Anda di halaman 1dari 41

AKUNTANSI HUBUNGAN KANTOR

PUSAT DAN CABANG

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 1


TUJUAN KANTOR CABANG

Sebagai upaya dalam meningkatkan penjualan sebuah


organisasi perusahaan dapat terus menerus mencari daerah
pemasaran yang lebih luas. Dengan pembentukan kantor
cabang penjualan di daerah pemasaran dapat menjadi sarana
pencapaian tujuan pemasaran. Para pelanggan tidak
berhubungan dengan kantor pusat, melainkan dengan unit-unit
penjualan yang menyalurkan.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 2


• Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara
kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya
lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor
pusat tersebar di daerah-daerah lain
• Terdapat perbedaan pengertian antara Cabang dan
Agen

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 3


KANTOR CABANG AGEN

• Struktur organisasi dan kegiatan • Struktur organisasi dan kegiatan


tidak terlepas dari kantor pusat. terlepas dari kantor pusat atau
Sehingga kantor cabang berdiri sendiri. Oleh karena itu satu
bertanggungjawab penuh atas kantor agen dapat mengageni
segala aktivitasnya ke manajemen beberapa perusahaan. Sehingga
kantor pusat. kantor agen tidak bertanggungjawab
ke kantor pusat tetapi
• Kegiatan kantor cabang tidak bertanggungjawab pengelola agen.
terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan saja tetapi • Kegiatan kantor agen tidak terbatas
juga usaha untuk memenuhi pada usaha untuk memperoleh
pesanan yang dpt diambil dari pesanan dan calon pembeli saja.
persediaan sendiri maupun Dengan demikian agen hanya
persediaan kantor pusat. sebagai fungsi pemasarnya saja.
• Investasi kantor pusat ke cabang • Investasi kantor pusat ke agen
tidak hanya sebatas modal kerja hanya sebatas modal kerja saja.
saja tetapi semua fasilitas yang
dibutuhkan dalam mendirikan kantor
cabang dan permulaan operasinya
kantor cabang

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 4


PERBEDAAN AGEN DAN CABANG
Pembuatan unit penjualan yang menyalurkan dapat
mengambil bentuk sebagai agen penjual atau pun sebagai
cabang.

Agen Penjual :
Organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan
untuk barang serta jasa dan yang beroperasi di bawah
pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 5


Operasi Agen Penjual
• Semata-mata hanya sebagai organisasi penjualan
lokal.
• Tidak menyelenggarakan persediaan.
• Agen penjual biasanya diberi dana kerja yang
digunakan untuk membayar biaya yang dapat dibayar
dengan lebih mudah melalui agen penjual.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 6


OPERASI AGEN PENJUAL …
Sistem imprest biasanya digunakan untuk mengendalikan
uang kas agen penjual.
Sistem imprest yaitu metode pembukuan kas kecil dimana
jumlah rekening kas kecil selalu tetap. Setiap terjadi
pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung
melalukan pencatatan, tapi hanyamengumpulkan bukti-
bukti pengeluarannya. Pada waktu yang telah ditetapkan,
bila dana kas kecil sudah hampir habis baru dilakukan

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 7


AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL
Beberapa catatan penting dalam pencatatan akuntansi untuk Agen
Penjual :
1. Pencatatan yang dilakukan menyangkut ikhtisar penerimaan
dan pengeluaran dana kerja dan catatan penjualan kepada
pelanggan.
2. Dengan sistem imprest kantor pusat menulis selembar cek
kepada agen penjual sebesar dana kerja. Pencatatan Kantor
Pusat  Dana Kerja Agen Penjual (D) dan Kas (K)
3. Agen Penjual akan meminta pengisian kembali dana kerja jika
dana sudah menipis, disertai laporan pengeluaran pos dan
voucher yang dibayar.
4. Pada saat pengisian kembali dg pengiriman cek kepada agen
penjual. Pencatatan Kantor pusat  Beban/Perkiraan lainnya
(D), Kas (K)
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 8
AKUNTANSI UNTUK CABANG
Ada tiga sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem
akuntansi hubungan cabang dengan pusat, yaitu melalui
sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi:

(1)Pencatatan Cabang di Kantor Pusat (Sentralisasi)


(2) Penyelenggaraan Catatan Cabang di Cabang sendiri
(Desentralisasi)
(3) Pencatatan Cabang baik di Cabang maupun di Kantor
Pusat (Campuran)

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 9


CATATAN CABANG DI KANTOR PUSAT
(SENTRALISASI)
1. Transaksi cabang dapat dicatat dalam buku harian
kantor pusat dan buku besar atau seperangkat catatan
yang terpisah.
2. Data diberikan oleh cabang dalam bentuk dokumen
asli yang membuktikan transaksi cabang didukung
oleh voucher asli.
3. Rugi-laba kantor cabang dipisahkan dari rugi-laba
kantor pusat

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 10


SISTEM SENTRALISASI
• Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan kantor cabang.
Kas - Ktr Cabang 200.000
Kas (aktiva) 200.000
• Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000
Aktiva tetap - Ktr Cabang 150.000
Kas Ktr.Cabang 150.000
• Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp.1200.000,
kantor cabang Rp. 800.000 secara kredit.
Persediaan 1.200.000
Utang Dagang 1.200.000
Persed. ktr cabang 800.000
Utang Dagang 800.000
• Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 11


• Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.1500.000,
kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut
masing-masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.
Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000
• Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp.
500.000.
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 500.000
Piutang Dagang 500.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 12


SISTEM DESENTRALISASI
• Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem
desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:
1) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat.
Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini dicatat
baik oleh kantor cabang maupun kantor pusat.
2) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga.
Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini tidak
dicatat oleh kantor pusat.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 13


• Dalam sistem desentralisasi, pencatatan transaksi di
kantor cabang diselenggarakan oleh kantor cabang
sendiri. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat
maka terdapat pos-pos tertentu yang pencatatannya
dilakukan oleh kantor pusat.
• Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap transaksi
yang menghubungkan antara Pusat dengan cabang
adalah Rekening Koran Timbal Balik (R/K).
Sehingga pencatatan setiap transaksi dalam
jurnalnya juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 14


• Contoh transaksi yg memengaruhi kantor pusat dan kantor
cabang, a.l:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor
cabang dan sebaliknya
2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang dan
sebaliknya
3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor cabang dan
sebaliknya
4) Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang dan
sebaliknya

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 15


Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx

R/K K. Cabang xxx Ikhtisar L/R xxx


L/R K. Cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Piutang xxx R/K K. Pusat xxx

16
PENCATATAN CABANG BAIK DI CABANG MAUPUN DI
KANTOR PUSAT.
 Cabang dapat menyelenggarakan catatan asli (books
original entry) untuk semua transaksi sebagai salinan.

 Salinan buku pencatat asli ini dikirimkan ke kantor


pusat, dimana data dibukukan pada perkiraan cabang
yang diselenggarakan tersendiri atau dibukukan dalam
buku besar umum kantor pusat.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 17


Hubungan Kantor
Pusat dan
Cabang : Masalah
Khusus

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 18


HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG : MASALAH KHUSUS

Disamping Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang


Yang Bersifat Umum, Juga Masih Terdapat Hubungan
Lainnya Yang Menimbulkan Masalah Akuntansi Khusus.
Hubungan Ini Menyangkut :
 Pengiriman Uang Kas Antar Cabang,
 Pengiriman Barang Dagangan Antar Cabang, Dan
 Pengiriman Barang Dagangan Ke Cabang Dengan
Faktur Di Atas Harga Pokok Atau Harga Jual Eceran.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 19


• Pengiriman Uang Kas Antar Cabang
• Kegiatan cabang biasanya terbatas pada transaksi dengan kantor
pusat dan dengan pihak luar. Akan tetapi, dalam kejadian
tertentu, kantor pusat dapat memberikan perintah pengiriman
aktiva tertentu dari cabang yang satu ke cabang yang lain.
• Sebagai pengganti pembukuan perkiraan khusus dengan cabang,
biasanya cabang menetapkan pengiriman seperti ini melalui
perkiraan kantor pusat.

