Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 7

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG - PERBEDAAN


AGEN DAN CABANG

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memperlajari materi, Mahasiswa mampu:
1. Mengkarakteristikan Agen Penjualan dan Cabang
2. Mengelola transaksi - transaksi agen yang dicatat dicatat kantor pusat.

B. URAIAN MATERI
1. AGEN PENJUALAN DAN CABANG
Perusahaan-perusahaan besar atau yang sedang berkembang,
selalu berusaha meningkatkan volume penjualannya. Aspek pemasaran
merupakan aspek penting dalam usaha pencapaian tujuan ini. Oleh
karena itu bagian pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan
suatu perusahaan.
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, perusahaan
melakukan pemetaan wilayah sehingga dapat diketahui pasar potensial
bagi produk atau jasa yang dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini dapat
diketahui market share (bagian pasar yang dapat dimasuki) dari produk
atau jasa yang dihasilkan/ditawarkan perusahaan. Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk menangkap peluang dari market share yang
sudah diketahui ini antara lain dengan cara membuka kantor agen atau
bahkan membuka kantor cabang.
Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang.
Kantor agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh
order. Penjualan kepada konsumen dilakukan langsung oleh kantor
pusat. Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen ke kantor
pusat. Kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas
dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli
kantor cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung
kepada konsumen. Wewenang yang lebih besar lagi adalah kantor
cabang dapat membeli barang dagangan dari luar.
Agen Cabang

Fungsi penerima pesanan Wewenang transaksi


Persediaan berupa sample Mempunyai persediaan
Syarat-syarat penjualan ditentukan pusat Memberikan syarat-syarat
penjualan
Modal kerja dari pusat Transaksi pembayaran sendiri

a. Operasi Agen

Agen penjual yang beroperasi semata-mata hanya sebagai organisasi


penjualan local dibawah pengawsan lansung kantor pusat, pada umumnya
tidak menyelenggarakan persediaan kecuali contoh dari jenis produk yang di
tawarkan untuk dijual. Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen
penjual dikirimkan ke kantor pusat untuk disetujui. Jika harga dan syarat
kredit dapat diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan
mengirimkan barangnya kepada pelanggan bersangkutan.
b. kuntansi untuk Agen

Akuntansi untuk agen, menggunakan metode kas kecil dan biasanya


menggunakan imprest fund system. penggunaan system imprest untuk dana
kerja agen penjual, kantor pusat menulis selembar cek kepada agen penjual
sebesar modal kerja. Pembentukan dana ini dicatat dalam buku kantor pusat
dengan mendebet akun kas kecil agen penjual dan mengkredit perkiraan
kas. Apabila kantor pusat menyerahkan aset lain daripada uang kas kepada
agen penjual, maka kantor pusat mendebet perkiraan aset lain yang
ditetapkan pada agen penjual.
Berikut contoh jurnalnya:
1. Pada saat pembentukan modal kerja:
Kas Kecil Agen Pamulang (Db) Rp 10.000.000
Kas (Cr) Rp 10.000.000
2. Pada saat pengeluaran kas kecil, misalnya pengeluaran untuk beli galon
air mineral:
Beban Keperluan Agen (Db) Rp 30.000
Kas Kecil Agen Pamulang (Cr) Rp 30.000
3. Pada saat pengisian kembali:
Kas Kecil Agen Pamulang (Db) Rp 30.000
Kas (Cr) Rp 30.000

2. AKUNTANSI KANTOR AGEN


Kantor agen tidak melakukan pencatatan akuntansi. Pencatatan
akuntansi hanya dilakukan oleh kantor pusat. Kantor agen dalam
melakukan kegiatannya memperoleh fasilitas dari kantor pusat. Salah
satu fasilitas tersebut adalah berupa uang yang merupakan modal keija
bagi kantor agen. Dalam mengelola modal kerja tersebut seperti
mengelola kas kecil dengan sistem imprest. Bukti-bukti pemakaian
modal keija harus dikumpulkan oleh kantor agen yang nantinya bukti-
bukti tersebut harus dilaporkan ke kantor pusat. Untuk mencatat
kegiatan kantor agen tersebut kantor pusat bisa melakukan dua metode
yaitu:
• Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi
kantor pusat.
• Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor
pusat.

