Anda di halaman 1dari 53

Akuntansi Keuangan

Lanjutan 1
05
Modul ke:

Fakultas Akuntansi Kantor Pusat


EKONOMI DAN
BISNIS
dan Cabang
Program Studi
Akuntansi
Roy Budiharjo, SE, M.Ak
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Agen
• Agen: perwakilan perusahaan
tetapi tidak mempunyai otonom
untuk melaksanakan total bisnis

• Agen hanya berfungsi sbg bagian


perusahaan yang menampung
order pembelian dari konsumen
dan meneruskan ke perusahaan
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Cabang
• Cabang mempunyai hak otonom untuk
melakukan pembukuan dan melaksanakan total
bisnis.
• Hubungan pusat-cabang yaitu hubungan antara
kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala
usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari
kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain
• Terdapat perbedaan pengertian antara cabang
dan agen
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Perbedaaan Kantor Cabang dan Agen
KANTOR CABANG AGEN
• Struktur organisasi dan kegiatan
tidak terlepas dari kantor pusat.
• Struktur organisasi dan
Sehingga kantor cabang kegiatan terlepas dari kantor
bertanggungjawab penuh atas pusat atau berdiri sendiri.
segala aktivitasnya ke Oleh karena itu satu kantor
manajemen kantor pusat. agen dapat mengageni
• Kegiatan kantor cabang tidak beberapa perusahaan.
terbatas pada usaha untuk Sehingga kantor agen tidak
memperoleh pesanan saja tetapi bertanggungjawab ke kantor
juga usaha untuk memenuhi pusat tetapi
pesanan yang dpt diambil dari bertanggungjawab pengelola
persediaan sendiri maupun agen.
persediaan kantor pusat. • Kegiatan kantor agen tidak
• Investasi kantor pusat ke cabang terbatas pada usaha untuk
tidak hanya sebatas modal kerja memperoleh pesanan dan
saja tetapi semua fasilitas yang calon pembeli saja. Dengan
dibutuhkan dalam mendirikan demikian agen hanya sebagai
kantor cabang dan permulaan fungsi pemasarnya saja.
operasinya kantor cabang • Investasi kantor pusat ke agen
hanya sebatas modal kerja
< MENU AKHIRI >
saja. ← MENU AKHIRI →
Akuntansi Agen

Digunakan sistem saldo tetap atau imprest


fund yaitu: semua transaksi di catat atas
nama kantor pusat sehingga tidak di
sediakan rekening tersendiri, hanya setiap
transaksi yang berkenaan dg agen di beri
tanda ( nama ) yang bersangkutan

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Agen
Dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Laba/rugi operasional agen tidak terpisah


(digabungkan) dengan kantor pusat.

2. Laba/rugi operasional agen terpisah dengan


operasional kantor pusat.
Perkiraan laba/rugi agen ditutup dan
dipindahkan ke perkiraan Ikhtisar Laba/Rugi yang
sama pada buku Kantor Pusat yaitu sebagai hasil
operasi gabungan.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Agen
Sebagai contoh asumsikan kantor pusat untuk agen penjualan, asumsikan bahwa PT
Cemara, sebuah produsen struktur modular dan partisi yang berbasis di jakart, membangun
sebuah agen di surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi agen penjualan
yang khas pada pembukuan kantor pusat diilustrasikan pada Figur 17-1.
Transaksi Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat
Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa Dibayar di Muka-Agen Surabaya 50.000.000
Kas 50.000.000

Membangun dan melengkapi gedung untuk Perbaikan Prasarana-Agen Surabaya 80.000.000


Perabot dan Perlengkapan Kantor-Agen
fasilitas penjualan Surabaya 21.000.000
Peralatan-Agen Surabaya 16.000.000

Kas 117.000.000
Transfer kas ke agen untuk dana kas kecil Kas Kecil-Agen Surabaya 2.500.000
Kas 2.500.000
Transfer persediaan yang akan digunakan Persediaan Peragaan-Agen Surabaya 135.000.000

untuk peragaan pada agen penjualan Persediaan 135.000.000

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Agen
Transaksi Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat

membayar tagihan yang diterima kantor pusat Beban Utilitas-Agen Surabaya 1.100.000
atas beban-beban agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 800.000
Beban Asuransi-Agen Surabaya 2.000.000
Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.400.000
Beban Iklan-Agen Surabaya 2.700.000
Kas 8.000.000
Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji-Agen Surabaya 31.000.000
Kas 31.000.000
Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000
Penjualan-Agen Surabaya 88.000.000
Beban pokok Penjualan-Agen Surabaya 56.000.000
Persediaan 56.000.000

