BAB II
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Kantor Cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan
usaha yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
21
berjauhan, apakah itu agen atau kantor cabang, harus dirancang sedemikian rupa agar
informasi yang diperlukan bisa dapat dengan biaya seekonomis mungkin.
3 Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun
Biaya gaji 2.200.000
Biaya Utilitas 700.000
Biaya Iklan 1.200.000
Biaya lain-lain 300.000
Kas 4.400.000
Untuk mencatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja
Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang
dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan di atas tidak
cukup unutk melakukan control efektif atas pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan
agen atau untuk mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak
menyelesaikan dasar untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.
Perluasan sistem pengumpulan data penjualan agen dan pengeluaran-pengeluaran
yang terjadi memberikan dasar untuk membandingkan biaya yang terjadi dengan biaya
agen sepanjang waktu atau dengan agen lain yang sama. Sistem tersebut juga
memungkinkan evaluasi laba untuk kegiatan agen. Pengumpulan data dari setiap agen
penjualan tergantung pada kebutuhan informasi manajemen. Ayat jurnal untuk sistem
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
22
pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini memperlakukan aktiva
tetap agen penjual Non secara terpisah. Penjualan, harga pokok penjualan dan informasi
biaya ditujukan dengan basis agen.
Jurnal yang diberikan di atas adalah contoh bagaimana sistem akuntansi dapat
diperluas untuk memberikan informasi terpisah mengenai kegiatan agen. Untuk
perusahaan yang memiliki banyak agen, pengumpulan informasi dengan bantuan
teknologi komputer sangat praktis dan tidak mahal.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
23
Akun cabang pada buku kantor pusat adalah akun aktiva yang mencermikan
invemntasi yang dilakukan kantor pusat dalam aktiva bersih cabang. Akun Kantor Pusat
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
24
pada buku cabang adalah akun modal yang menggambarkan modal kantor pusart dalam
aktiva bersih cabang. Oleh sebabg itu akun Kantor Pusat dan akun Cabang merupakan
akun yang resiprokal, masing-masing menggambarkan aktiva bersih cabang. Hubungan
resiprokal antara akun kantor Pusat dan akun Cabang adalah hubungan yang
berkelanjutan. Setiap kantor pusat menaikan (mendebet) akun kantor cabang, kantor
cabang harus menaikan (mengkredit) akun Kantor Pusatnya. Jika terjadi penurunan
(debet) akun Kantor Pusat pada buku cabang, maka harus pula diikuti dengan penurunan
(Kredit) akun Kantor Cabang pada buku Cabang adalah karena perbedaan waktu dan
kesalahan dalam mencatat transaksi di dua buku.
Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang transaksi
pengiriman barang dagangan. Umumnya cabang didirikan untuk menjual barang
dagangan yang diproduksi atau dibeli oleh kantor pusat. Manajer kantor cabang ada yang
memiliki wewenang untuk memberli dari pemasok luar. Apabila PT. Enevon mengirim
barang dagangan ke cabang Surabaya dengan harga pokok Rp. 8.000.000, maka jurnalnya
adalah sebagai berikut :
Pencatatan transfer barang dagangan dari kantor pusat ke cabang menghasilkan dua
akun resiprokl tambahan . akun pengiriman ke cabang adalah akun ― Lawan Pembelian‖
pada buku kantor pusat, dan akun Pengiriman dari Kantor Pusat merupakan akun ―
pembelian kantor cabang‖. Akun-akun ini digunakan untuk menentukan harga pokok
penjualan dari kantor pusat dan cabang secara terpisah, tetapi karena mereka resiprokal,
maka harus dieliminasi dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi dan peristiwa akhir tahun yang berhubungna
pada buku kantor cabang Bandung diberikan pada peraga 12-1. Jurnal penutup untuk
cabang Bandung terdiri dari Rp. 2.000.000 kredit untuk akun kantor pusat jurnal ini sama
dengan pendapatan cabang untuk periode tersebut dan menggambarkan kenaikan aktiva
bersih dari kegiatan cabang, jurnal penyesuaian pada buku kantor pusat mendebet akun
cabang Bandung dengan Rp. 2.000.000 dan mengkredit laba Cabang Bandung. Ayat jurnal
penyesuaian kantor pusat ini ekivalen dengan jurnal perusahaan induk pada saat mencatat
kepemilikannya pada perusahaan anak yang menggunakan metode ekuitas.
