihat dari faktor ekonomi (bisnis) adalah

Sedangkan kelemahan
a) mengandalkan sumber
UKM dari faktor
keuangan informal
ekonomi (bisnis) adalah
yang mudah diperolah.
: a) nilai tambah yang
b) mengandalkan bahan-
diperoleh rencah, dan
bahan baku lokal
akumulasinya sulit
(tergantung pada jenis
terjadi. dan
produk yang dibuat),
c) melayani segmen pasar
bawah yang tinggi
permintaan (proposi
dari populasi paling
besar). b) manajemen keuangan
yang buruk.
Beberapa keunggulan UKM dibandingkan usaha besar adalah :

. UKM biasanya
A B C A memenuhi permintaan
(aggregate demand)

Mempunyai
B keleluasaan atau
kebebasan

Sebagian besar UKM


C adalah padat karya
(Labour intensive)

D
Pola Pemberdayaan Koperasi
1. Pola Kemitraan
Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah N.o 44 Tahun 1997, adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil
dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha
Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat
dan saling menguntungkan

Pola-pola kemitraan yang umum dijumpai antara lain


Kemitraan Inti Plasma dan Pola Bapak Angkat.
a) Kemitraan (Inti Plasma) c) Pemberian bimbingan teknis manajemen
Dalam pola inti plasma, Usaha Besar dan atau Usaha usaha dan produksi
Menengah sebagai inti membina dan mengembangkan Usaha d) Perolehan, penguasaan dan peningkatan
Kecil yang menjadi plasmanya antara lain meliputi : teknologi yang diperlukan;pembiayaan
b) Penyediaan dan penyiapan lahan; e) Pemberian bantuan lainnya yang
c) Penyediaan sarana produksi; diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan
produktivitas usaha.
Pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia, dengan :
Dalam hal kemitraan Usaha Besar dan a) Pendidikan dan
atau Usaha Menengah dengan Usaha Kecil Usaha Besar dan atau Usaha Menengah yang pelatihan;
berlangsung dalam rangka sub kontrak untuk b) Magang;
melaksanakan kemitraan dengan Usaha Kecil
memproduksi barang dan atau jasa, Usaha c) Studi banding;
/Mikrober kewajiban untuk melakukan pembinaan d) Konsultasi.
Besar atau Usaha Menengah memberikan
 
bantuan antara lain berupa kepada mitra binaannya dalam satu atau lebih
a) Kesempatan untuk mengerjakan sebagian aspek :
Permodalan, dengan :
produksi dan atau komponen; e) Pemberian informasi
Pemasaran, dengan : sumber-sumber kredit;
b) Kesempatan yang seluas-luasnya dalam
memperoleh bahan baku yang a) Membantu akses pasar; f) Tata cara pengajuan
diproduksinya secara berkesinambungan b) Memberikan bantuan informasi pasar; penjaminan dari
dengan jumlah dan harga yang wajar; berbagai sumber
c) Memberikan bantuan promosi;
c) Bimbingan dan kemampuan teknis lembaga penjaminan;
produksi atau manajemen; d) Mengembangkan jaringan usaha; g) Mediator terhadap
d) Perolehan, penguasaan dan peningkatan e) Membantu melakukan identifikasi pasar sumber-sumber
teknologi yang diperlukan; pembiayaan;
dan perilaku konsumen;
e) Pembiayaan. h) Informasi dan tata cara
f) Membantu peningkatan mutu produk penyertaan modal;
dan nilai tambah kemasan. i) Membantu akses
 
permodalan.
 

Content Here Content Here

Teknologi, dengan : Usaha kecil / mikro yang bermitra berkewajiban


a) Membantu perbaikan, inovasi dan alih untuk:
teknologi; a) Meningkatkan kemampuan manajemen
b) Membantu pengadaan sarana dan
dan kinerja usahanya secara
prasarana produksi sebagai unit
percontohan; 2019 berkelanjutan, sehingga lebih mampu
melaksanakan kemitraan dengan Usaha
c) Membantu perbaikan sistem produksi
dan kontrol kualitas; Besar atau Usaha Menengah; dan
d) Membantu pengembangan disain dan b) Memanfaatkan dengan sebaik-baiknya
rekayasa produk; berbagai bentuk pembinaan dan bantuan
e) Membantu meningkatkan efisiensi yang diberikan oleh Usaha Besar dan
pengadaan bahan baku. atau Usaha Menengah.
Manajemen, dengan :
a) Bantuan penyusunan studi kelayakan;
b) Sistem dan prosedur organisasi dan manajemen;
c) Menyediakan tenaga konsultan dan advisor.
b) Pola Bapak Angkat
Pada dasarnya pola bapak angkat adalah refleksi kesediaan
pihak yang mampu (besar) untuk membantu pihak lain yang
kurang mampu (kecil) pihak yang memang memerlukan
pembinaan. Oleh karena itu, pada hakikatnya pola pendekatan
tersebut adalah cermin atau wujud rasa kepedulian pihak yang
besar terhadap yang kecil. Pola Bapak angkat dalam
pengembangan UMK umumnya banyak dilakukan BUMN
dengan usaha mikro dan kecil.
2. Pola BDSP