Mengisi Kembali dana kas kecil agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 220.000
Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.200.000
Beban Tenaga Kerja Lepas-Agen Surabaya 750.000
Kas 2.370.000

Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa-Agen Surabaya 25.000.000
Beban Penyusutan-Agen Surabaya 14.500.000
Beban Gaji-Agen Surabaya 1.900.000

Sewa Dibayar di Muka-Agen Sby 25.000.000


Akumulasi Penyusutan-Agen Sby 14.500.000
Utang Gaji 1.900.000
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Cabang
• Cabang mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan seluruh transaksi
operasi sendiri,hanya transaksi yang
berhubungan dengan kantor pusat seperti
dropping kas,persediaan dan beban yang dari
kantor pusat.

• Akuntansi pada kantor cabang terdapat


rekening kantor pusat dan di kantor pusat
terdapat rekening kantor cabang yang di
gunakan untuk menampung transaksi yang
berhubungan dengan kantor cabang dan pusat
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Cabang
• Pada akhir periode perusahaan secara
keseluruhan pusat dan cabang harus
menyusun laporan keuangan gabungan.
• Semua transaksi kantor pusat dan cabang
di batalkan, kekayaan dan hutang cabang
dan pusat di jadikan satu.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Cabang
• Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan
sistem akuntansi hubungan cabang dengan pusat,
yaitu melalui sistem sentralisasi dan sistem
desentralisasi
• Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor
cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi
hampir mirip dengan pencatatan kantor agen
dimana rugi-laba kantor agen dipisahkan dari
rugi-laba kantor pusat.
• Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan
kantor cabang masih terbatas/ kantor cabang
masih relatif kecil.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Akuntansi Cabang
• Dalam sistem desentralisasi, pencatatan transaksi
di kantor cabang diselenggarakan oleh kantor
cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh
kantor pusat maka terdapat pos-pos tertentu
yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.
• Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara Pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal
Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap
transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda
dengan jurnal biasa.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Sistem Sentralisasi
• Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk
pembukaan kantor cabang.
Branch Office 200.000
Cash (assts) 200.000
• Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara
kredit.
Fixed Assets 150.000
Branch Office 150.000
• Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1.200.000, kantor cabang Rp. 800.000
Inventory 1.200.000
Accounts Payable 1.200.000
Branch Office 800.000
Utang Dagang 800.000
• Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Sistem Sentralisasi
• Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga
pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-
masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.
Home Office Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Branch Office Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
Cost Of Sold 400.000
Persediaan 400.000
• Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000,
Kantor Cabang Rp. 500.000.
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Sistem Desentralisasi
Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem
desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi,
yaitu:
1)Transaksi antara kantor cabang dengan kantor
pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini dicatat baik oleh kantor cabang
maupun kantor pusat.
2)Transaksi antara kantor cabang dengan pihak
ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Sistem Desentralisasi
Contoh transaksi yg mempengaruhi kantor pusat
dan kantor cabang, a.l:
1)Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke
kantor cabang dan sebaliknya
2)Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke
cabang dan sebaliknya
3)Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd
kantor cabang dan sebaliknya
4)Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5)Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor
cabang dan sebaliknya
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Sistem Desentralisasi
Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx

R/K K. Cabang xxx Ikhtisar L/R xxx


L/R K. Cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Piutang xxx R/K K. Pusat xxx

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang


mengelola pembukuan tersendiri, seluruh akun akan
digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan
keuangan eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas
ekonomi tunggal. Seperti saat menyusun laporan keuangan
konsolidasi, hanya menambahkan bersamaan saldo dari
akun-akun yang terdapat di setiap sistem akuntansi tidak
menghasilkan gambaran entitas ekonomi tunggal. Beberapa
eliminasi juga diperlukan.
AKUN ANTAR PERUSAHAAN

Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan


cara yang normal seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat
dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa
mereka dicatat dalam akun antarperusahaan (intercompany
accounts). Akun ini merupakan akun resiprokal (reciprocal
accounts) antara kantor pusat dan kantor cabang. Ketika
pembukuan dikantor pusat dan cabang selesai dimutakhiran,
saldo akun antarperusahaan pada pembukuan kantor pusat akan
sama jumlahnya. Tetapi berlawanan dengan akun
antarperusahaan terkait pada pembukuan cabang.