Perhitungan harga pokok penjualan ayat jurnal diilustrasikan pada Peraga 12-1
didasarkan pada prosedur persediaan periodic yang menyediakan informasi rinci
mengenai transfer barang dagangan antara kantor pusat dengan cabang. Informasi rinci
ini dapat digunakan dalam kertas kerja untuk menggabungkan akun kantor pusat dan
cabang untuk laporan keuangan eksternal. Pengelompokan data persediaan , pembeliaan
dan pengiriman secara terpisah dalam harga pokok penjualan individu, memudahkan
dalam penyusunan kertas kerja. Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat
dan cabang PT Javalas adalah sebagai berikut :
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
26
Data pembelian dan persedian kantor pusat yang tercakup dalam perhitungan harga
pokok penjualan diberikan tanpa penjelasan.
Kertas Kerja. Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bias digabungkan dengan baik
dengan menggunakan kertas kerja format neraca saldo ataupun format laporan keuangan.
Kedua pendekatan ini digambarkan dalam peraga 12-2 dan 12-3. Data-data tentang
kantor pusat yang sebelumnya tidak ada ditambahkan untuk melengkap ilustrasi.
Kertas kerja. Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bisa digabungkan baik dengan
menggunakan kertas kerja format laporan keuangan. Kedua peragaan ini dapat
digambarkan dalam Paraga 12-2 dan 12-3. Data-data tentang kantor pusat yang
sebelumnya tidak ada ditambahkan untuk melengkapi ilustrasi
2 Peralatan 10.000
Kas 10.000
Mencatat pembelian peralatan
3 Cabang 16.000 Pengiriman dari 16.000
Bandung Kantor Pusat
Pengiriman ke 16.000 Kantor pusat 16.000
cabang
Bandung
Mentransfer barang dagangan ke cabang bandung Menerima barang dagangan dari kantor pusat
4 Pembelian 4.000
Kas 4.000
Mencatat pembelian tunai
5 Kas 30.000
Penjualan 30.000
Mencatat penjualan tunai
6 Pengiriman ke 1.000 Kantor Pusat 1.000
cabang
bandung
Cabang 1.000 Pengiriman dari 1.000
Bandung kantor pusat
Pengembalian barang dagangan dari Cabang Bandung Mengembalikan barang dagangan ke Kantor Pusat
7 Biaya Gaji 6.000
Biaya utilitas 1.000
Biaya sewa 3.000
Biaya lain-lain 2.000
Kas 12.000
Mencatat pembayaran biaya-biaya
8 Kas 15.000 Kantor Pusat 15.000
Cabang 15.000 Kas 15.000
Bandung
Menerima kas dari Cabang Bandung Mencatat pengiriman kas ke Kantor Pusat
9 Ayat jurnal penyesuaian:
Biaya gaji 1.000
Hutang gaji 1.000
Gaji yang terhutang
Biaya 2.000
penyusutan-
peralatan
Akumulasi 2.000
penyusutan-
peralatan
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
27
Neraca saldo disesuaikan untuk PT Javalas dan kantor cabang ditunjukkan pada dua
kolom pertama kertas kerja neraca saldo (Paraga 12-2). Prosedur kertas kerja ini dapat
diperbandingkan dengan kertas kerja yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
konsolidasi. Hanya dua jurnal yang dibutuhkan: pertama untuk membuat akun resiprokal
pada kantor pusat dan cabang dengan mengeliminasi laba Cabang Bandung dan
mngurangkan akun cabang dengan saldonya sebelum disesuaikan, dan yang kedua untuk
mengeliminasi saldo akun kantor pusat dan cabang.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
28
PT. JAVALAS
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (Dalam 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laba Laba Neraca
Pusat Bandung Eliminasi Rugi Ditahan
Debet
Kas 41.000 9.000 50.000
Piutang Dagang 60.000 60.000
Persediaan-akhir 80.000 6.000 86.000
Tanah 20.000 20.000
Gedung-neto 100.000 100.000
Peralatan-neto 52.000 8.000 60.000
Cabang Bandung 22.000 a.2.000 b.20.000
