PENGAUDITAN II
Bab 19 :AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Disusun oleh:
S1 AKUNTANSI
SURAKARTA
2019
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubunganya
yangerat dengan siklus transaksi lainya.Bagi perusahaan manufaktur,bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran,sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia.Siklus persediaan dan
pergudangandiakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sistem yang
terpisah tapi berkaitan erat. Yang pertama adalah arus barang secara fisik, dan yang kedua
adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan,harus ada pengendalian
yang cukup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait. Pemeriksaan sekilas
terhadap enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan membantu
untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji
efektifitasnya.
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi.
Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian
persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi
perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta
departemen pembelian untuk
memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan
bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan
baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan
atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang
dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi bagian
dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang
penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik
mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan,
dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer
tersebut.
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen
lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa
atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan.
Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan
mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut
dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan
manajemen persediaan terintergrasi.
Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari
pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang
terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan
kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya bertanggung jawab
untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer, yang menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya
produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi
barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas relative
produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk
menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem
biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam
sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya
dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system),
biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan
ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses
ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan menunggu
dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan
dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian
barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik dalam perusahaan
ketika mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam proses ke barang jadi. Serupa
denga pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan
harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer
biaya antarakun persediaan pada neraca.
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam proses. File
induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang
dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya per unit.
Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara otomatis
ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi. Misalnya, saat sistem
komputer memasukkan jumlah unit dan biaya tiap pembelian bahan, informasi ini digunakan
untuk memutakhirkan berkas induk persediaan perpetual bersama dengan jurnal perolehan dan
berkas induk hutang usaha.
Transfer bahan baku dari ruang penyimpanan harusdimasukkan secara terpisah ke dalam
komputer untuk memperbarui catatan perpetual.pada umumnya hanya unit yang di transfer yang
perlu dimasukkan karena komputer menentukan biaya per unit dari file induk.
Berkas induk perpetual persediaan barang jadi mengikutkan informasi serupa dengan
bahan baku,tetapi dengan kompleksitas yang lebih besar jika catatan biaya per unit juga
diikutkan. Biaya- biaya barang jadi terdiri dari bahan baku , buruh langsung dan biaya overhead
yang seringkali membutuhkan alokasi dan pencatatan yang rinci jika catatan perpetual
menyertakan biaya per unit, pencatatan akuntansi biayanya harus diintigrasikan dalam suatu
sistem komputer.
Tujuan menyeluruh dalam audit atas persediaan dan pergudangan adalah untuk
menetuksn apakah persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah disajikan
secara wajar dalam laporan keuangan. Siklus dasar persediaan dan pergudangan dapat dibagi
menjadi lima aktivitas yang berbeda dalam siklus:
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian pesanan,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 1). Auditor mendapatkan
pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan kemudian
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik transaksi siklus
akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut harus
berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung
merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan
verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan
apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar
oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan utuk
melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah
klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun
sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut
pengujian harga. Sebaagai taambahaan, auditoe harus melakukan pengujian kompilasi
persediaan. Yaitu suatu pengujian utuk melakukan verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan
dengan benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo
buku besar.
Selanjutnya Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja
langsung, daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan
dan biayaterkait dengan siklus penjuaalan dan penagihan. Auditor peerlu
mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus lainnnyauntuk menentukan sifat dan
lingkup pengujian subtantif yang diperlukandalam audit persediaan.
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai diproduksi dan
dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori :
1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait
Untuk melindungi asset, banyak perusahaan secaraa fisik memisahkan dan membatasi
akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapaat menggunakan dokumen bernomor urut
untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan asset. Salinan
atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang
menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas pengawasannya. Contoh
dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk
dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan menyusun
berkas utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang mewakili wewenang atau
akses asset, dengan alasan sebagai berikut :
File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di tangan, yang digunakan untuk
memulai produksi atau akuisisi bahan atau barang tambahan.
File tersebut menyediakan catatan penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi,
yang dapat direview untuk melihat item-item yang using atau bergerak lambat.
File tersebut menyediakan catatan untuk mempertanggungjawabkan apabila ditemukan
selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing atau daftar perpetual.
Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang akan
dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya, yaitu:
Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang
jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci
dan ditangani oleh pegawai yang kompeten.Auditor dapat meminta pengawas persediaan untuk
menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas persediaan. Jika auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka
auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa
penghitungannya memadai.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang
dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat.Pertama auditor memahami internal control, kemudian pengujian
melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi
dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.Auditor
harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian
terhadap perolehan, penjualan dan penggajian.Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.
D. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji hubungan
antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor sering menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan. Misalnya, auditor
membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat produk persediaan, metode
penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas penyimpanan untuk menentukan apakah
persediaan yang tercatat konsisten dengan persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan
pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki
dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo persediaan.
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman atas
industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area lainnya.
Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah metode penilaian
persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan risiko tertukarnya barang
konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan pengecekan
terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang, penyimpanan, produksi,
perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini harus dipimpin oleh penyelia yang dapat
menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai perubahan dalam pengendalian
internal dan proses lain sejak tahun sebelumnya.
Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek pengujian
pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga dan kompilasi.
Memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi persediaan
dari pada besarnya bidang audit lainnya. Pertama auditor harus menilai risiko bisnis klien dengan
memahami kondisi sifat bisnis, pengaruh industri klien terhadap perusahaam. Kemuadian auditor
harus memutuskan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inhern (auditor sering menilai
perusahaan dengan risiko inhern tinggi untuk perusahaan yang memiliki persediaan signifikan,
tergantung pada situasinya).Saat ini auditor harus menerima efektifitas metode penghitungan
klien, untuk memenuhi persyaratan itu auditor harus hadir saat klien melakukan penghitungan
fisik, mengamati prosedur penghitungan klien, mengajukan pertanyaan mengenai prosedur
penghitungannya, melakukan pengujian atas penghitungan fisik independen. Titik yang paling
penting adalah terdapatnya pemisahan tugas.
Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak sebuah
kecurangan besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak ada di ungkapka, pada
tahun 1938 di McKesson & robbins Company. Kecurangan tersebut tidak ditemukan karena
auditor tidak mengamati secara fisik persediaan, yang pada saat itutidak diharuskan.
Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir tahun
Mengamati prosedur perhitungan klien
Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya
Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri
Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik
secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat dilakukan
mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan
terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas berkas utama
persediaan perpetual. Auditor perlu memahami pengendalian atas perhitungan fisik persediaan
yang dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.
Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area
audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu
dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji.
Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang
memadai untuk itu.
Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun,
terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien melakukan
perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal efektif, auditor pada saat
itu melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam
pencatatan persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Ukuran sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena
auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah sampel
dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis
persediaan yang dihitung.
Pemilihan item
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhati-hati
dalam :
Saat personil yang menghitung tidak menjalankan intruksi, auditor harus menghubungi
penyelia personil tersebut agar menyelesaikan persoalan ini atau memodofikasi prosedur
pengamatan. Misalnya, jika prosedur mengharuskan satu tim menghitung persediaan dan tim
kedua menghitung kembali untuk menguji akurasinya, maka auditor harus menginformasikan
keoada manajemen jika kedua tim ini bekerja bersama-sama.
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan kepastian
bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai persediaan akhir.
Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran biaya produksi jika manajemen
selalu memperbarui prosedur terkait perubahan dalam produksi dan biaya.
Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam perhitungan atau lebih
saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan atas persediaan yang sudah usang,
pergerakannya lambat, rusak atau lebih saji, juga lakukan pengendalian internal atas kompilasi
persediaan untuk memastikan penghitungan fisik driringkas dengan benar dan penetapan
harganya sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan dalam berkas
utama persediaan perpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah yang benar.
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang dilakukan
sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan informasi yang
diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing persediaan,
jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun tujuan audit dan pengujian terkait atas
penetapan harga dan kompilasi persediaan
Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK.
Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan versus
harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi penetapan harga persediaan bergantung
pada barang yang dibeli atau diproduksi.
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien
menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor harus
menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan. Setelah itu,
auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang harganya
berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk diverifikasi atas penetapan harga
dan meminta faktur vendor kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang memadai untuk
memperhitungkan seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan
metode penilaian FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam pencatatan
perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan pembayaran.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam atas
tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output. Auditor
dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi rancangan atau
sumber serupa.
Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang digunakan untuk
menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung kembali biaya untuk menentukan apakah
biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki pencatatan biaya standar, maka metode yang
tepat untuk menentukan penilaian adalah dengan menalaah dan menganalisis selisih.
G. INTEGRASI PENGUJIAN
Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti atas
akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur, kecuali biaya tenaga
kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari
persediaan akhir bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Untuk audit yang kliennya
menggunakan persediaan perpetual, auditor melakukan pengujian ini sebagai bagian dari
prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang dilakukan daloam
siklus akuisisi dan pembayaran.
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya sama
diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga
kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan
personalia.
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan pencatatan
penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan
pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan
bersamaan dengan pengujian penjualan.
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan karena
salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan harga pokok
penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari persediaan awal
ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur
dikurangi persediaan akhir.
Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat bergantung pada berkas utama persediaan
perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang telah kita bahas dan telah dianggap andal.
Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan menguji penghitungan fisik pada waktu di luar
akhit tahun dan menggunakan perpetual agar pencatatan jumlahnya memadai.
Saat auditor menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi dan
saldo persediaan terkait, mereka juga mengintegrasikan pengujian yang berhubungan dengan
tujuan audit terkait saldo, dengan melakukan pengujian yang memenuhi 4 tujuan penyajian dan
pengungkapan. Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan atas metode penilaian persediaan
dan informasi persediaan lainnya yang relevan, seperti informasi LIFO cadangan, pada
penjelasan tambahan. Auditor harus memperoleh pemahaman atas pengendalian klien
sehubungan dengan pengungkapan persediaan yang melakukan pengujian pengendalian tersebut
dan pengujian substantif untuk memperoleh bukti memadai bagi keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan.