Lanjutan 1
05
Modul ke:
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Akuntansi Agen
Dapat dilakukan dengan dua cara :
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Akuntansi Agen
Sebagai contoh asumsikan kantor pusat untuk agen penjualan, asumsikan bahwa PT
Cemara, sebuah produsen struktur modular dan partisi yang berbasis di jakart, membangun
sebuah agen di surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi agen penjualan
yang khas pada pembukuan kantor pusat diilustrasikan pada Figur 17-1.
Transaksi Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat
Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa Dibayar di Muka-Agen Surabaya 50.000.000
Kas 50.000.000
Kas 117.000.000
Transfer kas ke agen untuk dana kas kecil Kas Kecil-Agen Surabaya 2.500.000
Kas 2.500.000
Transfer persediaan yang akan digunakan Persediaan Peragaan-Agen Surabaya 135.000.000
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Akuntansi Agen
Transaksi Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat
membayar tagihan yang diterima kantor pusat Beban Utilitas-Agen Surabaya 1.100.000
atas beban-beban agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 800.000
Beban Asuransi-Agen Surabaya 2.000.000
Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.400.000
Beban Iklan-Agen Surabaya 2.700.000
Kas 8.000.000
Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji-Agen Surabaya 31.000.000
Kas 31.000.000
Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000
Penjualan-Agen Surabaya 88.000.000
Beban pokok Penjualan-Agen Surabaya 56.000.000
Persediaan 56.000.000
Mengisi Kembali dana kas kecil agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 220.000
Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.200.000
Beban Tenaga Kerja Lepas-Agen Surabaya 750.000
Kas 2.370.000
Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa-Agen Surabaya 25.000.000
Beban Penyusutan-Agen Surabaya 14.500.000
Beban Gaji-Agen Surabaya 1.900.000
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Akuntansi Cabang
• Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan
sistem akuntansi hubungan cabang dengan pusat,
yaitu melalui sistem sentralisasi dan sistem
desentralisasi
• Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor
cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi
hampir mirip dengan pencatatan kantor agen
dimana rugi-laba kantor agen dipisahkan dari
rugi-laba kantor pusat.
• Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan
kantor cabang masih terbatas/ kantor cabang
masih relatif kecil.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Akuntansi Cabang
• Dalam sistem desentralisasi, pencatatan transaksi
di kantor cabang diselenggarakan oleh kantor
cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh
kantor pusat maka terdapat pos-pos tertentu
yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.
• Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara Pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal
Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap
transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda
dengan jurnal biasa.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Sistem Sentralisasi
• Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk
pembukaan kantor cabang.
Branch Office 200.000
Cash (assts) 200.000
• Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara
kredit.
Fixed Assets 150.000
Branch Office 150.000
• Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1.200.000, kantor cabang Rp. 800.000
Inventory 1.200.000
Accounts Payable 1.200.000
Branch Office 800.000
Utang Dagang 800.000
• Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Sistem Sentralisasi
• Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga
pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-
masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.
Home Office Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Branch Office Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
Cost Of Sold 400.000
Persediaan 400.000
• Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000,
Kantor Cabang Rp. 500.000.
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Sistem Desentralisasi
Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem
desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi,
yaitu:
1)Transaksi antara kantor cabang dengan kantor
pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini dicatat baik oleh kantor cabang
maupun kantor pusat.
2)Transaksi antara kantor cabang dengan pihak
ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Sistem Desentralisasi
Contoh transaksi yg mempengaruhi kantor pusat
dan kantor cabang, a.l:
1)Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke
kantor cabang dan sebaliknya
2)Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke
cabang dan sebaliknya
3)Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd
kantor cabang dan sebaliknya
4)Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5)Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor
cabang dan sebaliknya
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
Sistem Desentralisasi
Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >
→
AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Kas Rp20.000.000
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman barang dagang dari kantor pusat ke
cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya,
asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membayar Rp. 100.000 untuk mengirim
barang dagang senilai Rp. 8.000.000 ke cabang medan. Transfer tersebut dicatat
oleh kantor pusat sebagai berikut.
Fifth level
Laba dialokasi ke
Cabang Medan
Fifth level
Laba dialokasi ke
Kantor Pusat
AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG
Pembelian ini dicatat oleh cabang dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(14) Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 30.000.000
Mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat
Ketika aset tetap cabang dicatat hanya pada pembukuan kantor pusat,tidak
ada ayat jurnal yang diperlukan pada pembukuan cabang jika kantor pusat melakukan
pembelian.Misalnya,jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp 30.000.000 peralatan toko
untuk cabang Medan dan peralatan tersebut dicatat pembukuan kantor pusat daripada
cabang,maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.
H(15) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000
Kas 30.000.000
Membeli peralatan untuk cabang Medan
Tidak ada ayat jurnal yang dicatat pada pembukuan cabang.
Jika cabang membeli aset tetap yang dicatat pada pembukuan kantor pusat,
maka ayat jurnal harus dibuat oleh kantor pusat maupun cabang.
Misalnya,asumsikan bahwa cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko
senilai Rp 30.000.000 yang digunakan oleh cabang,tetapi dicatat oleh kantor
pusat.Cabang mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(16) Kantor Pusat 30.000.000
Kas 30.000.000
Membeli peralatan
1.Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat.
Misalnya,persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan ditagihkan
ke kantor pusat.
2.Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang.Misalnya,
penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat
atau biaya kampanye iklan untuk cabang yang diminta oleh kantor pusat.
3.Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat. Misalnya,sebagian dari
biaya kampanye iklan umum atau sebagian dari biaya overhead umum kantor
pusat.
Sebagai ilustrasi perlakuan pembagian biaya kantor pusat,asumsikan bahwa
kantor pusat PT Jaya yang mengeluarkan biaya yang ditetapkan ke cabang
Medan adalah sebagai berikut.
Transaksi antar cabang kadang kala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang.
Meskipun ada beberapa cara akuntansi untuk transfer seperti itu, pendekatan
yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolah-olah transfer
terjadi karena kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer
antarcabang biasanya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan
kantor pusat dibandingkan dengan cabang lainnya. Sebagai contoh, jika cabang
medan PT Jaya mentransfer kas sebesar Rp. 500.000.000,- dan persediaan
senilai Rp. 10.000.000,- ke cabang padang maka cabang Medan mencatatnya
dengan ayat jurnal sebagai berikut
Cabang Medan mencatat :
B(28) Mentransfer kas dan persediaan ke cabang Padang
Kantor Pusat 15.000.000
Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000
Laba antar perusahaan yang termasuk dalam persediaan cabang diakui pada
pembukuan kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika barang dagang telah
dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer antar perusahaan
terjadi saat periode berjalan. Pada periode dimana cabang menjual persediaan ke
pihak eksternal, kantor pusat mengurangi akun laba antar perusahaan yang
belum terealisasi dan meningkatkan akun laba yang terealisasi atas pengiriman
ke cabang. Ketika laporan keseluruhan, saldo dari akun laba yang terealisasi atas
pengiriman ke cabang dieliminasi terhadap beban pokok penjualan dan sisa laba
antar perusahaan yang belum terealisasi dieliminasi terhadap nilai tercatat pada
persediaan.
Daftar Pustaka
Floyd A. Beams, J. H. (2015). Advanced
Accounting (Global Edition ed.). Pearson.
<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
Terima Kasih
ROY BUDIHARJO