Anda di halaman 1dari 38

AKUNTANSI UNTUK

OPERASI CABANG

OLEH :
SALMAH PATTISAHUSIWA,
SE., M.SI., AK., CA
EKSPANSI
1. Eksternal (memperoleh perusahaan lain dg
penggabungan Usaha)

2. Internal (pertumbuhan 1 lokasi, memperluas usaha


dg membangun lokasi tambahan )
Contoh : Careffur
Ketika operasi dilakukan lebih dari satu lokasi

Agen Penjualan, Cabang, Pabrik


PERBEDAAN
AGEN PENJUALAN CABANG
1. Tidak beroperasi secara 1. Memiliki otonomi dan
otonom tetapi bertindak memberikan rentang
atas nama kantor pusat persediaan lebih besar

2. Tidak menyimpan stock 2. Menyimpan stock


Persediaan

3. Meneriman pesanan dan 3. Mengarsip pesanan


diarsip Kantor Pusat

4. Pemberian kredit oleh 4. Dibeberapa perusahaan


kantor pusat menjalankan fungsi
kredit secara mandiri,
ex: Matahari Departemen
store
PERBEDAAN
AGEN PENJUALAN CABANG
1. Tidak mengelola sistem 1. Mengelola sistem
akuntansi keuangan, akuntansi keuangan,
hanya menyimpan sedang transaksi agen
catatan penting dalam dicatat Kantor pusat
menjalankan usahanya Sebagian besar mengelola
sistem akuntansi keuangan
scr lengkap

• Laporan keuangan tdk


terpisah/jadi satu secara
keseluruhan
• Terpisah untuk tujuan
internal  Pertanggung
SISTEM DAN ENTITAS
AKUNTANSI
 Akuntansi Untuk Agen Penjualan

 Contoh :
 PT Cemara sebuah perusahaan manufaktur
struktur modular dan partisi di Jakarta yang
membangun sebuah agen penjualan di
Surabaya
 Jurnal Kantor Pusat dan Agen Penjualan sbb:
Transaksi Jurnal di Kantor Pusat
1. Menyewakan tanah untuk Sewa d.d – Agen Sby 50 jt
fasilitas penjualan Kas 50 jt
2. Membangun dan merapikan Leasehold Improv.–ASby80 jt
gedung untuk fasilitas Perabot - ASby 21 jt
penjualan Peralatan - ASby 16 Jt
Kas 117jt

3. Transfer Kas ke agen sbg Kas kecil – ASby 2,5 jt


dana kas kecil Kas 2,5 jt

4. Transfer persediaan yang Pers. contoh –ASby 135 jt


akan digunakan untuk Persediaan 135 jt
contoh Agen
Transaksi Jurnal di Kantor Pusat
5. Membayar tagihan yang Beb. Utilitas – ASby 1,1 jt
diterima Kan Pus atas Beb. Kantor – ASby 0,8 jt
beban agen Penjualan Beb. Asuransi- ASby 2,0 jt
Beb. Perjln – ASby 1,4 jt
Beb. Iklan – ASby 2,7 jt
Kas 8 jt
6. Membayar Gaji kary. Beb. Gaji- ASby 31 jt
Agen Penjualan Kas 31 jt
7. Memenuhi pesanan dari a. Piutang Dagang 88 jt
Agen Penjualan Penjualan – ASby 88 jt

b. Beb. HPP – ASby 56 jt


Persediaan 56 jt
Transaksi Jurnal di Kantor Pusat
8. Mengganti kembali dana Beb. Kantor – ASby 420 rb
kas kecil agen penjualan Beb. Perjl – ASby 1,2 jt
Beb. TK Sem – ASby 750 rb
Kas 2,37 jt

9. Mencatat ayat jurnal Beb. Sewa – ASby 25 jt


penyesuaian akhir periode Beb Penyst – ASby 14,5 jt
Beb. Gaji – ASby 1,9 jt
Sewa dd – ASby 25 jt
Akm Penyst – ASby 14,5jt
Utang Gaji – ASby 1,9jt
 Ada dua sistem yang digunakan dalam
pencatatan sistem akuntansi hubungan cabang
dengan pusat, yaitu melalui sistem sentralisasi
dan sistem desentralisasi
 Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor
cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi
hampir mirip dengan pencatatan kantor agen
dimana kantor agen dipisahkan dari laba-rugi
kantor pusat.
 Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan
kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor
cabang masih relatif kecil.
 Dalam sistem desentralisasi, pencatatan
transaksi di kantor cabang diselenggarakan oleh
kantor cabang sendiri. Namun bila dikehendaki
oleh kantor pusat maka terdapat pos-pos
tertentu yang pencatatannya dilakukan oleh
kantor pusat.