Tetapi dari kedua metode tersebut dalam praktiknya yang sering


digunakan adalah laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan
laba atau rugi kantor pusat.
a. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi
kantor pusat.
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan
dengan pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga tidak bisa
diketahui laba atau rugi kantor agen secara tersendiri, hanya bisa
diketahui laba atau rugi secara keseluruhan.
b. Laba atau rugi dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari
pendapatan dan biaya kantor pusat sehingga laba atau rugi kantor agen
bisa diketahu secara tersendiri. Oleh karena itu diperlukan rekening
tersendiri. Pada umumnya rekening tersebut hanya terdiri dari rekening
sebagai berikut:
1. Modal kerja kantor agen
2. Penjualan kantor agen
3. HPP kantor agen
4. Biaya pemasaran kantor agen
5. Biaya administrasi dan umum kantor agen

Apabila kantor pusat mempunyai beberapa kantor agen setiap


rekening yang berhubungan dengan kantor agen disebutkan nama
kantor agennya. Misalnya kantor agen Solo, Kantor agen Semarang.
Kantor agen Magelang dan lain-lain atau kantor agen I, kantor agen II,
kantor agen III dan lain-lain.

Contoh :
Pada awal tahun 2012 PT Makmur yang berkedudukan, di
Yogyakarta membuka kantor agen di Solo. Ikhtisar transaksi keuangan
selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
- Perusahaan mengirimkan kas sebesar Rp3.000.000,00 untuk
membentuk modal kerja kantor agen
- Perusahaan mengirimkan barang dagangan sebesar harga pokok Rp
100.0000,00 untuk dipergunakan sebagai sampel
- Perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp70.000.000,00
secara kredit
- Penjualan: a) Langsung kantor pusat Rp50.000.000,00 harga
pokok penjualan Rp35.000.000,00. b) Melalui kantor agen
Rp40.0000.000,00 dengan harga pokok penjualan Rp30.000.000,00
- Penagihan piutang dagang Rp 60.000.000,00
- Pelunasan utang dagang Rp 55.000.000,00
- Pengeluaran biaya-biaya sebagai berikut:
a Biaya pemasaran kantor pusat Rp5.000.000,00
b Biaya pemasaran kantor agen Rp 1.500.000,00
c Biaya administrasi dan umum kantor pusat Rp 3.000.000,00
d Biaya administrasi dan umum kantor agen Rp 800.000,00
e Depresiasi gedung sebagai berikut:
f Kantor pusat Rp 1.000.000,00
g Kantor agen Rp 500.000,00
h Persediaan sampel tinggal Rp 400.000,00
Jurnal yang dibuat oleh kantor pusat selama tahun tersebut untuk masing-
masing metode apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem
perpetual adalah sebagai berikut:
Keterangan L/R Kantor Agen Tidak Dipisahkan UR Kantor Agen Dipisahkan
1. Mencatat pembentukan Modal Kerja K. Agen Rp 3.000.000 Modal Keija K. Agen Rp 3.000.000
modal kerja Kas Rp 3.000.000 Kas Rp 3.000.000
2. Mencatat pengiriman barang Persed sampel K. Agen Rp 500.000 Persed sampel K. Agen Rp 500.000
sampel Persed Brg Dg Rp 500.000 Persed Brg Dg Rp 500.000

3. Mencatat Pembelian Persed Brg Dg Rp70.000.000 Persed Brg Dg Rp70.000.000


Utang Dagang Rp70.000.000 Utang Dg Rp 70.000.000

4. Mencatat penjualan Piutang Dagang Rp90.000.000, Piutang Dagang Rp 90.000.000


Penjualan Rp90.000.000 Penjualan K. Pusat Rp50.000.000
Penjualan K. Agen Rp40.000.000