Misalnya, jika akun antarperusahaan pada pembukuan kantor


pusat memiliki saldo debit sebesar RP10.000.000, maka akun
antarperusahaan terkait pada pembukuan kantor cabang harus
memiliki saldo kredit dalam jumlah yang sama.
Perhatikan bahwa kenaikan dalam akun investasi di cabang pada pembukuan
kantor pusat dicatat dengan ayat jurnal di sisi dan penurunannya dicatat di sisi
kredit. Cara sebaliknya berlaku pada akun kantor pusat di cabang.
Sifat timbal balik investasi di Cabang dan Kantor Pusat, dan bagaimana
pengeruhnya terhadap berbagai transaksi, ditunjukan di bawah ini.

Investasi di Cabang Investasi Pusat


(Pembukuan Kantor Pusat) (Pembukuan Cabang)
XXX Transfer aset ke cabang XXX
XXX Transfer aset dari cabang XXX

XXX Laba Cabang XXX


XXX Rugi Cabang XXX
PENDIRIAN CABANG

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Jaya berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah


cabang di Medan, Sumatra Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas
Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai Rp5.000.000, dan peralatan toko baru
senilai Rp30.000.000. Kantor pusat mencatat transfer tersebut dengan ayat jurnal
sebagai berikut.

H(1) Dr. Investasi di Cabang Medan Rp55.000.000


Cr. Kas Rp20.000.000
Peralatan Kantor Rp 5.000.000
Peralatan Toko Rp30.000.000
Transfer aset ke cabang Medan

KODE “H” jurnal dibuat Kantor Pusat


KODE “B” jurnal dibuat Kantor Cabang
Seperti pada Bab-bab sebelumnya, ayat jurnal diberi angka secara berurutan selama
pembahasan bab sehingga setiap ayat jurnal dapat diidentifikasi. Ayat jurnal pada
bab ini dibuat oleh kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang
dibuat di cabang diberi tambahan kode huruf B. Cabang Medan PT Jaya mencatat
transfer aset dari kantor pusat dengan ayat jurnal berikut ini.

B(2) Dr. Kas Rp20.000.000


Peralatan Kantor Rp 5.000.000
Peralatan Toko Rp30.000.000
Cr. Kantor Pusat Rp55.000.000
Transfer aset dari kantor pusat
Setelah Kantor Pusat dan cabang mencatat transfer, akun Investasi di Cabang
Medan pada pembukuan kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada pembukuan
cabang memiliki saldo resiprokal sebesar Rp55.000.000 Laporan posisi
keuangan tersendiri yang dibuat oleh cabang Medan sesaat setelah transfer akan
tampak seperti berikut.

Cabang Medan PT Jaya


Laporan Posisi Keuangan
Aset: Liabilitas:

Kas Rp20.000.000

Peralatan Kantor 5.000.000

Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat Rp55.000.000

Total: Rp55.000.000 Total: Rp55.000.000


BIAYA PENGIRIMAN BARANG DAGANG

Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman barang dagang dari kantor pusat ke
cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya,
asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membayar Rp. 100.000 untuk mengirim
barang dagang senilai Rp. 8.000.000 ke cabang medan. Transfer tersebut dicatat
oleh kantor pusat sebagai berikut.

(H) Db. Investasi di cabang Medan Rp. 8.100.000


Cr. Persediaan Rp. 8.000.000
Cr. Kas Rp. 100.000
Transfer persediaan kecabang medan dan membayar ongkos kirim
Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut.
(B) Db. Persediaan Rp. 8.100.000
Cr. Kantor pusat Rp. 8.100.000
BARANG DAGANG YANG DITAGIH MELEBIHI BIAYA PEROLEHAN

Perusahaan terkadang mentransfer persediaan dari kantor pusat kecabang dan


menagihkan cabang atas jumlah yang lebih besar dari biaya perolehan dari kantor
pusat, sebagai contoh, ketika kantor pusat dan setiap cabang di perlakukan
sebagai pusat laba untuk tujuan pelaporan dan evaluasi internal.
Untuk menguji perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam pengiriman
Banag dagang ke cabang, asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membeli barang
dagang dengan harga Rp. 12.000.000 dan mengirimkan ke cabang Medan,
menagihkan ke cabang sebesar Rp. 15.000.000. kantor pusat mencatat pengiriman
barang dagang dengan ayat jurnal sebagai berikut,

(H2) Db. Investasi di cabang Medan Rp. 15.000.000


Cr. Persdiaan Rp. 12.000.000
Cr.Laba antar perusahaan yang belum terealisasi Rp. 3.000.000
Laba antar perusahaan sebesar Rp. 3.000.000 belum terealisasi
karena persediaan belum dijual kepihak eksternal. Pengakuan
laba ditangguhkan sampai dengan cabang dapat menjual barang
dagang ke eksternal.
Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat
jurnal sebagai berikut.

