Anda di halaman 1dari 61

AKUNTANSI UNTUK

PENJUALAN
ANGSURAN
Pengertian
Penjualan angsuran adalah penjualan yang
pembayarannya dilakukan secara bertahap
dimana pembayaran yang terjadi dalam transaksi
penjualan angsuran adalah pembayaran uang
muka dan pembayaran angsuran secara periodik
(biasanya termasuk bunga)
Penjualan Angsuran
• = Penjualan secara kredit = Penjualan Cicilan = Installment
Sales

Menurut Fischer, Taylor & Leer (1986) :


suatu jenis penjualan yang cara pembayarannya dapat
dilakukan secara bertahap dlm jumlah tertentu selama jangka
waktu tertentu.

Masalah yang timbul :


masalah pembagian laba yg harus dilaporkan penjual setiap
tahunnya dalam lapkeu, krn penjualan angsuran mencakup
periode waktu lebih atau bahkan beberapa periode akuntansi.
Macam-Macam Penjualan angsuran
• Penjualan aset tetap
• Penjualan barang dagangan
• Tukar tambah
Masalah Akuntansi
• Dikelompokkan menjadi 4 :

1. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba


kotor Penjualan

2. Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan


bunga & angsuran

3. Masalah yang berhubungan dengan tukar tambah

4. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan


penjualan angsuran.
Metode pencatatan akuntansi penjualan angsuran aset tetap
1. Laba diakui pada saat penjualan
 laba diakui seluruhnya
 Periode berikutnya tidak ada pengakuan laba
 Setiap periode diterima pokok angsuran
 Mengakui pendapatan bunga
2. Laba diakui proporsional dengan kas diterima
• Laba penjualan dicatat sebagai laba kotor yang belum
direalisasi (Unrealized gross profit)
• Akhir periode diakui laba terealisasi sebesar prosentasi
laba kotor dikalikan kas yang diterima
Prosentasi laba kotor diperoleh dari jumlah laba dibagi dengan
harga jual dikalikan dengan 100%
Penjualan aset
• Penjualan aset tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin
dan sejenisnya biasanya akan menimbulkan masalah pada saat
pengakuan laba. Hal ini disebabkan karen jangka waktu
angsuran terhadap aset tetap biasanya lebih lama.
Contoh Kasus
• Pada 2 januari 2009, PT.Apolo Menjual
• 20 unit motor dengan HPP @ Rp10.000.000,-
• Harga Jual @ Rp 12.500.000,-
Penjualan diatas dilakukan dengan perjanjian sebagai berikut
 Uang muka sebesar 20% dari penjualan total
 Pembayaran angsuran dilakukan 6 bulan sekali (pembayaran
pertama dilakukan setelah 6 bulan pertama)
 Pembayaran angsuran ditambah bunga 10% per tahun (bunga
dihitung dari saldo pokok angsuran)
 Angsuran dilakukan delapan kali
diminta
• Buat jurnal pada saat penjualan dengan metode laba diakui
seluruhnya dan metode laba diakui proporsional
• Buat tabel perhitungan bunganya
• Buat jurnal pembayaran angsuran ke 1 sampai ke 8
• Buat jurnal penyesuaian akhir periode, karena pengaruh
metode laba diakui proporsional.
Pembahasan
Diketahui
Harga jual/unit Rp. 12.500.000,-
Harga Pokok/Unit Rp. 10.000.000,-
Didapat
Total Penjualan Rp.250.000.000,-
Total Harga Pokok Rp.200.000.000,-
Laba Penjualan Rp. 50.000.000,-
Uang Muka Rp. 50.000.000,-
Sisa Angsuran Rp.200.000.000,-
Angsuran Pokok setiap 6 bulan Rp. 25.000.000,-
Bunga = 10% pertahun (5% untuk 6 bulan)
% laba = laba penjualan / total penjualan = 20%
Jurnal pada saat penjualan
Metode Deskripsi Debit Kredit
Laba diakui Kas 50.000.000,-
seluruhnya Piutang Angsuran 200.000.000,-
Motor 200.000.000,-
Laba Penjualan 50.000.000,-
Laba diakui Kas 50.000.000,-
secara Piutang Angsuran 200.000.000,-
proporsional Motor 200.000.000,-
Laba belum direalisasi 50.000.000,-
Tabel Perhitungan Bunga