5. Mencatat HPP HPP Rp65.000.000 HPP K. Pusat Rp35.000.000


Persed Brg Rp65.000.000 HPP K. Agen Rp30.000.000
Persediaan Brg Dg Rp65.000.000

6. Mencatat penagihan Kas Rp60.000.000 Kas Rp60.000.000


Piutang Piutang Dagang Rp60.000.000 Piutang Dagang Rp60.000.000

7. Mencatat pelunasan utang Utang Dagang Rp55.000.000 Utang Dagang Rp55.000.000


dagang Kas Rp55.000.000 Kas Rp55.000.000
8. Mencatat pembayaran biaya Bi. Pemasaran Rp 6.500.000 Bi. Pemasaran K. Pusat Rp 5.000.000
Bi. Adm & umum Rp 3.800.000 Bi. Pemasaran K. Agen Rp 1.500.000
Kas Rp10.300.000 Bi. Adm & umum K.Pus Rp 3.000.000
Bi. Adm & umum K.Agn Rp 800.000
Kas Rp10.300.000

9. Mencatat Penyusutan Bi. Depresiasi Gd Rp 1.500.000 Bi. Depre Gd K. Pusat Rp 1.000.000


depresiasi gedung Akum Depresiasi Rp 1.500.000 Bi. Depre Gd K. Agen Rp 500.000
Gd Akum Depre Rp 1.500.000

10. Mencatat persediaan sam pel Bi. Pemasaran Rp 400.000 Bi. Pemasaran K. Agen Rp 400.000
yang sudah dipakai Persed sampel K.Agen Rp 400.000 Persed sampel K. Agen Rp 400.000
11. Mengakui L/R K. Agen Penjualan K. Agen Rp 40.000.000
(Jurnal Penutup) HPP K. Agen Rp30.000.000
Bi. Pemasaran K. Agen Rp 1.900.000
Bi. Adm & umum K. Agen RP 800.000
L/R k. Agen Rp 7..300.000.

12. Mengakui L/R Perusaha Penjualan Rp90.000.000 Penjualan Rp50.000.000


an Secara Keseluruhan HPP Rp65.000.000 L/RK.Agen Rp 7.300.000
(Jurnal Penutup) Bi. Pemasaran Rp 6.500.000 HPP Rp35.000.000
Bi. Adm & umum Rp 3.800.000 Bi. Pemasaran Rp 5.000.000
L/R Rp14.300.000 Bi. Adm & umum Rp 3.000.000
L/R Rp14.300.000
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

3. AKUNTANSI KANTOR CABANG


Hubungan kantor pusat dan kantor cabang seperti hubungan antara investor
dan investee. Dalam hal ini baik kantor pusat maupun kantor cabang melakukan
pencatatan akuntansi. Jadi ada laporan keuangan khusus kantor pusat dan juga
laporan keuangan khusus kantor cabang. Laporan keuangan tersebut hanya
berguna untuk pihak intern perusahaan. Untuk kepentingan pihak ekstern
perusahaan hanya dibutuhkan laporan konsolidasi (laporan keuangan yang berisi
informasi kantor pusat dan kantor cabang).
Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang dicatat baik di kantor pusat
maupun di kantor cabang. Bagi kantor pusat dicatat kcdalam rekening kantor
cabang. Kalau kantor cabangnya lebih dari satu, maka dalam rekening harus
disebutkan kantor cabang yang mana. Misalnya kantor cabang Solo, kantor cabang
Semarang, kantor cabang Magelang dan lain-lain atau kantor cabang I, kantor
cabang II, kantor cabang III dan lain-lain. Bagi kantor cabang dicatat kedalam
rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat
sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Rekening-
rekening tersebut merupakan rekening yang bersifat timbal balik antara kantor pusat
dan kantor cabang atau rekening resiprocal. Dalam membuat laporan konsolidasi
rekening resiprocal harus dieliminasi. Contoh transaksi yang mengakibatkan
timbulnya rekening timbal balik/resiprocal adalah sebagai berikut
Keterangan Kantor Pusat Kantor cabang

1. Pengiriman kas atau KC XXX Kas (aktiva) XXX


aktiva selain brg dg dari Kas XXX KP XXX
KP ke KC, Pengiriman (aktiva) XXX KP XXX
kas atau aktiva selain Kas (aktiva) XXX Kas XXX
brg dg dr KC ke KP KC (aktiva)
2. Pengiriman barang Sistem Fisik Sistem Fisik
dagang dari KP ke KC KC XXX Pengiriman XXX
XXX brg dr KP XXX
Pengiriman KP
brg ke KC

Sistem Sistem
Peroetual XXX Peroetual XXX
KC XXX Persed Brg XXX
Persed Dg
Brg Dg KP

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Universitas Pamulang S1 Akuntansi

xxx XXX
Pengembalian Brg Dg Sistem Fisik Sistem Fisik
dari KC ke KP Pengiriman KP
Brg Ke KC XXX XXX
KC Pengiriman Brg
dari KP

Sisitem Sistem
Peroetual XXX Peroetual XXX
Persediaan XXX KP XXX
Brg Dg Persed
KC Brg dr KP

a. Pengakuan Laba KC KC XXX L/R XXX


L/R KC XXX KP XXX
Pengakuan Rugi KC L/RKC XXX KP XXX
KC XXX L/R XXX

Ikhtisar:
 Kantor agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Kantor
cabang mempunyai wewenang yang lebih luas dibandingkan kantor agen, karena
selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat melakukan transaksi
penjualan secara langsung kepada konsumen.
 Kantor agen tidak melakukan pencatatan akuntansi. Pencatatan akuntansi hanya
dilakukan oleh kantor pusat. Kantor agen dalam melakukan kegiatannya
memperoleh fasilitas dari kantor pusat
 Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang dicatat baik di kantor pusat
maupun di kantor cabang.

C. LATIHAN/TUGAS

Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang ada di kantor cabang:


Pada awal tahun 2011 PT Maju yang berkedudukan di Yogyakarta mempunyai kantor
cabang di Solo, Berikut ini adalah transaksi yang ada di kantor cabang selama tahun
2008.
1. Menerima uang Rp20.000.000,00 dari kantor pusat
2. Membeli perlengkapan (umur ekonomi 5 tahun) seharga Rpl0.000.000,00 secara
tunai

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Universitas Pamulang S1 Akuntansi

3. Menerima barang dagangan dari kantor pusat seharga Rp 16.000.000,00 Membeli


barang dagangan dari supplier luar Rp4.000.000,00 secara tunai
4. Menjual barang dagangan seharga Rp30.000.000,00 secara tunai
5. Mengembalikan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat seharga
Rpl.000.000,00 karena barang tersebut rusak
6. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kantor cabang sebagai berikut:
- Gaji Rp 6.000.000,00
- Bunga Rp 4.000.000,00
- Lain-lain Rp 2.000.000,00
7. Mengirim uang Rp l5.000.000,00 ke kantor pusat
8. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp 1.000.000,00 dan biaya depresiasi
Rp 2.000.000,00
9. Persediaan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat pada akhir tahun Rp
5.000.000,00. Persediaan barang dagangan yang dibeli dari supplier luar pada akhir
tahun Rp 1.000.000,00

D. DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richar. dkk, 2017, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfektif


Indonesia), Edisi 2, buku 2, Salemba Empat, Jakarta

Beams, Floyd D. dkk, 2009, Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting),


Edisi 9, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta

Hamizar, dkk, 2011, Advance Accounting, Lentera Ilmu, Jakarta


Yunus, Hadori, dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1,BPFE, Yogyakarta

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Anda mungkin juga menyukai