(B2) Db. Persediaan – dari kantor pusat Rp. 15.000.000


Cr. Kantor pusat Rp. 15.000.000
Click to edit Master text styles
Second level
 Third level
 Fourth level

 Fifth level
Laba dialokasi ke
Cabang Medan

Click to edit Master text styles


Second level
 Third level
 Fourth level

 Fifth level
Laba dialokasi ke
Kantor Pusat
AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG

Prosedur normal diterapkan dalam akuntansi untuk aset


tetap cabang yang dicatat pada pembukuan cabang. Jika
aset tetap yang dibeli kantor pusat untuk cabang dan cabang
mencatat aset tersebut pada pembukuannya, maka ayat
jurnal harus dicatat oleh kantor pusat maupun cabang.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa kantor pusat PT Jaya
membeli peralatan toko senilai Rp 30.000.000 untuk cabang
Medan. Kantor pusat mencatat pembelian tersebut dengan
ayat jurnal sebagai berikut.
H(13) Investasi di Cabang Medan 30.000.000
Kas 30.000.000
Membeli peralatan untuk cabang Medan

Pembelian ini dicatat oleh cabang dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(14) Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 30.000.000
Mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat

Ketika aset tetap cabang dicatat hanya pada pembukuan kantor pusat,tidak
ada ayat jurnal yang diperlukan pada pembukuan cabang jika kantor pusat melakukan
pembelian.Misalnya,jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp 30.000.000 peralatan toko
untuk cabang Medan dan peralatan tersebut dicatat pembukuan kantor pusat daripada
cabang,maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.
H(15) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000
Kas 30.000.000
Membeli peralatan untuk cabang Medan
Tidak ada ayat jurnal yang dicatat pada pembukuan cabang.

Jika cabang membeli aset tetap yang dicatat pada pembukuan kantor pusat,
maka ayat jurnal harus dibuat oleh kantor pusat maupun cabang.
Misalnya,asumsikan bahwa cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko
senilai Rp 30.000.000 yang digunakan oleh cabang,tetapi dicatat oleh kantor
pusat.Cabang mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(16) Kantor Pusat 30.000.000
Kas 30.000.000
Membeli peralatan

Pembelian dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut.


H(17) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000
Investasi di Cabang Medan 30.000.000
Mencatat pembelian peralatan cabang oleh cabang Medan
PEMBAGIAN BEBAN SECARA PROPOSIONAL

Penetapan beban dapat dibagi ke beberapa jenis,yaitu:

1.Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat.
Misalnya,persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan ditagihkan
ke kantor pusat.
2.Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang.Misalnya,
penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat
atau biaya kampanye iklan untuk cabang yang diminta oleh kantor pusat.
3.Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat. Misalnya,sebagian dari
biaya kampanye iklan umum atau sebagian dari biaya overhead umum kantor
pusat.
Sebagai ilustrasi perlakuan pembagian biaya kantor pusat,asumsikan bahwa
kantor pusat PT Jaya yang mengeluarkan biaya yang ditetapkan ke cabang
Medan adalah sebagai berikut.

Beban utilitas (biaya yang dikeluarkan oleh cabang Medan


dan ditagih ke akun utama kantor pusat) Rp 14.000.000
Beban penyusutan (aset cabang Medan yang dicatat pada
pembukuan kantor pusat) Rp 3.000.000
Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan
penjualan bruto) Rp 18.000.000
Total Rp 35.000.000
Kantor pusat PT Jaya mencatat ayat jurnal berikut setelah memberitahukan cabang
Medan mengenai beban yang dibagi secara proposional sebesar Rp 35.000.000.
H(18) Investasi di Cabang Medan 35.000.000
Beban Utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
Membagi beban ke cabang Medan
Setelah pemberitahuan beban dari kantor pusat,cabang mencatat beban tersebut sebagai
berikut.
B(19) Beban Utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
Kantor Pusat 35.000.000
Mencatat beban yang dibagi dari kantor pusat
LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERUSAHAAN SECARA
KESELURUHAN

Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara


keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk
memudahkan penggabungan akun-akun kantor pusat dan
cabang serta mengeliminasi akun-akun antarperusahaan.
Jika yang disusun adalah laporan keuangan
lengkap,maka kertas kerja tiga bagian dapat digunakan
untuk menggabungkan akun-akun kantor pusat dan
cabang.
Asumsikan data berikut terkait dengan tahun fiskal PT Jaya yang berakhir pada
31 Desember 20X1.
1.PT Jaya mendirikan cabang di Medan dan segera mentransfer kas,peralatan
kantor dan peralatan toko dengan nilai total sebesar Rp 55.000.000 ke
cabang,seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(1).Kemudian pada tahun tersebut
kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan senilai Rp 12.000.000 ke cabang
dan menagihnya Rp 15.000.000,seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(2).PT
Jaya melaporkan saldo Investasi di Cabang Medan sebesar Rp 70.000.000 pada
tanggal 31 Desember 20X1,sebelum jurnal penutup dicatat.
2.Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp 63.000.000 untuk tahun 20X1.
3.Saldo akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat
sebesar Rp 133.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1.
Saldo prapenutupan,31 Desember 20X1 Rp
70.000.000
Laba cabang Medan 20X1 Rp 63.000.000
Saldo pascapenutupan,31 Desember 20X1 Rp 133.000.000
4. Pada tanggal 31 Desember 20X1,cabang Medan memiliki persediaan senilai
Rp 8.000.000 yang diperoleh dari kantor pusat; persediaan dicatat dalam
akun terpisah dari persediaan yang dibeli secara eksternal.

5. Bagian yang dikreditkan sebesar Rp 3.000.000 dari akun Laba


Antarperusahaan Belum yang Terealisasi PT Jaya atas pengiriman
persediaan ke cabang Medan selama tahun 20X1 diakui sebagai berikut.

Laba antarperusahaan telah terealisasi pada akhir tahun Rp 1.400.000


Laba antarperusahaan yang belum terealisasi pada akhir tahun Rp 1.600.000
Total laba antarperusahaan 20X1 Rp 3.000.000

= 15.000.000 – Rp. 8.000.000


= 7.000.000
=7.000.000 x 3.000.000 = 1.400.000
15.000.000
Ayat jurnal yang diperlukan PT Jaya pada tanggal 31 Desember 20X1.

E(20) Laba Cabang Medan 63.000.000


Kantor Pusat,saldo prapenutupan 70.000.000
Investasi di Cabang Medan 133.000.000
Mengeliminasi akun antarperusahaan

E(21) Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 1.400.000


Beban Pokok Penjualan 1.400.000
Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan

E(22) Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 1.600.000


Persediaan-dari Kantor Pusat 1.600.000
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan

E(23) Persediaan 6.400.000


Persediaan-dari Kantor Pusat 6.400.000
Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat
Rp 8.000.000-Rp 1.600.000
Ilustrasi Akuntansi Untuk Operasi Cabang