 Hal yang penting mengenai akuntansi dan


pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara Pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal
Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap
transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda
dengan jurnal biasa.
SISTEM SENTRALISASI
 Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000
untuk pembukaan kantor cabang.
Kas - Ktr Cabang 200.000
Kas (aktiva) 200.000
 Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp.
150.000 secara kredit.
Aktiva tetap - Ktr Cabang 150.000
Kas Ktr.Cabang 150.000
 Pembelian barang dagangan semuanya secara
kredit: Kantor Pusat Rp.1.200.000, kantor
cabang Rp. 800.000
Persediaan 1.200.000
Utang Dagang 1.200.000
Persed. ktr cabang 800.000
Utang Dagang 800.000
 Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke
kantor cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000
SAMBUNGAN

 Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor


Pusat Rp.1.500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok
atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-masing Rp.
1.000.000 dan Rp. 400.000.
Piutang dagang 1.500.000
Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000

 Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1.300.000,


Kantor Cabang Rp. 500.000.
Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000
SISTEM DESENTRALISASI

 Transaksi keuangan kantor cabang di dalam


sistem desentralisasi dikelompokkan menjadi 2
transaksi, yaitu:
1) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor
pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini dicatat baik oleh kantor
cabang maupun kantor pusat.
2) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak
ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat
sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh
kantor pusat.
 Contoh transaksi yg memengaruhi kantor pusat
dan kantor cabang, a.l:

1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke


kantor cabang dan sebaliknya
2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke
cabang dan sebaliknya
3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd
kantor cabang dan sebaliknya
4) Pengakuan laba/rugi kantor cabang:
5) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor
cabang dan sebaliknya
Kantor Kantor
Pusat Cabang
R/K. Ktr Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K. Ktr Pusat xxx

R/K. Ktr Cabang xxxx Pengiriman brg dr Ktr Pusat xxx


Pengiriman brg ke Ktr Cabang xxx R/K. Ktr Pusat xxx

R/K. Ktr Cabang xxx Biaya xxx


Biaya xxx R/K. Ktr.Pusat xxx

R/K. Ktr Cabang xxx Ikhtisar L/R xxx


L/R Ktr Cabang xxx R/K. Ktr Pusat xxx

R/K. Ktr Cabang xxx Kas xxx


Piutang xxx R/K. Ktr Pusat xxx
• AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
 Kantor pusat dan cabang harus mencatat
transaksi yg terjadi pada sistem akuntansi
masing – masing.
 Akun-akun intraperusahaan
 Akun tsb. merupakan akun resiprokal antar KP
dan Cabang  saldo berlawanan arah
 Akun antar persh di pembukuan kantor pusat 
Investasi di Cabang
 Akun resiprokal di pembukuan cabang  Kantor
Pusat
 Prosedur Akt = induk dan cabang  metode
ekuitas
CONTOH

Inv di Cabang (Bk. Ktr P) Ktr Pusat (Bk. Ktr.Cabang)


xxx Transfer aset ke Cabang xxx
xxx Transfer aset dr Cabang xxx
xxx Laba Cabang xxx
xxx Rugi Cabang xxx
PENDIRIAN CABANG
 Transfer aset ke cabang di catat KP  akun Investasi di
Cabang; begitu juga dg cabang  akun Kantor Pusat
 Contoh :
 PT Jaya yang berlokasi di Jakarta mendirikan sebuah
cabang di Medan Sumut.
 KP mentransfer ke Cabang berupa kas Rp.20 juta,
peralatan kantor baru Rp.5 juta dan peralatan toko
baru Rp. 30 juta
KANTOR PUSAT (h) CABANG ( b)
H-1 Inv. Di Cab Medan 55 jt B -1 Kas 20 jt
Kas 20 jt Perl. Kantor 5 jt
Peralatan Kantor 5 jt Perl. Toko 30 jt
Peralatan Toko 30 jt Kantor Pusat 55 jt
Transfer aset ke cabang Medan Transfer Aset dr Kantor Pusat
 Neraca terpisah yang dibuat cabang Medan
setelah transfer sbb :
asset Kewajiban
Kas 20 juta
Peralatan Kantor 5 juta
Peralatan Toko 30 juta Kantor Pusat 55 juta

total 55 juta total 55 juta


PENGAKUAN LABA CABANG
 Laba tiap cabang dihitung secara periodik dg
cara yg normal seperti biasa

 Cabang jarang menghitung PPh atas laba


untuk setiap cabang / mencatat beban PPh
atas laba di pembukuan  kewajiban
perusahaan secara keseluruhan

 Seluruh pendapatan dan biaya di tutup ke


ikhtisar Laba Rugi  saldo menunjukkan
laba cabang pd suatu periode dan di tutup ke
akun Kantor Pusat
CONTOH :
IKHTISAR L/R CABANG MEDAN MEMILIKI SALDO
KREDIT RP. 63 JUTA PD AKHIR PERIODE

Cabang (Menutup Ikhtisar L/R) KP (Mencatat Laba Cabang Medan)


B-3 Ikhtisar L/R 63 juta H-4 Inv dari CMedan63 juta
KP 63 juta Laba CMedan 63juta
Menutup ikhtisar Laba rugi Mencatat laba cabang Medan

Laporan Keuangan keseluruhan  laba Cabang Medan di


eliminasi
PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN KE CABANG
 Cabang yang membeli dan menjual persediaan
diperoleh dari :
1. Kantor pusat
2. Diijinkan sebagian dari eksternal ( dicatat seperti
biasa)
Contoh : Cabang Medan membeli persediaan Rp. 5 juta
dari penjual grosir independen dan cabang menerapkan
metode persediaan perpectual
B5 Persediaan 5 juta
Kas (Utang Dagang) 5 juta
Mencatat pembelian persediaan dari pihak
eksternal

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat di buku Kantor Pusat


BARANG DAGANGAN YANG DITAGIH SEBESAR
NILAI PEROLEHAN
Contoh : Kantor Pusat PT jaya mentransfer
persediaan dengan harga perolehan Rp. 8
juta ke Cabang Medan
KANTOR PUSAT CABANG MEDAN
H-6 Inv di Cbg Mdn 8 jt B-7 Persediaan 8 jt
Persediaan 8 jt Kantor Pst 8 jt
Transfer Persed. ke Cabang Transfer Persed. Dari
Medan Kantor Pusat

TIDAK ADA KEUNTUNGAN YANG DIAKUI OLEH KANTOR


PUSAT ATAS TRANSFER TSB.
SELURUH KEUNTUNGAN DIAKUI CABANG SAAT MENJUAL
PERSEDIAAN KEPADA PIHAK EKSTERNAL.
BIAYA PENGIRIMAN BARANG DAGANG
 Biaya Pengiriman yang timbul atas pengiriman
persediaan dari KP ke Cabang menjadi bagian dari
biaya perolehan persediaan cabang.
Contoh : KP Jaya membayar Rp. 100.000 untuk
pengiriman persediaan senilai Rp. 8 juta ke Cabang
Medan
KANTOR PUSAT (h) CABANG ( b)
H-8 Inv. Di Cab Medan 8,1 jt B -9 Persediaan 8,1 jt
Pers 8jt Kan Pus 8,1 jt
Kas 0,1 jt
(Transfer persediaan ke (transfer persediaan dari
Cabang Medan dan membayar Kantor Pusat)
ongkos kirim)
BARANG DAGANG YANG DITAGIH MELEBIHI BIAYA
PEROLEHAN
 Nilai persediaan dari Kantor Pusat > dari Harga
Perolehan Kantor Pusat Kantor Pusat dan
setiap cabang diperlakukan sebagai pusat
keuntungan
 Dianggap Laba antar perusahaan dalam
pengiriman persediaan ke cabang
 Laba cabang dihitung sebagai selisih antara
harga transfer dengan harga jual ke eksternal
 Contoh : KP PT Jaya memperoleh persediaan
dengan harga Rp. 12 juta dan mengirimkan ke
cabang Medan dengan menagih ke cabang Rp.
15 juta
JURNAL

KANTOR PUSAT (h) CABANG ( b)

H-10 Inv. Di Cab Medan15jt B -11 Pers. Dari KP 15jt


Persediaan 12 jt KP 15jt
Laba AntarPersh
yg belum
terealisasi 3jt
Transfer persediaan ke Cab (transfer persediaan dari KP)
Medan ditagih melebihi Harga
Perolehan) Catt :
Akun persediaan  Fasilitas
Terealisasi bila dijual ke eliminasi Laba intraperusahn
pihak eks/ sd dijual yg belum direalisasi
KETIKA CABANG MENJUAL
1. Cabang mengakui laba sebesar selisih
Harga Jual ke eksternal dg harga transfer
dari KP

2. KP mengakui laba antarperusahaan yg


sebelumnya ditangguhkan

 Contoh : Cab Medan menjual 80%


persediaan yg ditransfer dari KP
ALTERNATIF 1
 Laba intraperusahaan dialokasikan ke Cabang

 H-12 Laba antarpersh blm terealisasi 2,4 jt


Laba Cabang Medan 2,4 jt
(mengakui laba intraperusahaan = 3 juta x 0,8)
ALTERNATIF 2
 Laba antarperusahaan diakui oleh KP

 H-12a Laba antarpersh blm terealisasi 2,4 jt


Laba terealisasi atas
pengiriman ke Cabang 2,4 jt

(mengakui laba antarperusahaan = 3 juta x 0,8)


AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG
 Di catat di cabang
 Contoh : KP PT. Jaya membeli peralatan kantor
Rp. 30 juta untuk Cabang Medan

KANTOR PUSAT CABANG MEDAN

H-13 Inv di Cmedan 30 jt B-14 Peralatan Kantor 30 jt


Kas 30 jt KP 30 jt

(membeli peralatan untuk (Pembelian peralatan Kantor


cabang) oleh KP)
 Jika AT cabang dicatat hanya di pembukuan
KP
 Contoh : KP membeli Rp 30 juta PT untuk CMedan
dan peralatan dicatat di pembukuan KP dibanding di
cabang

KANTOR PUSAT CABANG MEDAN

H-15 Peraltn Toko CMedan30 jt tidak ada jurnal


Kas 30 jt

(membeli peralatan untuk cabang)


 A. Jika Cabang membeli AT cabang yg dicatat
di pembukuan KP

 Contoh : Cab medan membeli peralatan toko


senilai Rp.30 juta untuk digunakan cabang tetapi
di catat di pembukuan Kantor Pusat
KANTOR PUSAT CABANG MEDAN

H-17 Peraltn Toko CMdn30 jt B- 16 KP 30 juta


Inv di CMdn 30jt Kas 30 jt

(Pembelian peralatan cabang ( Pembelian peralatan)


oleh cabang Medan)
PEMBAGIAN BEBAN SECARA
PROPORSIONAL
 Beban cabang yang terjadi dan dibayar oleh
cabang dicatat pd pembukuan cabang
 KP melakukan pengalokasian ke cabang sbb:
1. Beban yg dikeluarkan oleh cabang tapi dibayar KP 
persediaan yg dibeli dari pihak eksternal oleh cabang
ditagih ke KP

2. Beban yg dikeluarkan oleh KP atas nama cabang 


Penyusutan peralatan cabang dicatat di KP Biaya
promosi cabang dialokasikan oleh KP

3. Alokasi biaya yg dikeluarkan KP  sebagian dari Biaya


Promosi Umum/ Biaya Overhead KP
ALOKASI
1. Berdasarkan laba cabang dan dicatat pada
pembukuan KP
2. Cabang mendapat alokasi beban  cabang
mencatat beban pada perusahaan
Contoh : KP PT. Jaya mengeluarkan biaya Rp
35 juta yg dialokasikan ke cabang Medan

Beban utilitas (beban yg terjadi di Cabang Medan dan 14 juta


ditagihkan ke akun utama KP)
Beban penyusutan (aset Cabang Medan yg dicatat di 3 juta
pembukuan Kantor Pusat)
Overhead umum ( dialokasikan ke Cabang Medan 8 juta
berdasarkan penjualan kotor)
Total biaya 35 juta
 KP telah mencatat beban tsb dg cara yang
normal, seolah olah beban tsb terkait dg KP
 Secara pereodik KP memberitahukan Cabang
beban yg dialokasikan
 KP mencatat jurnal setelah memberitahu
cabang
 Beban yang dialokasikan 35 juta
JURNAL

KANTOR PUSAT (h) CABANG ( b)

H-18 Inv. Di Cab Medan 35 jt B-19 Bi. Utilitas 14 jt


Bi. Utilitas 14 jt Bi. Penyst 3 jt
Bi. Penyst 3 jt BOU 18 jt
BOU 18 jt Kantor Pusat 35 jt

(Mencatat beban ke CM)


(Mengalokasikan beban ke
CM)
LAPORAN KEUANGAN UNTUK
PERUSAHAAN SECARA KESELURUHAN
 Ketika kantor pusat dan cabang dapat mengelola
pembukuan tersendiri untuk tujuan pencatatan
pembukuan dan evaluasi internal, laporan
akuntansi eksternal mempresentasikan kantor
pusat dan cabangnya sebagai entitas tunggal;
entitas pelaporan adalah perusahaan secara
keseluruhan.
 Dalam penyusunan laporan keuangan akun kantor
pusat dan kantor cabang akan digabungkan.
 Penyusunan laporan keuangan secara
keseluruhan umumnya menggunakan kertas
kerja.
 TERIMA
 KASIH

Anda mungkin juga menyukai