1
AGEN: PERWAKILAN PERUSAHAAN
TETAPI TIDAK MEMPUNYAI OTONOM
UNTUK MELAKSANAKAN TOTAL BISNIS
2
CABANG MEMPUNYAI HAK OTONOM
UNTUK MELAKUKAN PEMBUKUAN DAN
MELAKSANAKAN TOTAL BISNIS.
3
Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan
antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala
usahanya lebih kecil dan merupakan
bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-
daerah lain
Terdapat perbedaan pengertian antara
Cabang dan Agen
4
KANTOR CABANG AGEN
6
AKUNTANSI AGEN
Dapat dilakukan dengan dua cara :
7
Contoh
PT. Cipaganti bergerak dalam bidang distributor alat rumah tangga. Pada tanggal 1
Agustus 2008 membuka agen di daerah bekasi. Metode pencatatan persediaan
dengan metode physical. Kantor pusat mencatat operasi agen dengan laba/rugi
terpisah dan menggunakan imprest fund untuk dana kas kecil.
Transaksi bulan Agustus 2008 :
1. Kantor pusat mengirimkan uang tunai kepada agen sebesar Rp. 3.500.000,-
2. Agen berhasil menjual barang dagang secara kredit yang disetujui kantor pusat
sebesar Rp. 15.500.000,- ditambah PPN 10%.
3. Agen mempertanggungjawabkan pengeluaran dan menerima dana kas kecil.
Pengeluaran kas kecil sebagai berikut :
- Gaji salesman sebesar Rp. 1.800.000,- dipotong PPh 21 sebesar Rp. 82.000,-
- Sewa bangunan Rp. 1.000.000,- per bulan dan dipotong PPh 23 sebesar
Rp. 150.000,-
- Listrik, telepom dan air Rp. 275.000,-
- Perjalanan dinas Rp. 325.000,-
8
Contoh
Transaksi bulan Agustus 2008 :
4. Pengeluaran kas oleh kantor pusat atas kegiatan agen Bogor sebagai berikut :
- Perlengkapan iklan yang dibeli dan dikirim ke agen sebesar Rp. 580.000,-
9
Mencatat transaksi agen pada buku Kantor Pusat
10
Jurnal Penutup
11
AKUNTANSI CABANG
CABANG MENCATAT SEMUA TRANSAKSI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN SELURUH TRANSAKSI
OPERASI SENDIRI,HANYA TRANSAKSI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KANTOR PUSAT
SEPERTI DROPPING KAS,PERSEDIAAN DAN
BEBAN YANG DARI KANTOR PUSAT.
12
AKUNTANSI CABANG
PADA AKHIR PERIODE PERUSAHAAN SECARA
KESELURUHAN PUSAT DAN CABANG HARUS
MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
GABUNGAN .
SEMUA TRANSAKSI KANTOR PUSAT DAN
CABANG DI BATALKAN, KEKAYAAN DAN
HUTANG CABANG DAN PUSAT DI JADIKAN
SATU.
13
AKUNTANSI CABANG
Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan
sistem akuntansi hubungan cabang dengan pusat,
yaitu melalui sistem sentralisasi dan sistem
desentralisasi
Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor cabang
diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi hampir mirip
dengan pencatatan kantor agen dimana rugi-laba
kantor agen dipisahkan dari rugi-laba kantor pusat.
Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan
kantor cabang masih terbatas/ kantor cabang masih
relatif kecil.
14
Dalam sistem desentralisasi, pencatatan transaksi
di kantor cabang diselenggarakan oleh kantor
cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh
kantor pusat maka terdapat pos-pos tertentu yang
pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.
Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara Pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal
Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap
transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda
dengan jurnal biasa.
15
Sistem Sentralisasi
Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan
kantor cabang.
16
Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat
Rp.1500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok atas
barang dagangan yang dijual tersebut masing-masing Rp. 1000.000
dan Rp. 400.000.
17
Sistem Desentralisasi
Transaksi keuangan kantor cabang di dalam
sistem desentralisasi dikelompokkan menjadi 2
transaksi, yaitu:
1) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor
pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini dicatat baik oleh kantor cabang maupun
kantor pusat.
2) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga.
Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini
tidak dicatat oleh kantor pusat.
18
Contoh transaksi yg memengaruhi kantor pusat
dan kantor cabang, a.l:
1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke
kantor cabang dan sebaliknya
2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke
cabang dan sebaliknya
3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor
cabang dan sebaliknya
4) Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor
cabang dan sebaliknya
19
Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx
20
Masalah Khusus Hubungan Kantor
Pusat dan Kantor Cabang
Kantor cabang di luar negeri.
Pengiriman barang ke cabang dinota di atas
harga pokok.
Pengiriman aktiva antar cabang atas
perintah kantor pusat.
21
Pengiriman barang ke cabang dinota
di atas harga pokok
Dalam pembahasan di muka pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang
selalu di nota dan di catat berdasarkan harga
pokok. Namun bisa jadi Pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang di
nota diatas harga pokok.
Oleh kantor pusat kelebihan harga nota harga
yang dibebankan pada kantor cabang di atas
harga pokok akan dikredit ke rekening
“Cadangan Kelebihan Harga” atau “Laba Kotor
Belum Direalisir”. Jadi waktu mengirim barang,
kantor pusat akan mencatat:
22
Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan sistem fisik:
23
Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota
yang dibebankan oleh kantor pusat tersebut adalah di atas
harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat
berdasarkan harga nota yang diterima.
Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan
sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
R/K kantor pusat ............................xxx
Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan
sistem fisik;
Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx
R/K kantor pusat ............................xxx
24
Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan
keuangan konsolidasi memberikan informasi yang
sesungguhnya, dengan kata lain agar laba atau
rugi dari kantor cabang menunjukkan laba yang
sesungguhnya, maka cadangan kelebihan atas
barang dagangan yang dijual oleh kantor cabang
akan diperlakukan sebagai penambah laba dari
kantor cabang melalui jurnal:
Cadangan kelebihan harga ................xxx
Rugi-laba kantor
cabang ...........................xxx
25
Pengiriman aktiva antar cabang atas
perintah kantor pusat.
Kantor pusat dapat meminta suatu kantor
cabang mengirim aktiva ke kantor cabang
yang lain dengan alasan-alasan tertentu.
Untuk mempermudah pembahasan maka
transaksi pengiriman aktiva antar cabang
atas perintah kantor pusat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
1. Pengiriman kas
2. Pengiriman barang dagangan
26
Pengiriman Kas Antar-Kantor
Cabang Atas Perintah Kantor Pusat
Transaksi ini akan mempengaruhi masing- masing pihak
yang terkait sebagai berikut:
Kantor cabang pengirim
Rekening kantor pusat.............xxx
Kas............................................xxx
Kantor cabang penerima;
Kas...........................................xxx
Rekening kantor pusat..................xxx
Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima..............xxx
Rekening kantor cabang pengirim................xxx
27
. Pengiriman Barang dagangan
Antar-Kantor Cabang Atas Perintah
Kantor
Kantor cabang pengirim;
Pusat
Rekening kantor pusat......................xxx
Kas.....................................................................xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat…..............xxx
Biaya angkut.......................................................xxx
Kantor cabang penerima;
Pengiriman barang dari kantor pusat...........xxx
Biaya angkut.....................................................xxx
Rekening kantor pusat.....................................xxx
Kantor pusat;
Rekening kantor cabang penerima.................xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim.........xxx
Rugi-kelebihan biaya angkut..........................xxx
Rekening kantor cabang...................................xxx
Pengiriman barang ke cabang penerima...........xxx
28
Selesai
29