Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

PENJUALAN ANGSURAN

Disusun Oleh:

Kelompok 14

1. Blandina Monika Ngole


2. Ilen Mariani Umar
3. Natalia Emo
Dosen: Ibu. Agnes K. B. Mudamakin, Se., M.Acc

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2021

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................
BAB III CONTOH SOAL .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Penjualan Angsuran ( NATALIA EMO )

Penjualan angsuran (instalment sales) adalah penjualan yang dilakukan dengan suatu perjanjian,
dimana pembayaran dilakukan secara bertahap, yaitu :

1. Saat barang diserahkan, pembeli membayar sebagian dari harganya


2. Sisanya dibayar beberapa kali angsuran selama jangka waktu tertentu

2. Pengakuan Laba Kotor dalam Penjualan Angsuran

Pada dasarnya ada dua cara untuk mengakui laba kotor dalam penjualan angsuran, yaitu :

1. Laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran. Dalam cara ini penjualan
angsuran diperlukan sama dengan penjualan kredit
2. Laba kotor diakui sesuai dengan jumlah uang kas yang diterima atas penjualan angsuran
tersebut. Dalam hal ini tiga prosedur untuk mengakui laba kotor, yaitu :
a. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai pengembalian
harga pokok barang yang dijual. Setelah harga pokoknya terpenuhi, maka
angsuran-angsuran berikutnya diakui sebagai realisasi laba kotor
b. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai realisasi laba kotor.
Setelah laba kotornya terpenuhi, maka angsuran berikutnya diakui sebagai
realisasi harga pokok barang yang dijual
c. Setiap penerimaan angsuran sebagian diakui sebagai realisasi laba kotor dan
sebagian diakui sebagai realisasi harga pokok barang dijual. Mengenai alokasi
jumlahnya sesuai dengan perjanjian. Dalam akuntansi, metode ini dikenal sebagai
instalment sales

Contoh
Berikut laporan posisi keuangan PT B per 31 Desember 2013 yang menjual barang dagangannya
secara kredit dan angsuran
PT B
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah)

Asset Kewajiban & Modal


Kas dan bank 500 Utang usaha 1.250
Piutang regular 2.500 Utang bank 5.500
Piutang angsuran 2012 1.500 LKYBD tahun 2012 (20%) 300
Piutang angsuran 2011 1.000 LKYBD tahun 2011 (25%) 250
Pers barang dagangan 3.000 Modal saham 5.000
Asset tetap (net) 4.000 Laba ditahan 3.200
Total 12.500 Total 12.500
Harga pokok penjualan (HPP) atas penjualan regular (tunai) ditentukan 60% dari penjualan,
sedangkan HPP penjualan angsuran ditentukan 75% dari penjualan. Berikut transaksi selama
tahun 2012
1. Penerimaan piutang regular tahun 2012 sebesar Rp 2.000.000
2. Penerimaan piutang angsuran tahun 2012 sebesar Rp 750.000
3. Penerimaan piutang angsuran tahun 2011 sebesar Rp 500.000
4. Penjualan regular sebesar Rp 3.000.000
5. Penjualan angsuran Rp 2.000.000
6. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp 2.500.000
7. Pembayaran utang dagang sebesar Rp 2.000.000
8. Penghapusan piutang
a. Regular sebesar Rp 250.000
b. Angsuran tahun 2012 sebesar Rp 150.000
c. Angsuran tahun 2011 sebesar Rp 100.000
9. Pembayaran beban operasional sebesar Rp 500.000
Diminta :
Buatlah jurnal umum dan jurnal penutup, baik metode buku/peptual maupun metode phisik

Penyelesaian :
(dalam ribuan rupiah)

Uraian Metode Metode Phisik


Buku/Peptual
Debet Kredit Debet Kredit
Kas 3.250 3.250
Piutang regular 2.000 2.000
Piutang angsuran 2012 750 750
Piutang angsuran 2011 500 500

(mencatat penerimaan piutang)


Piutang regular 3.000 3.000
Piutang angsuran 2012 2.000 2.000
Penjualan regular 3.000 3.000
Penjualan angsuran 2012 2.000 2.000

(mencatat penjualan)
HPP regular (60% x Rp 3.000) 1.800
HPP angsuran (75% x Rp 2.000) 1.500
Persediaan 3.300

(mencatat penjualan)
Pembelian barang dagangan 2.500
Pembelian barang dagangan 2.500
Hutang usaha 2.500 2.500

(mencatat pembelian)
Penghapusan piutang 445 445
LKYBD tahun 2012 30 30
LKYBD tahun 2011 25 25
Piutang regular 250 250
Piutang angsuran tahun 2012 150 150
Piutang angsuran tahun 2011 100 100

Perhitungan :
LKYBD 2012 = 20% x 150 = 30
LKYBD 2011 = 25% x 100 = 25

(mencatat penghapusan piutang)


Beban operasional 500 500
Kas 500 500

(mencatat pembayaran beban operasional)

Laba kotor direalisasi (LKD) 275 275


Penjualan regular 3.000 3.000
Beban operasional 500 500
Penghapusan piutang 445 445
BPP regular 1.800 1.800
Laba rugi 530 530

Perhitungan :
LKD tahun 2012 = 20% x 750 = 150
LKD tahun 2011 = 25% x 500 = 125

(jurnal penutup)

2. Pembeli yang Tidak Bisa Melanjutkan Angsurannya ( ILEN MARIANI UMAR)

Apabila pembeli tidak bisa memenuhi hutangnya seperti yang tercantum dalam perjanjian
penjualan angsuran, maka pihak penjual berhak memiliki kembali barang tersebut. Pencatatan
yang harus dilakukan oleh penjual sebagai berikut :