Sebagai ilustrasi ringkasan akuntansi untuk operasi cabang,


asumsikan bahwa PT Ultra Surabaya Jawa Timur, distributor
peralatan kantor mendirikan kantor cabang penjualan di
Denpasar Bali. Kantor pusat menjual kepada peritel
(pengecer) dan kepada cabang Bali dengan laba atas
penjualan antarperusahaan yang dialokasikan ke kantor
pusat. Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :
a.PT Ultra mendirikan cabang Denpasar pada tahun 20X1
dengan mentransfer dana uang tunai sebesar Rp30.000.000.
selain itu, kantor pusat juga mentransfer peralatan dan
perlengkapan kantor baru senilai Rp100.000.000 ke cabang
Denpasar.
b. Selama tahun 20X1, kantor pusat dan cabang Denpasar membeli
barang dagang masing-masing sebesar Rp260.000.000 dan
Rp50.000.000 dari pihak eksternal.
c. Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer barang dagang ke
cabang Denpasar dengan total harga transfer sebesar
Rp110.000.000. Biaya perolehan barang dagang kantor pusat
senilai Rp70.000.000.
d. Kantor pusat menjual barang dagang seharga Rp254.000.000 ke
pihak eksternal dengan harga Rp500.000.000 selama tahun berjalan
dan piutang yang berhasil ditagih sebesar Rp480.000.000. Cabang
Denpasar menjual barang dagang senilai Rp128.000.000 ke pihak
eksternal dengan harga Rp200.000.000 dan berhasil menagih
piutang sebesar Rp158.000.000. Sejumlah persediaan yang dijual
oleh cabang Denpasar senilai Rp38.000.000 telah dibeli dari pihak
eksternal.
e. Cabang Denpasar mengirimkan kas sebesar Rp70.000.000 ke kantor
pusat.
f. Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat
sebesar Rp133.000.000. Sementara beban operasi yang terjadi di
cabang Denpasar sebesar Rp34.000.000.
g. Kantor Pusat membayar utang sebesar Rp390.000.000 selama tahun
20X1, sementara cabang Denpasar membayar utang Rp77.000.000.
h. PT Ultra mengumumkan dan membayar dividen sebesar
Rp50.000.000.
i. Pada akhir tahun 20X1, kantor pusat mencatat penyusutan sebesar
Rp30.000.000, sementara cabang Denpasar mencatat penyusutan Rp
6.000.000.
j. Pada akhir tahun 20X1, saldo persediaan cabang yang telah dibeli dari
pihak eksternal memiliki biaya sebesar Rp12.000.000. Saldo
persediaan cabang yang telah di transfer dari kantor pusat memiliki
biaya perolehan dari kantor pusat sebesar Rp15.000.000 dan
ditagihkan ke cabang sebesar Rp20.000.000
Pembukuan Kantor Pusat Pembukuan Kantor Cabang
Ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja disajikan pada Figur 17-3 untuk
penyusunan laporan keuangan PT Ultra tahun 20X1 sebagai berikut :
E(24) Mengeliminasi akun antarperusahaan
Laba Cabang Denpasar 32.000.000
Kantor Pusat, saldo prapenutupan 170.000.000
Investasi di cabang Denpasar 202.000.000

E(25) Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan


Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 35.000.000
Beban Pokok Penjualan 35.000.000

E(26) Mengeliminasi laba yang belum terealisasi dari persediaan


Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 5.000.000
Persediaan--Dari Kantor Pusat 5.000.000

E(27) Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat


Persediaan 15.000.000
Persediaan—Dari Kantor Pusat 15.000.000
PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Transaksi antar cabang kadang kala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang.
Meskipun ada beberapa cara akuntansi untuk transfer seperti itu, pendekatan
yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolah-olah transfer
terjadi karena kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer
antarcabang biasanya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan
kantor pusat dibandingkan dengan cabang lainnya. Sebagai contoh, jika cabang
medan PT Jaya mentransfer kas sebesar Rp. 500.000.000,- dan persediaan
senilai Rp. 10.000.000,- ke cabang padang maka cabang Medan mencatatnya
dengan ayat jurnal sebagai berikut
Cabang Medan mencatat :
B(28) Mentransfer kas dan persediaan ke cabang Padang
Kantor Pusat 15.000.000
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000

Cabang Padang mencatat transfer dengan ayat jurnal


sebagai berikut.
B(29) Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Kantor Pusat 15.000.000

Transaksi transfer dicatat oleh kantor pusat sebagai


berikut. Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan ke cabang
Padang
H(30) Investasi di Cabang Padang 15.000.000
Investasi di Cabang Medan 15.000.000
LABA YANG BELUM TEREALISASI PADA PERSEDIAAN
CABANG AWAL

Laba antar perusahaan yang termasuk dalam persediaan cabang diakui pada
pembukuan kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika barang dagang telah
dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer antar perusahaan
terjadi saat periode berjalan. Pada periode dimana cabang menjual persediaan ke
pihak eksternal, kantor pusat mengurangi akun laba antar perusahaan yang
belum terealisasi dan meningkatkan akun laba yang terealisasi atas pengiriman
ke cabang. Ketika laporan keseluruhan, saldo dari akun laba yang terealisasi atas
pengiriman ke cabang dieliminasi terhadap beban pokok penjualan dan sisa laba
antar perusahaan yang belum terealisasi dieliminasi terhadap nilai tercatat pada
persediaan.
Daftar Pustaka
Floyd A. Beams, J. H. (2015). Advanced
Accounting (Global Edition ed.). Pearson.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
Terima Kasih
ROY BUDIHARJO

Anda mungkin juga menyukai