Anda di halaman 1dari 13

TAGIHAN

• Penjualan Barang atau Jasa secara Kredit


• Timbul karena memberikan pinjaman kepada
pihak lain
• Menunjukkan klaim yang akan dilunasi
dengan uang
Klasifikasi Tagihan
• Piutang  Tagihan yang tidak didukung
dengan janji tertulis
• Piutang WeselTagihan yang didukung
dengan janji tertulis.
Jenis-jenis Piutang
• Piutang Dagang
– Penjualan Barang atau jasa secara kredit
– Jangka waktu pelunasan kurang dari 1 tahun

• Piutang Bukan Usaha


– Timbul bukan dari penjualan barang atau jasa
• Persekot dalam kontrak pembelian
• Klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-
barang yang rusak atau hilang
• Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian
yang dipertanggungkan
• Klaim terhadap pegawai perusahaan
• Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat
barang (misalnya botol, drum)
Penilaian Piutang
• Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto
tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak dapat diterima
• Penyajian Piutang di Neraca sebesar jumlah
yang diharapkan dapat ditagih.
Metode Pencatatan Kerugian Piutang
• Metode Penghapusan Langsung
– Kerugian Piutang di catat pada saat perusahaan
mendapat keyakinan bahwa piutang tidak dapat
ditagih.
• Contoh :
Pada tanggal 5 Agustus 2005 perusahaan
mendapat pemberitahuan bahwa perusahaan Y
jatuh pailit. Piutang perusahaan Y berjumlah Rp.
750.000. Jurnal nya adalah :
5-8-2005 Kerugian Piutang Rp. 750.000
Piutang Dagang Rp. 750.000
Catatan :
Kerugian Piutang sebesar Rp. 750.000 tersebut akan dicantumkan pada
laporan Laba Rugi perusahaan X tahun 2005, meskipun piutang tersebut
timbul sebelum tahun 2005
• Metode Cadangan
– Kerugian piutang terjadi karena adanya kesalahan atau kegagalan
dalam menilai calon pembeli atau debitur.
– Kerugian piutang yang tak dapat ditagih harus menjadi beban pada
periode dimana penjualan terjadi.
– Kerugian Piutang ditaksir jumlahnya pada akhir-akhir tiap periode
akuntansi
– Tiap akhir periode akuntansi dibuat jurnal penyesuaian.
– Cadangan Kerugian Piutang bersaldo kredit, dan di dalam neraca
dicantumkan sebagai pengurang nilai piutang.
Jurnal nya
Kerugian Piutang Rp. Xxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp. Xxx

Penyajian pada neraca :


Aktiva Lancar :
Kas Rp. 1.375.000,00
Piutang Dagang Rp. 750.000,00
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 60.000,00
Rp. 690.000,00
Penaksiran Jumlah Kerugian Piutang
• Metode prosentase dari Penjualan Bersih
– Total Penjualan Bersih meliputi Penjualan tunai dan
Penjualan kredit
Contoh :
PT. Mulia menggunakan metode penghapusan langsung dalam
mencatat kerugian piutangnya. Berikut ini adalah data 5 tahun
terakhir yang digunakan untuk menentukan persentase kerugian
piutangnya :
Tahun Penjualan Penjualan Jumlah yang Diperoleh
Bersih Kredit dinyatakan sebagai Kembali
bersih kerugian piutang
1971 15.000.000 12.000.000 75.000 5.000
1972 17.000.000 14.000.000. 85.000 6.000
1973 20.000.000 16.000.000 85.000 6.000
1974 24.000.000 19.000.000 95.000 5000
1975 27.000.000 21.000.000 90.000 4.000
Lanjutan
• Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan besarnya kerugian piutang yang
diderita PT. Mulia adalah sebagai berikut :
Persentase dari total penjualan bersih :
430.000 - 20.000 X 100% = 0,4%
103.000.000

Persentase dari penjualan kredit bersih :


430.000 - 20.000 X 100% = 0,4%
82.000.000
Data tahun penjualan tahun 1976 sebagai berikut :
Penjualan Rp. 25.000.000
Potongan Penjualan Rp. 1.000.000
Retur Penjualan & potongan Rp. 2.000.000

Jika PT. Mulia menggunakan metode persentase dari total penjualan bersih, maka
kerugian piutang tahun 1976 adalah :

0,4% X (25.000.000 – 3.000.000) = Rp. 88.000


Jurnal Penyesuaian :
Kerugian Piiutang Rp. 88.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 88.000
Lanjutan
• Metode Persentase dari Saldo Piutang Dagang
– Menentukan besarnya cadangan kerugian piutang yang akan dicantumkan
dalam neraca
– Penentuan besarnya cadangan kerugian piutang dilakukan atas dasar
pengalaman perusahaan pada tahun-tahun yang lalu.
Contoh :
Berikut ini data kerugian piutang yang di derita PT. Mustika selama 5 tahun terakhir
adalah sebagai berikut :

Tahun Saldo Piutang Dagang per 31 Dese Jumlah kerugian piutang

2000 1.700.000 50.000


2001 1.500.000 35.000
2002 1.900.000 45.000
2003 2.200.000 70.000
2004 2.300.000 80.000
Total 9.600.000 280.000

Rata-rata kerugian piutangyang tidak dapat ditagih sebesar 3%


280.000 X 100%
9.600.000
Persentase ini digunakan untuk menentukan cadangan kerugian pada tahun-tahun
berikutnya
Contoh 1 :
Mulai tahun 2005 PT. MUSTIKA memutuskan untuk menggunakan metode cadangan
yang ditentukan berdasarkan persentase dari piutang dagang. Pada akhir tahun 2005
saldo rekening piutang dagang berjumlah Rp. 2.500.000. Dengan demikian cadangan
kerugian piutang berjumlah :
3% X 2.500.000,00 = 75.000,00. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember2005 adalah :
Kerugian Piutang Rp. 75.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 75.000

Contoh 2 :
Pada tahun 2006 piutang dagang CV. Cempaka sebesar Rp. 85.000 dinyatakan tidak
dapat ditagih karena CV. Cempaka dinyatakan jatuh pailit. Jurnal penghapusan piutang
nya :
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 85.000
Piutang Dagang Rp. 85.000

Contoh 3 :
Pada akhir tahun 2006 saldo rekening piutang dagang berjumlah Rp. 2.200.000.
Cadangan kerugian piutang harus berjumlah : 3% X Rp. 2.200.000,00 = Rp. 66.000.
Karena saldo cadangan kerugian piutang menunjukkan Rp. 10.000. maka.000). Jurnal
penyesuaian per 31 Desember 2006 :cadangan kerugian piutang harus dikredit sebesar
Rp. 76.000 (66.000+10
Kerugian piutang Rp. 76.000
Contoh 4 :
Pada tahun 2005, Piutang Abdul Kadir sebesar Rp. 25.000 dihapuskan karena yang
bersangkutan sudah tidak mampu lagi untuk melaksanakan kewajibannya. Jurnal untuk
mencatat penghapusan piutang dalam pembukuan PT. MUSTIKA sebagai berikut :
Cadangan kerugian piutang Rp. 25.000
Piutang Dagang Rp. 25.000
Dengan demikian saldo rekening cadangan kerugian piutang menjadi Rp. 51.000 (kredit)

Contoh 5 :
Pada akhir tahun 2005 saldo rekening piutang dagang berjumlah Rp. 2.800.000.
Cadangan kerugian piutang harus berjumlah 3% X 2.800.000 = 84.000. Karena saldo
rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan jumlah kredit Rp. 51.000, maka
rekening cadangan kerugian piutang harus di kredit sebesar 33.000 (84.000+51.000).
Jurnal Penyesuaian per 31 desember 2005 sebagai berikut :
Kerugian Piutang Rp. 135.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 135.000
Soal 1:
PT. SANI MUTIARA menggunakan metode cadangan untuk mencatat kerugian
piutang dagangnya. Berikut ini adalah informasi yang bersangkutan dengan
kerugian piutang perusahaan tersebut selama tahun 2008. Pada akhir tahun
2007 saldo rekening piutang dagang berjumlah Rp. 2.500.000. taksiran
kerugian piutang sebesar 2,5 %.
19 Januari : Dihapuskan piutang kepada CV. Tidar sebesar Rp. 480.000
9 April : Diterima 40% dari piutang pada Fa. Bintang yang seluruhnya
berjumlah Rp. 340.000 sedangkan sisanya dihapuskan.
15 Agust : Dihapuskan piutang Toko Matahari sebesar Rp. 2.800.000 dan
kepada CV. Andika sebesar Rp. 725.000
31 Des : Kerugian piutang ditaksir 1,5% dari piutang dagang yang
seluruhnya berjumlah Rp. 399.000.000
Diminta : Buatlah Jurnal penyesuaian dan jurnal penghapusan piutang.
Soal 2:
PT. MERAPI telah berjalan selama tiga tahun dan semua penjualan dilakukan
secara kredit. Berikut ini informasi yang berhubungan dengan penjualan,
penerimaan-penerimaan dan penghapusan piutang yang terjadi :

Tahun Penjualan Penerimaan Penghapusan Piutang


2005 Rp. 40.000.000 Rp. 35.000.000 Rp. 55.000 50000
2006 Rp. 55.000.000 Rp. 33.000.000 Rp.38.000 35000
2007 Rp. 72.000.000 Rp. 69.000.000 Rp. 43.000 40000

Diminta :
a. Tentukan berapakah saldo akhir piutang dagang yang tercantum dalam
pembukuan PT. MERAPI pada akhir tahun
b. Tentukan saldo piutang dagang bersih pada akhir tiap tahun diatas, jika PT.
Merapi menggunakan metode cadangan kerugian piutang dimana kerugian
piutang ditaksir 2,5% dari penjualan.

Anda mungkin juga menyukai