Kelompok 4:
Reza syah pahlevi
Latifa nur aini
Rifa tussalam
Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, yaitu
berjalan di muka bumi. Dan berjalan di muka bumi ini pada
umumnya dilakukan dalam rangka menjalankan suatu usaha,
atau berdagang.
Secara istilah, mudharabah adalah akad penyerahan modal oleh
pemilik modal kepada pengelola untuk diperdagangkan dan
keuntungan dimiliki bersama antara keduanya sesuai dengan
persyaratan yang mereka buat.
Berdasarkan PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama
usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola
dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial
hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Dalam pelaksanaannya mudharabah dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Mudharabah muthlaqah ( investasi tidak
terikat)
2. Mudharabah muqayyadah (investasi terikat)
Landasan Fiqh Tentang Transaksi Mudharabah
1. Al-qur’an
“….. dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT…..”(Al Muzzammil: 20)
“Apabila telah ditunaikan sholat maka bertebaranlah di muka bumi dan
carilah karunia Allah SWT …..”(Al-Jumu’ah: 10)
“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia
Tuhanmu…..”(Al Baqarah: 198)
2. Al Hadist
Berikut adalah landasan fiqh tentang transaksi mudharabah dalam Al-Hadist
yaitu
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib
jika memberikan dana ke mitra usahanya secara nudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
tersebut, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan
Rasulullah pun memperbolehkannya”.(HR Thabrani).
Prinsip Bagi Hasil
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat
dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi
laba.
1. prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil
usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total
pendapatan hasil usaha (omset).
2. prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba
neto yaitu laba bruto dikurangi beban yang
berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah
Akuntansi untuk Pemilik Dana/Shahibul Maal
4. Apabila terjadiMesin
Kerugian
Pencatatan kerugian yang terjadi dalam suatu periode
sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian
dan dibentuk penyisihan kerugian investasi.
Atau
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang
sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik
dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi
porsi hak pemilik dana
5. Di akhir akad
Tanggal Dana syirkah temporer xxxx
Kas/asset nonkas xxxx
Jawab:
a. Profit sharing
Bank Syariah : 30% x Rp 200.000 (Laba bersih) = Rp 60.000
Irfa : 70% x Rp 200.000 = Rp 140.000
b. Revenue sharing
Bank Syariah : 30% x Rp 300.000 (Laba Kotor) = Rp 90.000
Irfa : 70% x Rp 300.000 = Rp 210.000