You
Sampai saat ini pengertian Business Development Services (BDS) yang diterjemahkan sebagai
"Jasa Pengembangan Usaha (JPU) begitu pula Business Development Services Provider (BDSP)
masih bervariasi sehingga perlu diarahkan agar semua pihak dapat menerimanya dan
menggunakannya. BDS adalah suatu kegiatan dalam bentuk jasa dalam berbagai bidang yang
dilakukan oleh individu dan atau lembaga untuk tujuan pengembangan usaha, dalam hal ini
UMKM.
Sedangkan BDSP adalah suatu lembaga yang memberi/menyediakan pelayanan jasa untuk
pengembangan usaha UMKM dalam berbagai bidang antara lain teknis, sosial-ekonomi,
keuangan, dll.Selain pengertian yang dikemukakan di atas, Committee of Donor Agencies for
SmallEnterpriseDevelopment mendefinisikan BDS sebagai berikut "jasa non-finansial yang
meningkatkan kinerja suatu perusahaan, akses ke pasar, dan kemampuannya untuk bersaing".
Sedangkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menyebutkan
sebagai" jasa-jasa bisnis strategis yang meliputi perangkat lunak komputer dan jasa proses
informasi, riset dan jasa pengembangan dan teknis, jasa marketing, jasa pengelolaan organisasi
bisnis dan jasa pengembangan sumber daya manusia".
Sementara ini telah tercapai konsensus internasional bahwa jasa-jasa perdagangan,
hiburan, akomodasi, transportasi dan keuangan dalam hubungannya dengan penyediaan
modal, tidak akan dipertimbangkan sebagai BDS atau jasa bisnis strategis.Kementerian
Koperasi dan UKM mendefinisikan BDSP sebagai lembaga atau bagian dari lembaga yang
memberikan layanan pengembangan bisnis dalam rangka meningkatkan kinerjaUMKM.
Lembaga tersebut berbadan hukum, bukan lembaga keuangan, serta dapat memperoleh fee
dari jasa layanannya. Definisi BDSP dari Swisscontact, suatu lembaga yang aktif dalam
pengembangan BDS di Indonesia, menyebutkan bahwa BDS merupakan bentuk jasa non
keuangan yang disediakan oleh lembaga eksternal (Pemerintah atau Swasta) yang bertugas
memecahkan masalah yang dihadapi UMKM serta memberikan jasa pengembangan bisnis
yang diperlukan.
Dalam hubungan dengan pemberdayaan BDSP, maka jasa yang diberikan oleh BDSP
adalah konsultansi/pendampingan dalam hal manajemen/analisis keuangan agar terjadi
kemitraan dengan bank atau terjadinya penyaluran dana bank kepada UMKM tersebut
disertai dengan pembinaannya.
3. Pola Klaster

Pola pengembangan satuan usaha berbasis klaster adalah suatu pengembangan investasi bagi
kelompok usaha mikro, kecil, menengah berbasis klaster komoditas atau industri yang
mengoptimalkan hubungan antar pengusaha dalam perluasan kesempatan kerja, pemanfaatan
sumberdaya lokal, dan pemasaran. Usaha ini mengkaitkan antara input-proses-output dan pasar
secara terangkai yang berbasis pad asatu jenis komoditas (klaster komoditas) atau pada kelompok
industri (klaster industri).
Upaya pemerintah belum optimal dalam mengembangkan jaringan kerja
kemitraan dalam pengembangan UMKM. Peran yang diharapkan dari
pemerintah adalah:
1. Menciptakan peluang pasar lokal, domestik dan global sebagai respon
terhadap perkembangan yang ada
2. Melakukan terobosan-terobosan dalam pengembangan teknologi
sistem produksi, pengolahan dan pemasaran
3. Menguatkan dan mengaktifkan jalinan hubungan secara kemitraan
antar pelaku dalam proses produksi, pengolahan dan pemasaran
4. Melakukan identifikasi sumberdaya yang potensial secara lebih
intensif
5. Menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif
6. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna memperoleh nilai
tambah yang lebih tinggi
Thank you
SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai