Anda di halaman 1dari 27

DR. SET ASMAPANE, SE., M.SI.

, AK, CA

Bab 5
Konsep Dasar
Konsep Dasar

• Konsep yang dianut dan dijadikan dasar


dalam penalaran dan perekayasaan.
• Disebut dasar karena kalau dianut akan
mempunyai implikasi tertentu.
• Standar pada umumnya dilandasi konsep
dasar tertentu.
• Disebut dengan berbagai nama.
Berbagai Nama

• Postulat (postulates)
• Asumsi dasar (basic assumptions)
• Sifat dasar (basic features)
• Prinsip mendasar/umum (pervasive/broad
principles)
• Aksioma (axioms)
• Doktrin (doctrines)
• Konvensi (conventions)
• Fundamental (fundamentals)
• Premis dasar (basic premises)
• Kendala (constraints)
Sumber Konsep Dasar
1. IAI/IASC
a. Basis akrual (accrual basis)
b. Usaha berkelanjutan (going concern)
2. Paul Grady (1965), konsep:
a. Hak milik pribadi
b. Entitas bisnis spesifik
c. Going Concern
d. Monetery unit
e. Consistency between period
f. Perlakuan akuntansi yg beragam
g. Conservatisme
h. Keterandalan
i. Materialitas
j. Time Lines
Lanjutan

3. Accounting Principles Board (APB), konsep


a. Accounting entity
b. Going Concern
c. Measurement
d. Time Period
e. Unit Monetery
f. Accrual
g. Exchange price
h. Angka pendekatan
i. Judgment
j. Informasi keuangan umum
k. LK berkaitan secara mendasar
l. Substansi dari pada bentuk
m.Materialitas
Lanjutan
4. Wolk, Tearney, dan Dodd, konsep
a. Going Concern
b. Time periode
c. Accounting Entity
d. Monetery Unit
5. Anthony, Hawkins, dan Merchant, konsep
a. Monetery unit
b. Busines entity
c. Going Concern
d. Aspek Ganda
e. Accounting Period
f. Conservatism
g. Realisasi
h. Penandingan (Matching)
i. Konsistensi
j. Materialitas
Lanjutan
6. Paton dan Littleton, konsep
a. Business entity
b. Continuity activity (GC)
c. Pengharagaan kesepakatan
d. Kos melekat
e. Upaya dan capaian/hasil
f. Bukti terverifikasi dan objektif
g. Asumsi
7. Sumber lain (buku-buku akuntansi keuangan pada
umumnya termasuk buku-buku teori akuntansi)

Beberapa sumber menunjukkan adanya peberdaan dan


persamaan konsep dasar yg dipengaruhi oleh lingkungan,
atau persepsi terhadap pendefenisian konsep
Mengapa isi berbeda antarsumber?

• Tujuan penulisan yang berbeda.


• Persepsi tentang lingkungan akuntansi yang
berbeda.
• Suatu konsep dasar merupakan turunan dari
konsep dasar yang lain (perbedaan level
konsep).
• Pencampuran antara konsep dasar dan
karakteristik kualitatif informasi.
• Perbedaan pengertian yang mencakupi
konsep dasar.
Karakteristik Konsep Dasar

1. Cukup mendasar
2. Koheren (saling berkaitan secara logis)
3. Menjelaskan konsep dasar lain yang
merupakan turunannya
1. Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan


dipandang sebagai badan atau orang yang:
• berdiri sendiri,
• bertindak atas namanya sendiri, dan
• terpisah dari pemilik.

Konsep ini didukung secara administratif dan yuridis.


Batas kesatuan adalah EKONOMIK bukan YURIDIS –
Holding Company
Visualisasi Konsep Kesatuan Usaha
Kesatuan Usaha Pemilik

terpisah

Akuntan
Implikasi Konsep Kesatuan Usaha
1. Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan
subjek pelaporan
2. Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan
bisnis sehingga perlu adanya pertanggung jawaban
3. Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada
pemilik (Gambar 5.2)
4. Pendapatan merupakan kenaikan aset (Gambar 5.3)

5. Biaya merupakan penurunan aset (Gambar 5.3)


6. Sistem berpasangan dalam pencatatan dan
pelaporan
7. Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
8. Statemen keuangan berartikulasi (Gambar 5.4) –
mempunyai makna tertentu pd setiap kelompok
2. Kontinuitas Usaha

• Kesatuan usaha akan berlangsung terus bila tidak ada


gejala atau rencana untuk membubarkannya.
• Dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen
keuangan, umur manafaat ekonomik aset, usaha
• Lawan/pasangan konsep likuidasi.
• Perusahaan tidak didirikan untuk usaha-usaha
sporadik dan berjangka pendek

Dasar validitas konsep (hal yg mendasari kebenaran


konsep):
* Masa datang tidak pasti
• Kelangsungan hidup merupakan harapan umum
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha

• Laba periodik menjadi informasi penting dalam


menilai daya melaba (earning power)
• Laporan laba-rugi periodik merupakan
penggalan aliran laba jangka panjang sehingga
bersifat tentatif
• Laporan laba-rugi periodik harus disajikan
secara komparatif atau serial
• Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar
sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk
dalam laporan laba-rugi (mendasari all-
inclusive)
• Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan
sisa potensi jasa bukan nilai perusahaan
Lanjutan

• Dengan berjalannya waktu, makin ke


kanan sumber ekonomik kesatuan usaha
SEHARUSNYA akan semakin besar.
• Aliran masuk pendapatan dan biaya
tentunya juga SEHARUSNYA makin besar.
• Karena neraca menunjukkan sisa potensi
jasa pada suatu saat, pengukuran pos-pos
nya berbasis kos historis. (sisa potensi jasa
TIDAK berkonotasi semakin sedikit)
3. Penetapan Kesepakatan Harga

• Jumlah rupiah atau besarnya harga yang disepakati


dalam tiap transaksi atau pertukaran, merupakan
pengukur dan bahan olah akuntansi yang paling objektif.

Dasar validitas konsep (hal yg mendasari kebenaran


konsep):

• Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran


• Kesepakatan dua pihak independen menjamin harga
kesepakatan
• objektivitas dan keterandalan pengukuran.
Cost sebagai Data Dasar/Bahan Olah

• Kesepakatan dapat diartikan sebagai terukur atau diukur


oleh dua pihak yang independen.
• Kesepakatan harga disebut juga dengan agregat-harga
(price-aggregate).
• Kesepakatan harga atau agregat-harga, netral terhadap
pihak yang bertransaksi.
• Istilah cost dapat mengganti measured consideration atau
price-aggregate asalkan dimaknai secara luas (in a broad
sense).
• Cost dalam arti luas dapat diserap menjadi kos dan menjadi
data dasar akuntansi dalam penyediaan informasi semantik
• Cost tidak sama maknanya dengan biaya (expense).

Dalam Akuntansi, bukan hanya Cost sebagai Data


Dasar/Bahan Olah, tetapi juga expense bahkan losess
Asumsi/Implikasi Harga Yang Disepakati

• Pihak yang melakukan • Biaya tidak tepat


pertukaran merupakan sebagai padan kata
pihak yang independen cost, tetapi harga
dan setara dalam hal perolehan
kemampuan dan • Cost merepresentasi
kehendak (arm’s besarnya jasa di balik
length bargaining). angka cost.
• Satuan mata uang • Cost merupakan
stabil. pengukur semua
• Kos merupakan elemen statemen
pengukur bukan keuangan yang
elemen statemen berbasis cost historis
keuangan. (Gambar 5.7).
4. Biaya/Cost Melekat

Biaya/Cost melekat pada objek yang direpresentasinya.


Gabungan berbagai objek untuk membentuk objek baru
hanya memerlukan gabungan biaya yang melekat pada
tiap objek pembentuk.

Dasar validitas konsep:

• Tujuan penelusuran biaya adalah untuk


merunut/mengetahui/mengukur upaya (effort)
• Biaya dapat dipecah dan digabung seakan-akan
mempunyai daya saling mengikat
• Dilandasi biaya terkandung (embodied cost), yaitu biaya
yg benar2 terkandung dlm suatu objek/produk, (berbeda
dgn biaya pengganti atau displacement cost)
Biaya Terkandung versus Biaya Penggantian

Rp1.500 Rp3.000 Kos terkandung (embodied)

Berapa kos objek yang nyatanya


Material
sekarang ini ada di tangan?

Rp500

Tenaga kerja langsung


Seandainya objek ini tidak dimiliki
sekarang, berapa jumlah rupiah
Rp1.000 untuk memperolehnya?

? Kos penggantian (displacement)

Overhead
Implikasi Biaya/Cost Melekat

• Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran


biaya/cost.
• Biaya/cost mengalami tiga tahap perlakuan:
pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan.
• Penggabungan biaya/cost tidak memperhitungkan/
mengakui tambahan utilitas objek yang diikuti.
• Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak
independen terhadapnya (terjual/terpakai).
• Produk menjadi wadah penggabungan biaya/cost
yang mudah dikaitkan dengan produk.
• Periode menjadi wadah penggabungan baiay/cost
yang tidak mudah dikaitkan dengan produk.
5. Upaya dan Hasil

Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil atau


capaian berupa pendapatan.
Jadi, biaya (penyerahan barang dan jasa) menimbulkan
pendapatan bukan sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.

Dasar validitas konsep:

• Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.


• Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya
membuahkan hasil.
• Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan
beban,siksaan, atau cobaan.
• Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.
Implikasi Upaya dan Hasil

• Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang


bermakna.
• Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi
pendapatan dan biaya yang ideal.
• Laba akuntansi merupakan residual hasil
penandingan.
• Hanya biaya/coat aktual yang ditandingkan.
• Dianutnya asas akrual.
• Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
• Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka
panjang.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif

• Kebermanfaatan informasi akan tinggi kalau informasi didukung


dengan bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.

• Terverifikasi: memungkinkan orang untuk meyakinkan kebenaran


akan sesuatu.

• Objektif: penentuan kebenaran didasarkan atas fakta bukan


subjektivitas.

• Akuntansi mendasarkan diri pada objektivitas relatif sesuai


dengan keadaan yang melingkupi.
Implikasi Bukti Terverifikasi dan Objektif

• Menentukan tingkat kewajaran dalam


pengauditan.
• Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam
perspektif jangka panjang.
• Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan
bukti yuridis.
• Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam
akuntansi bersifat relatif atau bertingkat (terbaik
diperoleh) bukannya mutlak.
6. Asumsi
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak
dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu.
• Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan
konsep kontinuitas usaha.
• Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau
panjang.
• Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang
bertindak rasional.
• Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan
pada asumsi bahwa mata uang stabil.
• Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada
asumsi bahwa tujuan umum perusahaan adalah mencari
laba.
• Pengakuan transaksi lebih menngedepankan substansi
ekonomik dari pada substansi yuridis
Konservatisme

• Sikap dalam berhati-hati menghadapi ketidakpastian dengan


cara mengambil keputusan atas dasar potensi kemungkinan
munculnya suatu biaya/kerugian yang terjelek dimasa yad.

Implikasi akuntansi:

• Dalam kondisi ketidakpastian, akuntansi akan memilih


perlakuan atau menentukan standar atas dasar munculan
yang kurang menguntungkan.

• Akibatnya, biaya/rugi segera diakui walaupun belum pasti


terjadi sementara pendapatan/untung tidak diantisipasi atau
diakui walaupun cukup pasti terjadi.

Anda mungkin juga menyukai