Harga Pokok Penjualan 140.000 13.000 153.000
Biaya Gaji 43.000 7.000 50.000
Biaya Penyusutan-gedung 5.000 5.000
Biaya Penyusutan-peralatan 8.000 2.000 10.000
Biaya utilitas 6.000 1.000 7.000
Biaya sewa - 3.000 3.000
Biaya lain-lain 8.000 2.000 10.000
Dividen 10.000 10.000
595.000 51.000 376.000
Kredit
Hutang Dagang 50.000 50.000
Hutang gaji 4.000 1.000 5.000
Modal saham 200.000 200.000
Laba ditahan 110.000 110.000
Kantor Pusat 20.000 b.20.000
Penjualan 229.000 30.000 59.000
Laba Cabang Bandung 2.000 a.2.000
595.000 51.000
Laba Bersih 21.000 21.000
Laba ditahan 31-12-19X1 121.000 121.000
376.000
*Dikurangkan
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
29
PT JAVALAS
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laporan
Pusat Bandung Eliminasi Gabungan
Laporan Laba Rugi
Penjualan 229.000 30.000 259.000
Laba Cabang Bandung 2.000 a.2.000
Harga Pokok Penjualan 140.000 13.000 153.000
Biaya gaji 43.000 7.000 50.000
Biaya penyusutan-gedung 5.000 5.000
Biaya penyusutan-peralatan 8.000 2.000 10.000
Biaya utilitas 6.000 1.000 7.000
Biaya sewa 3.000 3.000
Biaya lain-lain 8.000 2.000 10.000
Laba bersih 21.000 2.000 21.000
Laba ditahan/kantor pusat
Laba ditahan 1 Januari 110.000 110.000
Kantor pusat (sebelum ditutup) 20.000 b.20.000
Laba bersih 21.000 2.000 21.000
Dividen 10.000 10.000
Laba ditahan/kantor pusat 121.000 22.000 121.000
Neraca
Kas 41.000 9.000 50.000
Piutang dagang-neto 60.000 -60.000
Persediaan 80.000 6.000 86.000
Tanah 20.000 20.000
Gedung-neto 100.000 100.000
Peralatan-neto 52.000 8.000 60.000
Cabang Bandung 22.000 a.2.000 b.20.000
375.000 23.000 376.000
Hutang dagang 50.000 50.000
Hutang gaji 4.000 1.000 5.000
Modal saham 200.000 200.000
Laba ditahan 121.000 121.000
Kantor Pusat 22.000
375.000 23.000 376.000
*Dikurangkan
Ayat jurnal ini sama dengan ayat jurnal pada kertas kerja konsolidasi yang digunakan
untuk mengeliminasi pendapatan dari perusahaan anak dari investasi perusahaan induk di
buku perusahaan anak. Ayat jurnal yang sama juga digunakan untuk menggabungkan
akun kantor pusat dan kantor cabang pada Paraga 12-3, yang menggunakan format
laporan keuangan. Dalam format laporan keuangan, kolom untuk laba ditahan tidak
disediakan, untuk itu diperlukan perubahan laba ditahan pada kertas kerja. Karena modal
cabang berasal dari kantor pusat (akun kantor pusat), maka kolom kantor cabang dalam
kertas kerja menunjukkan perubahan oada akun kantor pusat yang berasal dari hasil
operasi. Ayat jurnal a pada Paraga 12-3 mengembalikan saldo Cabang Bandung menjadi
Rp20.000.000,- yaitu jumlah sebelum disesuaikan, yang kemudian dieliminasi dengan
ayar jurnal b. Aspek-aspek lain dari kertas kerja kantor pusat dan cabang ini sama dengan
yang ada pada kertas kerja perusahaan induk dan perusahaan anak. Normalnya, hanya
laporan keuangan gabungan yang menggambarkan posisi keuangan dan hasil operasi
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
30
perusahaan sebagai satu kesatuan yang digunakan untuk pelaporan kepada pihak
eksternal.
Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga di atas harga
pokok tidak merubah hubungan reiprokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi
mempengaruhi hubungan akun pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat
pencatatan akun ―pengiriman‖ dikedipkan sebesar biaya sedangkan akun ―pengiriman dari
kantor pusat‖ didebitkan dengan harga sebesar harga transfer. Perbedaan pada akun ini
disebabkan adanya mark-up yang ditujukan pada akun laba belum direalisasi cabang.
Ketika cabang menerima barang pada harga transfer yang mencakup laba belum
direalisasi dan menjualnya, makan harga pokok penjualannya menjadi terlalu tinggi (over
stated) dan labanya terlalu rendah (understated) kantor pusat mencari laba atau rugi pada
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
31
cabang berdasarkan laporan pendapatan yang dibuat oleh cabang,sehingga jika laba
cabang dilaporkan terlalu rendah,maka laba cabang yang di catat di buku kantor pusat
juga terlalu rendah. Penilaian laba cabang yang terlalu rendah ini dikoreksi melalui ayat
jurnal penyusaian akhir tahun dengan mengurangkan akun laba belum direalisasi
sehingga nilainya mencerminkan hasil penjualan cabang selama periode tersebut kepada
pihak luar. Misakan saldo akan di bawah ini muncul pada buku PT Fabiola dan cabang
tanggal 31 Desember 19X1 sebelum penyesuaian :
Apabila Cabang Tegal tanggal 32 Desember 19XI mempunyai persediaan pada harga
transfer sebesar Rp 12.000.000,maka laba untuk periode tersebut adalah Rp 22.000.000
(penjualan Rp 160.000.000 dikurangi harga pokok penjualan Rp 108.000.000 dan biaya
Rp 30.000.000). Ayat jurnal penutup pada pada Cabang :
Penjualan 160.000.000
Persediaan 31 Desember 19XI 12.000.000
Pengiriman dari Kantor pusat 120.000.000
Biaya 30.000.000
Kantor Pusat 72.000.000
Untuk menutup akun minimal dan mentransfer saldo ke akun kantor pusat
Informasi ini digunakan oleh kantor pusat untuk mencatat laba cabang :
Kantor pusat juga menyesuaikan akun laba belum direalisasinya untuk mendapatkan
Rp 2.000.000 laba yang belum direalisasi pada persediaan khir cabang [Rp 12.000.000 –
(Rp 12.000.000/120%)].
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
32
Setelah ayat jurnal ini dibukukan,akun laba belum direalisasi pada persediaan Cabang
Tegal. Akun Laba Cabang Tegal menunjukan saldo Rp 40.000.000. Jumlah ini merupakan
laba cabang berdasarkan harga pokok perhitungannya adalah demikian :
Penjualan 160.000.000
Pengiriman ke cabang 100.000.000
Dikurangi :
Persediaan (harga pokok) 10.000.000 90.000.000
Laba kotor 70.000.000
Biaya lain-lain 30.000.000
Laba Cabang 40.000.000
Dengan jurnal ini akun pengiriman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo yang
sama tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
33
Jurnal pertama menyesuaikan akun pengiriman ke cabang dan akaun laba belum
belum di realisasi denga menculkan saldo masing-masing Rp 100.000.000 dan Rp
20.000.000. Jurnal kedua sama seperti yang di jelaskan di depan yaitu untuk
menyesuaikan laba cabang dari laba belum di realisasi.
BIAYA PENGIRIMAN
Biaya pengiriman ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi biaya
persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat ke kantor
cabang harus di masukan ke dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok
penjualan. Misalkan barang dagang dikirim dari kantor cabang senilai 125% dari harga
pokok Rp 10.000.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar Rp
500.000.Berikut ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan cabang :
Buku Cabang
Pengiriman dari kantor pusat 12.500.000
Biaya pegiriman 500.000
Kantor Pusat 13.000.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat
Apabila setengah dari barang tersebut tidak terjual pada akhir tahun, penjualan cabang
dilaporkan sejumlah Rp 6.500.000, dan persediaan cabang dihargai Rp 6.250.000 ( harga
pokok) ditambah ongkos kirim Rp 250.000. persediaan cabang dan cabang dan harga
pokok penjualan cabang juga dilaporkan dalam jumlah yang sama apabila yang membayar
ongkos kirim adalah cabang, bukan kantor pusat. Tetapi transaksi pembebanan ongkos
kirim ini tidak dicatat pada buku kantor pusat.
Jika terjadi pembebabnan ongkos kirim tambahan akibat pengiriman dari kantor pusat
ke cabang atau pengiriman antar cabang, maka biaya tersebut tidak boleh dimasukan
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
34
Buku Cabang
Kantor Pusat 6.750.000
Pengiriman dari kantor 6.250.000
pusat
Biaya Pengiriman 250.000
Kas 250.000
Untuk mencatat pengembalian barang ke kantor pusat
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
35
Total ongkos kirim yang terjadi pada persediaan dibebankan pada akun Kerugian
Pembebanan Ongkos Kirim yang Berlebih (dibebankan ke kantor pusat) karena ongkos
kirim tersebut timbul dari kesalahan atau inefisiansi manajemen. Biaya tersebut tidak
digolongkan sebagai biaya operasi atau ongkos kirim normal.
Contoh kedua dari kasus ongkos kirim tambahan menyangkut pengiriman antar
cabang. Misalkan Kantor Pusat matahari mengirim barang dagangan seharga Rp.
50.000.000 (harga pokok) dari Jakarta ke Cabang Solo dan membayar ongkos kirim
sebesar Rp. 2.000.000. beberapa hari kemudian cabang Madiun mengalami kehabisan
persediaan dan meminta kiriman dari cabang Solo. Ongkos kirim dari Solo ke Madiun
sebesar Rp. 1.200.000 dibayar oleh Cabang Solo. Ongkos kirim dari Jakarta ke Madiun
menjadi Rp. 1.800.000. Jurnal untuk mencatat pengiriman ke Cabang Solo dan kemudian
ke Cabang Madiun disajikan dalam Peraga 12-4. Untuk menyesuaikan akun pengiriman,
kantor pusat dan cabang, maka akun ongkos kirim harus disesuaikan.
Total ongkos kirim yang terjadi adalah Rp 3.200.000 (Rp 2.000.000 + Rp 1.200.000),
tetapi ongkos kirim dari kantor pusatke Cabang Madiun hanya Rp. 1.800.000. hanya Rp
1.800.000 inilah yang dicatat sebagai biaya persediaan pada buku cabang Madiun.
Terjadinya pengiriman dua kali dianggap sebagai kesalahan manajemen, maka kelebihan
ongkos kirim yang terjadi dibebankan sebagai kerugian kantor pusat. Perlakuan akuntansi
seperti ini konsisten dengan prinsip akuntansi yang menyebutkan bahwa biaya persediaan
hanya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan siap dijual ke
konsumen.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
36
beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar Rp 5.000.000 untuk biaya
promosi yang hubungannya dengan penjualan kantor pusat dan cabang sama rata, maka
Rp5.000.000 itu dialokasikan berikut :
Buku Cabang
Biaya promosi 2.500.000
Kantor pusat 2.500.000
Kas 5.000.000
Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat
Biaya pensiun Rp 50.000.000 dan biaya umum kantor pusat Rp 120.000.000 yang
terjadi di kantor pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan
Cilegon dicatat sebagai berikut :
Buku kantor pusat
Cabang Depok 42.500.000
Cabang Cilegon 42.500.000
Biaya pensiun 25.000.000
Biaya umum 60.000.000
Untuk mengaokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan cabang
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
37
PT WIJAYA
REKONSILIASI KANTOR PUSAT—CABANG RENGASDENGKLOK
31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Akun Akun
Kantor Pusat Cabang
Saldo buku,31 Desember 19X1 453.300.000 492.000.000
Kas dalam perjalanan : cabang ke pusat - (12.000.000)
Koreksi biaya promosi : Rp. 8.500.000 dicatat Rp. 5.800.000 2.700.000 -
Saldo disesuaikan, 31 Desember 19X1 480.000.000 480.000.000
Peraga 12-5 Rekonsiliasi Kantor Pusat dan Cabang
Meskipun lebih muah untuk menggunakan nama akun ― kas dalam perjalanan‖ untuk
memastikan pencatatan penerimaan kas aktual yang benar, tetapi dari sudut pandang
gabungan usaha ,kaset tersebut tidak dalam perjalanan dan dalam laporan keungan
gabungan harus dilaporkan sebagai kas,bukan kas dalam perjalanan. Jurnal koreksi pada
buku Cabang Rengasdengklok untuk mencatat rekonsolidasi :
Setelah akun- akun diperbaharui/dikoreksi, akun kantor pusat cabang akan memiliki
saldo yang resiprokal.
dengan hara jual normal,yaitu 1255 dari harga pokok. Cabang semarang juga membeli
barang dagangan dari pemasok luar. Barang-barang ini dijual pada mark-up 25% dari
harag yang tertera di faktur. Neraca untuk PT Polyron dan cabang semarang tanggal 31
Desember 19XI adalah sebagai berikut :
PT POLYTRON DAN CABANG
NERACA PER 31 DESEMBER 19XI
Kantor Pusat Kantor Cabang
Aktiva
Kas 25.000.000 11.000.000
Piutang dagang- neto 42.000.000 23.000.000
Persediaan 20.000.000 16.000.000
Aktiva tetap- neto 70.000.000 -
Cabang semarang 43.000.000 -
Total Aktiva 200.000.000 50.000.000
Seluruh aktiva tetap baik untuk kantor pusat maupun untuk kantor cabang dicatat pada
buku kantor pusat. Setengah dari Rp 16.000.000 persediaan cabang pada tangal 31
Desember 19XI diterima dari pemasok setempat, dan sisanya Rp 8.000.000 diterima dari
kantor pusat pada harga transfer. Ringkasan transkasi antara kantor pusat PT Polytron dan
kantor cabang di semarang selama 19XI diberikan di bawah ini, sedangkan jurnal untuk
mencatat transaksi yang terjadi disajikan pada peraga 12-6.
1. Penjualan PT Polytron untuk 19X2 berjumlah Rp 281.750.000, dimana Rp
200.000.000 adalah penjualan kantor pusat dan Rp 81.750.000 adalah penjualan oleh
cabang semarang,seluruh penjualan telah dicatat.
2. Pembelian kantor pusat dan cabang selama 19X2 masing2 senilai Rp 205.000.000 dan
Rp 20.000.000. kantor pusat mengirim barang dagangan ke semarang senilai Rp
40.000.000 dengan harga transfer Rp 50.000.000.
3. Penagihan yang berhasil dilakukan kantor pusat sebesar Rp.195.000.000, sedangkan
cabang sebesar Rp.79.750.000.
4. Cabang Semarang selama tahun 19X2 menstransfer kas Rp.55.000.000 ke kantor
pusat.
5. Pembayaran hutang oleh kantor pusat Rp.210.000.000 dan cabang Rp.21.000.000.
6. Selama 19X2 kantor pusat membayar biaya operasi Rp.20.000.000 dan Cabang
Semarang membayar Rp.2.000.000. Dari biaya operasi yang dibayar kantor pusat ,
Rp.1.000.000 dialokasikan ke Cabang Semarang.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
39
7. Total biaya penyusutan selama satu tahun Rp.8.000.000 dimana sebesar Rp.1.500.000
dialokasikan ke Cabang.
Persedian akhir tahun Rp.25.000.000 untuk kantor pusat dan Rp.10.000.000 untuk
cabang Semarang, dimana setengah dari persediaan cabang merupakan barang yang
diperoleh dari kantor.
PT.POLYTRON
AYAT JURNAL-KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN 19X2 (DALAM 000)
Buku Kantor Pusat Buku Cabang Semarang
Piutang 200.000 Piutang dagang 81.750
Dagang
Penjualan 20.000 Penjualan 81.750
Untuk mencatat penjualan kredit Untuk mencatat penjualan kredit
Pembelian 205.000 Pembelian 20.000
Hutang Dagang 205.000 Hutang 20.000
Dagang
Untuk mencatat pembelian kredit Untuk mencatat pembelian kredit
Cabang 50.000 Pengiriman dari 50.000
Semarang kantor pusat
Pengiriman ke 40.000 Kantor 50.000
cabang Pusat
Laba belum 10.000
direalisasi
Untuk menstransfer barang ke cabang pada 125% Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor
harga pokok pusat
Kas 195.000 Kas 79.750
Piutang 195.000 Piutang 79.750
Dagang dagang
Untuk mencatat penagihan piutang dagang Untuk mencatat penagihan piutang dagang
Kas 55.000 Kantor pusat 55.000
Cabang 55.000 Kas 55.000
Semarang
Untuk mencatat penerimaan kas dari cabang Untuk mencatat penyerahan kas ke kantor pusat
Semarang
Hutang 210.000 Hutang dagang 21.000
dagang
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
40
Harga Pokok Penjualan terpisah dalam kertas kerja gabungan kantor pusat dan cabang
sebagai berikut :
Neraca saldo disiapkan pada tanggal 31 Desember 19X2 setelah transaksi dalam
Peraga 12-6 dicatat dan item-item persediaan dikelempokkan dalam kategori harga pokok
penjualan, seperti yang disajikan pada dua kolom pertama Peraga 12-7. Neraca saldo ini
dibuat sebelum kantor pusat mencatat laba dari Cabang Semarang, sehingga akun kantor
pusat dan cabang mempunyai saldo yang resiprokal. Ayat jurnal pada kertas kerja
diperlukan untuk menggabungkan akun kantor pusat dan cabang yang pada bagian ini
disajikan dalam format jurnal.
Laba belum direalisasi cabang 1.600.000
Harga Pokok Penjualan 1.600.000
Untuk mengeliminasi laba belum direalisasi pada persediaan awal cabang
Kertas kerja kantor pusat dan cabang pada Peraga 12-7 tidak menggunakan kolom laba
ditahan. Karena hanya laba bersih PT.Polytron saja yang mempengruhi saldo akhir laba
ditahan, adalah muda menghilangkan kolom laba ditahan yang terpisah dan memasukan
laba bersih untuk periode itu langsung kedalam kolom neraca. Ayat jurnal penyesuaian
dan penutup untuk Cabang Semarang dan kantor pusatnya adalah :
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
41
Penjualan 200.000.000
Persediaan 31 Desember 19X2 25.000.000
Pengiriman ke Cabang Semarang 40.000.000
Laba cabang Semarang 11.850.000
Persediaan 1 Januari 19X2 20.000.000
Pembelian 205.000.000
Biaya Operasi 25.500.000
Laba ditahan 26.350.000
Laba sebesar Rp 1.250.000 yang dilaporkan cabang tidak termasuk marjin laba dari
barang yang diperoleh dari kantor pusat. Laba cabang ini dicatat oleh kantor pusat saat
penyesuaian akun laba belum direalisasi pada akhir tahun dilakukan. Laba cabang yang
berdasarkan harga pokok untuk periode berjalan adalah Rp 11.850.000, yaitu jumlah yang
muncul dalam laporan laba rugi kantor pusat 19X2. Neraca dan laporan laba rugi
komperatif untuk Kantor Pusat PT. Polytron Cabang Semarang dan gabungan kantor pusat
dan cabang diberikan pada Peraga 12-8.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
42
PT. POLYTRON
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X2 (DALAM 000)
Kantor Cabang Penyesuaian dan Laba Rugi Neraca
Pusat Eliminasi
Debit
Kas 45.000 12.750 57.750
Piutang Dagang-neto 47.000 25.000 72.000
Persediaan 25.000 10.000 c 1.000 34.000
Aktiva tetap-neto 62.000 - 62.000
Cabang Semarang 40.500 - a 1.600 d 40.500
Harga Pokok Penjualan 160.000 76.000 c 1.000 b 10.000 225.400*
Biaya Operasi 25.500 4.500 30.000*
405.000 128.250 225.750
Kredit
Hutang Dagang 9.000 4.000 13.000
Kewajiban lain-lain 10.000 2.000 12.000
Laba belum direalisasi Cabang 11.600 - b 10.000 a 1.600
Kantor Pusat 40.500 d 40.500
Modal Saham 150.000 150.000
Laba ditahan, 1Januari 19X2 24.400 24.400
Penjualan 200.000 81.750 281.750
405.000 128.250
Laba Bersih 26.350 26.350
225.750
*Dikurangkan
Laporan ini disajikan untuk mempertegas perbedaan antara laporan kantor pusat dan
cabang yang terpisah dengan laporan gabungan kantor pusat dengan cabang. Perhatikan
bahwa harga pokok penjualan pada buku kantor pusat sama dengan 80% penjualan kantor
pusat (Rp.160.000.000/Rp.200.000.000) dan gabungan harga pokok penjualan sama
dengan 80% penjualan gabungan (Rp.225.400.000/281.750.000) yang menggambarkan
kebijakan perusahaan menetapkan harga jual 25% di atas harga pokok. Hubungan ini tidak
terjadi pada harga pokok penjualan cabang dengan penjualannya karena pengiriman dari
kantor pusat dicatat pada buku cabang berdasarkan harga jual.
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200
43
PT POLYTRON
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF
PADA DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X2
Kantor Pusat Cabang Gabungan
Neraca 31-12-19X2
Aktiva
Kas 45.000.000 12.750.000 57.750.000
Piutang Dagang Neto 47.000.000 25.000.000 72.000.000
Persediaan 31-12-19X2 25.000.000 10.000.000 34.000.000
Cabang Semarang 41.750.000 - -
Aktiva tetap neto 62.000.000 - 62.000.000
Total Aktiva 220.750.000 47.750.000 225.750.000
W
Wiinnssttoonn PPoonnttoohh,, BBaahhaann AAjjaarr,, 22002200