Angsuran Saldo Pokok Angsuran Pokok Bunga Total Saldo Pokok Akhir

1 200.000.000 25.000.000 10.000.000 35.000.000 175.000.000

2 175.000.000 25.000.000 8.750.000 33.750.000 150.000.000

3 150.000.000 25.000.000 7.500.000 32.500.000 125.000.000

4 125.000.000 25.000.000 6.250.000 31.250.000 100.000.000

5 100.000.000 25.000.000 5.000.000 30.000.000 75.000.000

6 75.000.000 25.000.000 3.750.000 28.750.000 50.000.000

7 50.000.000 25.000.000 2.500.000 27.500.000 25.000.000

8 25.000.000 25.000.000 1.250.000 26.250.000 0


Jurnal Pembayaran angsuran
Tanggal Deskripsi Debet Kredit
1 juli 09 Kas 35.000.000
Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 10.000.000
(mencatat angsuran ke 1)

1 des 09 Kas 33.750.000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 8.750.000
(mencatat angsuran ke 2)

1 juli 10 Kas 32.550.000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 7.500.000
(mencatat angsuran ke 3)

1 des 10 Kas 31.250.000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 6.250.000
(mencatat angsuran ke 4)
Jurnal Pembayaran angsuran
Tanggal Deskripsi Debet Kredit
1 juli 11 Kas 30.000.000
Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 5.000.000
(mencatat angsuran ke 5)

1 des 11 Kas 28.750.0000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 3.750.000
(mencatat angsuran ke 6)

1 juli 12 Kas 27.500.000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 2.500.000
(mencatat angsuran ke 7)

1 des 12 Kas 26.250.000


Piutang Angsuran 25.000.000
Pendapatan Bunga 1.250.000
(mencatat angsuran ke 8)
Jurnal penyesuaian (metode laba
diakui proporsional)
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
31 des 09 Laba belum direalisasi 20.000.000
Laba penjualan 20.000.000
31 des 10 Laba belum direalisasi 10.000.000
Laba penjualan 10.000.000
31 des 11 Laba belum direalisasi 10.000.000
Laba penjualan 10.000.000
31 des 12 Laba belum direalisasi 10.000.000
Laba penjualan 10.000.000
PEMILIKAN KEMBALI ASET
TETAP
• Apabila konsumen gagal melunasi hutang-hutangnya maka
seluruh rekening riil yang berhubungan dengan piutang
angsuran dibatalkan dan aset tetap yang dijualbelikan dinilai
sebesar nilai pasar pada waktu itu.
• Perusahaan juga akan mengakui keuntungan atau kerugian
karena kegagalan pelunasan piutang angsuran dimana
keuntungan atau kerugian diakui sebesar selisih antara harga
pasar dengan nilai buku dari aset tetap tersebut.
Pemilikan kembali aset tetap
• Cara menghitung laba/rugi pemilikan kembali adalah
tergantung dari metode yang digunakan saat melakukan
pencatatan penjualan aset tetap tersebut. Jika perusahaan
menggunakan metode
1. Laba diakui pada saat penjualan maka nilai buku dari aset
tetap yang dikembalikan sebesar piutang angsuran yang
belum dilunasi.
2. Laba diakui proporsional maka nilai buku dari aset tetap
yang dikembalikan sebesar piutang angsuran dikurangi
dengan laba kotor yang belum direalisasi yang berhubungan
dengan aset tetap yang dikembalikan.
Contoh kasus
• HPP aset Rp. 40.000.000,-
• Harga Jual Rp. 45.000.000,-
• Uang Muka Rp. 20.000.000,-
• Angsuran (20 kali)
Setelah angsuran ke 8 pembeli menyatakan tidak sanggup melunasi sisa
angsuran
Harga pasar aset Rp. 16.000.000,-
Diminta
1. Buat jurnal pengakuan laba saat penjualan dan untuk laba pemilikan
kembali aset tetap dengan metode laba diakui seluruhnya.
2. Buat jurnal pengakuan laba saat penjualan dan untuk laba pemilikan
kembali aset tetap dengan metode laba diakui secara proporsional
Metode diakui pada saat penjualan
• Harga jual Rp. 45.000.000,-
• Uang muka Rp. 20.000.000,- (-)
• Piutang angsuran Rp. 25.000.000,-
• Pokok yang sudah dby Rp. 10.000.000,- (-)
• Nilai buku Rp. 15.000.000,-
• Harga pasar aset Rp. 16.000.000,-
• Laba pemilikan kembali Rp 1.000.000,-
Jurnal metode laba diakui seluruhnya
Saat Deskripsi Debit Kredit
Penjualan Kas 20.000.000
Piutang angsuran 25.000.000
Aset tetap 40.000.000
Laba penjualan 5.000.000
Pengembalian Aset tetap 16.000.000
Piutang angsuran 15.000.000
Laba pemilikan kembali 1.000.000
Metode Laba diakui secara
proporsional
% laba kotor = 5.000.000/45.000.000 x 100% = 11,11%
Realisasi laba = 30.000.000 x 11,11% = 3.330.000 (laba penjualan)
Selisih laba = 5.000.000 – 3.330.000 = 1.670.000 (aset gagal)

Harga jual Rp. 45.000.000,-


Uang muka Rp. 20.000.000,- (-)
Piutang angsuran Rp. 25.000.000,-
Pokok yg sdh dbyr Rp. 10.000.000,-
Laba aset yang ggl Rp. 1.670.000,- (-)
Nilai buku Rp. 13.330.000,-
Harga pasar aset Rp. 16.000.000,- (-)
Laba pemilikan kmbl Rp. 2.670.000,-
Jurnal Metode Laba diakui
proporsional
Saat
Penjualan Kas 20.000.000
Piutang angsuran 25.000.000
Aset tetap 40.000.000
Laba belum direalisasi 5.000.000
Pengembalian Aset tetap 16.000.000
Laba belum direalisasi 5.000.000
Piutang angsuran 15.000.000
Laba pemilikan kembali 2.670.000
Laba penjualan 3.330.000
TUKAR TAMBAH (TRADE In)
• Pada perusahaan tertentu yang melayani penjualan secara angsuran
seringkali memberikan kemudahan bagi para konsumennya,
contohnya dealer motor, dimana motor lama diganti dengan motor
baru.
• Barang bekas biasanya dianggap sebagai uang muka atau bagian
dari uang muka.
• Barang tersebut biasanya juga dinilai lebih tinggi oleh perusahaan
dengan tujuan agar pembeli tertarik untuk melakukan transaksi ini.
• Setelah menerima barang bekas, perusahaan akan memperbaikinya
sehingga bisa dijual kembali ke pasaran dengan harapan harga
jualnya bisa sama dengan harga di pasaran.
Contoh kasus
PT. Ya-Maho menjual motor baru kepada Tn. Dani, dimana Tn.
Dani menyerahkan motor miliknya sebagai uang muka,
kesepakatan antara kedua belah pihak antara lain.
• Harga motor bekas Rp. 3.000.000,-
• Harga motor baru Rp. 12.000.000,-
• Harga pokok motor baru Rp. 10.000.000,-
PT. Ya-Maho akan menjual kembali motor bekas tersebut
dengan kemungkinan sebagai berikut
• Biaya service Rp. 500.000,-
• Harga jual kembali Rp. 5.000.000,-
• Laba Kotor Rata-rata penjualan Rp. 25%
Contoh kasus
Perhitungan perkiraan harga pokok motor bekas
• Harga jual motor Rp.
5.000.000
• %laba kotor (Rp.1.250.000)
• Biaya Service (Rp. 500.000)
(Rp.1.750.000)
• Perkiraan HPP Rp.
3.250.000
• Harga pertukaran Rp.
3.000.000
• Cadangan selisih harga pertukaran Rp.
250.000
Jurnal Penjualan tukar tambah
Deskripsi Debit Kredit
Motor (lama) 3.250.000
Piutang angsuran 9.000.000
Motor (Baru) 10.000.000
Laba 2.000.000
Cadangan selisih harga pertukaran 250.000
1. Pengakuan Laba Kotor

