Anda di halaman 1dari 24

20

BAB II
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Kantor Cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan
usaha yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah.

AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG


Masalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk
menjelaskan perbedaan keduanya. Kegiatan agen ialah memamerkan barang dagangan dan
menangani pesanan pelanggan, mereka tidak mempunyai persedian untuk memenuhi
pesanan pelanggan ataupun untuk menangani kredit pelanggan. Agen bukan merupakan
entitas akuntansi dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah. Biasanya pencatatan
akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan pengeluaran
kas, yang diperlukan sama seperti sistem kas kecil (petty cash). Pencatatan atas penjualan
yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan, dan biaya
lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi kantor pusat.
Sebaliknya, kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada
pelanggan. Menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi,
dan kegiatan-kegiatan lain yang biasa dilakukan suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan
tersebut dicatat berdasarkan sistem akuntansi kantor cabang.
Kegiatan kantor cabang yang besar kebanyakan merupakan hasil dari penggabungan
usaha, di mana perusahaan yang survive membuka kantor cabang utnuk diperbantukan
dalam operasi perusahaan gabungan yang telah dibubarkan. Dalam hal ini sistem
informasi yang ada bisa dikonvesikan dengan sedikit penyesuaian menjadi sistem akuntansi
kantor pusat dan cabang. Metode penggabungan sistem akuntansi ini banyak membawa
penghematan karena terhindar dari perubahan besar pada sistem akuntansi yang ada dan
gangguan pada operasi usaha. Metode ini juga memudahkan untuk menutup kantor
cabang jika diketahui tidak menguntungkan.
Meskipun perbedaan teknis dalam menggolongkan agen dan kantor cabang sangat
penting unutk kegiatan pemasaran, periklanan dan tujuan usaha lainnya, tetapi untuk
tujuan akuntansi perbedaan ini tidak banyak pengaruhnya. Beberapa agen memiliki
persediaan, ada kantor cabang yang memiliki tanggung jawab terbatas untuk melakukan
pencatatan maupun untuk menyetujui pemberian kredit kepada konsumen. Banyak
perusahaan yang mempunyai kantor cabang tetapi tetap melakukan pelayanan kredit
pelanggan dan penagihan secara terpusat, kadang berdasarkan letak wilayah, kadang bisa
berdasarkan penyebaran perusahaan. Sistem akuntansi untuk perusahaan yang letaknya

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
21

berjauhan, apakah itu agen atau kantor cabang, harus dirancang sedemikian rupa agar
informasi yang diperlukan bisa dapat dengan biaya seekonomis mungkin.

PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN


Agen tidak memerlukan sistem akuntansi yang lengkap untuk mencatat kegiatan-
kegiatanya yang terbatas. Biasanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas sudah
cukup untuk akuntansi agen. Pencatatan atas kegiatan agen jarus dilakukan oleh sistem
akuntansi pusat. Jumlah data yang bisa dikumpulkan oleh pusat terbatas pada pencatatan
kas dan barang dagangan yang dipamerkan di agen atau pada data aktiva dan pendapatan.
Apabila informasi rinci mengenai agen tidak terlalu diperlukan, penjurnalan berikut ini
cukup untuk mencatat kegiatan agen.
1 Pembentukan modal kerja agen
Modal kerja agen 5.000.000
Kas 5.000.000
Untuk mencatat transfer kas ke agen

2 Transfer persediaan contoh (sample) kepada agen


Persediaan contoh – agen 9.000.000
Barang dagangan (pembelian) 9.000.000
Untuk mentransfer kas ke agen

3 Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun
Biaya gaji 2.200.000
Biaya Utilitas 700.000
Biaya Iklan 1.200.000
Biaya lain-lain 300.000
Kas 4.400.000
Untuk mencatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja

4 Penyesuaian persediaan contoh agen pada akhir bulan atau tahun


Biaya iklan 3.000.000
Persediaan contoh 3.000.000
Untuk menyesuaikan persedian contoh dengan nilai sebenarnya dan untuk membebankan
pencatatannya ada biaya iklan

Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang
dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan di atas tidak
cukup unutk melakukan control efektif atas pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan
agen atau untuk mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak
menyelesaikan dasar untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.
Perluasan sistem pengumpulan data penjualan agen dan pengeluaran-pengeluaran
yang terjadi memberikan dasar untuk membandingkan biaya yang terjadi dengan biaya
agen sepanjang waktu atau dengan agen lain yang sama. Sistem tersebut juga
memungkinkan evaluasi laba untuk kegiatan agen. Pengumpulan data dari setiap agen
penjualan tergantung pada kebutuhan informasi manajemen. Ayat jurnal untuk sistem

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
22

pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini memperlakukan aktiva
tetap agen penjual Non secara terpisah. Penjualan, harga pokok penjualan dan informasi
biaya ditujukan dengan basis agen.

1 Membeli tanah dan bangunan untuk agen Neon


Tanah – Agen Neon 2.000.000
Bangunan – Agen Neon 18.000.000
Kas 20.000.000
Membeli fasilitas untuk agen

2 Membentuk modal kerja agen


Modal kerja Agen Neon 4.000.000
Kas 4.000.000

3 Transfer barang dagangan ke agen


Persedian contoh Agen Neon 8.000.000
Barang dagangan 8.000.000

4 Pembayaran gaji karyawan agen


Biaya gaji – Agen Neon 3.000.000
Kas 3.000.000

5 Pesanan penjualan dari agen telah diarsipkan dan dilakukan penagihan


Piutang dagang 12.000.000
Penjualan 12.000.000
Untuk mencatat penjualan kredit yang dilakukan oleh agen Neon
Harga pokok penjualan – Agen 6.000.000
Neon
Barang dagangan 6.000.000
Harga pokok persediaan yang dijual Agen Neon
6 Penggantian modal kerja agen pada akhir tahun
Biaya promosi – Agen Neon 1.800.000
Biaya utilitas – Agen Neon 400.000
Biaya lain-lain –Agen Neon 300.000
Kas 2.500.000
Untuk mencatat penggantian modal kerja agen

7 Pencatatan penyusutan gedung agen


Biaya penyusutan – Agen Neon 900.000
Akumulasi Penyusutan – Agen 900.000
Neon

8 Persediaan contoh agen disesuaikan agar mencerminkan pemakaian


Biaya promosi – Agen Neon 1.000.000
Persediaan Contoh Agen Neo 1.000.000
Untuk mencatat nilai persediaan contoh pada nilai yang dapat direalisasikan

Jurnal yang diberikan di atas adalah contoh bagaimana sistem akuntansi dapat
diperluas untuk memberikan informasi terpisah mengenai kegiatan agen. Untuk
perusahaan yang memiliki banyak agen, pengumpulan informasi dengan bantuan
teknologi komputer sangat praktis dan tidak mahal.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
23

SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG


Akuntansi kantor cabang mambagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara
kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat unutk
perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk
mencatat kegiatan setiap cabang. Sistem kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah
digunakan untuk tujuan akuntansi dan pelaporan internal tetapi laporang keuangan
kantor pusat dan cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi kebutuhan akan
pelaporan keuangan eksternal.
Proses penggabungan laporan keuangan kantor pusat dan cabang sama dengan proses
penggabungan laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan perusahaan
anak. Akuntansi akun resiprokal dieliminasi, akun-akun nonresiprokal digabungkan. Laba
yang belum direalisasi hasil transfer internal antara kantor pusat denan cabang tentu saja
harus dieliminasi.

Transaksi antar Kantor Pusat dan Cabang.


Transaksi antara kantor pusat dengan satuan usaha eksternal lainnya dicatat dengan
prosedur akuntansi kantor pusat seperti biasa. Begitu juga halnya dengan transaksi yang
terjadi antara kantor cabang dengan satuan usaha yang tidak berhubungan. Semua
transaksi dicatat menurut prosedur akuntansi yang telah ditetapkan. Hal yang unik dari
akuntansi kantor pusat dan cabang terletak pada pencatatan transaksi yang terjadi antara
kantor pusat dengan kantor cabang.
Pembentukan kantor cabang yang baru memerlukan pencatatan, baik dalam buku
kantor pusat maupun dalam buku cabang. Asumsikan PT. Enervon mendirikan kantor
cabang di Surabaya dengan mentrasfer kas sebesar Rp. 5.000.000 dan Peralatan Rp.
10.000.000 kepada manajer kantor cabang Ayat Jurnal pada buku kantor pusat dan
cabang masing-masing :

Buku kantor Pusat :


Cabang Surabaya 15.000.000
Kas 5.000.000
Peralatan 10.000.000
Untuk mencatat transfer kas dan perlatan ke cabang

Buku Kantor Cabang :


Kas 5.000.000
Peralatan 10.000.000
Kantor Pusat 15.000.000
Untuk mencatat penerimaan kas dan peralatan dari kantor pusat

Akun cabang pada buku kantor pusat adalah akun aktiva yang mencermikan
invemntasi yang dilakukan kantor pusat dalam aktiva bersih cabang. Akun Kantor Pusat

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
24

pada buku cabang adalah akun modal yang menggambarkan modal kantor pusart dalam
aktiva bersih cabang. Oleh sebabg itu akun Kantor Pusat dan akun Cabang merupakan
akun yang resiprokal, masing-masing menggambarkan aktiva bersih cabang. Hubungan
resiprokal antara akun kantor Pusat dan akun Cabang adalah hubungan yang
berkelanjutan. Setiap kantor pusat menaikan (mendebet) akun kantor cabang, kantor
cabang harus menaikan (mengkredit) akun Kantor Pusatnya. Jika terjadi penurunan
(debet) akun Kantor Pusat pada buku cabang, maka harus pula diikuti dengan penurunan
(Kredit) akun Kantor Cabang pada buku Cabang adalah karena perbedaan waktu dan
kesalahan dalam mencatat transaksi di dua buku.
Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang transaksi
pengiriman barang dagangan. Umumnya cabang didirikan untuk menjual barang
dagangan yang diproduksi atau dibeli oleh kantor pusat. Manajer kantor cabang ada yang
memiliki wewenang untuk memberli dari pemasok luar. Apabila PT. Enevon mengirim
barang dagangan ke cabang Surabaya dengan harga pokok Rp. 8.000.000, maka jurnalnya
adalah sebagai berikut :

Buku kantor Pusat :


Cabang Surabaya 8.000.000
Pengiriman ke Cabang Surabaya 8.000.000
Untuk mencatat pengiriman barang pada harga pokok ke cabang Surabaya

Buku Kantor Cabang :


Pengiriman dari kantor pusat 8.000.000
Kantor Pusat 8.000.000
Mencatat penerimaan kiriman dari kantor pusat

Pencatatan transfer barang dagangan dari kantor pusat ke cabang menghasilkan dua
akun resiprokl tambahan . akun pengiriman ke cabang adalah akun ― Lawan Pembelian‖
pada buku kantor pusat, dan akun Pengiriman dari Kantor Pusat merupakan akun ―
pembelian kantor cabang‖. Akun-akun ini digunakan untuk menentukan harga pokok
penjualan dari kantor pusat dan cabang secara terpisah, tetapi karena mereka resiprokal,
maka harus dieliminasi dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.

Ilustrasi Akuntansi Kantor Pusat Dan Cabang


Misalkan PT Javalas mendirikan cabang baru di Bandung pada awal 19X1 dan
transaksi yang terjadi selama tahun 19X1 adalah sebagai berikut :
1. Menerima kas dari kantor pusat Rp. 20.000.000.
2. Membeli peralatan berumur ekonomis 5 tahun Rp. 10.000.000 secara tunai.
3. Menerima pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dengan harga pokok Rp.
16.000.000.
4. Membeli barang dagangan dari pemasok luar Rp. 4.000.000 secara tunai.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
25

5. Menjual barang dagangan Rp. 30.000.000 secara tunai.


6. Mengembalikan barang dagangan ke kantor pusat Rp. 1.000.000.
7. Membayar biaya-biaya :
- Gaji Rp. 6.000.000
- Utilitas Rp. 1.000.000
- Sewa Rp. 3.000.000
- Lain-lain Rp. 2.000.00
8. Mengirimkan Rp. 15.000.000 ke kantor pusat.
9. Hutang gaji pada akhir tahun Rp. 1.000.000 da penyusutan untuk tahun itu Rp.
2.000.000.
10. Persediaan barang dagangan cabang pada akhir tahun terdiri dari Rp. 1.000.000
berasal dari pemasok luar dan Rp. 5.000.000 diperoleh dari kantor pusat.

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi dan peristiwa akhir tahun yang berhubungna
pada buku kantor cabang Bandung diberikan pada peraga 12-1. Jurnal penutup untuk
cabang Bandung terdiri dari Rp. 2.000.000 kredit untuk akun kantor pusat jurnal ini sama
dengan pendapatan cabang untuk periode tersebut dan menggambarkan kenaikan aktiva
bersih dari kegiatan cabang, jurnal penyesuaian pada buku kantor pusat mendebet akun
cabang Bandung dengan Rp. 2.000.000 dan mengkredit laba Cabang Bandung. Ayat jurnal
penyesuaian kantor pusat ini ekivalen dengan jurnal perusahaan induk pada saat mencatat
kepemilikannya pada perusahaan anak yang menggunakan metode ekuitas.
Perhitungan harga pokok penjualan ayat jurnal diilustrasikan pada Peraga 12-1
didasarkan pada prosedur persediaan periodic yang menyediakan informasi rinci
mengenai transfer barang dagangan antara kantor pusat dengan cabang. Informasi rinci
ini dapat digunakan dalam kertas kerja untuk menggabungkan akun kantor pusat dan
cabang untuk laporan keuangan eksternal. Pengelompokan data persediaan , pembeliaan
dan pengiriman secara terpisah dalam harga pokok penjualan individu, memudahkan
dalam penyusunan kertas kerja. Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat
dan cabang PT Javalas adalah sebagai berikut :

Kantor Pusat Cabang Bandung


Persediaan 1 Januari 19X1 85.000.000 -
Pembelian 150.000.000 4.000.000
Pengiriman ke cabang (15.000.000) -
Pengiriman dari kantor pusat - 15.000.000
Barang tersedia untuk dijual 220.000.000 19.000.000
Persediaan 31 Desember 19X1 (80.000.000) (6.000.000)
Harga pokok penjualan 140.000.000 13.000.000

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
26

Data pembelian dan persedian kantor pusat yang tercakup dalam perhitungan harga
pokok penjualan diberikan tanpa penjelasan.

Kertas Kerja. Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bias digabungkan dengan baik
dengan menggunakan kertas kerja format neraca saldo ataupun format laporan keuangan.
Kedua pendekatan ini digambarkan dalam peraga 12-2 dan 12-3. Data-data tentang
kantor pusat yang sebelumnya tidak ada ditambahkan untuk melengkap ilustrasi.
Kertas kerja. Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bisa digabungkan baik dengan
menggunakan kertas kerja format laporan keuangan. Kedua peragaan ini dapat
digambarkan dalam Paraga 12-2 dan 12-3. Data-data tentang kantor pusat yang
sebelumnya tidak ada ditambahkan untuk melengkapi ilustrasi

Buku Kantor Pusat Buku Kantor Cabang Bandung


1 Cabang 20.000 Kas 20.000
bandung
Kas 20.000 Kantor Pusat 20.000
Mentransfer kas ke cabang Bandung Menerima kas dari Kantor Pusat

2 Peralatan 10.000
Kas 10.000
Mencatat pembelian peralatan
3 Cabang 16.000 Pengiriman dari 16.000
Bandung Kantor Pusat
Pengiriman ke 16.000 Kantor pusat 16.000
cabang
Bandung
Mentransfer barang dagangan ke cabang bandung Menerima barang dagangan dari kantor pusat
4 Pembelian 4.000
Kas 4.000
Mencatat pembelian tunai
5 Kas 30.000
Penjualan 30.000
Mencatat penjualan tunai
6 Pengiriman ke 1.000 Kantor Pusat 1.000
cabang
bandung
Cabang 1.000 Pengiriman dari 1.000
Bandung kantor pusat
Pengembalian barang dagangan dari Cabang Bandung Mengembalikan barang dagangan ke Kantor Pusat
7 Biaya Gaji 6.000
Biaya utilitas 1.000
Biaya sewa 3.000
Biaya lain-lain 2.000
Kas 12.000
Mencatat pembayaran biaya-biaya
8 Kas 15.000 Kantor Pusat 15.000
Cabang 15.000 Kas 15.000
Bandung
Menerima kas dari Cabang Bandung Mencatat pengiriman kas ke Kantor Pusat
9 Ayat jurnal penyesuaian:
Biaya gaji 1.000
Hutang gaji 1.000
Gaji yang terhutang

Biaya 2.000
penyusutan-
peralatan
Akumulasi 2.000
penyusutan-
peralatan

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
27

Buku Kantor Pusat Buku Kantor Cabang Bandung


Biaya penyusutan Rp10.000 : 5 tahun
10 Jurnal penyesuaian Ayat jurnal penutup
Cabang 2.000 Penjualan 30.000
Bandung
Laba Cabang 2.000 Persediaan 6.000
Bandung
Mencatat laba cabang bandung untuk periode tersebut Pengiriman dari 15.000
Kantor Pusat
Pembelian 4.000
Biaya gaji 7.000
Biaya 2.000
penyusutan
Biaya utilitas 1.000
Biaya sewa 3.000
Biaya lain-lain 2.000
Kantor Pusat 2.000
Untuk menutup akun Kantor Pusat

Neraca saldo disesuaikan untuk PT Javalas dan kantor cabang ditunjukkan pada dua
kolom pertama kertas kerja neraca saldo (Paraga 12-2). Prosedur kertas kerja ini dapat
diperbandingkan dengan kertas kerja yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
konsolidasi. Hanya dua jurnal yang dibutuhkan: pertama untuk membuat akun resiprokal
pada kantor pusat dan cabang dengan mengeliminasi laba Cabang Bandung dan
mngurangkan akun cabang dengan saldonya sebelum disesuaikan, dan yang kedua untuk
mengeliminasi saldo akun kantor pusat dan cabang.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
28

PT. JAVALAS
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (Dalam 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laba Laba Neraca
Pusat Bandung Eliminasi Rugi Ditahan
Debet
Kas 41.000 9.000 50.000
Piutang Dagang 60.000 60.000
Persediaan-akhir 80.000 6.000 86.000
Tanah 20.000 20.000
Gedung-neto 100.000 100.000
Peralatan-neto 52.000 8.000 60.000
Cabang Bandung 22.000 a.2.000 b.20.000
Harga Pokok Penjualan 140.000 13.000 153.000
Biaya Gaji 43.000 7.000 50.000
Biaya Penyusutan-gedung 5.000 5.000
Biaya Penyusutan-peralatan 8.000 2.000 10.000
Biaya utilitas 6.000 1.000 7.000
Biaya sewa - 3.000 3.000
Biaya lain-lain 8.000 2.000 10.000
Dividen 10.000 10.000
595.000 51.000 376.000
Kredit
Hutang Dagang 50.000 50.000
Hutang gaji 4.000 1.000 5.000
Modal saham 200.000 200.000
Laba ditahan 110.000 110.000
Kantor Pusat 20.000 b.20.000
Penjualan 229.000 30.000 59.000
Laba Cabang Bandung 2.000 a.2.000
595.000 51.000
Laba Bersih 21.000 21.000
Laba ditahan 31-12-19X1 121.000 121.000
376.000
*Dikurangkan

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
29

PT JAVALAS
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laporan
Pusat Bandung Eliminasi Gabungan
Laporan Laba Rugi
Penjualan 229.000 30.000 259.000
Laba Cabang Bandung 2.000 a.2.000
Harga Pokok Penjualan 140.000 13.000 153.000
Biaya gaji 43.000 7.000 50.000
Biaya penyusutan-gedung 5.000 5.000
Biaya penyusutan-peralatan 8.000 2.000 10.000
Biaya utilitas 6.000 1.000 7.000
Biaya sewa 3.000 3.000
Biaya lain-lain 8.000 2.000 10.000
Laba bersih 21.000 2.000 21.000
Laba ditahan/kantor pusat
Laba ditahan 1 Januari 110.000 110.000
Kantor pusat (sebelum ditutup) 20.000 b.20.000
Laba bersih 21.000 2.000 21.000
Dividen 10.000 10.000
Laba ditahan/kantor pusat 121.000 22.000 121.000
Neraca
Kas 41.000 9.000 50.000
Piutang dagang-neto 60.000 -60.000
Persediaan 80.000 6.000 86.000
Tanah 20.000 20.000
Gedung-neto 100.000 100.000
Peralatan-neto 52.000 8.000 60.000
Cabang Bandung 22.000 a.2.000 b.20.000
375.000 23.000 376.000
Hutang dagang 50.000 50.000
Hutang gaji 4.000 1.000 5.000
Modal saham 200.000 200.000
Laba ditahan 121.000 121.000
Kantor Pusat 22.000
375.000 23.000 376.000
*Dikurangkan

Ayat jurnal ini sama dengan ayat jurnal pada kertas kerja konsolidasi yang digunakan
untuk mengeliminasi pendapatan dari perusahaan anak dari investasi perusahaan induk di
buku perusahaan anak. Ayat jurnal yang sama juga digunakan untuk menggabungkan
akun kantor pusat dan kantor cabang pada Paraga 12-3, yang menggunakan format
laporan keuangan. Dalam format laporan keuangan, kolom untuk laba ditahan tidak
disediakan, untuk itu diperlukan perubahan laba ditahan pada kertas kerja. Karena modal
cabang berasal dari kantor pusat (akun kantor pusat), maka kolom kantor cabang dalam
kertas kerja menunjukkan perubahan oada akun kantor pusat yang berasal dari hasil
operasi. Ayat jurnal a pada Paraga 12-3 mengembalikan saldo Cabang Bandung menjadi
Rp20.000.000,- yaitu jumlah sebelum disesuaikan, yang kemudian dieliminasi dengan
ayar jurnal b. Aspek-aspek lain dari kertas kerja kantor pusat dan cabang ini sama dengan
yang ada pada kertas kerja perusahaan induk dan perusahaan anak. Normalnya, hanya
laporan keuangan gabungan yang menggambarkan posisi keuangan dan hasil operasi

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
30

perusahaan sebagai satu kesatuan yang digunakan untuk pelaporan kepada pihak
eksternal.

PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN DI ATAS HARGA POKOK


Produk yang diiustrasikan pada kasus PT Javalas didasarkan pada pengiriman barang
dagangan dari kantor ke cabang yang menggunakan basis harga pokok. Banyak
perusahaan menggunaan harga transfer di atas harga pokok untuk 0pengiriman internal
ke cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer pada harga
jual normal, sementara yang lainnya menggunakan mark-up standar. Ada juga
perusahaan yang menetapkan harga transfernya di atas harga pokok, antara lain ialah
yang kompleks.

Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Pokok


Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga
transfer diatas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus
disesuaikan dengan biaya actual dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun
―tambahan laba cabang‖. Atau laba yang belum direalisasi. Sebagai contoh, kantor pusat PT
Fabiola mengirim barang dagangan sejumlah Rp100.000.000 ke cabangnya di Tegal
dengan mark-up sebesar 20% di atas harga pokok. Ayat jurnal yang harus dibuat :

Buku Kantor Pusat


Cabang Tegal 120.000.000
Pengiriman ke Cabang Tegal 100.000.000
Laba belum direalisaasi Cabang 20.000.000
Tegal
Untuk mencatat pengiriman ke Cabang Tegal 120% dari harga pokok

Buku kantor Cabang Tegal


Pengiriman dari kantor pusat 120.000.000
Kantor Pusat 120.000.000
Untuk mencatat penerimaan persediaan dari kantor pusat

Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga di atas harga
pokok tidak merubah hubungan reiprokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi
mempengaruhi hubungan akun pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat
pencatatan akun ―pengiriman‖ dikedipkan sebesar biaya sedangkan akun ―pengiriman dari
kantor pusat‖ didebitkan dengan harga sebesar harga transfer. Perbedaan pada akun ini
disebabkan adanya mark-up yang ditujukan pada akun laba belum direalisasi cabang.
Ketika cabang menerima barang pada harga transfer yang mencakup laba belum
direalisasi dan menjualnya, makan harga pokok penjualannya menjadi terlalu tinggi (over
stated) dan labanya terlalu rendah (understated) kantor pusat mencari laba atau rugi pada

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
31

cabang berdasarkan laporan pendapatan yang dibuat oleh cabang,sehingga jika laba
cabang dilaporkan terlalu rendah,maka laba cabang yang di catat di buku kantor pusat
juga terlalu rendah. Penilaian laba cabang yang terlalu rendah ini dikoreksi melalui ayat
jurnal penyusaian akhir tahun dengan mengurangkan akun laba belum direalisasi
sehingga nilainya mencerminkan hasil penjualan cabang selama periode tersebut kepada
pihak luar. Misakan saldo akan di bawah ini muncul pada buku PT Fabiola dan cabang
tanggal 31 Desember 19X1 sebelum penyesuaian :

Buku Kantor Pusat


Cabang tegal 200.000.000 debit
Pengiriman ke Cabang Tegal 100.000.000 kredit
Laba belum direalisasi Cabang Tegal 20.000.000 kredit

Buku Kantor Cabang Tegal


Penjualan 160.000.000 kredit
Pengiriman dari Kantor Pusat 120.000.000 debit
Biaya 30.000.000 debit
Kantor Pusat 200.000.000 kredit

Apabila Cabang Tegal tanggal 32 Desember 19XI mempunyai persediaan pada harga
transfer sebesar Rp 12.000.000,maka laba untuk periode tersebut adalah Rp 22.000.000
(penjualan Rp 160.000.000 dikurangi harga pokok penjualan Rp 108.000.000 dan biaya
Rp 30.000.000). Ayat jurnal penutup pada pada Cabang :
Penjualan 160.000.000
Persediaan 31 Desember 19XI 12.000.000
Pengiriman dari Kantor pusat 120.000.000
Biaya 30.000.000
Kantor Pusat 72.000.000
Untuk menutup akun minimal dan mentransfer saldo ke akun kantor pusat

Informasi ini digunakan oleh kantor pusat untuk mencatat laba cabang :

Cabang Tegal 22.000.000


Laba Cabang Tegal 22.000.000
Mencatat laba Cabang dan memperbaharui akun cabang

Kantor pusat juga menyesuaikan akun laba belum direalisasinya untuk mendapatkan
Rp 2.000.000 laba yang belum direalisasi pada persediaan khir cabang [Rp 12.000.000 –
(Rp 12.000.000/120%)].

Laba belum direalisasi Cabang tegal 18.000.000


Laba Cabang Tegal 18.000.000
Untuk menyesuaikan akun laba belum direalisasikan (Rp 20.000.000-Rp2.000.000) dan laba cabang

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
32

Setelah ayat jurnal ini dibukukan,akun laba belum direalisasi pada persediaan Cabang
Tegal. Akun Laba Cabang Tegal menunjukan saldo Rp 40.000.000. Jumlah ini merupakan
laba cabang berdasarkan harga pokok perhitungannya adalah demikian :

Penjualan 160.000.000
Pengiriman ke cabang 100.000.000
Dikurangi :
Persediaan (harga pokok) 10.000.000 90.000.000
Laba kotor 70.000.000
Biaya lain-lain 30.000.000
Laba Cabang 40.000.000

Dengan menambahkan Rp 40.000.000 laba cabang ke laba kantor pusat,mak jumlah


totalnya adalah laba bersih gabungan untuk perusahaan itu.walaupun jurnal akhir tahun
untuk tahun-tahun berikunya intinya sama seperti yang dijelaskan diatas, namun aka nada
perbedaan karena cabang akan memiliki perssediaan awal pada harga transfer, dan kantor
pusat akan memiliki saldo awal pada akun ― tambahan laba cabang ― yang sama dengan
laba yang belum direalisasi pada persediaan awal caabang. Contoh, akuntansi cabang pada
akhir bab ini menggambarkan prosedur akuntansi untuk laba yang belum direalisasi baik
pada persediaan awal maupun persediaan akhir.

Pengiriman ke Cabang di catat pada Harga Penagihan (Billing Prices).


Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga
penagihan dan menyesuaikan akun laba belum direalisasinya harga pada akhir periode.
Pada saat pendekatan ini digunakan, saldo akun laba belum direalisasi selama periode
akuntansi mencerminkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang, dan
akun pengiriman ke cabang mencakup laba belum direalisasi untuk periode berjalan.
Dengan ini, akun pengiriman kecabang resiprokal dengan akun pengiriman dari kantor
pusat. Untuk lebih jelas, PT. Fabiola mengirim barang ke cabang tegal dengan harga
penagihan :

Buku Kantor Pusat


Cabang Tegal 120.000.000
Pengiriman ke Cabang Tegal 120.000.000

Dengan jurnal ini akun pengiriman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo yang
sama tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
33

Buku Kantor Pusat


Pengiriman ke Cabang Tegal 20.000.000
Laba belum direalisasikan Cabang Tegal 20.000.000
Untuk menyesuaikan pengiriman dengan basis biaya

Buku Kantor Pusat


Laba belum direalisasikan Cabang Tegal 18.000.000
Labang Cabang Tegal 18.000.000
Untuk menyesuikan laba cabang atas mark-up pada pengiriman ke cabang

Jurnal pertama menyesuaikan akun pengiriman ke cabang dan akaun laba belum
belum di realisasi denga menculkan saldo masing-masing Rp 100.000.000 dan Rp
20.000.000. Jurnal kedua sama seperti yang di jelaskan di depan yaitu untuk
menyesuaikan laba cabang dari laba belum di realisasi.

BIAYA PENGIRIMAN
Biaya pengiriman ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi biaya
persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat ke kantor
cabang harus di masukan ke dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok
penjualan. Misalkan barang dagang dikirim dari kantor cabang senilai 125% dari harga
pokok Rp 10.000.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar Rp
500.000.Berikut ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan cabang :

Buku Kantor Pusat


Cabang 13.000.000
Pengiriman ke Cabang 10.000.000
Laba belum direalisasi cabang 2.500.000
Kas 500.000
Mencatat pengiriman ke Cabang

Buku Cabang
Pengiriman dari kantor pusat 12.500.000
Biaya pegiriman 500.000
Kantor Pusat 13.000.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat

Apabila setengah dari barang tersebut tidak terjual pada akhir tahun, penjualan cabang
dilaporkan sejumlah Rp 6.500.000, dan persediaan cabang dihargai Rp 6.250.000 ( harga
pokok) ditambah ongkos kirim Rp 250.000. persediaan cabang dan cabang dan harga
pokok penjualan cabang juga dilaporkan dalam jumlah yang sama apabila yang membayar
ongkos kirim adalah cabang, bukan kantor pusat. Tetapi transaksi pembebanan ongkos
kirim ini tidak dicatat pada buku kantor pusat.
Jika terjadi pembebabnan ongkos kirim tambahan akibat pengiriman dari kantor pusat
ke cabang atau pengiriman antar cabang, maka biaya tersebut tidak boleh dimasukan

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
34

dalam biaya persediaan. Kalau cabang mengembalikan setengah dari persediaannyayang


diterima dari kantor pusatkarena rusak atau karena kekurangan persediaan di kantor
pusat, maka biaya persediaan di kantor pusat tidak boleh memasukan ongkos kirim yang
dibebabnkan ke atau dari cabang. Asumsikan cabang membayar Rp. 250.000 untuk
mengembalikan setengah dari barang dagangannya ke kantor pusat, jurnal pada kantor
pusat dan cabang adalah :

Buku Cabang
Kantor Pusat 6.750.000
Pengiriman dari kantor 6.250.000
pusat
Biaya Pengiriman 250.000
Kas 250.000
Untuk mencatat pengembalian barang ke kantor pusat

Buku Kantor Pusat


Pengiriman ke cabang 5.000.000
Laba belum direalisasi cabang 1.250.000
Kerugian pembebanan biaya pengiriman yang 500.000
berlebih
Kantor cabang 6.750.000
Untuk mencatat pengembalian dari cabang

JURNAL UNTUK MENCATAT PENGIRIMAN KE CABANG SOLO


Buku Kantor Pusat
Cabang Solo 52.000.000
Pengiriman ke cabang Solo 50.000.000
Kas 2.000.000
Untuk mencatat pengiriman ke Cabang Solo

Buku cabang Solo


Pengiriman dari kantor pusat 50.000.000
Biaya pengiriman 2.000.000
Kantor pusat 52.000.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat

JURNAL UNTUK MENCATAT TRANSFER DARI CABANG SOLO KE MADIUN


Buku kantor pusat
Cabang madiun 51.800.000
Kerugian pembebanan biaya pengiriman 1.400.000
Pengiriman ke cabang Solo 50.000.000
Cabang Solo 53.200.000
Pengiriman ke Cabang 50.000.000
Madiun
Untuk mencatat transfer barang dagangan dari cabang Solo ke Cabang madiun

Buku Cabang Solo


Kantor pusat 53.200.000
Pengiriman dari kantor 50.000.000
pusat
Biaya pengiriman 2.000.000
Kas 1.200.000
Mencatat transfer barang ke cabang Madiun

Buku Cabang Madiun

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
35

Pengiriman dari kantor pusat 50.000.000


Biaya pengiriman 1.800.000
Kantor pusat 51.800.000
Untuk mencatat penerimaan dari kantor pusat melalui cabang Solo
Peraga 12-4

Total ongkos kirim yang terjadi pada persediaan dibebankan pada akun Kerugian
Pembebanan Ongkos Kirim yang Berlebih (dibebankan ke kantor pusat) karena ongkos
kirim tersebut timbul dari kesalahan atau inefisiansi manajemen. Biaya tersebut tidak
digolongkan sebagai biaya operasi atau ongkos kirim normal.
Contoh kedua dari kasus ongkos kirim tambahan menyangkut pengiriman antar
cabang. Misalkan Kantor Pusat matahari mengirim barang dagangan seharga Rp.
50.000.000 (harga pokok) dari Jakarta ke Cabang Solo dan membayar ongkos kirim
sebesar Rp. 2.000.000. beberapa hari kemudian cabang Madiun mengalami kehabisan
persediaan dan meminta kiriman dari cabang Solo. Ongkos kirim dari Solo ke Madiun
sebesar Rp. 1.200.000 dibayar oleh Cabang Solo. Ongkos kirim dari Jakarta ke Madiun
menjadi Rp. 1.800.000. Jurnal untuk mencatat pengiriman ke Cabang Solo dan kemudian
ke Cabang Madiun disajikan dalam Peraga 12-4. Untuk menyesuaikan akun pengiriman,
kantor pusat dan cabang, maka akun ongkos kirim harus disesuaikan.
Total ongkos kirim yang terjadi adalah Rp 3.200.000 (Rp 2.000.000 + Rp 1.200.000),
tetapi ongkos kirim dari kantor pusatke Cabang Madiun hanya Rp. 1.800.000. hanya Rp
1.800.000 inilah yang dicatat sebagai biaya persediaan pada buku cabang Madiun.
Terjadinya pengiriman dua kali dianggap sebagai kesalahan manajemen, maka kelebihan
ongkos kirim yang terjadi dibebankan sebagai kerugian kantor pusat. Perlakuan akuntansi
seperti ini konsisten dengan prinsip akuntansi yang menyebutkan bahwa biaya persediaan
hanya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan siap dijual ke
konsumen.

ALOKASI BIAYA-KANTOR PUSAT DAN CABANG


Alokasi biaya antara kantor pusat dan cabang biasanya diperlukan untuk mendapatkan
pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan. Biaya promosi,
misalnya, bisa berhubungan dengan kegiatan penjualankantor pusat, atau kegiatan
penjualan satu atau lebih cabang. Apabila biaya promise ini dibayar oleh kantor pusat,
maka biaya promosi yang berhubungan dengan penjualan cabang harus dibebankan ke
cabang. Biaya pension yang dibayar oleh kantor pusat dan biaya administrasi dan umum
kantor pusat juga harus dialokasikan pada kegiatan cabang untuk memberikan informasi
lengkap mengenai laba dari tiap unit usaha. Situasi lain yang memerlukan alokasi biaya
terjasi saat pencatatan aktiva tetap dilakuan oleh system akuntansi kantor pusat. Berikut ini

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
36

beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar Rp 5.000.000 untuk biaya
promosi yang hubungannya dengan penjualan kantor pusat dan cabang sama rata, maka
Rp5.000.000 itu dialokasikan berikut :

Buku Cabang
Biaya promosi 2.500.000
Kantor pusat 2.500.000
Kas 5.000.000
Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat

Buku Kantor Pusat


Biaya promosi 2.500.000
Cabang 2.500.000
Untuk mencatat biaya promosi yang dibayar oleh cabang

Biaya pensiun Rp 50.000.000 dan biaya umum kantor pusat Rp 120.000.000 yang
terjadi di kantor pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan
Cilegon dicatat sebagai berikut :
Buku kantor pusat
Cabang Depok 42.500.000
Cabang Cilegon 42.500.000
Biaya pensiun 25.000.000
Biaya umum 60.000.000
Untuk mengaokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan cabang

Buku Cabang Depok


Biaya pensiun 12.500.000
Biaya Umum 30.000.000
Kantor Pusat 42.500.000
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat

Buku Cabang Cilegon


Biaya Pensiun 12.500.000
Biaya umum 30.000.000
Kantor pusat 42.500.000
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat

Contoh diatas menggambarkan pendekatan dasar untuk mengalokasikan biaya antara


kantor pusat dan cabang. Biaya-biaya lain dialokasikan dengan cara yang sama.

REKONSILIASI—KANTOR PUSAT DAN CABANG


Apabila terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi resiprokal baik pada buku kantor
pusat maupun pada buku cabang, dan jika transaksi hanya dicatat pada satu buku saja
maka pada akhir tahun tidak akan muncul akun resiprokal kantor pusat dan cabang.
Pendekatan yang digunakan untuk rekonsiliasi kantor pusat dan cabang sama dengan
pendekatan yang digunakan dalam rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi kantor pusat dan cabang
pada Desember 19X1 diilustrasikan pada Peraga 12-5 dengan asumsi berikut :
1. Saldo 31 Desember 19X1: Akun kantor Pusat (buku cabang) Rp 452.300.000, akun
cabang Rengasdengklok (buku kantor pusat) Rp 492.000.000.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
37

2. Cabang Rengasdengklok mengirim cek Rp 12.000.000 tunai ke kantor pusat pada


tanggal 31 desember 19X1. Kantor pusat baru menerima cek tersebut tanggal 4 Januari
19X2.
3. Kantor pusat mengirim barang dagangan senilai Rp 20.000.000 ke cabang
Rengasdengklok pada tanggal 28 Desember 19X1 pada harga transfer Rp 25.000.000.
Barang dagangan tersebut baru diterima cabang pada tanggal 8 Januari 19X2.
4. Biaya promosi sejumlah Rp 8.500.000 dialokasikan oleh kantor pusat ke cabang
Rengasdengklok. Biaya itu dicatat oleh cabang sebesar Rp 5.800.000.
Jurnal berikut ini dibuat pada buku kantor pusat utuk menggambarkan kas dalam
perjalanan (cash in transit) tanggal 1 Desember 19X1:

Kas dalam perjalanan 12.000.000


Cabang Rengasdengklok 12.000.000
Untuk mencatat kas dalam perjalanan 31 Desember 19X1

PT WIJAYA
REKONSILIASI KANTOR PUSAT—CABANG RENGASDENGKLOK
31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Akun Akun
Kantor Pusat Cabang
Saldo buku,31 Desember 19X1 453.300.000 492.000.000
Kas dalam perjalanan : cabang ke pusat - (12.000.000)
Koreksi biaya promosi : Rp. 8.500.000 dicatat Rp. 5.800.000 2.700.000 -
Saldo disesuaikan, 31 Desember 19X1 480.000.000 480.000.000
Peraga 12-5 Rekonsiliasi Kantor Pusat dan Cabang
Meskipun lebih muah untuk menggunakan nama akun ― kas dalam perjalanan‖ untuk
memastikan pencatatan penerimaan kas aktual yang benar, tetapi dari sudut pandang
gabungan usaha ,kaset tersebut tidak dalam perjalanan dan dalam laporan keungan
gabungan harus dilaporkan sebagai kas,bukan kas dalam perjalanan. Jurnal koreksi pada
buku Cabang Rengasdengklok untuk mencatat rekonsolidasi :

Pengiriman dari Kantor pusat-dalam perjalanan 25.000.000


Kantor pusat 25.000.000
Untuk mencatat barang dalam perjalanan dari kantor pusat

Biaya promosi 2.700.000


Kantor pusat 2.700.000
Untuk mengoreksi kesalahan pencatatan relokasi biaya promosi dari kantor pusat

Setelah akun- akun diperbaharui/dikoreksi, akun kantor pusat cabang akan memiliki
saldo yang resiprokal.

ILUSTRASI AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG


PT Polytron di Jakarta mengoperasikan kantor cabang penjualan di Semarang sejak
beberapa tahun lalu. Seluruh barang dagangan yang dikirim ke cabang semarang dinilai
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
38

dengan hara jual normal,yaitu 1255 dari harga pokok. Cabang semarang juga membeli
barang dagangan dari pemasok luar. Barang-barang ini dijual pada mark-up 25% dari
harag yang tertera di faktur. Neraca untuk PT Polyron dan cabang semarang tanggal 31
Desember 19XI adalah sebagai berikut :
PT POLYTRON DAN CABANG
NERACA PER 31 DESEMBER 19XI
Kantor Pusat Kantor Cabang
Aktiva
Kas 25.000.000 11.000.000
Piutang dagang- neto 42.000.000 23.000.000
Persediaan 20.000.000 16.000.000
Aktiva tetap- neto 70.000.000 -
Cabang semarang 43.000.000 -
Total Aktiva 200.000.000 50.000.000

Kewajiban dan Ekuitas


Hutang dagang 14.000.000 5.000.000
Kewajiban lain-lain 10.000.000 2.000.000
Laba belum direalisasi cabang 1.600.000 -
Kantor pusat - 43.000.000
Modal saham 150.000.000
Laba ditahan 24.400.000
Total Kewajiban dan Ekuitas 200.000.000 50.000.000

Seluruh aktiva tetap baik untuk kantor pusat maupun untuk kantor cabang dicatat pada
buku kantor pusat. Setengah dari Rp 16.000.000 persediaan cabang pada tangal 31
Desember 19XI diterima dari pemasok setempat, dan sisanya Rp 8.000.000 diterima dari
kantor pusat pada harga transfer. Ringkasan transkasi antara kantor pusat PT Polytron dan
kantor cabang di semarang selama 19XI diberikan di bawah ini, sedangkan jurnal untuk
mencatat transaksi yang terjadi disajikan pada peraga 12-6.
1. Penjualan PT Polytron untuk 19X2 berjumlah Rp 281.750.000, dimana Rp
200.000.000 adalah penjualan kantor pusat dan Rp 81.750.000 adalah penjualan oleh
cabang semarang,seluruh penjualan telah dicatat.
2. Pembelian kantor pusat dan cabang selama 19X2 masing2 senilai Rp 205.000.000 dan
Rp 20.000.000. kantor pusat mengirim barang dagangan ke semarang senilai Rp
40.000.000 dengan harga transfer Rp 50.000.000.
3. Penagihan yang berhasil dilakukan kantor pusat sebesar Rp.195.000.000, sedangkan
cabang sebesar Rp.79.750.000.
4. Cabang Semarang selama tahun 19X2 menstransfer kas Rp.55.000.000 ke kantor
pusat.
5. Pembayaran hutang oleh kantor pusat Rp.210.000.000 dan cabang Rp.21.000.000.
6. Selama 19X2 kantor pusat membayar biaya operasi Rp.20.000.000 dan Cabang
Semarang membayar Rp.2.000.000. Dari biaya operasi yang dibayar kantor pusat ,
Rp.1.000.000 dialokasikan ke Cabang Semarang.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
39

7. Total biaya penyusutan selama satu tahun Rp.8.000.000 dimana sebesar Rp.1.500.000
dialokasikan ke Cabang.
Persedian akhir tahun Rp.25.000.000 untuk kantor pusat dan Rp.10.000.000 untuk
cabang Semarang, dimana setengah dari persediaan cabang merupakan barang yang
diperoleh dari kantor.

PT.POLYTRON
AYAT JURNAL-KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN 19X2 (DALAM 000)
Buku Kantor Pusat Buku Cabang Semarang
Piutang 200.000 Piutang dagang 81.750
Dagang
Penjualan 20.000 Penjualan 81.750
Untuk mencatat penjualan kredit Untuk mencatat penjualan kredit
Pembelian 205.000 Pembelian 20.000
Hutang Dagang 205.000 Hutang 20.000
Dagang
Untuk mencatat pembelian kredit Untuk mencatat pembelian kredit
Cabang 50.000 Pengiriman dari 50.000
Semarang kantor pusat
Pengiriman ke 40.000 Kantor 50.000
cabang Pusat
Laba belum 10.000
direalisasi
Untuk menstransfer barang ke cabang pada 125% Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor
harga pokok pusat
Kas 195.000 Kas 79.750
Piutang 195.000 Piutang 79.750
Dagang dagang
Untuk mencatat penagihan piutang dagang Untuk mencatat penagihan piutang dagang
Kas 55.000 Kantor pusat 55.000
Cabang 55.000 Kas 55.000
Semarang
Untuk mencatat penerimaan kas dari cabang Untuk mencatat penyerahan kas ke kantor pusat
Semarang
Hutang 210.000 Hutang dagang 21.000
dagang

Kas 210.000 Kas 21.000


Untuk mencatat pembayaran hutang Untuk mencatat pembayaran hutang
Biaya operasi 20.000 Biaya operasi 2.000
Kas 20.000 Kas 2.000
Untuk mencatat pembayaran biaya-biaya Untuk mencatat pembayaran biaya-biaya
Cabang 1.000 Biaya operasi 1.000

Biaya operasi 1.000 Kantor 1.000


Pusat
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat
Cabang 1.500 Biaya Operasi 1.500
Semarang
Biaya 6.500 Kantor 1.500
Operasi pusat
Akumulasi 8.000
penyusutan
Untuk mencatat alokasi biaya pennyusutan pada Untuk mencatat alokasi penyusutan dari kantor
cabang Semarang pusat

Total persediaan PT.Polytron pada harga pokok adalah Rp.34.000.000, dihitung


sebagai berikut :

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
40

Persediaan kantor pusat 25.000.000


Persediaan cabang diperoleh dari pembelian 5.000.000
Persediaan cabang ditransfer dari kantor pusat : Rp.5.000.000/1.25 4.000.000
Total Persediaan 34.000.000

Harga Pokok Penjualan terpisah dalam kertas kerja gabungan kantor pusat dan cabang
sebagai berikut :

Kantor Pusat Kantor Cabang


Persediaan 1 Januari 19X2 20.000.000 16.000.000
Pembelian 205.000.000 20.000.000
Pengiriman ke cabang (40.000.000) -
Pengiriman dari kantor pusat - 50.0000.000
Persediaan tersedia untuk dijual 185.000.000 86.000.000
Persediaan 31 Desember 19X2 (25.000.000) (10.000.000)
Harga Pokok Penjualan 160.000.000 76.000.000

Neraca saldo disiapkan pada tanggal 31 Desember 19X2 setelah transaksi dalam
Peraga 12-6 dicatat dan item-item persediaan dikelempokkan dalam kategori harga pokok
penjualan, seperti yang disajikan pada dua kolom pertama Peraga 12-7. Neraca saldo ini
dibuat sebelum kantor pusat mencatat laba dari Cabang Semarang, sehingga akun kantor
pusat dan cabang mempunyai saldo yang resiprokal. Ayat jurnal pada kertas kerja
diperlukan untuk menggabungkan akun kantor pusat dan cabang yang pada bagian ini
disajikan dalam format jurnal.
Laba belum direalisasi cabang 1.600.000
Harga Pokok Penjualan 1.600.000
Untuk mengeliminasi laba belum direalisasi pada persediaan awal cabang

Laba belum direalisasi cabang 10.000.000


Harga pokok penjualan 10.000.000
Untuk mengeliminasi laba belum direalisasi pada pengiriman ke cabang tahun berjalan

Harga pokok penjualan 1.000.000


Persediaan 1.000.000
Untuk mengeliminasi laba belum direalisasi pada persediaan akhir cabang

Kantor pusat 40.500.000


Cabang semarang 40.500.000
Untuk mengeliminasi saldo resiprokal kantor pusat dan cabang

Kertas kerja kantor pusat dan cabang pada Peraga 12-7 tidak menggunakan kolom laba
ditahan. Karena hanya laba bersih PT.Polytron saja yang mempengruhi saldo akhir laba
ditahan, adalah muda menghilangkan kolom laba ditahan yang terpisah dan memasukan
laba bersih untuk periode itu langsung kedalam kolom neraca. Ayat jurnal penyesuaian
dan penutup untuk Cabang Semarang dan kantor pusatnya adalah :

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
41

Ayat jurnal penutup Cabang Semarang


Penjualan 81.750.000
Persediaan 31 Desember 19X2 10.000.000
Persediaan 1 Januari 19X2 16.000.000
Pembelian 20.000.000
Pengiriman dari kantor pusat 50.000.000
Biaya operasi 4.500.000
Kantor pusat 1.250.000

Ayat jurnal penyesuaian dan Penutup untuk Kantor Pusat


Cabang Semarang 1.250.000
Laba Cabang Semarang 1.250.000

Laba belum direalisasi cabang 10.600.000


Laba cabang semararang 10.600.000
Laba yang belum direalisasi menurut buku Rp 11.600.000 dikurangi laba yang belum direalisasi pada
persediaan akhir cabang Rp.1.000.000 = penyesuaian Rp 10.600.000

Penjualan 200.000.000
Persediaan 31 Desember 19X2 25.000.000
Pengiriman ke Cabang Semarang 40.000.000
Laba cabang Semarang 11.850.000
Persediaan 1 Januari 19X2 20.000.000
Pembelian 205.000.000
Biaya Operasi 25.500.000
Laba ditahan 26.350.000

Laba sebesar Rp 1.250.000 yang dilaporkan cabang tidak termasuk marjin laba dari
barang yang diperoleh dari kantor pusat. Laba cabang ini dicatat oleh kantor pusat saat
penyesuaian akun laba belum direalisasi pada akhir tahun dilakukan. Laba cabang yang
berdasarkan harga pokok untuk periode berjalan adalah Rp 11.850.000, yaitu jumlah yang
muncul dalam laporan laba rugi kantor pusat 19X2. Neraca dan laporan laba rugi
komperatif untuk Kantor Pusat PT. Polytron Cabang Semarang dan gabungan kantor pusat
dan cabang diberikan pada Peraga 12-8.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
42

PT. POLYTRON
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X2 (DALAM 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laba Rugi Neraca
Pusat Eliminasi
Debit
Kas 45.000 12.750 57.750
Piutang Dagang-neto 47.000 25.000 72.000
Persediaan 25.000 10.000 c 1.000 34.000
Aktiva tetap-neto 62.000 - 62.000
Cabang Semarang 40.500 - a 1.600 d 40.500
Harga Pokok Penjualan 160.000 76.000 c 1.000 b 10.000 225.400*
Biaya Operasi 25.500 4.500 30.000*
405.000 128.250 225.750
Kredit
Hutang Dagang 9.000 4.000 13.000
Kewajiban lain-lain 10.000 2.000 12.000
Laba belum direalisasi Cabang 11.600 - b 10.000 a 1.600
Kantor Pusat 40.500 d 40.500
Modal Saham 150.000 150.000
Laba ditahan, 1Januari 19X2 24.400 24.400
Penjualan 200.000 81.750 281.750
405.000 128.250
Laba Bersih 26.350 26.350
225.750
*Dikurangkan

Laporan ini disajikan untuk mempertegas perbedaan antara laporan kantor pusat dan
cabang yang terpisah dengan laporan gabungan kantor pusat dengan cabang. Perhatikan
bahwa harga pokok penjualan pada buku kantor pusat sama dengan 80% penjualan kantor
pusat (Rp.160.000.000/Rp.200.000.000) dan gabungan harga pokok penjualan sama
dengan 80% penjualan gabungan (Rp.225.400.000/281.750.000) yang menggambarkan
kebijakan perusahaan menetapkan harga jual 25% di atas harga pokok. Hubungan ini tidak
terjadi pada harga pokok penjualan cabang dengan penjualannya karena pengiriman dari
kantor pusat dicatat pada buku cabang berdasarkan harga jual.

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
43

PT POLYTRON
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF
PADA DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X2
Kantor Pusat Cabang Gabungan
Neraca 31-12-19X2
Aktiva
Kas 45.000.000 12.750.000 57.750.000
Piutang Dagang Neto 47.000.000 25.000.000 72.000.000
Persediaan 31-12-19X2 25.000.000 10.000.000 34.000.000
Cabang Semarang 41.750.000 - -
Aktiva tetap neto 62.000.000 - 62.000.000
Total Aktiva 220.750.000 47.750.000 225.750.000

Kewajiban dan Ekuitas


Hutang Dagang 9.000.000 4.000.000 13.000.000
Kewajiban lain-lain 10.000.000 2.000.000 12.000.000
Laba belum direalisasi cabang 1.000.000 - -
Kantor pusat 41.750.000
Modal saham 150.000.000 - 150.000.000
Laba ditahan 50.750.000 - 50.750.000
Total kewajiban dan Ekuitas 220.750.000 47.750.000 225.750.000

Laporan Laba-Rugi 19X2


Penjualan 200.000.000 81.750.000 281.750.000
Laba Cabang Semarang 11.850.000
211.850.000 81.750.000 281.750.000
Harga Pokok Penjualan 160.000.000* 76.000.000* 225.400.000*
Biaya Opearasi 25.500.000* 4.500.000* 30.000.000*
Laba bersih 26.350.000 1.250.000 26.350.000

W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200

Anda mungkin juga menyukai