• Pengiriman Barang Dagangan Antar Cabang


• Apabila barang dagangan disediakan dan disalurkan oleh kantor
pusat kepada cabangnya, maka dalam hal tertentu, kantor pusat
dapat memberikan perintah pengiriman barang dari cabang yang
satu ke cabang yang lain.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 20


• Seperti halnya dengan pengiriman uang kas antar cabang,
pengiriman barang dagangan antar cabang juga ditetapkan
melalui penggunaan perkiraan kantor pusat dan bukan lewat
penggunaan perkiraan khusus dengan cabang.
• Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang, timbul
masalah khusus yang menyangkut biaya pengiriman. Cabang
layak dibebani dengan biaya pengangkutan atas barang yang
diterimanya.
• Untuk menetapkan harga pokok persediaan barang dagangan
pada akhir periode, biaya pengangkutan layak ditetapkan sebagai
bagian dari harga pokok persediaan akhir barang dagangan ini.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 21


• Tetapi cabang tidak harus dibebani dengan biaya pengangkutan
yang berlebihan apabila, karena rute pengiriman yang tak
langsung, menyebabkan biaya pengangkutan yang besar
jumlahnya. Dalam hal-hal seperti ini, cabang yang menerima
barang harus dibebani tidak lebih daripada biaya pengangkutan
normal sebagai pengiriman biasa.
• Kantor pusat langsung memerintahkan pengiriman antara
cabang dan bertanggung jawab atas kelebihan biaya ini yang
dianggap sebagai beban.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 22


• Pembuatan Faktur Kepada Cabang Dengan Jumlah Di atas
Harga Pokok
• Apabila kantor pusat memfaktur cabang untuk barang dagangan
dengan angka yang lain daripada harga pokok, maka
pembuatan faktur ini biasanya dilakukan dengan angka
manapun di atas harga pokok atau dengan harga jual eceran.
• Pembuatan ini dengan maksud agar para pemimpin cabang
tidak memperoleh informasi lengkap mengenai laba aktual dari
hasil operasi cabang.
• Kebijakan ini, dalam hal-hal lainnya, diikuti sebagai cara
pembebanan untuk perolehan dan penanganan barang serta
untuk biaya khusus, yang berkaitan dengan hubungan antara
kantor pusat-cabang.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 23


• Atas perolehan barang dari kantor pusat, cabang mencatat
beban yang tercantum dalam faktur yang menyertai barang ini.
Jika pembuatan faktur kepada cabang dilakukan dengan angka
yang melebihi harga pokok, maka laba yang ditetapkan oleh
cabang akan lebih kecil daripada laba aktualnya.
• Persediaan yang dilaporkan oleh cabang dengan angka
fakturnya akan melebihi harga pokok. Faktor ini harus ditetapkan
oleh kantor pusat dan akan mempengaruhi catatan akuntansinya
dalam mengikhtisarkan operasi cabang.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 24


• Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang Difaktur Dengan
Harga Di atas Harga Pokok
• Apabila unit-unit afiliasi mencatat pengiriman barang antar
kantor dengan harga pokok, maka penyusunan laporan
keuangan gabungan realtif mudah. Saldo perkiraan silang
kantor pusat dan cabang dihapuskan dan data-data neraca
kemudian digabungkan.
• Apabila barang yang dikirimkan ke cabang difaktur dengan
jumlah yang lain daripada harga pokok, maka timbul masalah
khusus dalam penyusunan laporan keuangan gabungan.
• Persediaan akhir dalam neraca cabang, yang dilaporkan
dengan jumlah lain daripada harga pokok harus dinilai
kembali menjadi harga pokok dalam menyusun neraca
gabungan.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 25


• Saldo persediaan awal dan akhir dalam perhitungan laba
rugi cabang, yang dilaporkan dengan jumlah yang lain
daripada harga pokok harus dinilai kembali ke dalam
harga pokok, dalam rangka penyusunan perhitungan laba
rugi gabungan.
• Apabila penyusunan laporan keuangan gabungan
membutuhkan penilaian kembali perkiraan riil dan
nominal serta eliminasi perkiraan silang, maka pada
umumnya dikehendaki untuk mengembangkan ikhtisar
seperti itu melalui penyusunan neraca lajur, yang meliputi
data-data neraca dan perhitungan laba rugi.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 26


PENGIRIMAN AKTIVA ANTAR CABANG ATAS
PERINTAH KANTOR PUSAT.
• Kantor pusat dapat meminta suatu kantor cabang mengirim
aktiva ke kantor cabang yang lain dengan alasan-alasan
tertentu.
• Untuk mempermudah pembahasan maka transaksi pengiriman
aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
1. Pengiriman kas
2. Pengiriman barang dagangan

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 27


PENGIRIMAN KAS ANTAR-KANTOR CABANG ATAS PERINTAH
KANTOR PUSAT
• Transaksi ini akan mempengaruhi masing- masing pihak yang terkait
sebagai berikut:
• Kantor cabang pengirim
Rekening kantor pusat.............xxx
Kas............................................xxx
• Kantor cabang penerima;
Kas...........................................xxx
Rekening kantor pusat..................xxx
• Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima..............xxx
Rekening kantor cabang pengirim................xxx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 28


PENGIRIMAN UANG KAS ANTAR CABANG
• Asumsikan bahwa atas perintah dari kantor pusat, cabang No.1
mengirimkan uang kas sebesar Rp. 1.000.000,- kecabang No.2.
Ayat-ayat jurnal untuk mencatat pengiriman ini pada buku kantor
pusat dan cabang adalah:

Kantor Pusat Cabang No.1 Cabang No.2


Cabang No.2 Rp 1.000.000 Kantor Pusat Rp 1.000.000 Kas Rp 1.000.000
Cabang No.1 Rp. 1.000.000 Kas Rp. 1.000.000 Kantor Pusat Rp 1.000.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 29


PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN ANTAR CABANG

• Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang, timbul


masalah khusus mengenai biaya pengiriman. Cabang layak
dibebani dengan biaya pengangkutan atas barang yang
diterimanya. Untuk menetapkan harga pokok persediaan barang
dagangan pada akhir periode, biaya pengangkutan layak
ditetapakan sebagai bagian dari harga pokok persediaan barang
dagangan.

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 30


PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN ANTAR-KANTOR CABANG
ATAS PERINTAH KANTOR PUSAT
• Kantor cabang pengirim;
Rekening kantor pusat......................xxx
Kas.....................................................................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat…...............xxx
Biaya angkut.......................................................xxx
• Kantor cabang penerima;
Pengiriman barang dari kantor pusat...........xxx
Biaya angkut....................................................xxx
Rekening kantor pusat.....................................xxx
• Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima.................xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim.........xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut..........................xxx
Rekening kantor cabang...................................xxx
Pengiriman barang ke cabang penerima...........xxx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 31


CONTOH

• Sebagai ilustrasi Kantor pusat mengirimkan barang kecabang No.5,


dengan dengan memfaktur barang itu sebesar Rp. 4.500.000
ditambah biaya pengangkutan yang dikeluarkan sebesar Rp.
600.000 Pada tanggal berikutnya, kantor pusat memerintahkan
cabang no.5 untuk mengirimkan barang ini kecabang no.8. Cabang
no.5 membayar biaya pengangkutan atas pengiriman barang ini
sebesar Rp. 450.000, Jika pengiriman dilakukan langsung oleh
kantor pusat kecabang no.8, maka biaya pengangkutannya akan
sebesar $650. Ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat
pengiriman barang dagangan antar cabang ini dalam buku kantor
pusat, cabang no.5, dan cabang no.8 adalah:

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 32


BUKU KANTOR PUSAT

Transaksi Ayat Jurnal


Pengiriman semula barang dan Cabang No.5 Rp. 5.100.000
pembebanan harga pokok barang serta Pengiriman Barang Dagangan
biaya pengangkutan pada cabang No.5 Ke Cabang No.5 Rp. 4.500.000
Kas Rp. 600.000
Kantor pusat memerintahkan Pengiriman Barang Dagangan
pengiriman barang dari cabang No.5 Ke Cabang No.5 Rp. 4.500.000
kecabang No.8, cabang No.8 dibebani Pengiriman Barang Dagangan
dengan harga pokok barang dan biaya Ke Cabang No.8 Rp. 4.500.000
pengangkutan normal, cabang No.5
dikredit untuk beban semula ditambah Cabang No.8 Rp 5.150.000
biaya pengangkutan atas pengirirman kelebihan Biaya pengangkutan
barang kecabang No.8 Atas Pengirman Barang
Dagangan Antar Cabang Rp. 400.000
Cabang No.5 Rp. 5.550.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 33


BUKU CABANG NO 5

Transaksi Ayat jurnal


Pengiriman semula barang dan Pengirman Barang Dagangan
pembebanan harga pokok barang Dari kantor pusat Rp. 4.500.000
serta biaya pengangkutan. Biaya Angkut Masuk Rp. 600.000
Kantor Pusat Rp. 5.100.000
Pengirman barang atas perintah Kantor Pusat Rp. 5.550.000
kantor pusat, pembebanan pada Pengirman Barang Dagangan
kantor pusat unutk beban semula Dari Kantor Pusat Rp. 4.500.000
ditambah biaya pengangkutan atas Biaya Angkut Masuk Rp. 600.000
pengirman terusan ke cabang No.8 Kas Rp. 450.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 34


BUKU CABANG NO.8

Transaksi Ayat jurnal


Pengiriman barang dari Cabang No.5, Pengirman Barang Dagangan
beban yang ditetapkan unutk harga pokok Dari Kantor Pusat Rp. 4.500.000
barang dan biaya pengangkutan normal Biaya Angkut Masuk Rp. 650.000
Kantor Pusat Rp. 5.150.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 35


PENGIRIMAN BARANG KE CABANG DI ATAS HARGA POKOK

• Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang


selalu di nota dan di catat berdasarkan harga pokok. Namun bisa
jadi Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang
di nota diatas harga pokok.
• Pembuatan faktur dengan angka di atas harga pokok, tujuanya
adalah agar para pimpinan cabang tidak memperoleh informasi
lengkap mengenai laba aktual dari hasil operasi cabang
• Oleh kantor pusat kelebihan harga nota harga yang dibebankan
pada kantor cabang di atas harga pokok akan dikredit ke
rekening “Cadangan Kelebihan Harga” atau “Laba Kotor Belum
Direalisir”. Jadi waktu mengirim barang, kantor pusat akan mencatat:

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 36


Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan sistem fisik:

R/K Kantor cabang ...................xxx


Pengiriman cabang ke Kantor cabang ..........xxx
Cadangan kelebihan harga ...........................xxx

Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan sistem


perpectual;

R/K kantor cabang ....................xxx


Persediaan barang dagangan ........................xxx
Cadangan kelebihan harga ............................xxx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 37


Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang
dibebankan oleh kantor pusat tersebut adalah di atas harga pokok.
Jadi kantor cabang akan mencatat berdasarkan harga nota yang
diterima.
• Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
R/K kantor pusat .................................................xxx
• Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan sistem
Perpectual;
Persediaan barang dagangan .........................xxx
R/K kantor pusat .................................................xxx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 38


• Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan
keuangan konsolidasi memberikan informasi yang
sesungguhnya, dengan kata lain agar laba atau rugi dari
kantor cabang menunjukkan laba yang sesungguhnya,
maka cadangan kelebihan atas barang dagangan yang
dijual oleh kantor cabang akan diperlakukan sebagai
penambah laba dari kantor cabang melalui jurnal:

Cadangan kelebihan harga ................xxx


Rugi-laba kantor cabang ...........................xxx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 39


CONTOH
Asumsikan bahwa barang dengan harga pokok Rp. 10.000.000
dikirimkan oleh kantor pusat, dan cabang yang dimaksud difaktur untuk
barang ini dengan angka 20% di atas harga pokok, atau sebesar Rp.
12.000.000, pengiriman ini dapat dicatat

Transaksi Buku Kantor Pusat Buku Kantor Cabang


Pengiriman barang Cabang No1 Rp.12.000.000 Pengirman B.D Dari
dagangan ke cabang: Pengiriman B.D.ke Kantor Pusat Rp.12.000.000
Harga Pokok bagi kantor Cabang No.1 Rp. 10.000.000 Kantor Pusat Rp.12.000.000
Pusat Cadangan kelebihan
Rp. 10.000.000 Harga Rp. 2.000.000
Pemfakturan ke cabang
Rp.12.000.000

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 40


Tugas Kelompok:
Kelompok 1 : Transaksi Derivatif Dan Valuta Asing: Derivatif

Kelompok 2 : Transaksi Derivatif Dan Valuta Asing: Valuta Asing

Kelompok 3 : Laporan Keuangan Valuta Asing

Kelompok 4 : Pelaporan Keuangan Segmen Dan Interim

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 41

Anda mungkin juga menyukai