A. Metode Pengakuan pendapatan

B. Laba Kotor Penjualan Angsuran

C. metode Pencatatan Penjualan Angsuran

D. Penyusunan laporan keuangan


A. Metode Pengakuan pendapatan
• 2 kriteria pengakuan pendapatan (sesuai PABU) :
1) “Earning Process” telah selesai
2) Telah terjadi pertukaran

• 4 Dasar pengakuan pendapatan ;


1) Dasar Penjualan
2) Dasar Penerimaan Kas atau Dasar Tunai
3) Dasar Produk Selesai
4) Dasar Prosentase Produksi
B. Laba Kotor Penjualan Angsuran

• Pengakuan pendaptan dalam penjualan angsuran berhubungan


erat dengan “pengakuan laba kotor”

• Ada 2 dasar untuk mengakui laba kotor penjualan angsuran :


1) Dasar Penjualan (sales basis / accrual basis)
2) Dasar Tunai (cash basis)
1) Dasar Penjualan
(sales basis / accrual basis)
• Yaitu : laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam
periode penjualan angsuran terjadi, tanpa
memperhatikan pembayaran sudah diterima atau belum.
(=penjualan kredit biasa)

• 3 syarat pemakaian dasar pengakuan laba kotor ini :


a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek
b. dapat dilakukan penaksiran secara teliti terhadap biaya-
biaya yg berhubungan dgn penjualan angsuran.
c. kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran
sangat kecil.
• Biaya penagihan & biaya lain-lain yang berhubungan dengan
penjualan angsuran harus “dicadangkan” agar Laporan RL
mencerminkan “Propper Matching Revenue with Expenses”
1. Dasar Penjualan
Contoh :
• Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran
sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment
Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6
bulan.
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-

# bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- tanpa


memperhatikan pembayarannya sudah
diterima atau belum
2) Dasar Tunai (cash basis)
• Yaitu : laba kotor penjualan angsuran baru diakui jika
pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah
diterima.

• Kas yg diterima tdd dari 2 unsur ;


a. pembayaran atas HPP
b. Pembayaran atas Laba Kotor

• 3 Metode perlakuan penerimaan piutang penjualan angsuran


berdasarkan Cash Basis :
a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method)
b. Laba Kotor kemudian HPP
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode
penjualan angsuran)
a. HPP kemudian Laba Kotor
( Cost Recovery Method)

• Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching Revenue


with Expenses”

• Yaitu : selama HPP atas penjualan angsuran belum selesai


diterima pembayarannya maka belum penjualan angsuran (DP
ataupun pembayaran angsuran) pertama-tama akan dianggap
sebagai pembayaran / pengembalian atas HPP. Setelah HPP
diterima semua baru penerimaan berikutnya dianggap sbg
pembayaran (realisasi) laba kotor.
a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method)
Contoh :

• Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran


sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp.
5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan.

Tanggal Keterangan Jumlah


1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-
• Dengan metode “HPP kemudian Laba Kotor” :

# Penerimaan sampai dengan Rp. 25.000,- (1 Januari – 30 April


2007) dianggap sbg pembayaran HPP & perusahaan belum
mengakui laba.

# Laba diakui pada tgl 31 Mei 2007 sebesar Rp. 5.000,- (diatas
harga pokok)
b. Laba Kotor kemudian HPP

• Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching


Revenue with Expenses”

• Yaitu : penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran


pertama-tama dianggap sebagai pembayaran (realisasi)
laba kotor, sampai semua laba kotor atas penjualan angsuran
diterima.
Setelah laba kotor terealisir semua, maka
penerimaan selanjutnya dianggap sebagai
pembayaran atas HPP
b. Laba Kotor kemudian HPP
Contoh :
• Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran
sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment
Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6
bulan.
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-

# bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- utk bulan
Februari – Maret 2007 mrpk pembayaran HPP.
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional
(Metode penjualan angsuran)

• Yaitu : setiap penerimaan kas dari piutang penjualan


angsuran secara proporsional dianggap terdiri dari 2 unsur
;
(1) pembayaran atas HPP
(2) pembayaran / realisasi laba kotor
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran)
Contoh :

• Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran


sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp.
5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan.

Tanggal Keterangan Pembayaran HP Laba Kotor


Rp Rp Rp
(100%) (83,3%) (16,7%)
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,- Rp. 4.165,- Rp. 835,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,- 4.165,- 835,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,- 4.165,- 835,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,- 4.165,- 835,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,- 4.165,- 835,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,- 4.165,- 835,-
Jumlah Rp. 30.000,- Rp. Rp. 5.010,-
Pemakaian Metode Penjualan Angsuran
• 4 hal yg perlu diperhatikan :
1. Penjualan
2. HPP
3. Laba Kotor Penjualan
4. Piutang Penjualan Angsuran
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :
1. Mencatat penjualan dan penerimaan uang muka :

Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran 200X xxx -
Penjualan Angsuran - xxx

Jika perusahaan mggnkn sistem pepertual, mk HPP juga harus dicatat :


HPP - Penjualan Angsuran xxx -
Persediaan - xxx

Utk penjualan Aktiva tak bergerak (real estate) dpt langsung dikreditkan ke
rekening ybs sebesar Harga Pokok. Selisih HJ dgn HP dikredit ke rekening
“Laba Kotor yg Belum direalisir” / LKBD :
Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran 200X xxx -
Aktiva - xxx
LKBD - xxx
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :

2. Untuk mencatat penerimaan angsuran :


Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran - xxx

3. Untuk mencatat HPP


Perusahaan yg menggunakan sistem fisik pada akhir periode hrs membuat
jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP angsuran &
HPP penjualan biasa :
HPP xxx -
HPP – Penjualan Angsuran xxx -
Persediaan xxx -
Pengembalian Pembelian xxx -
Potongan Pembelian xxx -
Persediaan - xxx
Pembelian - xxx
Biaya Angkut Pembelian - xxx
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :

4. Untuk mencatat LKBD :


Penjualan Angsuran xxx -
HPP – Penjualan Angsuran - xxx
LKBD 200X - xxx

3. Untuk mencatat LKD


Laba Kotor Belum Direalisir 200X xxx -
Laba Kotor sudah Direalisir - xxx
Penyusunan Laporan Keuangan

• Laporan Keuangan Utama :


• Laporan RL
• Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan
• Neraca
Laporan RL

• Penyajian pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran


dalam lap RL terbatas pada LKD :
* Laba Kotor yg diperoleh dari penjualan tunai & kredit
biasa
* Laba Kotor penjualan angsuran yg direalisir (LKD) selama
th ybs (berasal dari penjualan th sebelumnya ataupum th
ybs)
Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan

Sama dengan perusahaan yg tidak melakukan penjualan


angsuran (tdk menyajikan pos-pos yg berhubungan dgn
penjualan angsuran ).
Neraca

• Ada 2 pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran :

1. Piutang Penjualan Angsuran


Sebagai elemen Aktiva

2. LKBD
Termasuk pendapatan yg ditangguhkan.
Cara penyajian yg wajar ;
a) dalam kelompok Aktiva sebagai pengurang
Piutang Penjualan Angsuran
b) dalam kelompok Pasiva sebagai pendapatan yg
ditangguhkan
SOAL

NERACA
Kas 40.000 Utang Dagang 28.000
Piutang Dagang 25.000 Utang Bank 80.000
Piut PenjlAngsrn 02 30.000 LKBD 02 10.000
Piut Penjln Angsrn 03 45.000 LKBD 03 37.000
Persed Brg Dag 60.000 Modal Saham 60.000
AT 25.000 Laba Ditahan 10.000
Jml Aktiva 225.000 Jml Pasiva 225.000

Ikhtisar transaksi keuangan yg tjd selama th 2004 :


1. Pembelian barang dagangan Rp. 200.000,- kredit
2. Penjualan Barang dagangan :
- Tunai Rp. 50.000,-
- Kredit (biasa) Rp. 70.000,-
- Angsuran Rp. 145.000,-
3. Penerimaan kas Rp. 240.000,- berasal dari :
- Penjualan tunai Rp. 50.000,-
- Penagihan Piutang Rp. 65.000,-
- Piutang penjualan angsuran 2002 Rp. 30.000,-
- Piutang penjualan angsuran 2003 Rp. 50.000,-
4. Pelunasan utang dagang Rp. 150.000,-
5. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial Rp. 15.000,-
6. Pembagian Dividen tunai Rp. 10.000,-
7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya bunga Rp. 5.000,-
8. Pengeluaran kas untuk PPh Rp. 6.000,-
9. Penyusutan AT Rp. 1.500,-
• Pada akhir periode diketahui persediaan brg dag masih Rp. 75.000
• HPP angsuran untuk tahun 2004 Rp. 65.000,-

Soal :
1. Buat jurnal yg diperlukan selama th 2004
2. Susun Neraca Saldo per 31 Desember 2004
3. Buat Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2004
4. Susun laporan keuangan untuk periode yg berkahir 31 Desember 2004
5. Buat jurnal penutup per 31 Desember 2004
2. Masalah yang berhubungan dengan
cara perhitungan bunga & angsuran
• 4 kebijakan dalam penjualan angsuran yang berkaitan dengan
penjualan angsuran :
a. bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama
jangka waktu angsuran (Long end interest / bunga
menurun)
b. bunga diperhitungkan dari sisa setiap angsuran yang
harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian
(Short end interest)
c. pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam
jumlah yang sama, termasuk didalamnya angsuran
pokok ditambah bunga (Metode Anuitas)
d. bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari
sisa harga kontrak
SOAL
• Tgl 1 Januari 2007 telah dijual mesin seharga
Rp. 2.500.000,-. Sesuai perjanjian penjualan angsuran
ditetapkan Down Payment sebesar Rp. 700.000,-
sisanya dibayar dalam waktu 1 tahun sebanyak 6 kali
angsuran setiap 2 bulan, dengan bunga 12% per tahun.
Harga pokok mesin Rp. 1.500.000,-
a. bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak
selama jangka waktu angsuran
(Long end interest / bunga menurun)
• Perhitungan :
Harga jual mesin Rp. 2.500.000
Down payment 700.000 Jumlah diangsur
sebanyak 6 kali setiap 2 bulan 1.800.000
Besar pembayaran setiap kali angsuran 300.000
Tgl Bunga atas saldo Angsuran atas Jumlah Sisa Hutang
Pembayaran Harga kontrak pada Harga Kontrak Pembayaran Kontrak
Awal periode angsuran
1 januari 07 2.500.000
1 Januari 07 700.000 700.000 1.800.000
1 Maret 07 36.000 300.000 336.000 1.500.000
1 Mei 07 300.000 1.200.000
1 Juli 07 300.000 900.000
1 Sptmbr 07 300.000 600.000
1 Nopem 07 300.000 300.000
31 Desm 07 300.000 -
• Perhitungan Bunga :

a) Besar bunga =
(sisa hutang kontrak x tingkat bunga x lama bunga) / 12
= (1.800.000 x 12% x 2) / 12 = 36.000

b) Jumlah pembayaran = Angsuran harga kontrak + bunga


Pencatatan Penjualan Angsuran
Transaksi Pembukuan Pembeli Pembukuan Penjual
1 Jan : penjualan Mesin 2.000.000 Kas 700.000
angsuran mesin Kas 700.000 Piut Angsr 1.300.000
2.000.000,- DP Htg Angsrn 1.300.000 Penjl Angsr 2.000.000
700.000

1 Mrt :
Beban bunga 36.000 Piut Bunga 36.000
a) Pencttn bunga yg
Htg bunga 36.000 Pendptn Bunga 36.000
msh hrs
diperhitungkan
selama 2 bln dr sisa HPP 1.500.000
kontrak 1.300.000 Persediaan 1.500.000

b) Pembyrn angsrn Htg Angsrn 300.000 Kas 336.000


pertama sebesar Beban bunga 36.000 Piut Angsrn 300.000
300.000 bunga 12% Kas 336.000 Pdpt bunga 36.000
dr saldo htg kontrak
1.800.000

Pencatatan selanjutnya sama seperti diatas


PEMBATALAN ANGSURAN
• Jika terjadi pembatalan penjualan angsuran yang belum lunas,
maka perusahan :
* Menerima kembali barang yang sudah dijual.
selanjutnya dicatatat berdasarkan taksiran nilai
realisasi bersih pada saat itu
* Menghapus piutang penjualan angsuran yang belum
dilunasi & LKBD yg berhubungan dengan penjualan
dibatalkan
* Mengakui R/L pembatalan penjualan angsuran.
Besarnya laba penjualan tergantung metode
pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran :
metode accrual & metode penjualan angsuran
Contoh :

• PT ABADI menjual barang-barang dagangannya secara


angsuran . Dalam tahun 2007 terjadi pembatalan atas penjualan
angsuran yang terjadi pada tahun 2006. Informasi tentang
penjualan angsuran yang dibatalkan :
• Penjualan semula Rp. 5.000.000
• Harga Pokok Rp. 4.000.000
• Tingkat laba kotor 20%
• Piutang yang pembayarannya sudah diterima Rp 2.500.000
• Taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali Rp. 3.000.000,-
1. Metode Accrual Basis

• Pada saat penjualan, laba sudah diakui. Sehingga saldo piutang


penjualan angsuran menunjukkan besarnya HPP yg belum
diterima pembayarannya

• R/L pembatalan penjualan angsuran :


= Nilai pasar Barang Bekas yg diterima – saldo
piutang penjualan angsuran yg belum diterima
pembayarannya
1. Metode Accrual Basis

Perhitungan Laba penjualan angsuran :

Harga jual Rp. 5.000.000,-


Piutang tertagih 2.500.000,-
Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,-
Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,-
Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 500.000,-

Pencatatan :
Persediaan barang dagangan 3.000.000
Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000
Laba pembatalan penjualan angsuran 500.000
2. Metode Penjualan Angsuran

• Perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan angsuran


secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas
Sehingga saldo piutang penjualan angsuran tdd 2 unsur:
* HPP angsuran
* LKBD

 HPP angsuran yg belum diterima pembayarannya :


= Saldo piutang penjualan angsuran – saldo LKBD atas
penjualan angsuran yg dibatalkan .
2. Metode Penjualan Angsuran

Rumus R/L pembatalan penjualan angsuran :

L = TNRS – (PPA – LBBR)

• L : R/L pembatalan penjualan angsuran


• TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang
diterima kembali
• PPA : Saldo piutang penjualan angsuran atas
penjualan angsuran yang dibatalkan
• LBBR : LKBD direalisir atas penjualan angsuran
yang dibatalkan
Perhitungan Laba penjualan angsuran :
2. Metode Penjualan Angsuran

Harga jual Rp. 5.000.000,-


Piutang tertagih 2.500.000,-
Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,-
LKBD = 20% 1.000.000,-
HPP yang belum dibayar 1.500.000,-
Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,-
Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 1.500.000,-

Pencatatan :
Persediaan barang dagangan 3.000.000
LKBD 2006 1.000.000
Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000
Laba pembatalan penjualan angsuran 1.500.000

Anda mungkin juga menyukai