1. Mencatat pemilikan kembali barang tersebut


2. Menghapus saldo piutang penjualan angsuran atas berang tersebut
3. Menghapus saldo laba kotor yang belum direalisasi atas barang tersebut
4. Mencatat keuntungan/kerugian kerena pemilikan kembali barang tersebut

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilikan kembali atas barang yang gagal dilunasi oleh
pembeli adalah sebagai berikut :
1. Barang yang dimiliki kembali tersebut harus dinilai berdasarkan harga yang wajar (harga
pasar)
2. Dalam melakukan penilaian tersebut harus diperhitungkan laba normal yang diharapkan
jika barang tersebut dijual kembali

Contoh
PT B menjual barangnya dengan cara angsuran untuk jangka waktu 12 – 18 bulan. Omzet
penjualan selama tahun 2013 sebesar Rp 60 juta, dimana 60% diantaranya pada akhir tahun 2013
masih berupa piutang. Rata-rata laba kotor tahun 2013 sebesar 30% dari penjualannya. Pada
tanggal 31 Desember 2013, ternyata terdapat beberapa orang yang tidak sanggup melanjutkan
angsurannya, sehingga barang-barang tersebut dimiliki kembali oleh perusahaan. Beban
administrasi dan umum selama tahun 2013 sebesar Rp 2,5 juta, beban pemasaran dan penjualan
Rp 4 juta.
Nama-nama pelanggan yang membatalkan pembeliannya sebagai berikut :

Nama Jumlah yang Harga faktur Taksiran


pelanggan Belum dibayar Harga pasar
s/d 31-12-2013 Tgl 31-12-2013
A 600.000 900.000 150.000
B 150.000 600.000 150.000
C 150.000 300.000 105.000
D 60.000 225.000 120.000
Jumlah 960.000 2.025.000 525.000

Jurnal yang dibuat oleh perusahaan untuk mencatat transaksi di atas (dengan menggunakan
metode buku/peptual untuk mencatat persediaan) dan laporan laba rugi tahun 2013, sebagai
berikut :
Penyelesaiaan
Mencatat penjualan barang dagangan
Piutang penjualan angsuran 60.000.000
Harga pokok penjualan 42.000.000
Penjualan angsuran 60.000.000
Persediaan barang dagangan 42.000.000

Keterangan :
42.000.000 = 60 juta – (30% x 60 juta) = 60 juta – 18 juta

Mencatat piutang penjualan angsuran


Kas 24.000.000
Piutang penjualan angsuran 24.000.000

Keterangan :
24.000.000 = 40% (100% - 60%) x 60 juta

Mencatat laba kotor yang belum direalisasi


Penjualan angsuran 60.000.000
Harga pokok penjualan 42.000.000
Laba kotor yang belum direalisasi 18.000.000

Keterangan :
18.000.000 = 30% x 60 juta

Mencatat realisasi laba kotor


Laba kotor yang belum direalisasi 7.200.000
Realisasi laba kotor 7.200.000

Keterangan :
7.200.000 = 30 % x 24 juta

Mencatat pembatalan kontrak & pemilikan kembali barang dagangan


Persediaan barang dagangan 525.000
Pembatalan laba kotor 288.000
Rugi pemilikan kembali 147.000
Piutang penjualan angsuran 960.000

Keterangan :
288.000 = 30% x 960.000

Perhitungan laba rugi pemilikan kembali atas barang dagangan (dalam rupiah)

Uraian Nama Langganan Jumlah


A B C D

Laba atas penj.angsuran yg telah diterima* 300.000 450.000 150.000 185.000 1.065.000
Laba yang telah diakui (30%) (90.000) (135.000 (45.000) (49.500) (319.500)
)
Laba atas penj.angsuran yg belum 210.000 315.000 105.000 115.500 745.500
diterima
Beban pokok penjualan** 630.000 420.000 210.000 157.500 1.417.500
Taksiran harga pasar (150.000) (150.000 (105.000 (120.000) (525.000)
) )
Rugi penurunan nilai persediaan 480.000 270.000 105.000 37.500 892.500
Laba (rugi) pemilikan kembali*** (270.000) 45.000 0 78.000 (147.000)

Keterangan :
* = harga faktur – jumlah yang belum dibayar
300.000 = 900.000 – 600.000
450.000 = 600.000 – 150.000 dst
90.000 = 30% x 300.000 …..dst
** = 70% (= 100 % - 30%) x harag faktur
630.000 = 70% x 900.000
420.000 = 70% x 600.000 …..dst
*** = laba atas penjualan angsuran yg belum diterima – rugi penurunan nilai persediaan
(270.000) = 210.000 – 480.000
45.000 = 315.000 – 270.000 …..dst

Perusahaan PT B
Laporan Laba Rugi
Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013

Penjualan angsuran Rp 60.000.000


Harag pokok penjualan (42.000.000)
Laba kotor yang belum direalisasi 18.000.000
Realisasi laba kotor 10.512.000
Pembatalan laba kotor (288.000)
Laba kotor 10.224.000
Beban usaha :
Beban penjualan dan pemasaran 4.000.000
Beban administrasi dan umum 2.500.000
Jumlah beban usaha 6.500.000
Laba usaha 3.724.000
Rugi pemilikan kembali barang dagangan (147.000)
Laba berish kena pajak 3.577.000

Keterangan ;
10.512.000 = 60.000.000 – 960.000 = 59.040.000
= 59.040.000 x 30% = 17.712.000
= 17.712.000 – 7.200.000 = 10.512.000
3.724.000 = 10.224.000 – 6.500.000

Anda mungkin juga menyukai